Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Bank Sentral

Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang perubahan Undang-Undang No. 23 Tahun
1999, Bank Sentral merupakan lembaga negara yang mempunyai wewenang dalam
mengeluarkan atau menerbitkan alat pembayaran yang sah di suatu negara, merumuskan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
mengatur, dan mengawasi perbankan serta menjalankan fungsi sebagai Lender of the last
resort. Bank Sentral adalah pemegang otoritas (kewenangan) dalam kegiatan pelaksanaan
kebijakan moneter Suatu negara. Bagi sebuah negara, seperti Indonesia Bank Sentral
merupakan simbol dari kedaulatan moneter dan ekonomi, dimana keberadaannya mutlak
diperlukan. Dalam perkembangannya sejak Indonesia merdeka kelahiran Bank Indonesia
sendiri sebagai Bank Sentral indonesia baru ditetapkan pada 1953.

Sejarah Berdiri Bank Sentral


Bank Indonesia (BI) sebagai Bank Sentral didirikan delapan tahun setelah proklamasi
kemerdekaan tepatnya pada tanggal 1 Juli 1953. Pendirian Bank Indonesia ini landaskan pada
Undang-undang Pokok Bank Indonesia atau UU No. 11 Tahun 1953. Bank Indonesia adalah
hasil nasionalisasi dari de Javasche Bank, yakni Bank Belanda yang mana pada masa kolonial
diberi tugas oleh Pemerintah Belanda sebagai bank sirkulasi di Hindia Belanda. Riwayat de
Javasche Bank inilah yang menjadi dasar atau cikal bakal dari lahirnya Bank Indonesia. Jika
melihat dari usia de Javasche Bank sendiri sudah berumur lebih dari 172 tahun karena de
Javasche Bank didirikan pada tahun 1828 dan dahulu berfungsi sebagai bank sirkulasi, selain
itu juga melakukan kegiatan-kegiatan komersial. Selanjutnya De Javasche Bank ditetapkan
menjadi Bank Sentral pada tahun 1949 berdasarkan hasil dari Konferensi Meja Bundar. Namun
sebagai bank sentral saat itu, de Javasche Bank Juga tetap melakukan kegiatan komersial.
Pada tahun 1953, de Javasche Bank dinasionalisasikan menjadi Bank Indonesia yang juga
ditetapkan sebagai bank sentral. Dengan peran ganda yang dilakukan Bank Indonesia pada
masa itu, yaitu sebagai bank sentral dan bank komersial mengakibatkan perkembangan
moneter yang tidak sehat bagi perkembangan perekonomiannya. Akhirnya pada tahun 1968
melalui Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang bank sentral peran Bank Indonesia
diubah kembali dan didudukkan secara resmi sebagai bank sentral Indonesia. Hal ini
mengartikan Bank Indonesia sudah tidak melakukan kegiatan komersial lagi selain menjalankan
tugas dan fungsi yang telah ditetapkan. Selanjutnya Undang-Undang No. 13 Tahun 1968
dirasakan sudah tidak efektif atau tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang terjadi, dimana
hal ini karena di dalamnya terdapat beberapa ketentuan yang memungkinkan ada campur
tangan dari pihak luar yang pada gilirannya menyebabkan kebijakan yang diambil oleh bank
sentral menjadi tidak efektif. Pada tanggal 17 Mei 1999 lahirlah Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999 sebagai pengganti UU Nomor 13 Tahun 1968 yang memberikan status dan
kedudukan serta ketetapan kepada Bank Indonesia sebagai suatu bank sentral yang
independen dan bebas dari campur tangan pihak luar termasuk pemerintah Indonesia sendiri.

Fungsi, Tugas, dan Peran Bank Sentral


Fungsi utama Bank Sentral secara umum adalah mengawasi penambahan (ekspansi) dan
pengurangan (kontraksı) jumlah uang yang beredar di masyarakat, yang meliputi uang kartal
dan uang giral.
Tugas Bank Sentral suatu negara ialah sebagai berikut :
a. Mengatur, menjaga, dan memelihara kestabilan nilai rupian.
b. Mendorong lancarnya kegiatan produksi, pembangunan, dan kesempatan kerja guna
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
c. Mencetak uang baru.
d. Menarik kembali uang dari peredaran.
e. Mengawasi bank-bank yang lain, baik bank pemerintah maupun bank swasta.
f. Menciptakan daya beli baru dengan cara
g. menciptakan uang girál.

Peranan bank sentral bagi pemerintah, antara lain sebagai berikut.


a. Sebagai bank sirkulasi.
b. Bank Indonesia sebagai bank sentral yang mempunyai wewenang antara lain yakni,
1) menetapkan peraturan, memberikan, dan membuat izin atas kelembagaan dan
kegiatan usaha perbankan, melaksanakan pengawasan serta mengenakan sanksi
bila dipandang perlu terhadap bank-bank umum.
2) mengatur lalu lintas pembayaran uang giral dan kliring antar bank.
3) menetapkan tingkat dan struktur bunga diskonto.
4) menetapkan pembatasan kuantitatif dan kualitatif atau pemberian kredit oleh
perbankan dan
5) memberikan bantuan kredit likuiditas kepada bank-bank umum.
c. Bank Indonesia bertindak sebagai pemegang kas negara.
d. Dalam kaitannya dengan dunia internasional, Bank Indonesia melaksanakan kebijakan
tukar rupiah, mengawasi, dan mengkoordinasi pembayaran internasional, mengelola
cadangan devisa, dan memelihara keseimbangan neraca pembayaran.

Wewenang Bank Sentral


Dalam menjalankan tugasnya dalam mengatur dan mengawasi bank umum di Indonesia, Bank
Indonesia mempunyai wewenang sebagai berikut.
a. Memberikan dan mencabut izin usaha bank.
b. Memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank.
c. Memberikan persetujuan dan atas kepemilikan dan kepengurusan bank.
d. Memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.
e. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan langsung maupun tidak langsung, berkala
maupun setiap waktu terhadap perusahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait dan
pihak terafiliasi dari bank umum.
f. Mengatur dan mengembangkan sistem informasi antar bank.
g. Mengawasi kegiatan bank umum dan lembaga keuangan lainnya.

Stabilitas Sistem Keuangan


Tugas lain dari Bank Sentral, yaitu mengawasi kegiatan perdagangan luar negeri dalam rangka
menjaga kestabilan nilai mata uang dalam negeri. Salah satu usaha yang dapat dilakukan Bank
sentral yakni dengan cara mempertahankan kurs mata uang dalam negeri, menjaga kestabilan
mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Untuk mencapai tujuan ini hal pertama
yang dapat dilakukan adalah dengan cara menjaga keseimbangan antara nilai ekspor dan
impor. Hal lainnya yang harus dilakukan adalah menjaga ketersedian cadangan devisa ( Valuta
Asing ) yang cukup yang mana ini dimaksudkan untuk antisipasi sewaktu - waktu valuta ini bisa
digunakan untuk membiayai pembayaran uang asing atau semisal membayar utang luar negeri
atau kewajiban - kewajiban negara yang memerlukan mata uang asing.

Anda mungkin juga menyukai