Anda di halaman 1dari 35

Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu


Hubungan Internasional

Terakreditasi A
SK BAN –PT NO: 451/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014

Rusia, Krisis Ukraina, dan Uni Eropa: Keterlibatan


Gazprom dalam Krisis Ukraina

Skripsi

Oleh
Kezia Yemima
2015330028

Bandung
2019
Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu
Hubungan Internasional

Terakreditasi A
SK BAN –PT NO: 451/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014

Rusia, Krisis Ukraina, dan Uni Eropa: Keterlibatan


Gazprom dalam Krisis Ukraina

Skripsi

Oleh
Kezia Yemima
2015330028

Pembimbing
Dr. phil. Aknolt Kristian Pakpahan

Bandung
2019
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Kezia Yemima Tuju
NPM : 2015330028
Jurusan/Program Studi: Ilmu Hubungan Internasional
Judul : Rusia, Krisis Ukraina, dan Uni Eropa: Keterlibatan
Gazprom dalam Krisis Ukraina

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya tulis ilmiah
sendiri dan bukanlah karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
akademik oleh pihak lain. Adapun karya atau pendapat pihak lain yang dikutip,
ditulis sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang berlaku.
Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan bersedia menerima
konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian hari diketahui
bahwa pernyataan ini tidak benar.

Bandung, 17 Juli 2019

Kezia Yemima Tuju


2015330028
ABSTRAK

Nama : Kezia Yemima Tuju


NPM : 2015330028
Judul : Rusia, Krisis Ukraina, dan Uni Eropa: Keterlibatan Gazprom dalam
Krisis Ukraina

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana Rusia


melibatkan Gazprom, perusahaan saham gabungan pemerintah Rusia, dalam
Krisis Ukraina. Rusia melibatkan Gazprom sebagai instrumen politiknya untuk
menekan Uni Eropa dan Ukraina pada anakesasi Crimea tahun 2014. Sehingga,
penelitian ini mengangkat pertanyaan penelitian “Bagaimana Rusia melibatkan
Gazprom untuk menekan Ukraina dan Uni Eropa dalam Krisis Ukraina?”. Untuk
menjawab pertanyaan penelitian ini, penulis menggunakan Pendekatan Realisme
dan konsep National Oil Company (NOC). Pertama, Realisme digunakan penulis
untuk membangun pemahaman dasar mengenai posisi Rusia, Gazprom, Ukraina,
dan Uni Eropa dalam penelitian ini. Kemudian, Realisme dalam penelitian ini
digunakan untuk memperdalam penelitian dalam melihat motif dasar keterlibatan
Gazprom oleh Rusia dalam Krisis Ukraina. Kedua, untuk menjawab pertanyaan
penelitian penulis menggunakan konsep Balance of Power untuk menjelaskan
tekanan politik Rusia. Kemudian, konsep National Oil Company (NOC)
digunakan untuk memperdalam pemahaman penelitian ini akan posisi Gazprom
dalam perjuangan kekuasaan Rusia. Dalam penelitian ini, penulis menemukan
bahwa Rusia melibatkan Gazprom sebagai salah satu instrumen politiknya untuk
mencapai kepentingan Rusia di Ukraina dan menekan Uni Eropa dalam Krisis
Crimea. Penulis juga menemukan hubungan yang terjadi antara Rusia dengan Uni
Eropa merupakan usaha menyeimbangkan dominasi politik global yang menjadi
salah satu titik gravitasi politik Rusia. Peran Gazprom sebagai aktor penting
dalam perdagangan gas di Eropa membuat keterlibatan Gazprom memberikan
tekanan yang efektif atas Uni Eropa dan Ukraina dalam kasus Aneksasi Crimea.

Kata Kunci: Gazprom, Rusia, Krisis Ukraina, aneksasi Crimea, Uni Eropa

i
ABSTRACT

Name : Kezia Yemima Tuju


NPM : 2015330028
Title : Rusia, Ukrainian Crisis, and European Union: The involvement of
Gazprom in Ukrainian Crisis

This research aims to explain how Russia involved Gazprom, Russian public
joint stock company, during the Ukrainian Crisis. Russia involved Gazprom as one of
the political instruments to give some of political pressure to European Union and
also Ukraine in Russia’s action to annex Crimea in 2014. Thus, this research led to a
research question on “How Russia involved Gazprom to give political pressure to
Ukraine and European Union during the Ukrainian Crisis?”. To answer this
research question, the author uses the Realism Approach and National Oil Company
(NOC) Concept. First, Realism Approached is used to build the basic understanding
on Russia, Gazprom, Ukraine, and European Union’s position in this research.
Furthermore, the Realism Approach is used to deepen the analysis of this research to
see the actual motives of the involvement of Gazprom during the Ukrainian Crisis.
Second, to answer the research question the author uses the concept of Balance of
Power to explain the political pressure given by Russia. European Union. The
concept of National Oil Company (NOC) used to deepen the analytical understanding
on the position of Gazprom as a company in Russian struggle for power. In this
research, the author found that the involvement of Gazprom as Russia’s political
instrument was to purse its national interest on Ukraine and to put pressure on
European Union in the annexation of Crimea. The author also found the relationship
between Russian and European Union is the matter of balancing the power in the
global politics. The Gazprom’s important role in the European gas trade was giving
an affective political pressure upon EU and Ukraine especially on the case of
Annexation of Crimea.

Keywords: Gazprom, Russia, Ukrainian Crisis, Annexation of Crimea, European


Union.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, oleh karena kekuatan, penyertaan
dan kasihNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Rusia, Krisis
Ukraina, Uni Eropa: Keterlibatan Gazprom dalam Krisis Ukraina”. Skripsi ini
disusun sebagai syarat kelulusan Strata-1 (S1) Program Studi Ilmu Hubungan
Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Katolik
Parahyangan. Skripsi ini membahas mengenai Rusia yang melibatkan sebuah
perusahaan gas bernama Gazprom dalam Krisis Ukraina yang terjadi di tahun 2014.
Keterlibatan perusahaan ini ditujukan untuk tujuan pencapaian maksimal atas
kepentingan Rusia dalam Krisis Ukraina. Dalam penyusunan, tidak sedikit hambatan
yang dilalui oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada
Dr. phil. Aknolt Kristian Pakpahan, selaku dosen pembimbing yang tiada hentinya
dengan sabar membantu dan mengarahkan dalam proses penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan hal – hal yang
kurang berkenan dalam skripsi ini. Penulis sangat terbuka untuk setiap kritik dan
saran sehingga membangun kemampuan analisa serta diri penulis sendiri di masa
mendatang.

