id
TUGAS AKHIR
Oleh:
SY A I FU L C HO IR I
M 3509063
DIPLOMA 3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Oleh:
SYAIFUL CHOIRI
M3509063
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji
pada tanggal 4 Mei 2012
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Surakarta, 4 Mei 2012
Pembimbing Penguji I
Prof. Ir. Ari Handono R., M.Sc.(Hons), Ph.D Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt
NIP. 19610223 198601 1 001 NIP. 19780319 200501 1 003
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan
tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar apapun di
suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
Apabila di kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar
Syaiful Choiri
M3509063
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SYAIFUL CHOIRI
Jurusan D3 Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
INTISARI
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SYAIFUL CHOIRI
Department of Pharmacy, Faculty of Mathematic and Science
Sebelas Maret University
ABSTRACT
Theophylline has been used for treatment of asthma, has relatively short
half life and narrow therapeutic index (10-20 µg/ml). Formula of sustained-
release theophylline can produce more uniform serum concentrations with less
fluctuation in peak-trough levels. This study was aimed to determine the most
optimum results for the composition combination of montmorillonit and HPMC as
matrix of sustained release theophylline tablets.
The research was done with simplex lattice design by using 2 components
with matrix montmorillonite (A) and HPMC (B), three design formulas were
obtained that are FI (100% A), FII (50% A and 50% B), and FII (100% B). Each
formula tested the physical properties of granul and tablet, and dissolution tested.
The result were compared with standart references and approached by the method
of simplex lattice design. Flow rate, compactibility, and the drug release were
used as optimation parameter.
The result showed that interaction between montmorillonite and HPMC
influenced by the pattern of granule and tablet physical properties, and dissolution
profiles. Based of simplex lattice design approaching, compotition of
montmorillonite 93% and 7% HPMC is a optimum formula to result flow rate
13,30 g/sec, compactibility 7,17 kg, drug release for 3 hours 28,53% and drug
release rate from minute 180-360 11,58 mg/hour.
Key words: Theophylline, montmorillonite, HPMC, simplex lattice design.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S. Ar
Raad : 11)
5-6)
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
tersayang.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
OPTIMASI FORMULA
Penyusunan laporan Tugas Akhir merupakan salah satu syarat untuk dapat
Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini penulis telah berusaha semaksimal
mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik. Dan tak mungkin terwujud tanpa
maupun materiil,
1. Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc.(Hons), Ph.D, selaku Dekan Fakultas
memberikan arahan, pengertian, saran, dan ilmunya yang tiada tara nilainya.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Segenap dosen pengajar dan staff jurusan D3 Farmasi yang telah banyak
kuliah.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk perbaikan sehingga akan menjadi bahan
berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan dapat menjadi bekal bagi penulis dalam pengabdian Ahli Madya
Penulis
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN .... i
HALAMAN PENGESAHAN .. ii
INTISARI ........................................................................................................... iv
ABSTRACT ......................................................................................................... v
. .. viii
. ..... xi
... .. xv
DAFTAR LA .. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Tinjauan Pustaka..................................... .. 5
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Hipotesis ...................................................................... .. 24
A. 26
B. Tempat 26
C. 27
2. 28
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. 30
c. 30
d. 30
6. 31
a. 31
c. 31
E. 33
B. H 35
35
1. . 37
2. .............................. 39
C. Penabletan .................................. 42
3. 47
4. 49
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. 49
A. Kesimpulan ............................. 66
B. Saran ........................... 66
LAMPIRAN ....................................................................................................... 69
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Design .............................................................................................
55
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Design ............................................................................................. 57
Gambar 17. Profil Kecepatan Pelepasan Teofilin pada menit ke-180 sampai
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel XI. Kecepatan Pelepasan Teofilin pada Menit ke-180 sampai 360 ......... 60
Tabel XIV. Normalitas Kecepatan Pelepasan pada menit ke-180 sampai 360
Montmorillonit 100%..................................................................... 64
Design ............................................................................................. 65
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR SINGKATAN
cm = centimeter
FI = Formula I
FII = Formula II
FIII = Formula III
HPMC = Hidroksi Propil Metil Selulosa
g = gram
Mg Stearat = Magnesium Stearat
mg = miligram
ml = mililiter
µg = mikrogram
kg = kilogram
Talk = Talkum
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
(tablet), cair (injeksi) dan aerosol. Akan tetapi sediaan tersebut yang merupakan
digunakan untuk mencegah dan untuk terapi serangan asma jika dibandingkan
mempertahankan konsentrasi obat dalam darah pada waktu yang lama. Berbagai
pemberian obat, efek obat yang lebih seragam, mengurangi fluktulasi kadar obat
dalam darah, mengurangi iritasi saluran cerna dan efek samping obat, pasien lebih
Teofilin mempunyai waktu paruh eliminasi yang relatif pendek dan indeks
digunakan dalam terapi asma. Formulasi teofilin dalam bentuk sediaan lepas
seragam dan kadar puncak yang tidak flukulatif. Bentuk sediaan lepas lambat
obat secara berulang selama serangan asma akut (Bayomi et al, 2001).
pelepasan zat aktifnya lambat, namun tetap mencapai efek terapetik. Pembuatan
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
suatu matriks dengan obat berada didalamnya atau tercampur homogen dengan
bahan matriks merupakan salah satu cara yang digunakan untuk membuat sediaan
lapisan hidrogel yang berviskositas tinggi bila kontak dengan cairan pelarut. Gel
ini merupakan penghalang fisik lepasnya obat dari matriks secara cepat (Suwaldi,
1995).
