Anda di halaman 1dari 3

Farmakoterapi terapan

Nama : Nurul fauziah

NPM : 2043700264

1. Cari perbedaan MDR dan XDR (obat yang digunakan dan berapa lama pengobatan, ES masing-
masing obat)

Perbedaan MDR dan XDR


1. MDR
Penatalaksanaan klinis MDR TB lebih rumit bila dibandingkan dengan TB yang sensitif karena
mempergunakan obat anti-TB (OAT) lini I dan lini II. Tatalaksana MDR TB mempergunakan
minimal 5 obat dan berlangsung selama 18 sampai 24 bulan. Pemilihan obat untuk kasus MDR
TB antara lain menggunakan obat lini I jika masih efektif, satu obat injeksi, mempergunakan
obat golongan flurokuinolon, menggunakan obat untuk kelompok 4 (lini II oral) sampai
diperoleh empat jenis obat yang efektif, dan obat kelompok 5 untuk memperkuat regimen atau
saat sebelum diperoleh empat jenis obat yang efektif dari kelompok sebelumnya.
Efek samping yang terjadi antara lain berupa mual dan muntah, artralgia, gangguan psikiatri,
renal, gangguan pendengaran, gangguan tidur, hipokalemia, hiperurisemia, diare, nyeri pada
tempat suntikan, derajat efek samping (berat dan ringan).

2. XDR
Lama pengobtan minimal 24 bulan. Tatalaksana pengobatan standar (STR) kategori IV, yang
terdiri dari 6 obat (kanamisin, levofloxacin, etionamid, sikloserin, pirazinamid, dan etambutol)
selama 6-9 bulan fase intensif dan 4 obat (levofloxacin, ethionamide, cycloserine, dan
ethambutol) selama 18 bulan dari fase lanjutan. Penyembuhan tergantung pada tingkat
resistensi obat, tingkat keparahan penyakit dan apakah system kekebalan pasien terganggu.
Efeksamping TB XDR bisa menyebabkan kematian. Parahnya lagi, penderita TB XDR juga
beresiko tinggi menularkan bakteri TBC yang resisten obat kepada orang yang sehat daripada
penderita TBC paru aktif biasa.

2. cari perbedaan pulmonary dan extrapulmonari

Perbedaan TB Paru dan TB Ekstrapulmoner


 TB PARU
TB paru terjadi ketika kuman Mycobacterium tuberculosis menyerang paru-paru.
Kuman TB masuk ke dalam saluran pernapasan, kemudian akan menyebabkan infeksi
pada organ paru.
Lama terapi
Untuk TBC paru, maka durasi pengobatan yang dilakukan minimal 6-9 bulan

Pengobatan
Jika seseorang telah didiagnosis dengan TB paru aktif (TB yang mempengaruhi paru-
paru dan menyebabkan gejala), maka ia akan diberikan paket obat TBC (OAT) yang
harus diminum selama enam bulan, obat ini merupakan kombinasi dari beberapa
antibiotik.

Jenis obat yang biasa digunakan adalah:

 Dua antibiotik; isoniazid (INH/H) dan rifampicin (R) yang harus diminum selama 6


bulan, setiap hari selama dua bulan pertama, dan tiga kali seminggu selama empat
bulan.
 Dua antibiotik tambahan; pirazinamid (Z) dan etambutol (E) diminum setiap hari
selama dua bulan pertama

Efek samping spesifik

 Menyebabkan gangguan pernapasan berat. Orang yang terinfeksi TB paru memiliki


risiko mengalami kerusakan paru. Kondisi ini terjadi akibat peradangan tubuh dalam
upaya membasmi kuman.

Paru pasien bisa berubah menjadi jaringan parut dan menyebabkan gangguan fungsi
pertukaran udara. Pada keadaan yang berat, paru dapat mengalami kerusakan berat
sehingga memerlukan bantuan alat bantu pernapasan.

 Dapat menyebar ke berbagai organ lain. Kuman Mycobacterium tuberculosis dapat


menyebabkan infeksi pada berbagai organ. Ketika seseorang menghirup bakteri TB,
bakteri tersebut dapat mengendap di paru-paru dan mulai tumbuh.

Dari organ paru, kuman TB dapat bergerak ke bagian organ lain dari tubuh, seperti
ginjal, tulang belakang, dan otak. Penyebaran kuman ini lebih mudah terjadi pada
orang dengan penurunan sistem imunitas. Misalnya, penderita HIV atau pasien yang
mendapatkan terapi penekan sistem imun.

 Risiko TB resisten obat. Saat ini terdapat jenis kuman TB baru yang resisten terhadap
pengobatan. Kuman ini tidak mempan dengan pengobatan standar yang ada

 TB Ekstrapulmoner
TB di luar paru, adalah kondisi di mana infeksi bakteri M. tuberculosis telah
menyebar ke jaringan dan organ tubuh selain paru-paru. Organ yang dapat terinfeksi
bakteri penyebab TBC adalah kelenjar limpa, selaput otak, sendi, ginjal, tulang, kulit,
bahkan alat kelamin.

Pengobatan

dapat diobati dengan menggunakan kombinasi antibiotik yang sama dengan yang
digunakan untuk mengobati TB paru. Namun, mungkin memerlukan waktu
pengobatan yang lebih lama yakni hingga 12 bulan.

Jika seseorang memiliki penyakit TBC di tempat vital seperti otak, maka mungkin


juga akan diresepkan kortikosteroid  seperti prednisolon selama beberapa minggu
sebagai obat tambahan. Obat ini akan mengurangi peradangan
atau pembengkakan pada lokasi yang sakit.

Seperti halnya pada TB paru, pada TB ektra paru prinsip pengobatan tetaplah sama,
yakni harus minum obat TBC persis seperti yang telah ditentukan oleh dokter
dan menghabiskan seluruh antibiotik

Pengobatan umumnya melibatkan baik menggunakan kombinasi rifampisin (R) dan


isoniazid (H) selama tiga bulan, atau isoniazid (H) tunggal selama enam bulan

Efek samping spesifik

Rifampisin dapat mengurangi efektivitas beberapa jenis kontrasepsi, seperti pil KB,
sehingga dianjurkan untuk menggunakan metode kontrasepsi non-hormonal, seperti
kondom, atau IUD.

Dalam kasus yang jarang terjadi antibiotik yang digunakan untuk mengobati TBC
dapat menyebabkan kerusakan pada hati atau mata. Oleh karena itu, dokter akan
menganjurkan pemeriksaan fungsi hati terlebih dahulu sebelum pengobatan dimulai.

Hubungi tim dokter atau penyedia pelayanan kesehatan jika Anda mengalami gejala-
gejala efek samping obat TBC yang mengkhawatirkan selama pengobatan, seperti:

 Menguningnya kulit dan bagian putih mata


 Suhu badan menjadi tinggi (demam)
 Kesemutan atau mati rasa di salah satu atau beberapa anggota tubuh
 Terjadi ruam atau gatal pada kulit
 Gangguan penglihatan, seperti penglihatan kabur

Anda mungkin juga menyukai