Bandung, 10 Agustus 2019

Kezia Yemima Tuju

iii
UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam penyusunan skripsi ini penulis ingin menyapaikan ucapan terimakasih


kepada pihak – pihak terlibat yang telah menjadi hal yang sangat berharga yang
penulis syukuri kepada Tuhan. Kiranya suatu hari penulis dapat membalas semua
kebaikan pihak – pihak terlibat pada waktu yang tepat yang Tuhan sudah sediakan.
Secara khusus, penulis ini menyampaikan ucapan terimakasih kepada;

Tuhan Yesus oleh karena kekuatan dan hikmat yang hanya dari pada Tuhan,
Kalau bukan karena kasih dan penyertaan Tuhan, skripsi ini tidak mungkin bisa
selesai di waktu tepat dengan hasil yang baik. Biarlah skripsi ini jadi bukti kasih dan
kebaikan Tuhan yang mengingatkan penulis untuk tidak berhenti bersyukur.

Papa, Mama, Sheren, Miguel, keluarga Kezia yang selalu support secara doa,
materi, dan moral. Makasi ya Mama, Papa, udah berkorban banyak dan usahain
banyak hal buat Kezia sampai kuliah Kezia bisa selesai dengan baik. Menara doa
Mama dan Papa setiap pagi jadi kekuatan yang selalu keep Kezia on track in every
hard times selama kuliah. Makasi banyak Ma, Pa.

Saya. Terimakasih untuk diri saya yang selalu berusaha untuk coba terjaga
subuh – subuh meskipun belum tidur karena kerja closing. Meskipun hari berat
dengan tantangan di tempat kerja, tiap libur rasa susah istirahat karena harus terus
ketik karena waktu terbatas, tapi kamu kuat. Terimakasih untuk tidak sakit, tidak
jenuh, dan tidak menyerah sampai garis finish perkuliahan. Kamu hebat.

Dosen pembimbing penulis yang terkasih, Bang Tian, terimakasih sudah sabar
dari Kezia extend di semester sebelumnya. Terimakasih sudah selalu percaya bahwa
saya bisa selesakan skripsi ini di waktu yang tepat. Kesabaran, ilmu, dan waktu yang
Bang Tian sudah beri selama proses bimbingan jadi hal saya syukuri kalau Tuhan
boleh ijinkan untuk bisa berpapasan hidup dengan Bang Tian di tahap kehidupan saya
ini. Semoga Bang Tian selalu sehat, penuh sukacita, penuh berkat. Makasi banyak ya,
Bang.

iv
Kekasih penulis, Timothy Ariel Wijaya yang sudah mendukung dan
mengasihi penulis dari awal bertemu di perkuliahan. Terimakasih sudah jadi support
system utama selama penulis berusaha menyelesaikan perkuliahan 4 tahun ini.
Makasi ya Bi udah nunggu aku lulus. Anyway, skripsimu ternyata memang jadi
gambaranku selama ku nyusun skripsi ini, makasi ya!

Sahabat – sahabat Tim Gembira, Jabel, Caca, Rara, Ricky, Putri, Esy, juga tim
Bonek Unpar yang adalah mereka lagi ditambah Sannia dan Aghiya, makasi ya guys
sudah jadi support systemku selama 4 tahun kuliah ini! Makasi buat semua
nongkrong, karoke, curhat, meme dan jokes receh, pressure, dan dukungan kalian.
Juga sahabat jauh dimata dekat dihati Lele, Monpe, Yoyoh, Alfa, Miranda, Jeremy,
Glen, Tia, Inez, Chela, Debo, Itel, Abigail, Andredudul, support lewat chat kalian
udah kuatin gue selama ini. See you guys on top!

My amazing Starbucks Partners, terimakasih buat team Sbux PPAU: Wildan


Rachman (A Wenk), Firman Fauzi (A Pman), Asri (Mami), Ka Avi, Deri, Ka Yen,
Ka Dita, Ryan gadunku, juga sahabat dekat dihati Abimanyu Alfarizy. Makasi Abs
udah selalu kasi pressure dan jadi partner skripsian sampe lomba – lombaan buat
lulus duluan! Selamat sarjana!

Team Sbux Martadinata: SM terkasih ku Ka Mira yang udah kasih banyak


libur dan 4 jam terakhir supaya Kezia bisa beresin skripsi dan tidur sedetik. Makasi
Ka Nindy dan Mami yang udah sabar kalo Kezia mendadak terlambat karena
bimbingan dan revisi. Terimakasih juga buat sobat tawa hujatku Rizky, Dinda, Kania,
Ste, Ka Nicky, Ka Fadly, Baba, Vida, Naya, Farid, yang udah menghibur selama di
bar dengan kerecehan sampe bikin gue lupa sama skripsi. Makasi banyak juga babeh
satpam Sherlock, juga pak satpam favoritku Pak Ucup dan Pak Tata yang selalu
bantuin closing biar aku pulang cepet biar bisa tidur. Regular customer ku Ka Becky
dan Pak Sam yang udah semangatin tiap skripsian di toko. Bapak Grab, Pak Wahyu
yang selalu semangatin saya lewat bercandaannya. Terimakasih semua!

v
DAFTAR ISI

Abstrak..................................................................................................................i

Abstract..................................................................................................................ii

Kata Pengantar.......................................................................................................iii

Ucapan Terimakasih..............................................................................................iv

Daftar Isi................................................................................................................vi

Daftar Gambar.......................................................................................................viii

Bab 1 Pendahuluan................................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah..........................................................................1


1.2. Identifikasi Masalah................................................................................4
1.2.1. Pembatasan Masalah.....................................................................7
1.2.2. Perumusan Masalah.......................................................................8
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.............................................................8
1.3.1. Tujuan Penelitian...........................................................................8
1.3.2. Kegunaan Penelitian......................................................................9
1.4. Kajian Literatur.......................................................................................9
1.5. Kerangka Pemikiran................................................................................14
1.6. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data.................................20
1.6.1. Metode Penelitian..........................................................................20
1.6.2. Teknik Pengumpulan Data............................................................20
1.7. Sistematika Pembahasan.........................................................................21
Bab 2 Krisis Ukraina dan Gazprom......................................................................23
2.1. Krisis Ukraina..........................................................................................23
2.1.1. Profil Ukraina................................................................................24
2.1.2. Profil Crimea.................................................................................27
2.1.2. Aneksasi Crimea tahun 2014.........................................................29

vi
2.2. Profil Gazprom........................................................................................40
2.2.1. Sejarah Gazprom...........................................................................40
2.2.2. The PJSC Gazprom.......................................................................42
2.2.3. Aktor – aktor penting Gazprom....................................................44
Bab 3 Rusia dan Uni Eropa dalam Krisis Ukraina: Keterlibatan Gazprom..........47
3.1. Uni Eropa dan Krisis Ukraina.................................................................47
3.2. Kepentingan Rusia dalam Krisis Ukraina..............................................49
3.3. Pelibatan Gazprom sebagai respon Rusia menekan Uni Eropa..............50
3.3.1. Gazprom sebagai National Oil Company......................................50
3.3.2. Latar belakang hubungan Gazprom, Ukraiana, Uni Eropa...........51
3.3.3. Dominasi Gazprom sebagai alasan pelibatan Gazprom................58
Bab 4 Kesimpulan.................................................................................................71
Daftar Pustaka.......................................................................................................74

vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Unjuk Rasa Orange Revolution.......................................................6