Montmorillonit terdiri dari lapisan berukuran besar yang tidak larut dan kation-
kation yang terikat lemah pada ruang antar lapisnya (Augustine dan Robert,
1996). Menurut penelitian yang telah dilaporkan oleh Wulandari (2010) bahwa
montmorillonit alam yang digunakan sebagai matriks tablet lepas lambat teofilin
mampu mempengaruhi sifat fisis tablet dan dapat mengendalikan pelepasan obat
yang dikombinasikan dengan HPMC untuk mengetahui hasil yang paling optimal
pada sifat fisis tablet serta profil disolusi dari tablet lepas lambat teofilin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
B. Perumusan Masalah
yaitu:
1. Apakah terdapat perbedaan pola sifat fisis dan profil disolusi antara tablet
dan HPMC pada tablet lepas lambat teofilin untuk memperoleh formula
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perbedaan pola sifat fisis dan profil disolusi antara tablet lepas
teofilin lepas lambat yang memenuhi persyaratan sifat fisis tablet dan mampu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
D. Manfaat Penelitian
1. Diperoleh obat asma dengan sediaan tablet lepas lambat dengan komposisi
pembawa obat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tablet
Tablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal. Sediaan ini dicetak dari
pembantu pada mesin yang sesuai dengan menggunakan tekanan tinggi (Voigt,
ketebalan, daya hancurnya, dan dalam aspek lainnya tergantung cara pemakaian
tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 1989). Pada dasarnya bahan pembantu
tablet harus bersifat netral, tidak berbau, tidak berasa, dan sedapat mungkin tidak
Kelebihan sediaan tablet dibanding sediaan lain diantaranya rasa obat tidak
menyenangkan dibuat agar dapat diterima dan bahkan enak dengan menutup
pembuatan murah, sediaan oral yang paling ringan dan kompak, mudah dalam
pencampuran kimia dan kompak, serta stabilitas mikrobiologi yang baik (Siregar
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
Bahan pengisi adalah zat inert yang ditambahkan pada zat aktif dalam
jumlah yang cukup agar diperoleh bobot tablet yang rasional saat dicetak.
Bahan pengisi yang biasa digunakan antara lain: sukrosa, laktosa, amilum,
kaolin, kalsium karbonat, dekstrosa, manitol, selulosa, sorbitol, dan bahan lain
permukaan sisi tablet. Bahan pelicin juga ditujukan untuk memacu aliran
(Voigt, 1994). Bahan pelicin yang biasa digunakan adalah talk, mg stearat,
asam stearat, kalsium stearat, natrium stearat, likopodium, lemak paraffin cair
Bahan pengikat adalah bahan yang mempunyai sifat adhesif yang digunakan
karena apabila terlalu berlebihan menjadi penabletan yang keras sehingga tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
Bahan pengikat yang biasa digunakan yaitu gula, jenis pati, gelatin, turunan
Bahan penghancur dimasukkan untuk menarik air masuk dalam tablet sehingga
menjadi granul atau partikel penyusunnya (Banker dan Anderson, 1986). Kerja
bahan penghancur adalah melawan kerja bahan pengikat dan kekuatan fisik
tablet sebagai akibat tekanan mekanik pada proses pengempaan. Makin kuat
kerja bahan pengikat maka diperlukan bahan penghancur yang lebih efektif.
Granul dibentuk dengan jalan mengikat serbuk dengan suatu perekat sebagai
kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dapat dimasukkan sendiri (Banker
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
1). Zat aktif yang larut air dalam dosis kecil, maka distribusi dan
keseragaman zat aktif akan lebih baik jika dicampurkan dengan larutan
bahan pengikat.
2). Zat aktif yang kompaktibilitasnya rendah dalam dosis yang tinggi harus
besar.
4). Zat-zat yang bersifat hidrofob, sistem granulasi basah dapat memperbaiki
kecepatan pelarutan zat aktif dengan perantara cairan pelarut yang cocok
Kelemahan pada granulasi basah yaitu dibutuhkan tempat kerja yang luas
dengan suhu dan kelembaban yang dikontrol karena banyak tahapan dalam
Proses granulasi kering sesuai untuk bahan obat yang tidak tahan pemanasan
campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya
besar dari campuran serbuk dan setelah itu memecahkannya dan menjadikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah
Metode ini digunakan untuk bahan yang mempunyai sifat mudah mengalir
dikompresi dalam tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering (Sheth
et al., 1980). Keuntungan yang utama dari tabletisasi langsung adalah bahan
obat yang peka lembab dan panas yang stabilitasnya terganggu akibat operasi
Tujuan dari sediaan lepas lambat adalah melepaskan obat secara cepat untuk
dosis awalnya kemudian diikuti oleh pelepasan lambat dari dosis berikutnya.
Untuk formulasi sediaan lepas lambat digunakan barier kimia atau fisika untuk
dengan resin penukar ion, dan sistem pompa osmotik. Keuntungan bentuk sediaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
2. Adanya dose dumping yaitu sejumlah besar obat dari sediaan obat dapat
5. Tidak dapat digunakan untuk obat yang memiliki dosis besar (500 mg)
6. Tidak semua zat aktif sesuai dengan sediaan lepas lambat (Siregar dan
Wikarsa, 2010)
Konsentrasi
efektif
dalam darah pada waktu yang relatif singkat, dan pada sediaan sustained-release
kadar obat dalam darah dapat dipertahankan pada waktu yang diperpanjang.
Ada beberapa teknologi dalam sediaan lepas lambat, salah satunya dengan
matriks. Suatu matriks dapat digambarkan sebagai pembawa padat inert yang
Matriks jenis ini mengontrol pelepasan obat melalui difusi pori dan erosi.
Bahan yang termasuk dalam golongan ini adalah asam stearat, stearil
c. Matriks Hidrofilik
Sistem ini mampu mengembang dan diikuti oleh erosi dari bentuk gel
gum, dan carbopol. Bila bahan-bahan tersebut kontak dengan air, maka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
akan terbentuk lapisan matrik terhidrasi. Lapisan ini bagian luarnya akan
sehingga akan dihasilkan massa tablet yang tetap dengan ketepatan takaran yang
a. Waktu Alir
Waktu alir adalah waktu yang diperlukan serbuk atau granul untuk mengalir
melalui corong. Sifat aliran dipengaruhi oleh bentuk partikel dan ukuran
partikel melalui gaya kohesi diantara partikel. Sifat aliran ini dapat diperbaiki
melalui bahan pelicin yang menurunkan gesekan antar partikel. Uji dilakukan
dengan menimbang 100 g granul, dimasukkan kedalam alat penguji waktu alir
yang berupa corong yang ditutup pada lubang keluarnya. Penutup dibuka
kemudian alat pencatat waktu dihidupkan sampai semua serbuk atau granul
keluar dari corong. Begitu semua granul keluar stopwatch dimatikan. Waktu
yang diperlukan untuk keluarnya serbuk atau granul dicatat sebagai waktu
mengalir tiap satuan waktu (Banker dan Anderson, 1986). Kecepatan alir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
granul yang baik adalah tidak kurang dari 10 gram perdetik untuk 100 gram
b. Sudut Diam
Sudut diam adalah sudut maksimum yang dibentuk permukaan serbuk dengan
permukaan horizontal pada waktu berputar. Bila sudut diam lebih kecil atau
sama dengan 30° biasanya menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas,
bila sudutnya lebih besar atau sama dengan 40° biasanya daya mengalirnya
c. Uji Pengetapan
sejumlah granul sehingga diperoleh volume yang konstan. Pada saat volume
konstan partikel serbuk berada pada kondisi paling mampat. Sifat fisik massa
granul yang baik memiliki harga pengetapan lebih kecil dari 20% (Lachman
dkk, 1994).
