Anda di halaman 1dari 21

Standar asuhan

keperawatan
pada pasien TB
Paru
Pengertian
TB Paru atau sering di sebut dengan TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru mudah menginfeksi pengidap HIV AIDS, orang dengan
status gizi buruk dan daya tahan tubuh yang rendah. Penularan TBC paru terjadi ketika penderita TBC paru
BTA positif bicara, bersin atau batuk dan secara tidak langsung penderita mengeluarkan percikan dahak di
udara dan terdapat ±3000 percikan dahak yang mengandung kuman. Bakteri TBC paru dapat menyebar
kepada orang lain melalui udara (droplet dahak pasien TBC paru BTA positif) disaat penderita batuk atau
bersin. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian apabila tidak mengkonsumsi obat secara teratur hingga 6
bulan. Selain berdampak pada individu juga berdampak pada keluarga penderita, yaitu dampak psikologis
berupa kecemasan, penurunan dukungan dan kepercayaan diri yang rendah. (Kristini, T., & Hamidah, R.
2020).
Etiologi
Tuberculosis paru disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis yang dapat ditularkan ketika seseorang penderita
penyakit paru aktif mengeluarkan organisme. Individu yang rentan menghirup droplet dan menjadi terinfeksi. Bakteri di
transmisikan ke alveoli dan bronkopneumonia, granuloma, dan jaringan fibrosa (smeltzer & Bare, 2015).

Menurut Smeltzer & Bare (2015), individu yang beresiko tinggi untuk tertular virus tuberculosis adalah :

1. Mereka yang sering terpapar langsung dengan seseorang yang mempunyai TB aktif

2. Individu imunnosupresif (termasuk lansia, pasien dengan kanker, mereka yang dalam terapi kortikosteroid, atau
mereka yang terinfeksi dengan HIV).

3. Terpapar langsung oleh percikan bersin, dan batuk dahak dari penderita TB Paru.

4. Individu yang tinggal didaerah yang perumahan sub standar kumuh.

5. Pekerjaan (misalkan tenaga kesehatan, terutama yang melakukan aktivitas yang beresiko tinggi).

6. Penggunaan obat-obat IV dan alkoholik. 7. Individu tanpa perawatan yang adekuat dengan diagnosa medis yang
sudah ada sebelumnya (misalkan diabetes, gagal ginjal kronis, siliosis, penyimpangan gizi).
Pathway Tuberculosis
Manifestasi klinik
Menurut Amin,H (2015) tanda dan gejala dari tuberculosis adalah:

1. Demam 40-41°C, serta ada batuk/batuk darah

2. Sesak napas dan nyeri dada

3. Malaise, keringat malam

4. Suara khas pada perkusi dada, bunyi dada

5. Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit

6. Pada anak: 1) BB menurun secara drastis, 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas. 2) Demam tanpa
sebab yang jelas. 3) Batuk berdahak/batuk kering/batuk berdarah. 4) Riwayat kontak dengan pasien TB Paru
dewasa
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada kasus Tuberculosis Paru menurut Alwi (2017) adalah sebagai berikut:

1. Darah Lengkap: LED meningkat.

2. Pemeriksaan Sputum BTA: umtuk memastikan diagnostik paru, BTA sputum positif minimal 2 dari 3 spesimen SPS

3. Becton Dickinson Diagnostic Instrument System (BACTEC) deteksi growth indeks berdasarkan CO2 yang dihasilkan dari
metabolisme asam lemak oleh mycobacterium tuberculosis.

4. Foto thoraks PA lateral (hasil bervariasi): infiltrasi, pembahasan kelenjar getah bening (KGB) hilus/ KGB paratrakeal,
militer, atelectasis, efusi pleura, klasifikasi, bronkietaksis, kavitas destroyed lung.

5. Imuno-serologis: uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen staining untuk menentukan adanya IgG spesifik
terhadap basil tuberculosis.

6. Uji tubeculis: sensitivitas 93,6 %. 7. Tes PAP (Peroksidase Anti Peroksidase), ICT-TB: Positif 8. PCR : TB dari sputum
(hanya menunjang klinis)
Penatalaksanaan Medis
Menurut (Kemenkes RI, 2018 ) penatalaksanaan pasien TB paru meliputi:

Prinsip pengobatan TB Paru:

(1) Pengobatan diberikan dalam paduan OAT yang tepat mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah
terjadinya resistensi.

(2) Diberikan dalam dosis yang tepat.

(3) Ditelan secara teratur dan diawasi langsung oleh PMO ( pengawas menelan obat) sampai selesai pengobatan.