Gambar 2.1. Peta Ukraina.....................................................................................25

Gambar 2.2. Peta Populasi Warga Ukraina Berbahasa Rusia...............................27

Gambar 2.3. Letak Crimea....................................................................................28

Gambar 2.4. Euromaidan.......................................................................................31

Gambar 2.5. Unjuk Rasa di Independence Square Ukraina..................................32

Gambar 2.6. Peta Pembagian Idelogi Politik Ukraina...........................................34

Gambar 2.7. Aneksasi Crimea...............................................................................38

Gambar 2.8. Logo Gazprom..................................................................................41

Gambar 3.1. Pasokan Gas Gazprom ke Eropa......................................................47

Gambar 3.2. Ketergantungan Eropa pada Gas Rusia............................................56

Gambar 3.3. Visualisasi Perubahan Harga Gas Gazprom.....................................66

viii
1
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi ini, hubungan internasional telah berubah dan

meluas pada agenda – agenda lain selain perang dan penjajahan. Sejak

berakhirnya Perang Dunia II, perang tidak lagi menjadi pilihan untuk

penyelesaian konflik. Dalam mencapai perdamaian, upaya penyelesaian

konflik lebih ditujukan dengan cara – cara non-militer seperti melalui

negosiasi dan diskusi. Kefrustasian dan kerugian yang ditimbulkan perang

pada selama perang dunia di tahun 1914 hingga tahun 1945 merupakan

perjalanan panjang bagi sejarah kemanusiaan untuk bertahan dalam sistem

internasional yang anarkis. Muncul usaha – usaha pencapaian perdamaian

melalui kerjasama dan perdagangan. Interaksi multilevel antara individu,

masyarakat, dan negara, ini mendukung terbentuknya aktor – aktor lain yang

turut berperan penting dalam hubungan internasional seperti, Organisasi

Internasional (OI), Organisasi Non- pemerintah, Perusahaan Multi Nasional

(PMN). Ada pun organisasi supranasional seperti Uni Eropa yang menjadi

perpanjangan kerjasama antar negara – negara kawasan Eropa dengan tujuan

untuk memajukan kesejahteraan kawasan tersebut. Negara – negara merdeka

dan berdaulat diakui dan terlibat dalam hubungan politik antara negara –

negara lain dan memiliki kedaulatan sama, tidak kurang atau lebih dari negara

merdeka lainnya. Sehingga, muncul pemahaman antara negara satu dengan

yang lainnya bahwa negara – negara


2

secara global merasa terikat pada satu norma internasional antara negara satu

dengan negara lain.

Pemenuhan kebutuhan nasional tidak lagi dilakukan dengan

eksploitasi atau penjajahan, melainkan melalui perdagangan. Perdagangan

internasional dijalankan dengan prinsip keuntungan bersama. Integrasi yang

terjadi ini menimbulkan hubungan ketergantungan satu sama lain. Dimana

ketergantungan yang terjadi meciptakan situasi yang damai oleh karena

hubungan saling membutuhkan antara dengara satu dengan negara lainnya.

Seperti halnya yang terjadi dengan Rusia dan negara – negara di kawasan

Eropa. Disamping dengan tujuan untuk pemenuhan kebutuhan domestik,

Rusia dan negara – negara Uni Eropa menjalin kerjasama atas dasar hubungan

timbal balik yang diciptakan melalui kerjasama kedua belah pihak. Rusia

merupakan eksporter gas alam terbesar. Melalui Gazprom, perusahaan gas

nasional Rusia, dari 69% kebutuhan impor gas alam Eropa, sebesar 37% nya

berasal dari gas Gazprom.1 Ekspor gas Rusia dilakukan melalui pipa – pipa gas

yang terbentang dengan panjang total hingga 172.000 km.2 Eropa menjadi

pasar penting bagi Rusia mengingat 67% penerimaan pajak Rusia berasal dari

ekspor gas.3 Ekspor gas Rusia ke Eropa setiap tahunnya dipercayakan kepada

Ukraina sebagi negara transit. Kejasama pipa gas melalui Ukraina pun

bahkan menjadi pintu masuk

1
Ivana Kottasová, CNN Bussiness, “Europe is still addicted to Russian gas”, Juni 2018,
https://money.cnn.com/2018/06/05/news/economy/russia-europe-gas-dependency/index.html
(diakses pada Januari 2019).
2
Gazprom, “About Gazprom”, http://www.gazprom.com/about/, diakses pada Juni 2018
3
Dmitry Zhdannikov, Reuters, Oktober 2018, https://www.reuters.com/article/us-oil-opec-russia-
gas/russian-gas-exports-to-boom-despite-u-s-pressure-and-rivalry-idUSKCN1MD0JC (diakses
pada Januari 2019).
3

utama gas Rusia ke Eropa. Hubungan bilateral yang harmonis ini didasarkan

pada kekerabatan dan kerjasama antara kedua negara yang tertulis dalam

Ukraine-Russia Treaty tahun 1997.4 Jalur pipa gas Rusia melalui Ukraina

dikenal dengan nama Brotherhood Pipeline Gas yang menjadi rute pipa gas

utama yang beroperasi sejak tahun 1967.5

Namun, pada kenyataannya relasi kedua negara tidak selalu berada

pada hubungan mutualisme yang saling menguntungkan. Adanya perbedaan

derajat kepentingan yang mempengaruhi hubungan kedua negara. Hal ini

terjadi pada Krisis Ukraina yang memuncak di tahun 2014. Krisis ini

merupakan krisis yang berkepenjangan antara Rusia dan Ukraina yang tidak

hanya melibatkan Ukraina dan Rusia saja, tetapi juga aktor – aktor lain seperti

Gazprom sebagai perusahaan gas Rusia dan Uni Eropa sebagai sebuah

organisasi supranasional. Krisis ini terjadi oleh karena kontraksi politik yang

terjadi diantara keduanya. Adanya bentrokan kepentingan politik yang terlibat

pada proses pemilihan presiden Ukraina di tahun 2004 dan 2010.

Latar belakang Ukraina yang dahulu merupakan bagian dari Soviet

membuat Ukraina dan Rusia beririsan pada sisi budaya dan bahasa.