d. Kompaktibilitas
melekat menjadi massa yang kompak, digunakan mesin tablet single punch
dengan tekanan yang diatur berdasarkan kedalaman punch atas turun ke ruang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
a. Keseragaman Bobot
dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh
lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari
harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak boleh satu tablet pun yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga kolom B. Jika
perlu dapat digunakan 10 tablet dan tidak satu tablet yang bobotnya
menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A
jika nilai untuk tablet tidak bersalut dengan bobot rata-rata 300 mg, tidak
boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang bobotnya lebih besar dari 5%
dan tidak satupun yang menyimpang dari 10% dihitung dari bobot rata-rata
b. Kekerasan
kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa.
tablet akibat adanya beban penguji mekanik (Voigt, 1994). Sifat tablet yang
tester. Nilai kerapuhan kurang dari 1% dianggap kurang baik (Banker and
Anderson, 1986).
e. Waktu Hancur
teratur dengan frekuensi 28-32 kali per menit pada suhu 37±20C. Untuk
tablet tidak bersalut dikatakan baik apabila waktu hancurnya kurang dari 15
menit (Anonim, 1979). Waktu hancur suatu tablet dipengaruhi oleh sifat
f. Uji Disolusi
Disolusi adalah proses suatu zat solid memasuki pelarut untuk menghasilkan
solid melarut. Bentuk sediaan farmasetik solid dan bentuk sediaan sistem
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
diikuti dengan absorbsi zat aktif ke dalam sirkulasi sistemik dan akhirnya
dimana tablet dimasukkan dalam alat dissolution tester berisi medium yang
mirip dengan cairan lambung. Melalui percobaan ini dapat diketahui profil
farmakokinetik obat dalam tubuh. Alat yang digunakan dalam uji ini adalah
USP yang mencakup monografi volume yang dipakai, kecepatan (rpm), dan
yang sedang dikaji sesuai dengan respon-respon yang dihasilkan dari rancangan
fraksi dari salah satu komponen dari campuran akan merubah satu variabel atau
bahkan lebih fraksi komponen lain. Metode simplex lattice design dapat
suatu formula, sehingga diharapkan akan dapat dihasilkan suatu formula yang
i = 1,2,3,........q
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
X1 + X2 + X3 +........+X q = 1
dapat dinyatakan oleh interior dan garis batas dari suatu gambar dengan q tiap
sudut dan q-1 dimensi. Simplex lattice design yang paling sederhana adalah
dengan dua sudut yaitu merupakan gambar garis yang menyatakan banyaknya tiap
dengan persamaan :
Keterangan :
Y = respon X1.2 = koefisien regresi interaksi A-B
A dan B = fraksi tiap komponen X1 dan X2 = koefisien regresi dari A, B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
Koefisien diketahui dari perhitungan regresi dan Y adalah respon atau hasil
didapatkan, dimasukkan ke dalam garis maka akan didapat contour plot yang
dan tablet yang dihasilkan. Penentuan formula optimum didapatkan dari respon
total yang paling besar, respon total dapat dihitung dengan rumus, yaitu :
Dari persamaan di atas diperoleh respon total dan formula optimum maka
dilakukan verifikasi pada tiap formula yang memiliki respon paling optimum pada
setiap uji sifat fisisk granul dan tablet (Amstrong dan James, 1996).
7. Tinjauan Bahan
a. Teofilin
tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C7H8N4O2 dihitung
terhadap zat yang dikeringkan. Berupa serbuk hablur, putih, tidak berbau,
rasa pahit, stabil di udara. Sukar larut dalam air, tetapi lebih mudah larut
dalam air panas, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam
ammonium hidroksida, agak sukar larut dalam etanol, dalam kloroform, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
b. Montmorillonit
dengan rumus :
Mx[Si3,93Al0,07][Al1,42Fe 0,15Mg0,43]O10(OH)2.............................................(3)
Montmorillonit terdiri dari lapisan berukuran besar yang tak larut dan
kation-kation yang terikat lemah pada ruang antar lapis. Lapis-lapis pada
lempung terdiri dari satu lapis oktahedral diantara dua lapis tetrahedral atau
logam bervalensi lebih rendah seperti Al 3+. Subtitusi isomorfis juga dapat
terjadi pada Al3+ di lapisan oktahedral oleh logam bervalensi lebih rendah
seperti Mg2+, Li+, dan Fe 2+. Akibat dari subtitusi isomorfis menyebabkan
seperti Ca 2+,Na+, dan K+. Dalam lapisan silikat, atom silika berkoordinasi
dengan empat atom oksigen. Atom oksigen terletak pada empat sudut dari
dalam Gambar 4. Dalam lembaran tetrahedral, tiga dari empat atom oksigen
dari tiap tetrahedral berbagi dengan tiga tetrahedral tetangga. Atom oksigen
c. Laktosa
menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu galaktosa dan glukosa. Pemerian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis. Kelarutan larut dalam 6
bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol
(95%), praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. Khasiat dan
Amprotab adalah nama dagang dari amylum manihot yaitu pati yang
gumpalan kecil, putih, tidak berbau, tidak berasa. Kelarutan praktis tidak
larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%). Khasiat dan penggunaan
e. HPMC(Hydroksipropil methylcellulosum)
sebagai bahan pengikat tablet, bahan penyalut, dan matrik tablet lepas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
OR
H H H
OR H2C
H
OR O
O
O
O OR
H H
H2C OR
H H H
OR n-2
2
R = -CH2CH(CH3)OH, -CH3
Gambar 5. Struktur Hidroksipropil metilselulosa
linking, dan grafting. Pembentukan lapisan gel adalah hal yang penting
untuk pelepasan obat dari sistem HPMC. Pada keadaan awal HPMC
berbentuk seperti kaca (glassy state), akibat penetrasi air ke dalam sediaan
suatu konsentrasi air tertentu maka polimer mengalami transisi dari glassy
Siepmenn, 1999).
pelarut. Gel ini merupakan penghalang fisis lepasnya obat dari matriks
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
secara cepat (Suwaldi, 1995). HPMC dalam sediaan lepas lambat dapat
f. Mg Stearat
Mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak lebih dari 8,5% MgO,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian serbuk halus, putih,
licin, dan mudah melekat pada kulit, bau lemah khas. Kelarutan praktis
tidak larut dalam air, dalam etanol (95%) dan dalam eter. Khasiat dan
g. Talk (Talkum)
mudah melekat pada kulit, bebas butiran, warna putih atau putih kelabu.
