Anda di halaman 1dari 3

MATERI PEMBEKALAN UNTUK CALON PENGAJAR

Menindak lanjuti keputusan musyawaroh pagi agar setiap madrasah AL-FATAH


mengadakan pelatihan mengajar untuk santri-santri kelas delapan dan takhosus, maka disusunlah
sebuah materi agar ada penyeragaman antara madrasah-madrasah Al-Fatah yang mengadakan
program tersebut. Adapun materi yang disampaikan dalam pelatihan tersebut mencakup 5 hal :

1. Adab-adab batin bagi seorang guru.


2. Hal-hal yang harus ditanamkan pada santri-santri.
3. Adab sebelum masuk kelas.
4. Adab saat mengajar secara umum, untuk kelas 1 & 2, untuk kelas 3, 4, 5 & 6.
5. Hal-hal yang dilarang bagi seorang guru saat program belajar mengajar.

1.
ADAB ADAB BATIN BAGI SEORANG GURU
Belajar mengajar dalam pesantren bukan sekedar media transfer ilmu dari guru kepada
santri, sehingga yang didapatkan oleh santri hanya lafadz-lafadz ilmu, namun lebih dari itu
proses belajar di kelas adalah proses perubahan dari sifat-sifat dan akhlak yang tidak baik
menjadi yang lebih baik.
Seorang guru adalah sebagai figur yang langsung berhadapan dengan santri sehingga sifat
dan kepribadiannya akan mempengaruhi kepada sifat dan kepribadian santri, ada pepatah Jawa
mengatakan, “Guru iku di gugu lan di ditiru.” Pepatah lain juga mengatakan, “Bahasa
perbuatan lebih fasih daripada bahasa ucapan.” Oleh karena itu seorang guru hendaklah
selalu menjaga sifat-sifat mulia karena seorang santri bukan hanya merekam ilmu yang
disampaikan tapi juga merekam akhlak dan perbuatan yang dilakukan oleh seorang guru.
Berikut sifat-sifat yang harus diupayakan ada dalam diri setiap guru sehingga proses belajar
mengajar menghasilkan perbaikan jasmani dan rohani pada diri guru itu sendiri juga kepada
santri-santrinya, diantaranya adalah seorang guru hendaklah :
1. Selalu Menjaga keikhlasan dalam menjalani tugas.
2. Selalu menjaga sifat taqwa dimanapun berada.
3. Mengajarkan ilmu disertai dengan sifat syukur.
4. Mengajarkan ilmu pada santri dengan penuh kasih sayang.
5. Jujur dalam setiap menyampaikan ilmu (masudnya : katakan belum faham jika memang
belum faham).
6. Menjauhi sifat sombong, (tanamkan dalam hati, bahwa pada hakikatnya santri-santri itu
berjasa kepada kita, yaitu dengan mau mendengarkan ilmu yang kita sampaikan.)
7. Senantiasa bertawadhu’ (merasa hanya sebagai petugas khidmat santri-santri nabi.)
8. Berkhusnudzon pada santri.
9. Sabar atas watak dan akhlak santri yang berbeda-beda.
10. Mendoakan kebaikan kepada seluruh santri.

2.
HAL-HAL YANG HARUS DITANAMKAN PADA SANTRI-SANTRI

Bagi setiap guru hendaklah menanamkan akhlak-akhlak atau sifat-sifat yang mulia
kepada santri-santri sehingga mereka mendapatkan hakikat ilmu dan layak menjadi pewaris
nabi, menjadi orang-orang yang dekat kepada Allah. Karena sering kita lihat saat santri-
santri masih di kelas-kelas bawah mereka masih menjaga tertib-tertib agama dengan baik
dan sangat takut untuk melanggar larangan-larangan pondok pesantren,akan tetapi anehnya
semakin tinggi kelas mereka justru kebaikan-kebaikan itu mereka tingggalkan bahkan
larangan-larangan pesantren pun mereka langgar,kenapa itu terjadi? Mungkin saat mereka di
kelas-kelas bawah mereka melakukan itu semua karena adanya dorongan-dorongan dari
luar,apakah itu hukuman,atau adanya tekanan dari kelas senior atau takut dengan absen dan
lain-lain.oleh karena itu pentingnya dalam diri setiap santri tertanam sifat-sifat mulia dalam
hati mereka sehingga sifat-sifat itulah yang mendorong dan memotifasi mereka untuk
berbuat kebaikan dengan penuh kesadaran,diantara sifat-sifat yang harus di tanamkan
kepada setiap santri adalah :

1. Selalu menjaga keikhlasan di dalam belajar ilmu agama.


2. Selalu menjaga sifat taqwa, (karena dengan taqwa seseorang akan mendapatkan manfaat
dari ilmu, tanpa taqwa kemnafaatan ilmu tidak akan didapatkan, bahkan ilmu akan
menjadi hijab sehingga menjauhkan seseorang dari amal agama.)
3. Belajar dengan disertai cinta.
4. Belajar dengan disertai syukur.
5. Menjaga adab-adab yang berkaitan dengan ilmu dan ahli ilmu.
6. Selalu muthola’ah sebelum belajar, konsentrasi ketika belajar dan mengulang-ulang
pelajaran setelah belajar di kelas.
7. Menjaga tata tertib pondok pesantren.
8. Menjaga amal-amal infirodi sebagaimana yang tertera di dalam buku muhasabah santri.
9. Yakin terhadap ilmu yang dipelajari (bahwa ilmu yang dipelajari akan mejadikan sukses
dan mulia dunia dan akhirat.)
10. Tidak malu bertanya kepada teman atau guru jika ada materi yang belum paham.