Setidaknya, sepertiga masyarakat Ukraina berbahasa asli Rusia. Hubungan

kedua negara yang saling berbagi latar belakang ini sayangnya tidak diresponi

dengan baik oleh sebagian masyarakat Ukraina. Perbedaan bahasa, budaya,

dan sejarah

4
Sorokowski, Andrew D. "Treaty on Friendship, Cooperation, and Partnership between Ukraine
and the Russian Federation." Harvard Ukrainian Studies 20 (1996): 319-29.
5
Slawomir Lotysz, Inventing Europe, 'Creating "Brotherhood" via energy networks in the 1960s',
http://www.inventingeurope.eu/infrastructures/creating-brotherhood-via-energy-networks-in-the-
1960s (diakses pada Januari 2019).
4

diantara masyarakat Ukraina ini juga menjadi penyebab perpecahan yang

menyulut bentrok di kota – kota Ukraina. Krisis memuncak dengan terjadinya

aneksasi Crimea oleh Rusia melalui referendum di bulan Maret 2014.

1.2 Identifikasi Masalah

Krisis Ukraina yang terjadi antara Rusia dan Ukraina dikarenakan oleh

ketegangan politik yang terjadi di dalam Ukraina. Krisis ini mulai

memunculkan korban ketika terjadi unjuk rasa dari sebagian masyarakat

Ukraina yang Pro-Eropa ketika presiden Ukraina saat itu, Viktor Yanukovych,

menolak kerjasama dengan Uni Eropa. Unjuk rasa yang terjadi di kota – kota

besar di Ukraina mulai menimbulkan keresahan sosial. Hal ini diakibatkan

adanya tekanan dan ancaman yang terjadi di Ukraina oleh karena Yanukovych

yang adalah seorang yang Pro-Rusia, sedangkan 1/3 masyarakat Ukraina

berbahasa asli Rusia. Hal ini dapat terjadi di Ukraina oleh karena latar

belakang Ukraina yang dahulu merupakan bagian dari Uni Soviet. Ukraina

merdeka menjadi negara independen di tahun 1991 ketika runtuhnya Uni

Soviet. Hubungan bilateral Rusia dan Ukraina sudah terjalin sejak Ukraina

merdeka di tahun tersebut. Namun, pengaruh politik Rusia di Ukraina dalam

kelompok – kelompok masayarakat dianggap sebagai hal yang buruk

mengingat Ukraina saat masih menjadi bagian dari Soviet sempat mengalami

kelaparan hebat oleh karena Soviet sendiri. Penolakan pengaruh politik Rusia

di Ukraina oleh beberapa masyarakat Ukraina memperkeruh hubungan

keduanya ketika pemilihan presiden Ukraina di tahun 2004 dan 2010. Situasi

ini menjadi titik dimana Ukraina terbagi menjadi dua pendirian terhadap

Rusia. Dua calon


5

presiden pada masa itu merupakan representasi dari perbedaan dalam

masyarakat. Yanukovych seorang yang Pro-Moscow dan Yuschenko yang

Pro- Eropa di tahun 2004 dan di tahun 2010 Yanukovych melawan

Tymoshenko yang juga adalah seorang yang Pro-Eropa.

Ukraina merupakan mitra perdagangan Rusia untuk ekspor ke pasar

yang lebih besar yaitu Eropa terutama negara – negara Eropa Timur.

Disamping itu Ukraina sangat bergantung dengan Rusia oleh karena kerjasama

transit gas ini yang berkontribusi sebesar 2 hingga 3 triliun USD atau secara

kasar sebesar 3% dari Gross Domestic Product (GDP) Ukraina.6 Hubungan

perdagangan Ukraina tak hanya terjalin dengan Rusia tetapi juga dengan Uni

Eropa. Ukraina dan Uni Eropa di tahun 2007 menegosiasikan untuk

dibentuknya Eastern Partnership.7 Namun di awal tahun 2014, Presiden

Ukraina terpilih, Viktor Yanukovych, membatalkan perjanjian ini dan

memutuskan untuk membentuk hubungan yang lebih erat dengan Moscow

dengan menerima bailout 15 triliun USD.8 Protes masa terjadi di kota – kota

besar Ukraina dan menimbulkan perpecahan dan unjuk rasa yang mengangkat

isu agar Ukraina bergabung dengan Uni Eropa.

6
Ariel Cohen, Forbes, “Russia's Nord Stream II Pipeline Is Ukraine's Worst Nightmare”, Juni
2018, https://www.forbes.com/sites/arielcohen/2018/06/18/russias-nord-stream-ii-pipeline-is-
ukraines-worst-nightmare/#3e3202413524 (diakses pada Febuari 2019).
7
European Union External Action Service, “EU-Ukraine Relations - Factsheet,” June 2014
(publikasi tahun 2019), (diakses pada Juni 2019).
8
Gabriela Baczynska, Polityuk, dan Kasolowsky, Reuters, “Timeline: Political crisis in Ukraine
and Russia's occupation of Crimea”, Maret 2014, https://www.reuters.com/article/us-ukraine-
crisis-timeline/timeline-political-crisis-in-ukraine-and-russias-occupation-of-crimea-
idUSBREA270PO20140308 (diakses pada Mei 2019).
6

Gambar 1.1. Unjuk Rasa Orange Revolution9

Beberapa minggu setelah unjuk rasa semakin memanas di kota – kota

Ukraina, pejabat senior dan menteri Uni Eropa mulai mengunjungi alun – alun

dimana unjuk rasa terjadi. Bentrok yang terjadi antara pengunjuk rasa dan

polisi terjadi dan menyebabkan 3 (tiga) orang meninggal dunia. Uni Eropa

mengecam tindakan ini dengan mengeluarkan keputusan yang disepakati

dengan 28 perdana meteri Uni Eropa untuk membekukan sementara diskusi

bilateral negara – negara Eropa dengan Rusia. 10 Rusia menuduh Uni Eropa

bertindak seperti itu hanya untuk berusaha mendapatkan “sphere of influence”

atau lingkup pengaruh di Ukraina. Korban jiwa dari bentrok yang terjadi oleh

para pengunjuk rasa ini semakin meningkat hingga 77 korban jiwa dalam

waktu 22 hari. Hingga akhirnya Viktor Yanukovych diturunkan dari posisinya

dan seluruh susunan meteri Ukraina diganti. Pada bulan Febuari 2014, Rusia

9
Oksana Grytsenko, The Guardian, “Ukrainians call for Yanukovych to resign in protests sparked
by EU u-turn”, December 2013, https://www.theguardian.com/world/2013/dec/01/ukraine-largest-
street-protests-orange-revolution, (diakses pada Juli 2019).
10
European Parliament resolution of 13 March 2014 on the invasion of Ukraine by
Russia (2014/2627(RSP)
7

mengirimkan 150.000 tentara bersenjata ke Crimea dan menginvasi sekaligus

menganeksasi Crimea di bulan Maret tahun 2014. 11 Selama proses aneksasi ini

Rusia dikecam dunia internasional, termasuk oleh Uni Eropa dan Amerika

Serikat. Aneksasi ini dianggap ilegal oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat

karena referendum yang dilaksanakan dengan invasi militer Rusia di seluruh

Crimea. Selama ketegangan politik terus berlangsung, Rusia menekan Ukraina

atas hutangnya terhadap perdagangan gas Ukraina dengan Gazprom Rusia dan

melakukan pemberhentian pasokan gas ke Ukraina. Pemberhentian pasokan

gas ini tak hanya mengancam keberlangsungan Ukraina tetapi juga negara –

negara Eropa lainnya yang bergantung hingga 80% dari gas Rusia yang

berasal dari pipa Ukraina.12 Ukraina menganggap Gazprom melakukan

perpanjangan tangan dari usaha politik pemerintah dalam Krisis Ukraina.