Kelarutan tidak larut dalam hampir semua pelarut. Khasiat dan penggunaan
E. Kerangka Pemikiran
tingkat ringan ataupun tingkat kronis (menahun). Obat dalam bentuk sediaan lepas
lambat dirancang supaya pemakaian satu unit dosis tunggal menyajikan pelepasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
kali dalam sehari yang kurang sesuai digunakan untuk mencegah dan terapi
serangan asma.
napas yang reversibel seperti asma. Teofilin memiliki waktu paruh yang pendek
sekitar 6-12 jam dan indeks terapinya yang sempit yaitu 10-
teofilin dalam darah yang lebih seragam dan kadar puncak yang tidak flukulatif.
lepas lambat dengan melepaskan dosis secara cepat untuk dosis awalnya
kemudian diikuti oleh pelepasan lambat dari dari dosis berikutnya. Namun perlu
selulosa yang merupakan matriks hidrofilik yang telah banyak digunakan dalam
bahan matriks pada formulasi tablet lepas lambat. HPMC akan membentuk
hidrogel viskositas tinggi jika kontak dengan pelarut, gel ini yang dapat
mengendalikan pelepasan obat secara lambat dan lebih stabil. Kombinasi dari
fisis granul dan tablet serta dapat meningkatkan kemampuan bahan matriks dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
membawa obat sehingga dapat melepaskan teofilin dengan cepat pada awalnya
dose) dengan kecepatan peleapasan teofilin lebih stabil dan profil disolusi yang
F. Hipotesis
montmorillonit 50% diduga memberikan perbedaan pola sifat fisis dan profil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
untuk memperoleh data hasil. Dilakukan dalam 3 tahap yaitu tahap pertama
montmorillonit 50%, dan tahap ketiga pembuatan tablet teofilin dengan matriks
HPMC. Perbedaan antara ketiga tahap dimana pada formulanya pada masing-
masing tablet adalah pada matriksnya (bahan pembawa obat). Adapun formula I
kombinasi montmorillonit 50% dan HPMC 50%, dan formula III matriksnya
fisis granul, sifat fisis tablet, dan uji disolusi dari tablet teofilin. Untuk
3 jam, dan kecepatan pelepasan obat pada menit ke-180 sampai 360.
Setia Budi. Waktu pelaksanaan penelitian dari Desember 2011- Maret 2012.
commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
Jerman), ayakan 16 mesh dan 18 mesh, oven, corong kaca, mixer, pengukur
S), pH meter (Hanna 8514), alat alat gelas, dan alat pendukung lainnya.
D. Prosedur Penelitian
1. Formula Tablet
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel II, berikut ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
dalam proporsi tertentu (0-1 bagian). Dalam hal ini 1 bagian = 85 mg dan 0
bagian = 0 mg
2. Pembuatan Granul
granul basah. Massa granul basah kemudian diayak dengan ayakan 16 mesh,
dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC selama 3 jam. Granul kering diayak
sampai habis. Waktu yang dibutuhkan granul untuk melewati corong dicatat
sebagai waktu alir. Pengujian waktu alir dilakukan sebelum dan sesudah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
sampai penuh dan diratakan, tutup dibuka dan granul dibiarkan mengalir
sampai habis. Tinggi kerucut dan diameter yang terbentuk diukur, sudut
diam dihitung.
h = tinggi kerucut
c. Uji Pengetapan
persamaan berikut:
4. Pengempaan Tablet
Granul yang telah memenuhi persyaratan dalam uji sifat fisisnya dicetak
dan talk. Campuran tersebut dicetak dengan menggunakan mesin tablet single
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
punch dengan bobot tiap tablet 500 mg. Tekanan kompresi pada pembuatan
tablet dikendalikan antara 10-12 kg sehingga bobot tablet tiap formula sama.
Ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu
persatu tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang dari
5% dari bobot rata-rata dan tidak satu pun tablet yang menyimpang lebih
dari 10% dari rata-ratanya untuk tablet dengan bobot lebih dari 300 mg
variasinya.
CV =
SD = simpangan baku
b. Kerapuhan Tablet
Dua puluh tablet dibersihkan dari partikel halus yang menempel, lalu
Kerapuhan = x100%....................................................................(7)
Keterangan :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
c. Kekerasan Tablet
tablet diletakkan pada alat dengan posisi horizontal, alat dikalibrasi hingga
posisi 0,00. Alat diputar hingga tablet retak atau patah. Skala yang tertera
pada alat dibaca. Percobaan dilakukan 5 kali dan dihitung harga putaranya.
naikkan keranjang secara teratur sampai tablet habis dan dicatat waktu dari
Larutan induk teofilin dibuat dengan cara sebagai berikut: 200 mg teofilin
hingga 100 ml. Dari larutan ini kemudian diambil 1,0 ml dan diencerkan
dengan larutan dapar fosfat pH 7,2 hingga 100 ml. Larutan ini diamati
Larutan induk teofilin dibuat dengan cara sebagai berikut: 200 mg teofilin
hingga 100 ml, kemudian diambil 1,0 ml dan diencerkan dengan larutan
dapar fosfat pH 7,2 hingga 100 ml. Dari larutan induk teofilin ini diambil
1,0 ml; 2,0 ml; 3,0 ml; 4,0 ml; 5,0 ml; 6,0 ml; 7,0 ml; 8,0 ml masing-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
masing diencerkan dengan larutan dapar fosfat pH 7,2 hingga 10 ml. Seri
c. Uji Disolusi
Uji disolusi sediaan lepas lambat teofilin menggunakan alat disolusi model
berikut:
disolusi, pengaduk dayung diatur pada kecepatan 100 rpm dengan jarak
pengaduk dayung dari dasar adalah 2,5 ± 0,2 cm. Tablet dimasukkan ke
37 ± 0,5 °C.