3.

ADAB SEBELUM MASUK KELAS


Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam program belajar mengajar dengan santri
maka hendaklah setiap guru memperhatikan hal-hal berikut :
1. Menyelesaikan keperluan pribadi sebelum tiba waktu masuk kelas.
2. Muthola’ah setiap materi yang akan disampaikan pada santri sebelum masuk kelas.
3. Pastikan telah benar-benar paham setiap materi yang akan disampaikan.
4. Pastikan peralatan mengajar telah lengkap.
5. Tidak mudah meninggalkan tugas kecuali ada kepentingan yang mendesak.
6. Menyelesaikan perizinan sesuai prosedur jika tidak bisa masuk kelas.
7. Bersuci dari hadats dan najis.
8. Memakai pakaian yang bersih dan rapi.

4.
ADAB SAAT MENGAJAR SECARA UMUM, KHUSUS KELAS 1 & 2, KHUSUS KELAS
3, 4, 5 & 6

1. Meluruskan niat semata-mata hanya mencari ridho Allah.


2. Masuk kelas tepat waktu.
3. Masuk kelas dengan mengucapkan salam.
4. Mengkondisikan kesiapan santri untuk mendengarkan pelajaran dimulai dari
pengabsenan, memperhatikan perlengkapan belajar dan menertibkan adab-adab.
5. Berdo’a : istighfar, ‫الخ‬...‫ ربي زدني علما‬, ‫الخ‬....‫ ربي اشرح لي صدري‬, sholawat ilmu, surat al-
fatihah untuk para masyayikh.
6. Menyampaikan pelajaran dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti oleh santri.
7. Mengajar sesuai dengan kondisi santri dan nalar mereka.
8. Mengaktifkan kelompok belajar yang ada,sehingga menjadikan santri aktif dalam belajar.
9. Menanyakan PR yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya.
10. Memberi kesempatan takror dan bertanya jika masih ada waktu.
11. Memberikan PR beberapa nomor sebelum pelajaran ditutup.
12. Memeriksa kitab dan catatan/rangkuman keterangan.
13. Mengakhiri belajar mengajar dengan membaca do’a dan salam.

A. TATA TERTIB KEGIATAN MENGAJAR KELAS 1 DAN 2


1. Menulis materi pelajaran kelas satu di papan tulis dengan tarkib dan makna pegon Jawa
(untuk pelajaran-pelajaran tertentu yang sudah ditentukan oleh madrasah).
2. Membacakan materi yang sudah ditulis perlafadz, kemudian ditirukan oleh santri.
3. Ustadz menunjuk beberapa santri untuk mengulangi pelajaran yang telah dibaca.
4. Menterjemah materi pembahasan yang sudah disampaikan ke dalam bahasa Indonesia.
5. Tidak memberikan keterangan-keterangan khilafiyat.
6. Memfokuskan pencapaian target kemampuan santri di dalam membaca lafadz-lafadz
Arab dan mengartikannya.

B. TATA TERTIB KEGIATAN MENGAJAR KELAS 3, 4, 5 DAN 6


 Tata tertib pada kelas ini adalah dengan metode sorogan yaitu :
1. Guru menyimak bacaan santri dengan tarkib Jawa sebelum menterjemah kedalam bahasa
Indonesia.
2. Meluruskan tarkib dan terjemah santri yang keliru.
3. Untuk seluruh kelas sorogan hendaklah guru memfokuskan program sorogan, tidak
memberikan keterangan yang panjang lebar.

5.
HAL-HAL YANG DILARANG BAGI GURU SAAT PROGAM BELAJAR MENGAJAR
1. Mengaktifkan handphone saat masuk di lingkungan pesantren, khususnya saat berada di
dalam kelas.
2. Mengajarkan ilmu yang tidak sesuai dengan kurikulum pesantren AL- FATAH.
3. Menjadikan santri sebagai obyek komersial.
4. Menta’zir santri diluar ketentuan yang diizinkan.
5. Membiarkan perbuatan-perbuatan yang tidak baik yang dilakukan oleh santri, seperti
membuli santri yang lain, bersandar saat belajar, tidur dikelas dll.
6. Merendahkan suatu bidang ilmu lain saat menyampaikan pelajaran kepada santri.

NB
Petugas pemberi materi diputuskan dalam musyawarah.

Sekian alhamdulillah.

Anda mungkin juga menyukai