Namun Gazprom bersih keras ini hanya sekedar tuntutan hutang perusahaan.13

1.2.1 Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, penulis membatas fase dari penelitian ini pada

tahun 2000 hingga tahun 2014. Pembatasan waktu ini didasarkan atas

pertimbangan penulis akan sebab – sebab Krisis Ukraina terjadi, yang

dimulai ketika terjadinya pemilihan presiden Ukraina di tahun 2004.

Pembatasan dimulai di tahun 2000 ditujukan dengan alasan bahwa di

tahun

11
Gabriela Baczynska, Polityuk, dan Kasolowsky op. cit.
12
Jon Henley, The Guardian, “Is Europe's gas supply threatened by the Ukraine crisis?”, Maret
2014, https://www.theguardian.com/world/2014/mar/03/europes-gas-supply-ukraine-crisis-russsia-
pipelines (diakses pada Juli 2019).
13
Ibid.
8

2000 menjadi awal mula ketegangan antara Gazprom dan Ukraina.

Dengan alasa karena kurangnya menejemen sistem transit Ukraina yang

merugikan perdagangan Gazprom dengan Eropa. Selama tahun 2000

hingga tahun 2014 juga merupakan waktu dimana Rusia mereformasi

saham Gazprom yang menjadikan Gazprom termasuk sebagai BUMN

yang kemudian mengkatregorikan Gazprom sebagai salah satu bentuk

National Oil Company (NOC). Pembatasan waktu diakhiri di tahun 2014

karena pada tahun tersebut Krisis Ukraina memuncak hingga pada

terjadinya aneksasi Crimea. Pembatasan waktu dari 2000 hingga 2014 ini

dilakukan dengan harapan bahwa dalam penelitian terkait bagian

perdagangan menjadi lebih jelas dan tidak dipengaruhi asumsi – asumsi

lain yang dapat mempengaruhi hasil dari penelitian.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pemahaman pada latar belakang masalah, deskripsi

masalah, dan pembatasan masalah, dalam peneltian ini membawa penulis

pada pertanyaan penelitian “Bagaimana Rusia melibatkan Gazprom

untuk menekan Uni Eropa dalam Krisis Ukraina?”.

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan

menganalisis bagaimana Rusia melibatkan Gazprom, perusahaan gas

Rusia, untuk menekan Uni Eropa dalam usaha keterlibatannya di Krisis

Ukraina tahun 2014.


9

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini ialah untuk memperkaya

pengetahuan terhadap Pendekatan Realisme. Sekaligus memahami peran

National Oil Company (NOC) dalam hubungan internasional.

1.4. Kajian Literatur

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan pengkajian dari jurnal –

jurnal terkait dengan Rusia dan politik gas alamnya.

“The Political Economy of Natural

Resources” Oleh Paul Collier14

Sumber daya alam sebuah negara dapat mempengaruhi politik dan

sebaliknya politik dapat mempengaruhi sumber daya alam. Semakin baik

sistem yang ada maka semakin baik pula masyarakat dapat memanfaatkan

potensi dari sumber daya yang dimilikinya. Hal penting dalam melihat politik

ekonomi sumber daya alam ialah perlu dipahami bahwa sistem politik yang

tepat dapat memanfaatkan aset sumber daya alam secara maksimal jika

sumber daya tersebut merupakan asset sumber daya yang sangat penting

dalam perekonomian negara.

Dalam jurnal ini, Collier membagi bentuk ekonomi-politik sumber

daya kedalam dua bentuk hubungan yaitu; (1) bagaimana sumber daya alam

mempengaruhi sistem politik, dan (2) bagaimana sistem politik mempengaruhi

aset alam.

14
Paul Collier, “The Political Economy of Natural Resoures”, The Journal of Social Reseacrh: An
International Quarterly, Vol 77(4): 1105-1132 (2010),
https://static1.squarespace.com/static/5728c7b18259b5e0087689a6/t/57b0d154bebafb2459fc939a/
1471205716500/PoliticalEconomyofNaturalResources-SocialResearchArticle.pdf
1

Aset alam dapat mempengaruhi sistem politik ialah ketika sumber daya

alam yang penting dan utama dalam menunjang kehidupan menjadi langka

dan terbatas. Aset alam dapat mempengaruhi sistem politik melalui beberapa

situasi. Pertama, aset alam mempengaruhi security-taxation nexus. Tujuan

negara yang utama ialah menyediakan public goods, sehingga sistem politik

berubah untuk memenuhi kebutuhan sumber daya alam yang langka. Negara

dalam konteks ini dapat melalukan perubahan – perubahan seperti tax revenue

regulation dan bahkan melalui government debt. Kedua ialah sumber daya

alam memperdalam masalah politik. Keberadaan aset alam yang berharga

meningkatkan resiko ketidakamanan. Dalam jurnal Collier ini, masalah politik

yang timbul bisa diakibatkan karena komoditas ekspor utama negara

berpotensi mendanai pemberontak (melalui pencurian aset alam), atau bahkan

negara yang kaya akan sumber daya alam membentuk pemerintahan yang

tidak akuntable atau tidak bertanggung jawab pada masyarakatnya. Ketiga

ialah aset alam memicu perbedaan kepentingan elit.

Selanjutnya ialah bagaimana sistem politik sendiri yang

mempengaruhi aset alam. Pilihan kebijakan yang diambil oleh pemerintah

mampu menetukan efisiensi dan pemaksimalakan keuntungan dari aset alam

yang ada. Seperti contoh, ekstraksi sumber daya, manajemen pedapatan, dan

bahkan sovereign liquidity fund (SLF) dalam menghadapi ketidakpastian

harga aset alam.

“A limited toolbox: Explaining the constraints on Rusia’s foreign

energy policy”
1

Oleh Robert E Orttung15

Terdapat pola perilaku dari kebijakan Rusia dalam mencapai

kepentingan politiknya dalam hubungannya dengan negara lain. Dalam

memahami kebijakan luar negeri Rusia, perlu adanya pemahaman bahwa

tujuan politik dan ekonomi Rusia seringkali bercampur. Rusia mengejar

pencapaian politik sekaligus ekonomi dalam hubungan perdagangannya.