2) Sampel diambil pada menit ke 15, 30, 60, 90, 120, 180, 240, 300, 360
sebanyak 10,0 ml. Sampel yang diambil diganti dengan medium disolusi
baru dalam jumlah yang sama sehingga volume medium disolusi tetap.
maksimum teofilin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
E. Analisa Hasil
dengan Simplex Lattice Design ini menggunakan 2 jenis analisa data, yaitu:
b. Pendekatan statistik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
A. Pembuatan Granul
menggunakan metode granulasi basah, proses granulasi basah yaitu dengan cara
seluruh zat berkhasiat dicampur, lalu dibasahi dengan bahan pengikat, setelah itu
dikeringkan dalam oven dan diayak, setelah kering ditambah bahan pelicin dan
ditablet (Anief, 2006). Bahan pengikat yang digunakan yaitu musilago amyli
untuk membentuk masa elastis pada setiap formula dikendalikan sama. Setelah
ditambah bahan pengikat bahan yang membentuk masa granul diayak dengan
ayakan 16 mesh dan dikeringkan dalam oven pada suhu 600C selama 3 jam.
Pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada granul.
Granul yang sudah kering kemudian diayak dengan ayakan ukuran 18 mesh untuk
ukuran granul akan berpengaruh pada fluiditas granul sehingga berpengaruh pada
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
Pemeriksaan sifat fisis granul dilakukan untuk mengetahui granul yang akan
memperoleh tablet dengan mutu yang baik. Pemeriksaan sifat fisis granul
dilakukan sebelum dan sesudah penambahan bahan pelicin kecuali pada uji
pengetapan dilakukan setelah penambahan bahan pelicin. Hal ini bertujuan untuk
Pemeriksaan sifat fisis granul ini terdiri dari waktu alir, sudut diam, dan
pengetapan. Hasil pemeriksaan sifat fisis granul dapat dilihat pada Tabel III (lihat
lampiran 5).
Keterangan:
F I : Formula tablet dengan matriks montmorillonit 100%
F II : Formula tablet dengan matriks montmorillonit 50% dan HPMC 50%
F III : Formula tablet dengan matriks HPMC 100%
Masing-masing percobaan dilakukan dengan 3x replikasi percobaan.
Indeks pengetapan dilakukan sampai volume konstan.
mengalir dalam suatu alat. Kecepatan alir granul berpengaruh pada proses
keseragaman bobot, hal ini dikarenakan granul mempunyai sifat alir yang baik
akan mengisi ruang kompresi dengan konstan, tidak ada rongga dalam tablet,
sehingga tablet yang dihasilkan memiliki bobot yang seragam dan kandungan
aktif juga akan seragam (Parrot, 1971). Waktu alir yang baik adalah kurang
dari 10 detik untuk 100 gram granul dengan demikian kecepatan alirnya lebih
dari 10 gram/detik.
pelicin. Diagram perbandingan waktu alir tablet tanpa pelicin dan dengan
Waktu Alir
12 10,7
10,176
10 8,88
8,376
8 7,3 6,98 Tanpa Pelicin
6 Pelicin
4
2
0
FI F II F III
Formula
Keterangan:
FI: Formula tablet dengan matriks Montmorillonit 100%
FII: Formula tablet dengan ma triks Montmorillonit 50% da n HPMC 50%
FIII: Formula tablet dengan matriks HPMC 100%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
alir yang lebih cepat dibandingkan dengan tanpa bahan pelicin. Hal tersebut
dari granul ketika melewati corong, sehingga dapat memperbaiki sifat alir
granul akan lebih mudah dalam mengalir. Granul pada formula I yang
yang paling cepat diantara formula lainnya. Granul pada formula III yang
sifat alir yang baik, sedangkan untuk granul yang mengandung matriks HPMC
memiliki sifat alir yang kurang baik (Saraswati, 2009). Granul pada formula II
yang disebabkan adanya interaksi antara kedua bahan matriks yaitu dari
bahan pengikat.
Sudut diam adalah sudut yang dapat dibentuk oleh sejumlah granul
setelah granul diberi perlakuan. Sudut diam merupakan salah satu uji granul
yang menunjukkan bagaimana sifat alir dari suatu granul dikatakan baik,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
granul yang baik bila sudut diam yang dibentuk antara tinggi puncak granul
dan Wikarsa, 2010). Perbandingan sudut diam antar granul tanpa pelicin
dengan granul dengan pelicin dapat dilihat pada Gambar 7 (lihat lampiran 5b).
diperoleh hasil bahwa sudut diam dari ketiga formula sebelum ataupun
45 . Semakin kecil nilai sudut diam granul memiliki sifat alir yang baik
sehingga granul dapat mengalir dengan baik pula. Penambahan bahan pelicin
dibentuk oleh granul. Dilihat dari data pada Gambar 7, formula I yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
kedua formula lainnya. Pada formula II memiliki sudut diam yang lebih besar
dari formula III disebabkan karena waktu alir dari formula II lebih besar dari
3. Uji Pengetapan
hentakan dan sentakan. Semakin kecil indeks tap pengetapan suatu granul
maka semakin baik sifat fisik massa granul begitu juga dengan kompresibilitas
pada saat pencetakan menjadi tablet. Granul dengan indeks tap kurang dari
20% adalah granul yang mempunyai sifat fisik granul yang baik (Lachman,
dkk, 1994). Perbandingan indeks tap untuk ketiga formula dapat dilihat pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
yaitu untuk granul yang baik adalah kurang dari 20%. Pada formula I yang
diantara formula lainnya. Hal tersebut karena granul yang mengandung matriks
pengisian rongga antara granul. Formula III yang mengandung matriks HPMC
memiliki indeks tap yang paling tinggi, hal tersebut dikarenakan sifat alir dan
sifat fisis dari HPMC sendiri yang kurang baik sehingga berpengaruh pada
C. Penabletan
dan keseragaman bobot yang sama untuk formula kekerasannya antara 10-12 kg
dan berat tablet 500 mg. Kekerasan tablet yang dikendalikan antara 10-12 kg
adalah kemampuan bahan untuk membentuk massa yang kompak (padat) setelah
diberi tekanan dan dapat digambarkan oleh kekerasan tablet yang dihasilkan.
