SKRIPSI
OLEH:
HARTINI
NIM 091524054
SKRIPSI
OLEH:
HARTINI
NIM 091524054
OLEH:
HARTINI
NIM 091524054
Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Pada Tanggal: 19 Juli 2013
Alhamdulillah, segala Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
Ultraviolet”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh
besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan
dan Ibu Dra.Sudarmi, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah banyak
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Masfria,
M.S., Apt., Ibu Dra. Salbiah, M.Si., Apt., dan Ibu Dra. Tuty Roida Pardede,
M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran demi
kesempurnaan skripsi ini. Serta kepada bapak Drs. Rasmadin Muchtar, M.S.,
terhingga khusus kepada kedua orang tua, Ayahanda H. Jafar dan Ibunda
Muhammad Irwan, atas do’a, dukungan, motivasi dan perhatian yang tiada
USU yang memberikan saran, arahan, dan masukan kepada penulis dalam
kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis bersedia
menerima kritik dan saran yang membangun pada skripsi ini. Semoga skripsi
Hartini
Nim 091524054
ABSTRAK
ABSTRACT
Halaman
JUDUL ........................................................................................................ i
ABSTRAK .................................................................................................. vi
LAMPIRAN ................................................................................................ 29
Halaman
Halaman
Halaman
Lampiran 10. Data Kadar Bromheksin HCl Pada Sediaan Tablet Sesudah
Uji t ..................................................................................... 45
Lampiran 12. Data Hasil Uji Validasi Bromheksin HCl Pada Tablet
Bisolvon (Boehringer Ingelheim) dengan Metode
Penambahan Bahan Baku (standard addition method) ….. 48
PENDAHULUAN
batuk dengan dahak yang kental seperti pada bronkhitis dan empisema.
Mukolitik adalah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran napas dengan
sputum. Selain itu obat ini digunakan secara lokal di bronkus untuk
Sediaan obat yang berkualitas baik akan menunjang tercapainya efek terapi
yang diinginkan. Salah satu persyaratan mutu sediaan obat adalah kadar yang
umum tablet yang tertera pada Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995.
tablet tidak terdapat dalam Farmakope Indonesia edisi IV (Ditjen POM, 1995)
(2005), penetapan kadar bromheksin HCl dalam sediaan tablet dapat dilakukan
(A11 = 270). Menurut Moffat, dkk., (2011) bromheksin HCl juga dapat di
tersier (N-alifatis tersier) yang dapat ditentukan kadarnya secara titrasi bebas
air (TBA) sebagai basa; dan adanya gugus amin primer aromatis (nitrimetri).
Selain itu, adanya gugus kromofor (ikatan rangkap terkonjugasi) dan gugus
ausokrom (bromida dan gugus amin), maka senyawa ini dapat menyerap
2007).
Untuk menguji keabsahan dari metode ini dilakukan uji validasi dengan
parameter akurasi, presisi, limit deteksi dan limit kuantitasi. Metode ini
bromheksin HCl dalam sediaan tablet. Karena metode ini memiliki banyak
keuntungan antara lain dapat digunakan untuk analisis zat dalam jumlah kecil,
1.3 Hipotesis
sediaan tablet.
umum.
TINJAUAN PUSTAKA
Rumus Struktur:
N- methylbenzenemethanamine
Diare, mual, muntah, dan gangguan saluran cerna ringan lain. Reaksi
(MIMS, 2011/2012).
2.1.4 Dosis
Dosis oral untuk orang dewasa 3 - 4 kali sehari 8 -16 mg, anak- anak 3
2.1.5 Sediaan
radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Teknik
ultraviolet , cahaya tampak, infra merah dan serapan atom. Jangkauan panjang
gelombang untuk daerah ultraviolet adalah 190-380 nm, daerah cahaya tampak
dari tingkat energi dasar ke-tingkat tereksitasi lebih tinggi. Besarnya serapan
dkk., 2004).