Namun, kerap kali ‘alat’ yang dimiliki Rusia untuk mencapai keduanya

terbatas, sehingga dalam keputusannya Rusia harus mengorbankan

keuntungan ekonomi untuk mencapai tujuan politik. Namun jelas adanya

bahwa dalam mencapai tujuan politik, cara

– cara ekonomi digunakan untuk memaksimalkan kekuatan politik Rusia.

Energi merupakan komoditas ekspor Rusia yang terbesar dan

berkontribusi secara signifikan terhadap gross domestic products (GDP)

Rusia. Terdapat pola yang serupa dalam 31 konflik energi Rusia dengan 20

negara dari tahun 2000 sampai dengan 2010. Terdapat beberapa penjelasan

alternatif untuk memahami pola perilaku Rusia. Pertama, strategic drivers,

ialah penggunaan pendekatan yang digunakan pemerintah Rusia dalam

menggait perusahaan gas alam Rusia, Gazprom, untuk memperkuat

pengembangan sektor komoditas gas alam Rusia yang pada akhirnya

digunakan untuk melangsungkan strategi geopolitik Rusia terhadap negara

lain. Kedua, economic drivers, ialah alternatif pendekatan yang digunakan

dengan melihat bahwa profit adalah kunci utama dalam melihat kebijakan

luar negeri Rusia. Seperti bagaimana usaha Rusia

15
Robert W. Orttung, “A limited toolbox: Explaining the constraints on Russia’s foreign
energy policy”, Journal of Eurasian Studies, 2011, diakses pada Maret 2018,
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1879366510000394
1

membeli perusahaan gas di Eropa dikarenakan bahwa sesungguhnya Rusia

hanya memperlebar asetnya untuk meningkatkan keuntungan penjualan

gasnya. Ketiga ialah corruption drives policy, yang melihat bahwa sektor

energi Rusia merupakan penyebab sekaligus korban dari korupsi di Rusia.

Pendekatan keempat ialah no coherent policy, merupakan pendekatan yang

melihat bahwa Rusia tidak memiliki visi strategis apapun dalam

pengembangan sektor energinya.

“Oil, carrots, and sticks: Russia’s energy resources as a foreign policy

tool”

Oleh Rendall Newham16

Penggunaan energi gas alam menjadi salah satu alat politik Rusia selama

beberapa tahun ke belakang. Dalam kajian ini, beberapa studi kasus menjadi

acuan dari penelitian kebijakan politik ekonomi Rusia, seperti terhadap negara

– negara seperti Armenia, Belarus, dan Ukraina melalui kebijakan subsidi gas

alam yang diterapkan. Pertumbuhan pengaruh dari energi Rusia dilakukan

melalui usaha Rusia untuk terus membentuk dependensi yang luar biasa dari

negara – negara industry yang ‘energy-hungry’ dengan pemberian subsidi

yang besar – besaran. Sehingga menurut Newham hal ini akan membuat Rusia

memiliki mata yang kuat dan bahkan membuka celah bagi Rusia untuk dapat

melepaskan Eropa Barat dari pengaruh Amerika.

16
Randall Newham, “Oil, carrots, and sticks: Russia’s energy resources as a foreign policy tool”,
Journal of Eurasian Studies, 2011, diakses pada Maret 2018,
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S187936651100011X
1

Lebih jauh, Newham memperkenalkan konsep politik ekonomi Rusia

sebagai “petro-power”. Merupakan istilah yang digunakan untuk

menggambarkan kekuatan politik Rusia yang dilangsungkan dengan

penggunaan sumber daya petroleum seperti minyak dan gas. Ada beberapa

faktor yang mendukung dominasi Rusia dalam hal sumber daya. Pertama,

kondisi pasar minyak dan gas yang menguntungkan Rusia dan produser gas

minyak lain di tahun 2000 – 2008. Kelangkaan gas dan minyak merupakan

pre- conditions yang ideal untuk membentuk keterkaitan ekonomi satu dengan

yang lain. Kedua, pemerintahan Putin memfokuskan diri untuk mengambil

alih sektor minyak dan gas negara. Memberikan kesempatan bagi Rusia untuk

menggunakan potensi ekonomi bagi tujuan negara di masa kelangkaan.

Ketiga, Rusia secara agresif meningkatkan kontrolnya atas gas dan minyak

diluar batas negara.

Dalam jurnal ini Newham menekankan potensi kekuatan politik Rusia

yang semakin kuat seiring dengan kelangkaan sumber daya seperti gas alam

dan minyak sebagai sumber daya alam yang terbatas. Terdapat dua pendekatan

yang digunakan ialah ‘petro-carrots’ dimana minyak dan gas menjadi insentif

ekonomi, dan ‘petro-sticks’ dimana minyak dan gas menjadi sanksi ekonomi.

Jurnal – jurnal terkait diatas akan menjadi referensi penulis dalam

memperhatikan bagaimana Rusia memandang dominasi gas alamnya.

Penelitian yang akan dilakukan penulis akan berkontrbusi untuk melengkapi

pemahaman akan keterlibatan Badan Usaha Milik Negara milik Rusia dalam

politik global Rusia.


1

1.5. Kerangka Pemikiran

Dalam mengkaji masalah yang diteliti dan menjawab pertanyaan

penelitian, penulis menggunakan Pendekatan Realisme untuk membangun

pemahaman dasar mengenai posisi Rusia, Gazprom, Ukraina, dan Uni Eropa

dalam penelitian ini. Penggunaan asumsi dan konsep dasar Realisme dalam

penelitian ini juga digunakan untuk memperdalam penelitian dalam melihat

motif dasar keterlibatan Gazprom oleh Rusia dalam Krisis Ukraina. Penelitian

ini juga menggunakan konsep National Oil Companies (NOC) untuk

menjelaskan peran Gazprom dalam proyeksi kekuatan nasional Rusia di

politik global. Maka dari itu, penulis akan memaparkan secara terstruktur

hubungan antara perspektif, asumsi dan konsep yang digunakan dimulai dari

hubungan internasional pada awal perkembangannya yang membentuk konsep

negara dan posisinya sebagai aktor utama dalam Realisme, didukung dengan

asumsi asumsi dasar Realisme, dan dilanjutkan dengan konsep – konsep

Realisme.