Granul yang memiliki kompresibilitas yang baik akan mudah dikempa untuk
memadat menjadi tablet, artinya dengan pemberian tekanan yang relatif kecil
maka massa granul tersebut akan memadat membentuk massa kompak. Sifat
kompresibilitas granul dapat berpengaruh terhadap sifat fisis tablet yang terbentuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
yaitu kekerasan dan kerapuhan tablet. Jika granul yang memiliki sifat
kompresibilitas yang tinggi maka tablet yang dihasilkan akan memiliki kekerasan
yang tinggi dengan kerapuhan yang kecil. Pada uji kompresibilitas ini tiap
formula dilakukan tiga kali percobaan dengan kedalaman punch bawah tetap
(pada posisi kedalaman 7,5 mm) pada setiap ukuran kedalaman punch atas yang
diubah-ubah, hal ini bertujuan untuk mendapatkan kedalaman punch atas yang
tepat untuk mendapatkan kekerasan tablet yang dikendalikan 10-12 kg. Data
variasi hasil kompresi antara formula satu dengan lainnya. Tabel tersebut
kekerasan yang kecil. Hal ini dikarenakan belum mencapai tekanan kompresi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
yang kuat, ketika kedalaman punch dinaikan sedikit demi sedikit diperoleh
berada pada kedalaman punch atas sekitar 6,1875 mm 6,4685 mm. Formula
mempunyai nilai kompresibilitas yang paling bagus. Hal ini dikarenakan dengan
kualitas tablet yang dapat memenuhi kriteria tablet yang baik sesuai dengan
pemeriksaan sifat fisik tablet seperti terlihat pada Tabel V (lihat lampiran 6).
Keterangan :
FI : Formula tablet dengan matriks montmorillonit 100%
FII : Formula tablet dengan matriks montmorillonit 50% dan HPMC 50%
F III : Formula tablet dengan matriks HPMC 100%
Pemeriksaan Keseragaman Bobot perlakuan pada 20 tablet
Pemeriksaan Kekerasan dilakukan 5 kali dan Kerapuhan dilakukan sebanyak 3 kali replikasi
Pemeriksaan Waktu Hancur perlakuan pada 6 tablet.
Suatu tablet dikatakan baik bila di dalam suatu pembuatan tablet yang
bersamaan diperoleh bobot tablet yang sama dan seragam antara satu tablet
dengan tablet lainnya. Keseragaman bobot ini sangat dipengaruhi oleh sifat alir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
granul. Sifat alir yang baik akan mempengaruhi granul dalam mengisi ruang
kompresi sehingga diperoleh tablet dengan bobot yang seragam. Semakin baik
sifar alir dari suatu granul maka akan semakin baik pula keseragaman
bobotnya.
untuk tablet yang tidak bersalut dengan berat rata-rata tablet lebih dari 300 mg
mengikuti ketentuan kolom A 5% dan kolom B 10%. Dalam artian bila tablet
ditimbang satu persatu tidak boleh ada 2 tablet yang berat masing-masing
lebih dari 10% dari bobot rata-rata tablet (Anonim, 1979). Hasil Perhitungan
formula dibandingkan dengan penyimpangan bobot tablet maka tidak ada satu
tablet yang menyimpang lebih besar dari 5% dan tidak ada satu tablet yang
keseragaman bobot dapat dilihat juga dari nilai CV. Diagram hasil CV
memenuhi persyaratan kesergaman bobot yaitu kurang dari 5%, dan semakin
2. Kerapuhan Tablet
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
distribusi. Tablet yang tahan dan tidak rapuh yang bertahan sampai kepada
konsumen, karena tablet yang rapuh akan terkikis atau menyerpih bahkan bisa
pengujian, pada ketentuan yang ada tablet yang baik mempunyai nilai
kerapuhan kurang dari 1% (Lachman dkk, 1994). Data hasil kerapuhan dapat
pada ketiga formula ini memenuhi persyaratan hal ini dipengaruhi karena
tekanan kompresi yang begitu besar yaitu 10-12 kg, sehingga dengan
kekerasan yang besar maka kerapuhan tablet relatif kecil. Kerapuhan tablet
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
dipengaruhi oleh tekanan kompresi saat pembuatan tablet yang terlalu kurang
dari tablet akan bertambah. Pencampuran bahan pengikat dengan granul yang
3. Kekerasan Tablet
Suatu tablet yang baik harus mempunyai kekerasan yang baik, kekerasan
yang baik adalah tablet yang tidak begitu keras dan tablet yang tidak begitu
rapuh. Apabila terlalu keras air tidak dapat berpenetrasi ke dalam tablet dan
tablet sulit untuk hancur di dalam tubuh, dan bila kekerasan kurang maka tablet
kg. Hasil diagram kekerasan tablet teofilin dapat dilihat pada Gambar 11 (lihat
lampiran 6b).
tersebut didapat dari kedalaman punch atas 6,1875 mm 6,468 mm. Dari
ketiga formula tersebut dikempa dengan kompresibilitas yang tinggi yakni 10-
kedua formula lainnya karena granul yang dikempa memiliki kriteria dan
menghasilkan kekerasan yang relatif besar, untuk formula II yang terdiri dari
kekerasan yang berada diantara kedua formula lainnya. Formula III memiliki
kekerasan yang paling rendah dari ketiga formula lainnya hal ini dipengaruhi
granul.
Waktu hancur tablet adalah waktu yang dibutuhkan tablet untuk hancur
secara fisik sebelum diabsorbsi sepenuhnya di dalam tubuh. Uji waktu hancur
ini dilakukan secara in vitro. Waktu hancur tablet dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain; bahan penghancur, bahan pengikat, bahan pelicin, dan
hubungan dengan uji sifat fisis tablet lainnya yaitu kekerasan dan kerapuhan,
semakin tinggi kekerasan tablet maka waktu hancurnya semakin lama dan
semakin rendah kekerasan suatu tablet maka waktu hancurnya semakin cepat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
Hasil pemeriksaan uji waktu hancur tablet dapat dilihat pada Tabel VII (lihat
lampiran 6d).
Keterangan :
FI : Formula tablet dengan matriks montmorillonit 100%
FII : Formula tablet dengan matriks montmorillonit 50% dan HPMC 50%
F III : Formula tablet dengan matriks HPMC 100%
Dari hasil pemeriksaan uji waktu hancur diperoleh hasil untuk ketiga
formula mempunyai waktu hancur lebih dari 15 menit, hal ini dikarenakan
diharapkan dengan waktu hancur yang relatif lama dapat melepaskan obat
dalam jangka waktu yang lebih lama pula dengan pelepasan secara lambat.