yang diserap oleh suatu molekul sebagai panjang gelombang. Suatu grafik
(allowed transtition) untuk suatu molekul dengan struktur kimia yang berbeda
Satu seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai
sel yang disinari. Menurut Hukum Beer, yang hanya berlaku untuk cahaya
monokromatik dan larutan yang sangat encer, serapan berbanding lurus dengan
lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan sel, yang dapat ditulis dalam
persamaan:
A= a.b.c g/liter
dan spesifik untuk setiap molekul pada panjang gelombang dan pelarut tertentu
A = A11.b.c
terbatas, karena rentang daerah radiasi yang relatif sempit hanya dapat
absoprtivitas (a), nilai absorptivitas molar (ε), atau nilai ekstingsi (A11), yang
spesifik untuk suatu senyawa yang dilarutkan dalam suatu pelarut dan pH
b. Analisis Kuantitatif
molekul adalah absorban (A) yang dalam batas konsentrasi rendah nilainya
metode:
1. Metode Regresi
persamaan garis regresi yang didasarkan pada harga serapan dan konsentrasi
2. Metode Pendekatan
suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Alat ini terdiri dari
gelombang tertentu dan fotometer sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang
1. Sumber
untuk daerah ultraviolet digunakan lampu hidrogen atau lampu deutrium pada
tungsten digunakan untuk daerah sinar tampak pada panjang gelombang 400-
750 nm.
2. Monokromator
celah.
3. Sel Absorpsi
tetapi untuk pengukuran pada daerah ultraviolet digunakan sel kuarsa karena
gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvetnya adalah 1
cm. Sel yang biasa digunakan adalah yang berbentuk persegi, tetapi bentuk
4. Detektor
validasi metode adalah akurasi, presisi, spesifisitas, limit deteksi, liniaritas dan
1. Kecermatan (Akurasi)
2. Keseksamaan (Presisi)
antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-
rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil
zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain
cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, dan dibandingkan
terhadap hasil analisis sampel yang tidak mengandung bahan lain yang
ditambahkan.
4.Limit Deteksi
Limit (batas) deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang
respon yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang
adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan
diterima.
METODE PENELITIAN
3.2.1 Alat-alat
3.2.2 Bahan
(HCl) 37 % (v/v) (E. Merck), akuades (PT. Rudang) , Bromheksin HCl baku
membandingkan antara satu tempat dengan tempat yang lain, karena sampel
beaker glass yang berisi 500 ml akuades. Diaduk dengan batang pengaduk agar
klorida 0,1 N lalu dicukupkan sampai garis tanda dengan asam klorida 0,1 N
labu tentukur 25 ml dan diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda lalu
mcg/ml.
dalam labu tentukur 25 ml dan diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis
Dipipet dari LIB II (100 mcg/ml) 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5 ml, dan 6 ml
sampai garis tanda dan dikocok sampai homogen. Diperoleh larutan dengan
50 ml. Lalu, dilarutkan dengan HCl 0,1 N, dikocok dan dicukupkan dengan
dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda dan dikocok homogen. Diukur
perlakuan yang sama seperti diatas, dilakukan pengulangan sebanyak enam kali
120% dihitung dari kadar Bromheksin yang terdapat pada etiket, dimana
70% sampel dan 30% baku pembanding. Contoh perhitungan dapat dilihat
pada Lampiran 11, halaman 46-47 dan hasilnya pada lampiran 12, halaman 48.
A−B
% Recovery = x 100 %
𝐶𝐶
Keterangan:
A = Konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku
B = Konsentrasi sampel sebelum penambahan baku
C = Konsentrasi baku yang ditambahkan
Hasil dapat dilihat pada Tabel 4, halaman 24 dan pada Lampiran 12, halaman
48.
SD
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 = x 100 %
X
Hasil dapat dilihat pada Tabel 4, halaman 24 dan pada Lampiran 12, halaman
48.