Kajian Ilmu Hubungan Internasional (HI) merupakan kajian ilmu yang

mendasarkan studi pada hubungan dan interaksi antar negara, yang

didalamnya termasuk aktivitas dan kebijakan pemerintah. Hubungan atau

interaksi yang terjadi tak hanya mengenai satu aspek saja, seperti misalnya

politik saja atau aspek ekonomi saja, tetapi jauh lebih kepada melibatkan

banyak aspek pada setiap isu – isunya. Isu – isu domestik maupun

internasional yang terjadi tak hanya terjadi atas satu faktor dan hanya dapat

dilihat dari satu sudut pandang saja, melainkan ada banyak faktor yang

mempengaruhi munculnya sebuah isu HI. Dalam HI, untuk memahami isu

– isu global yang terjadi, diperlukan


1

pemahaman yang luas dan menyeluruh. Tidak hanya dari sudut pandang

politik, tetapi juga ekonomi, hukum, sosial, budaya, sejarah, lingkungan dan

sudut pandang lainnya. Perspektif yang luas dalam ilmu HI membuat ilmu HI

dapat dikatakan sebagai ilmu yang interdisipliner. Kajian ilmu HI sudah ada

dan berkembang sejak zaman sejarawan Yunani kuno, Thucydides, tetapi baru

berkembang menjadi sebuah ilmu pada abad ke-20.17 Ilmu HI berkembang

bersamaan dengan berkembangnya konsep – konsep kenegaraan yang semakin

utuh. Negara – negara merdeka dan berdaulat, membentuk komunitas politik

dengan batasan – batasan yang jelas, populasi, hingga memiliki pemerintahan

yang berdaulat tanpa campur tangan negara lain. Negara tidak hanya sebagai

sebagai satu aktor tunggal, tetapi mewakili manusia dan komunitas –

komunitas politik lainnya didalamnya. Sehingga, setiap populasi maupun

individu terhubung dengan negara. Melalui sistem negara, individu mampu

terhubung antara satu dengan yang lainnya. Hal ini mengartikan bahwa secara

sadar atau tidak sadar, keberadaan negara sangat berpengaruh pada kehidupan

setiap individu didalamnya. Dengan adanya pemahaman tersebut, maka

negara, menurut Jackson dan Sorensen, memiliki kewajiban untuk menjamin 4

(empat) hal: (1) security (keamanan); (2) freedom (kebebasan); (3) order and

justice (ketertiban dan keadilan); (4) welfare (kesejahteraan). Keempat hal ini

menjadi kepentingan dasar yang harus dicapai bahan dipertahankan negara.

Robert Jackson dan George Sørensen, Introduction to International Relations Theories and
17

Approaches Fifth Edition, Oxford University Press, 2013, hal. 4.


1

Pemenuhan atas kepentingan dasar masyarakatnya ini membuat alasan

yang kuat mengapa seorang individu kemudian harus hidup dalam ikatan

komunitas politik yakni sebuah negara. Negara menjadi aktor yang esensial

dalam menjamin keamanan dan kehidupan yang baik bagi masyarakatnya

(Hobbes, 1946). Dalam konteks pemahaman ini, dapat dikatakan bahwa

negara merupakan aktor yang pertama dalam hubungan internasional yang

memiliki peranan penting untuk menjamin keamanan individu didalamnya.

Sehingga yang terjadi dalam politik internasional ialah tiap – tiap negara akan

berusaha untuk memenuhi kepentingan – kepentingannya dengan segala cara

untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup negara atau disebut dengan

‘state survival’. Negara kemudian dipandang sebagai pelindung dari teritori,

populasi, dan nilai – nilai khas yang diakui dan dihargai oleh masyarakat

didalamnya. Kepentingan nasional dan state survival merupakan asumsi utama

Realisme dalam melihat kebijakan – kebijakan yang dibentuk negara,

kebijakan keluar maupun kebijakan kedalam.18 Hal tersebut mendasari

propoisi penting Realisme yang digunakan dalam penelitian ini. Penulis

mengangkat 3 (tiga) proposisi penting Realisme yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu:19

1. Negara merupakan aktor utama dalam hubungan internasional

2. Negara menggunakan instrumen politik luar negeri yang

dititikberatkan pada kepentingan nasional.

Op cit. hal 66-67.


18

Hadiwinata, Bob Sugeng. “Studi Dan Teori Hubungan Internasional Arus Utama, Alternatif Dan
19

Reflektivitas.” Yayasan Pustaka Obor Indonesia YOI: 1402. (2017): 1–303.


1

3. Hakikat hubungan antar negara ialah perjuangan untuk

memperoleh kekuasaan.

Asumsi dasar Realis bahwa manusia agresif dan egois melihat manusia

akan selalu berusaha berada pada ‘the edge’ sehingga tidak ingin didominasi

dalam hubungannya dengan orang lain. Hans Morgenthau, seorang Realis,

melihat ini sebagai keinginan manusia akan kekuasaan atau ‘will to power’.

Dengan asumsi dasar ini, Thucydides, Machiavelli, Hobbes, dan para Realis

Klasik lainnya melihat perjuangan untuk memperjuangkan ‘state survival’

dalam politik internasional akan dipenuhi dengan politik kekuasaan.20

Morgenthau bahkan secara jelas menyatakan bahwa ‘Politics is a struggle for

power over men, and whatever its ultimate aim may be, power is its immediate

goal and the modes of acquiring, maintaining, and demonstrating it determine

the technique of political action’ (Morgenthau 1965: 195). Adanya tujuan

yang jelas bagi negara, sebagai representasi individu di dalamnya, untuk

berusaha memeperoleh kekuasaan atas negara lain. Disebut dengan national

power, negara – negara berusaha memperbesar national power yang

dimilikinya dalam politik global dengan tujuan ‘balance of power’. Sehingga

dengan tujuan untuk mempertahankan state survival, negara berusaha untuk

mencegah negara lain memiliki kekuatan yang lebih besar. Kekuatan negara

lain yang lebih besar dianggap mampu mengancam keamanan dan

kelangsungan negara. Sehingga, national power menjadi hal utama yang

dikejar negara untuk memperbesar kekuatannya dalam politik global yang

anarkis. Michael Beckley, dalam

20
Op cit, hal. 66.
1

bukunya The Power of Nations menjelaskan bagaimana kemudian power

sebuah negara dapat dihitung dan bagaimana melihat bahwa national power

negara satu lebih besar dari negara lain. Menurutnya, power sangat sulit untuk

dihitung besarannya, jika hanya melihat kapasitas sumber daya atau militernya

saja akan sulit karena ada faktor lain yang dapat mengurangi seperti jumlah

populasi yang terlampau besar dibanding dengan kekuatan sumber daya.

Power secara singkat merupakan kemampuan negara untuk membentuk

politik global sejalan dengan kepentingannya. Alternatif lain ialah national

power memungkinkan untuk dilihat melalui ‘outcome’. Melihat outcome dari

distribusi kekuasaan memerlukan fenomena, seperti perang, perselisihan

perdagangan, krisis, dan lain sebagainya.21 Sehingga national power sebuah

negara dapat terukur pengaruhnya. Negara memiliki kuasa untuk memperkuat

national power dengan cara – cara yang memperkuat pengaruhnya di berbagai

sektor bahkan pada sektor yang dipandang ‘bebas’ dari pemerintah (seperti

perdagangan internasional). Seperti halnya pembentukan state-owned

enterprises untuk memperluas kekuasannya di pasar global.