Pada formula I memiliki waktu hancur yang paling cepat diantara kedua
formula lainnya, hal ini karena sifat bahan matriks yaitu montmorillonit yang
tidak larut dalam air akan tetapi mudah tererosi dan membentuk lapisan koloid
bahan matriks montmorillonit 50% dan HPMC 50% memiliki waktu hancur
diantara kedua formula hal ini karena terdapat komposisi HPMC dalam bahan
memperlama waktu hancur. Formula III mempunyai waktu hancur yang paling
lama hal ini karena bahan matriks yang digunakan adalah HPMC yang akan
membentuk lapisan hidrogel dan mengembang jika kontak dengan air dan akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
sedikit.
E. Disolusi Tablet
menghasilkan suatu larutan (Siregar dan Wikarsa, 2010). Uji disolusi dilakukan
untuk mengetahui laju profil pelepasan obat teofilin dan tablet secara in-vitro.
dayung. Medium yang digunakan adalah dapar fosfat pH 7,2, dengan suhu
hal ini berguna untuk menentukan kadar kandungan zat aktif. Pengukuran
300 nm, hasil scanning yang diperoleh untuk panjang gelombang maksimum
maksimum.
Kurva baku teofilin dibuat dari 200 mg teofilin murni yang dilarutkan
dalam dapar fosfat pH 7,2, kemudian dari larutan tadi diambil 1 ml dilarutkan
dalam 100 ml dapar fosfat yang selanjutnya dibuat seri kadar, kemudian diukur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
Kurva baku teofilin dapat dilihat pada Gambar 12 (lihat lampiran 7b),
Kurva baku ini kemudian digunakan untuk menentukan kadar pada uji
3. Profil Disolusi
Profil disolusi adalah gambaran pelepasan senyawa zat aktif dari suatu
teofilin dari tiga formula untuk menentukan formula paling optimum dengan
kurva antara waktu vs % konsentrasi yang dapat dilihat pada Gambar 13 (lihat
lampiran 8).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
diperoleh profil pelepasan obat teofilin dari ketiga formula dilihat pada Gambar
13. Ketiga profil disolusi pada grafik di atas dapat dilihat pelepasan zat aktif
dari teofilin. Ketiga formula tersebut telah melepaskan teofilin secara lepas
lambat, namun hanya berbeda kecepatan pelepasan obat pada tiap jamnya.
kecepatan pelepasan obat paling cepat diantara kedua formula lainnya hal ini
karena sifat dari matriks montmorillonit yang tidak larut dalam air akan tetapi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
sedikit. Mekanisme pelepasan obat yang terjadi pada formula pertama yakni
matriks mengalami erosi sedikit demi sedikit dan tidak larut. Hal ini
tidak larut dan membentuk koloid jika kontak dengan air. Formula III yang
gel ataupun hidrogel viskositas tinggi jika terjadi kontak dengan air hal ini
gel yang terbentuk relatif sulit terkikis oleh pelarut. Hal ini menyebabkan tablet
adanya matriks. Mekanisme pelepasan obat secara lepas lambat lainnya melalui
mekanisme erosi dan difusi yakni matriks yang digunakan akan mengembang
dan terkikis sedikit demi sedikit (tererosi) karena terhidrasi sehingga obat akan
memiliki profil disolusi antara formula I dan formula III. Formula II ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
pelepasan obatnya relatif mendekati profil pelepasan obat formula III (matriks
HPMC) dengan mekanisme pelepasan obat dengan difusi dan erosi sehingga
tablet terkikis sedikit demi sedikit dan melepaskan obat secara lepas lambat.
tidak larut dengan perbandingan 1:1 yang dapat memberikan profil disolusi
diantara kedua formula lainnya. Pada formula II ini tablet lebih mudah tererosi
yang digunakan, partikel yang tererosi tidak dapat melarut karena sifat dari
diantara formula I dan formula III namun profil pelepasan obatnya mendekati
formula III.
merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk menentukan proporsi relatif
dapat dihasilkan suatu formula yang paling baik sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Pada penelitian ini optimasi dilakukan dengan dua variabel yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
kompaktibilitas, dan pelepasan obat yakni pelepasan teofilin selama 3 jam dan
Dari hasil pemeriksaan uji waktu alir granul 100 gram granul dengan bahan
pelicin didapat kecepatan alir dapat dilihat pada tabel (lihat lampiran 9a)
berikut.
Dari kecepatan alir granul dilakukan pendekatan dengan metode simplex lattice
Keterangan:
Y = respon kecepatan alir yang diinginkan
A = komposisi montmorillonit
B = komposisi HPMC
simplex lattice design dapat dilihat pada Gambar 14 (lihat lampiran 9a)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
Gambar 14. Profil kecepatan alir dengan pendekatan simplex lattice design
memiliki kompaktibilitas yang baik maka akan menghasilkan tablet yang baik
dan dengan sedikit penambahan tekanan yaitu dengan masuknya punch atas
maka akan menghasilkan kekerasan tablet yang baik pula. Uji kompaktibilitas
ini digunakan dengan mengempa granul pada kedalaman punch bawah 7,5 mm
dan kedalaman punch atas 5,625 mm. Granul yang sudah diratakan kemudian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
pendekatan simplex lattice design dapat dilihat pada Gambar 15 (lihat lampiran
9b).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
Tablet lepas lambat merupakan tablet yang melepaskan obat secara lepas
lambat dan dapat mempertahankan konsentrasi obat pada rentang terapi. Tablet
yang memiliki sistem lepas lambat pada saat yang sama 0,25D, obat dilepaskan
20% - 50%, pada saat yang sama 0,5D, obat akan dilepaskan 45% -75% obat
dari yang tertera pada etiket, dimana D merupakan lama/durasi obat (Banakar,
1992). Tablet lepas lambat teofilin ini diformulasikan untuk melepaskan obat
selama 12 jam. Menurut Banakar (1992), pada 0,25D (3 jam) teofilin dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
pelepasan teofilin selama 3 jam dapat dilihat pada tabel (lihat lampiran 9c)
berikut.