∑(Y − Yi)2
Sy/x = �
𝑛𝑛 − 2
10 x Sy/x
LOQ =
Slope
3 x Sy/x
LOD =
Slope
Keterangan:
Sy/x = Simpangan Baku Residual
LOD = Batas Deteksi
LOQ = Batas Kuantitasi
Slope = Derajat Kemiringan
digunakan rumus:
∑(Xi − X)2
𝑆𝑆𝑆𝑆 = �
𝑛𝑛 − 1
X−X
t=
SD/√n
rumus:
Keterangan:
µ = Interval kepercayaan
� = Kadar Rata-rata sampel
𝑋𝑋
X = Kadar Sampel
t = Harga t tabel sesuai dengan dk = n-1
α = Tingkat Kepercayaan
dk = Derajat Kebebasan
SD = Standar Deviasi
n = Jumlah Pengulangan
dalam literatur. Hal ini dikarenakan panjang gelombang suatu senyawa dapat
Kurva serapan dan data absorbansi seperti terlihat pada Gambar 1 dan Tabel 1
di bawah ini:
bromheksin HCl BPFI yang sudah diperoleh yaitu pada panjang gelombang
Kurva kalibrasi bromheksin HCl BPFI dalam pelarut asam klorida 0,1
N dengan konsentrasi 8; 12; 16; 20; 24 mcg/ml dan diukur pada panjang
Data kalibrasi dapat dilihat pada Tabel 2 dan kurva kalibrasi dapat dilihat pada
dan serapan dengan koefisien korelasi (r) = 0,9999 dan persamaan garis regresi
dan tidak lebih dari 107,0 % dan juga memenuhi persyaratan umum tablet yang
RSD (Relatif Standar Deviasi), batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi
kembali ini dapat diterima karena memenuhi syarat akurasi dimana rentang
Sedangkan dari hasil uji presisi dengan parameter relatif standar deviasi (RSD)
yang baik (Harmita, 2004). Batas deteksi (LOQ) dan batas kuantitasi (LOD)
yang diperoleh dari penelitian ini sebesar 0,2795 mcg/ml dan 0,9318 mcg/ml.
5.1 Kesimpulan
kadar Bromheksin HCl dalam sediaan tablet dan metode ini memenuhi
edisi IV tahun 1995 yaitu tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari
110,0 %.
5.2 Saran
Estuningtyas, A., dan Arif, A. (2007). Obat Lokal. Dalam Farmakologi Dan
Terapi. Edisi V. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Halaman 532.
Satiadarma, K., Mulja, M., Tjahjono, D.H., dan Kartasasmita, R.E. (2004).
Azas Pengembangan Prosedur Analisis. Edisi Pertama. Cetakan
Pertama. Surabaya: Airlangga University Press. Halaman 378-388.
Sundari, S., dan Satibi. (2005). Obat-Obat Saluran Pernafasan. Dalam Obat-
Obat Penting Untuk Pelayanan Kefarmasian. Yogyakarta: Fakultas
Farmasi UGM. Halaman 317-318.
Ditimbang seksama 25 mg
Dimasukkan dalam labu tentukur 50 ml,
Dilarutkan dengan asam klorida 0,1 N
Dicukupkan sampai garis tanda dengan asam klorida 0,1 N
Dikocok homogen
Dipipet 5 ml
Dimasukkan dalam labu tentukur 25 ml
Dilarutkan dengan asam klorida 0,1 N sampai garis tanda
Dikocok homogen
Dipipet 4 ml
Dimasukkan dalam labu tentukur 25 ml
Dilarutkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda
Dikocok homogen
Larutan Standar
(16 µg/ml)
Hasil
Larutan Baku
(C = 8; 12; 16; 20; 24) µg/ml