Pada hubungan internasional yang kontemporer, isu – isu hubungan

internasional mulai meluas. Munculnya aktor atau badan selain negara ini

dipengaruhi dari banyaknya transaksi dan interaksi yang terjadi antara

individu, masyarakat, dan negara. Organisasi internasional, organisasi non-

pemerintah,

21
Beckley, Michael. “The Power of Nations: Measuring What Matters.” International Security 43,
no. 2 (November 1, 2018): 7–44. https://doi.org/10.1162/isec_a_00328.
1

perusahaan multi nasional, organisasi supranasional, seperti Uni Eropa, dan

lain sebagainya merupakan aktor – aktor bukan negara yang turut memiliki

peran dalam hubungan internasional. Dalam perdagangan internasional yang

moderen ini, hubungan perdagangan tidak hanya melihat antara negara tetapi

juga melibatkan keberadaan perusahaan – perusahaan multi nasional yang

juga berpengaruh di pasar global. Meskipun menjamurnya sektor swasta ini,

negara tetap aktor utama yang menjamin kepentingan dan state survival

tercapai. Negara kemudian mulai mengkategorikan sektor – sektor vital negara

yang sekiranya sangat berpengaruh terhadap keamanan negara. Keberadaan

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masih ada hingga abad ke-21 ini

merupakan usaha negara untuk melindungi sektor – sektor vital negara. Badan

Usaha Milik Negara dibentuk dengan tujuan untuk melindungi perdagangan di

sektor vital yang menyangkut kebutuhan khalayak ramai, yang juga mungkin

terbatas jumlahnya dari resiko yang ditimbulkan sektor swasta dalam usahanya

menapai keuntungan maksimal. Sejak tahun 1990an, banyak BUMN yang

kemudian di internasionalisasi. Internasionalisasi BUMN ini dilakukan dengan

ekspektasi bahwa perusahaan pemerintah ini akan menguntungkan

penggunaan sumber daya nasional bukan hanya dengan negara

memproduksinya, tetapi ketika negara juga terlibat langsung dalam

perdangangan untuk menjaga stabilitasnya.22 Perkembangan BUMN yang

memegang sektor vital negara salah satunya ialah National Oil Company yang

berkembang sejak tahun 1908

22
Nem Singh, Jewellord, and Geoffrey C. Chen. “State-Owned Enterprises and the Political
Economy of State–State Relations in the Developing World.” Third World Quarterly 39, no. 6
(2018): 1077–1097. http://doi.org/10.1080/01436597.2017.1333888.
2

di Eropa. Perkembangan NOC di Eropa menjadi salah satu titik urgensi

kemunculan sektor – sektor BUMN yang ada hingga saat ini. NOC dipandang

sebagai manifestasi dari penguatan bargaining power negara dalam pasar

global.23

1.6. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data

Dalam sub-bab ini penulis menjelaskan secara terstruktur mengenai

metode penelitian yang digunakan dan teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini.

1.3.1 Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini ialah

metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan metode yang

penelitian yang didasarkan pada Analisa hubungan antar aktor sosial dan

dinamikanya. Menganalisa faktor – faktor tidak berwujud seperti perilaku,

tindakan, norma, etika internasional, emosi dan perasaan yang

menjelaskan lebih dalam terkait hubungan yang terjadi antar individu.24

Jenis penelitian ini menggunakan Analisa deskriptif dengan memaparkan

secara terstrukur mengenai pelibatan Gazprom oleh Rusia dalam Krisis

Ukraina.

1.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang akan digunakan dalam penelitian dalam

mengumpulkan data ialah melalui studi kajian pustaka. Karena metode

yang

23
Tordo, Silvana, Brandon S Tracy, and Noora Arfaa. W O R L D B A N K W O R K I N G P A P
E R N O . 2 1 8 National Oil Companies and Value Creation, 2011.
http://siteresources.worldbank.org/INTOGMC/Resources/9780821388310.pdf.
24
Family Health International, Qualitative Research Methods: A Data Collector’s Field Guide,
http://www.ccs.neu.edu/course/is4800sp12/resources/qualmethods.pdf (diakses pada Juli 2019).
2

digunakan ialah metode penelitian kualitatif maka studi kajian pustaka

menjadi Teknik pengumpulan data yang sesuai dengan karakteristik dari

metode kualitatif. Hal ini juga didasarkan dengan alasan bahwa penulis

melihat lingkup analisa yang lebar dan memerlukan pehamanan dalam

melalui analisa dari perspektif – perspektif yang luas juga. Dalam

penelitian ini, kajian pustaka yang digunakan ialah dalam bentuk buku dan

jurnal ilmiah yang meneliti mengenai hubungan politk Ukraina dan Rusia,

Gazprom dan Rusia, juga Uni Eropa dan Rusia. Lebih lagi penelitian ini

didukung dengan penggunaan buku dan jurnal – jurnal yang membahas

terkait politik ketergantungan Rusia dan Uni Eropa.

1.6.Sistematika Pembahasan

Penelitian ini membahas secara terstruktur mengenai bagaimana Rusia

melibatkan Gazprom untuk menekan Ukraina dan Uni Eropa dalam Krisis

Ukraina.

Bab I menjelaskan pembahasan mengenai latar belakang masalah lalu

dilanjutkan dengan dengan identifikasi masalah. Setelah itu lengkapi dengan

kerangka pemikiran, metode penelitian, Teknik pengumpulan data dan

sistematika pembahasan.

Bab II membahas mengenai Gazprom secara keseluruhan dan juga

latar belakang serta kronologi Ankesasi Crimea di tahun 2014. Pejelasan ini

akan dipaparkan dari mulai sejarah Gazprom, profil Gazprom sebagai

perusahaan penting dalam perdagangan gas Rusia, dan aktor – aktor penting

dalam perkembangan Gazprom Rusia. Pada bab ini juga akan dilengkapi

dengan latar
2

belakang Krisis Ukraina, profil umum Ukraina, dan kronologi terjadinya

Aneksasi Crimea oleh Rusia.

Bab III merupakan Analisa mengenai kepentingan Rusia di Ukraina

serta posisi Uni Eropa dalam krisis Ukraina. Pada bab ini juga akan dilengkapi

dengan usaha – usaha Rusia untuk menekan Uni Eropa dan Ukraina dalam

aneksasi Crimea tahun 2014.

Bab IV penulis menyimpulkan hasil dari penelitian ini. Pada bab ini

juga penulis menjawab pertanyaan penelitian akan bagaimana Rusia

melibatkan Gazprom untuk menekan Uni Eropa dan Ukraina dengan

menjabarkan kembali bentuk – bentuk nyata tekanan Rusia yang

memanfaatkan Gazprom sebagai instrument politik Rusia.

Anda mungkin juga menyukai