Dari hasil pemeriksaan uji disolusi, pelepasan obat teofilin selama 3 jam
menit ke-180) dari tablet dengan bahan matriks montmorillonit dan HPMC.
besar (koefisien = 30,31) terhadap pelepasan obat selama 3 jam (pada menit
pelepasan obat selama 3 jam (pada menit ke-180) tablet lepas lambat teofilin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
Gambar 16. Profil obat selama 3 jam dengan pendekatan simplex lattice design
Jumlah atau dosis zat aktif yang dibutuhkan dalam suatu sediaan lepas
lambat untuk memberikan konsentrasi zat aktif yang kontinu dalam tubuh
ditentukan oleh farmakokinetik zat aktif, tingkat terapi zat aktif dan lama kerja
memberikan pelepasan zat aktif yang kontinu pada pengamatan menit ke-180
Menurut Shargel dan Yu (1997), kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan
lepas lambat sebagai fungsi dari waktu paruh eliminasi, obat yang memiliki
waktu paruh 6 jam mempunyai kecepatan pelepasan obat 11,6 mg/jam dan obat
yang memiliki waktu paruh 8 jam mempunyai kecepatan pelepasan obat 8,66
mg/jam. Kecepatan pelepasan teofilin pada menit ke-180 sampai 360 diperoleh
dari banyaknya teofilin yang terlepas selama menit ke-180 sampai 360
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60
pelepasan obat dapat dilihat pada tabel (lihat lampiran 9d) berikut.
Tabel XI. Tabel kecepatan pelepasan teofilin pada menit ke-180 sampai 360
Formula I II III
Kecepatan pelepasan teofilin 11,80 10,23 8,74
(mg/jam)
Keterangan :
F I : Formula tablet dengan matriks montmorillonit 100%
FII : Formula tablet dengan matriks montmorillonit 50% dan HPMC 50%
F III : Formula tablet dengan matriks HPMC 100%
dari sediaan lepas lambat teofilin pada menit ke-180 sampai 360 dilakukan
ke-180 sampai 360 dari tablet lepas lambat teofilin dengan menggunakan
11,80) terhadap kecepatan pelepasan obat pada menit ke-180 sampai 360
kecepatan pelepasan obat pada menit ke-180 sampai 360 tablet lepas lambat
simplex lattice design dapat dilihat pada Gambar 17 (lihat lampiran 9d).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
Gambar 17. Profil kecepatan pelepasan teofilin pada menit ke-180 sampai 360 dengan
pendekatan simplex lattice design
simplex lattice design pada tablet lepas lambat teofilin dengan matriks kombinasi
obat pada menit ke-180 sampai 360. Respon masing-masing parameter diberikan
bobot dengan jumlah total bobot sama dengan satu. Setiap parameter tersebut
memiliki bobot yang berbeda yaitu untuk waktu alir diberikan bobot 0,2;
kompaktibilitas diberikan bobot 0,2; pelepasan obat pada selama 3 jam diberikan
bobot 0,3; dan kecepatan pelepasan obat pada menit ke-180 sampai 360 diberikan
bobot 0,3. Bobot tiap parameter diberikan berdasarkan sifat yang paling
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
menentukan dalam formulasi tablet lepas lambat. Karena pada setiap parameter
memiliki satuan yang berbeda maka perlu dicari normalitas dari setiap parameter,
untuk kecepatan alir respon maksimal yang diinginkan adalah 15 gram/detik dan
diharapkan adalah 8 kg dan respon minimal yang diharapkan adalah 4 kg, untuk
pelepasan selama 3 jam memiliki respon maksimal 50% dan respon minimal 20%
yang mengacu pada literatur sampai 0,25D (3 jam) melepaskan obat 20-50%
(Banakar, 1992), untuk kecepatan pelepasan obat pada menit ke-180 sampai 360
respon maksimal yang diharapkan adalah 11,6 mg/jam dan respon minimal yang
diharapkan adalah 8,66 mg/jam yang berdasarkan kinetika pelepasan obat lepas
lambat yang dinyatakan fungsi dari waktu paroh yaitu bahan aktif dengan waktu
paruh 6 jam memiliki kecepatan pelepasan 11,6 mg/jam dan dengan waktu paruh
yang diharapkan dengan selisih antara respon maksimal dan respon minimal.
parameter. Normalitas pada setiap parameter dapat dilihat pada tabel (lihat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
telah ditentukan pada setiap parameter. Hasil respon pada setiap parameter dan
total respon dapat dilihat pada tabel (lihat lampiran 9e) berikut.
kurang dari 1 dan lebih dari 0. Dilihat pada tabel normalitas dan tabel respon tiap
optimasi, untuk normalitas pelepasan teofilin pada menit ke-180 sampai 360 pada
sehingga respon yang diperoleh lebih besar dari pada yang diharapkan. Untuk
normalitas yang paling besar dan kurang dari 1. Normalitas kecepatan pelepasan
teofilin pada menit ke-180 sampai 360 komposisi montmorillonit 90% dan HPMC
10% sampai montmorillonit 100% dapat dilihat pada tabel (lihat lampiran 9e)
berikut.
Tabel XIV. Normalitas kecepatan pelepasan pada menit ke-180 sampai 360 komposisi
montmorillonit 90% : HPMC 10% sampai montmorillonit 100%
Proporsi Kecepatan Pelepasan
pada menit ke-180
sampai 360
100%A 1,0680
99%A : 1%B 1,0578
98%A : 2%B 1,0476
97%A : 3%B 1,0340
96%A : 4%B 1,0238
95%A : 5%B 1,0136
94%A : 6%B 1,0034
93%A : 7%B 0,9932
92%A : 8%B 0,9796
91%A : 9%B 0,9694
90%A:10%B 0,9650
Keterangan :
A = proporsi montmorillonit
B = proporsi HPMC
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65
montmorillonit 93% dan HPMC 7%. Hasil formula optimum yang dilakukan
dengan pendekatan metode simplex lattice design secara teoritis dapat dilihat pada
Tabel XV. Hasil formula optimum menggunakan metode simplex lattice design
Parameter Hasil
Kecepatan alir 13,30 gram/detik
Kompaktibilitas 7,167 kg
Pelepasan obat selama 3 jam 28,53%
Kecepatan pelepasan obat menit ke 180-360 11,58 mg/jam
Total respon 0,7123
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
perbedaan pola sifat fisis dan profil disolusi tablet lepas lambat
teofilin.
jam 28,53%, dan kecepatan pelepasan obat menit ke-180 sampai 360
11,58 mg/jam.
A. Saran
commit to user
66