(4) Pengobatan di berikan dalam jangka waktuyang cukup, terbagi dalam dua tahap yaitu tahap awal dan tahap
lanjutan.
Tahapan Pengobatan TB
Tahapan pengobatan TB Pengobatan TB harus selalu meliputi pengobatan tahap awal dan tahap lanjutan
dengan maksud:

1) Tahap awal: Pengobatan diberikan setiap hari, paduan pengobatan pada tahap ini adalah dimaksudkan
untuk secara efektif menurunkan jumlah kuman yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh
dari sebagian kecil kuman yang mungkin sudah resistan sejak sebelum pasien mendapat pengobatan.
Pengobatan tahap awal pada semua pasien baru, harus diberikan selama 2 bulan. Pada umumnya dengan
pengobatan secara teratur dan tanpa adanya penyulit, daya penularan sudah sangat menurun setelah
pengobatan selama 2 minggu.

2) Tahap lanjutan: Pengobatan tahap lanjutan merupakan tahap yang penting untuk membunuh sisa-sisa
kuman yang masih ada dalam tubuh khususnya kuman persister sehingga pasien dapat sembuh dan
mencegah terjadinya kekambuhan.
Jenis- jenis OAT ( Obat Anti Tuberculosis)

Menurut KemenKes RI (2014) obat anti tuberkulosis (OAT) yang dipakai sebagai tatalaksana lini pertama adalah
rifampisin, isoniazid, pirazinamid, streptomisin, dan etambutol, yang tersedia dalam tablet tunggal maupun dalam
sediaan dosis tetap (fixed dose combination). Jenis obat lini kedua adalah kanamisin, kuinolon, dan derivat
rifampisin dan isoniazid
Komplikasi
Tuberculosis Paru apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi.
Komplikasi-komplikasi yang terjadi pada penderita Tuberculosis Paru dibedakan menjadi dua:
Adapun komplikasi yang disebabkan oleh Tuberculosis Paru menurut Alwi, (2017), adalah
sebagai berikut:

1. Komplikasi stadium lanjut: yaitu atelectasis, hemoptysis, fibrosis, bronkiektasis,


pneumotoraks, gagal napas.

2. Komplikasi dini: yaitu pleuritis, efusi pleura, pericardium, peritonitis, tuberculosis kelenjar
limfe, kor pulmonal
Standar Asuhan Keperawatan
1. Definisi
Asuhan keperawatan pada pasien dengan TB Paru. Penyakit tuberculosis masih menjadi salah satu masalah
yang menyebabkan gangguan kesehatan bagi jutaan orang di dunia. Tuberkulosis merupakan penyakit yang
disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama diparu
atau diberbagai organ tubuh lainnya (Smeltzer&Bare, 2015).
Assessment Keperawatan

1. Demam 40-41°C, serta ada batuk/batuk darah 2. Sesak napas dan nyeri dada 3. Malaise, keringat malam 4.
Suara khas pada perkusi dada, bunyi dada 5. Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit

2. Pengkajian riwayat penyakitsekarang, penyakit dahulu

3. Pengkajian psikologis, sosial, spiritual, kebiasaan sehari-hari

4. Pengkajian pemerisaan fisik terdiri dari: Keadaan umum, sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler, sistem
pencernaan, sistem perkemihan, sistem integument, sistem persyarafan, sistem pendengaran, sistem

endokrin
Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan yang biasa muncul pada kasus TB Paru menurut Nurarif (2015) yaitu:
1. Gangguan pertukaran gas (D.0003) berhubungan dengan perubahan membrane alveolus kapiler.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif (D.0001) berhubungan dengan spasme jalan napas
3. Pola napas tidak efektif (D.0005) berhubungan dengan hambatan upaya napas
Intoleransi aktivitas (D.0056) berhbungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
SDKI, SLKI, SIKI
1. Gangguan pertukaran gas (D.0003)
2. Bersihan Jalan Nafas
3. Pola napas tidak efektif (D.0005)
4. Intoleransi aktivitas (D.0056)
Informasi dan edukasi
1. Edukasi batuk efektif
2. Edukasi cara menggunakan O2 di rumah
3. Edukasi menganjurkan aktivitas secara bertahap
4. Edukasi mobilisasi
Evaluasi
Mengetahui respon subjektif dan objektif setelah dilakukan intervensi dan implementasi untuk
membandingkan suatu hasil/tindakan dengan standar untuk tujuan pengembalian keputusan yang tepat
sejauh mana tujuan
tercapai (Tim Pokja SIKI DPP PPNI , 2019)
Title Lorem Ipsum
LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET, NUNC VIVERRA IMPERDIET ENIM.
CONSECTETUER ADIPISCING ELIT. FUSCE EST. VIVAMUS A TELLUS.

PELLENTESQUE HABITANT MORBI


TRISTIQUE SENECTUS ET NETUS.

Anda mungkin juga menyukai