Hasil
Larutan Sampel
Disaring
Residu Filtrat
Dipipet 0,8 ml
Dikocok homogen
Larutan
Sampel
NO Knsentrasi Absorbansi XY X2 Y2
(µg/ml) (Y)
(X)
1 0 0 0 0 0
2 8 0,224 1,792 64 0,0502
3 12 0,336 4,032 144 0,1129
4 16 0,451 7,216 256 0,2034
5 20 0,560 11,2 400 0,3136
6 24 0,667 16,008 576 0,4449
Σ 80 2,238 40,248 1440 1,125
Rata- 13,3333 0,373
Rata
= 0,0011
𝛴𝛴 𝑋𝑋𝑋𝑋 –(𝛴𝛴𝛴𝛴)(𝑌𝑌)/𝑛𝑛
r =
�[(𝛴𝛴 𝑋𝑋 2 )–(𝛴𝛴 𝑋𝑋 ) 2 ]/𝑛𝑛] [(𝛴𝛴 𝑌𝑌 2 )−(𝛴𝛴 𝑌𝑌)2 /𝑛𝑛]
40,248− (80)(2,238)/6
=
�[(1440 ) –(80)2 /6][(1,125)−(2,238)2 /6]
10,408
= 10,4087
= 0,9999
25 𝑚𝑚𝑚𝑚
Berat penimbangan sampel = x 2402,5 mg = 375,39 mg
20 𝑥𝑥 8 𝑚𝑚𝑚𝑚
Sampel yang telah ditimbang dimasukkan dalam labu ukur 50 ml, lalu
dilarutkan dengan pelarut HCl 0,1 N dan dicukupkan sampai garis tanda
25 𝑚𝑚𝑚𝑚 25000 µg
Kadar larutan uji = = = 500 µg/ml
50 𝑚𝑚𝑚𝑚 50 𝑚𝑚 獮
Kemudian dipipet 0,8 ml larutan uji, lalu dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml
0,450 − 0,0011
X= = 16,0896 µg/ml
0,0279
16,0896 µg/ml
% Kadar = 16,077 µg/ml
x 100,47%
= 100,54%
∑(Xi − X)2
𝑆𝑆𝑆𝑆 = �
𝑛𝑛 − 1
0,02
= �
6−1
= 0,0632
X−X
t=
SD/√n
∑(Xi − X)2
𝑆𝑆𝑆𝑆 = �
𝑛𝑛 − 1
0,00555
= �
6−1
= 0,0333
X−X
t=
SD/√n
∑(Xi − X)2
𝑆𝑆𝑆𝑆 = �
𝑛𝑛 − 1
0,00048
= �
5−1
= 0,0109
X−X
t=
SD/√n
= (100,518 ± 0,022)%
∑(Xi − X)2
𝑆𝑆𝑆𝑆 = �
𝑛𝑛 − 1
0,0126
= �
6−1
= 0,0501
X−X
t=
SD/√n
∑(Xi − X)2
𝑆𝑆𝑆𝑆 = �
𝑛𝑛 − 1
0,02195
= �
6−1
= 0,0662
Jika taraf kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01; n = 6, dk = 5, dari daftar
X−X
t=
SD /√n
Perolehan 80 %
80
= 𝑥𝑥 15 mg = 12 mg
100
Analit 70 %
70
= 𝑥𝑥 12 mg = 8,4 mg
100
8,4
Serbuk yang ditimbang yang setara dengan 8,4 mg = 𝑥𝑥 120,126 mg
8 𝑚𝑚𝑚𝑚
= 126,1312 mg
Baku 30 %
30
= 𝑥𝑥 12 mg = 3,6 mg
100
Perolehan 100 %
100
= 𝑥𝑥 15 mg = 15 mg
100
Analit 70 %
70
= 𝑥𝑥 15 mg = 10,5 mg
100
10,5
Serbuk yang ditimbang yang setara dengan 10,5 mg = 𝑥𝑥 120,125 mg
8 𝑚𝑚𝑚𝑚
= 157,664 mg
Baku 30 %
30
= 𝑥𝑥 15 mg = 4,5 mg
100
Perolehan 120 %
120
= 𝑥𝑥 15 mg = 18 mg
100
Analit 70 %
70
= 𝑥𝑥 18 mg = 12,6 mg
100
12,6
Serbuk yang ditimbang yang setara dengan 12,6 m = 𝑥𝑥 120,125 mg
8 𝑚𝑚𝑚𝑚
= 189,196 mg
Baku 30 %
30
= 𝑥𝑥 18 mg = 5,4 mg
100
Konsentrasi
No Konsentrasi Baku yang Persen
(%) Setelah Sebelum ditambahkan Perolehan
penambahan penambahan (µg/ml) (𝐴𝐴−𝐵𝐵)
Baku Baku (C) x 100 %
𝐶𝐶
(µg/ml) (µg/ml)
(A) (B)
∑(Y − Yi)2
Sy/x = �
𝑛𝑛 − 2
0,00002685
=�
6−2
= 0,0026
3 x Sy/x
LOD =
Slope
3 x 0,0026
=
0,0279
= 0,2795 µg/ml
10 x Sy/x
LOQ =
Slope
10 x 0,0026
=
0,0279
= 0,9318 µg/ml
df
1 3.0776 6.3137 12.7062 31.8205 63.656 127.3213 318.3088
2 1.8856 2.9199 4.3027 6.9645 9.9248 14.0890 22.3271
3 1.6377 2.3533 3.1824 4.5407 5.8409 7.4533 10.2145
4 1.5332 2.1318 2.7765 3.7469 4.6040 5.5975 7.1731
5 1.4758 2.0150 2.5706 3.3649 4.0321 4.7733 5.8934