2018
Bakie, Octavina
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5470
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENETAPAN KADAR SIMULTAN BINARY MIXTURE
HIDROKORTISON ASETAT DAN KLORAMFENIKOL
DALAM SEDIAAN KRIM DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET SECARA MEAN
CENTERING OF RATIO SPECTRA (MCR)
SKRIPSI
SKRIPSI
OLEH:
OCTAVINA BAKIE
NIM 141501216
SKRIPSI
OLEH:
OCTAVINA BAKIE
NIM 141501216
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat
dan kasihNya, saya dapat menjalani masa perkuliahan dan penelitian hingga
penyusunan skripsi dengan baik. Adapun judul skripsi saya adalah “Penetapan
Centering of Rasio Spectra (MCR)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna
Utara.
Penyelesaian skripsi ini, tentunya tidak terlepas dari segala hambatan dan
kesulitan, namun berkat bantuan moril maupun materil serta dukungan dan saran
dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas
skripsi ini hingga menghasilkan skripsi yang lebih baik. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. rer. nat. Effendy De Lux
Putra, S.U., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, mengajar,
memberikan wawasan yang luas, serta membuka pikiran saya sehingga saya
menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Prof. Dr. Muchlisyam, M.Si., Apt., selaku dosen ketua
penguji dan Ibu Dra. Masria Lasma Tambunan, M.Si., Apt., selaku dosen penguji
yang telah bersedia untuk menguji, memberikan wawasan yang luas, serta
iv
Universitas Sumatera Utara
memberikan masukan dalam penulisan skripsi demi kesempurnaan skripsi ini.
Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu Dosen
besarnya khususnya kepada Ayahanda Irwan dan Ibunda Sri Pertiwi serta adik
Friendy Sebastian Bakie dan Ferviana Bakie yang pengorbanan tidak ternilai, baik
moril maupun materil, dan tidak pernah lelah memberikan semangat dan kasih
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kakak Cindy Caroline dan
abang Anjanu Syafrisal serta penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
Cindy, Gra Cella, Marselina Purnama Sari, Cyntia Syahrir, Vina Kumalasari,
Steven Tandiono dan Hoko Wilopo serta sahabat-sahabat yang tidak dapat saya
sebutkan satu per satu yang selalu memberikan semangat dan dukungan sampai
saat ini.
sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menambah
Akhirnya saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya
Octavina Bakie
NIM 141501216
v
Universitas Sumatera Utara
vi
Universitas Sumatera Utara
PENETAPAN KADAR SIMULTAN BINARY MIXTURE
HIDROKORTISON ASETAT DAN KLORAMFENIKOL DALAM
SEDIAAN KRIM DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
ULTRAVIOLET SECARA MEAN CENTERING OF RATIO SPECTRA
(MCR)
ABSTRAK
vii
Universitas Sumatera Utara
SIMULTANEOUS DETERMINATION OF BINARY MIXTURE IN
HYDROCORTISONE ACETATE AND CHLORAMPHENICOL CREAM
DOSAGE FORM USING MEAN CENTERING OF RATIO SPECTRA
(MCR) ULTRAVIOLET SPECTROPHOTOMETRY METHOD
ABSTRACT
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................. i
ix
Universitas Sumatera Utara
2.3 Pengembangan Metode ................................................... 9
x
Universitas Sumatera Utara
3.6.1.1 Pembuatan Larutan Induk Baku
Hidrokortison Asetat .................................. 21
xi
Universitas Sumatera Utara
3.6.5.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Metode Mean
Centering of Ratio Spectra (MCR)
Kloramfenikol ............................................ 25
xii
Universitas Sumatera Utara
4.8 Hasil Penetapan Kadar Hidrokortison Asetat dan
Kloramfenikol dalam Krim Chloramfecort ....................... 42
LAMPIRAN ......................................................................................... 48
xiii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Struktur Hidrokortison Asetat .................................................. 6
xv
Universitas Sumatera Utara
4.12 Spektrum Serapan Rasio Hidrokortison Asetat Hasil Mean
Centered dengan Menggunakan Divisor Kloramfenikol (8,048
μg/mL) ..................................................................................... 38
xvi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN
Gambar Halaman
xvii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xviii
Universitas Sumatera Utara
15 Data Penimbangan Sampel Chloramfecort dan Data Amplitudo
Untuk Hasil Uji Perolehan Kembali dan RSD Hidrokortison
Asetat dan Kloramfenikol......................................................... 78
xix
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
obat tersebut sering diformulasi sebagai sediaan krim. Oleh karena itu, kombinasi
akibat dermatitis dan antiinfeksi, karena dapat memberikan hasil yang optimal.
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 130,0% dari yang tertera pada etiket dan
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari yang tertera pada etiket.
Hidrokortison asetat diketahui tidak larut di dalam air dan eter, namun
larut di dalam etanol. Penetapan kadar hidrokortison asetat dengan pelarut etanol
Sementara itu, kloramfenikol diketahui larut di dalam air dan etanol. Penetapan
1
Universitas Sumatera Utara
volumetri sampai menggunakan instrumen elektonik seperti spektrofotometri UV-
mempunyai beberapa keuntungan, yaitu : sensitif, selektif, akurat, teliti, dan cepat
kali oleh Afkhami dan Bahram pada tahun 2005 untuk penetapan kadar secara
simultan dari campuran biner dan terner tanpa langkah pemisahan terlebih dahulu
maupun derivatisasi pada analisis campuran biner dari asam mefenamat dan
paracetamol, secara campuran terner dari asam asetilsalisilat, sama askorbat dan
parasetamol secara simultan. Oleh karena itu, metode ini sesuai untuk digunakan
dkk., 2013), campuran natrium naproksen dan domperidon maleat (Lofty, dkk.,
penentuan dari obat di dalam bentuk murni dan bentuk sediaan campuran.
Kelebihan dari pengembangan metode ini adalah metode ini tidak membutuhkan
tahap derivatisasi sehingga lebih efektif dari segi waktu dan biaya dibandingkan
2
Universitas Sumatera Utara
dengan metode kromatografi. Metode MCR juga dapat digunakan untuk
penetapan kadar campuran dua zat aktif atau lebih yang mempunyai kelarutan
yang sama dan untuk campuran yang tidak diketahui matriksnya. Pengembangan
metode MCR lebih selektif daripada metode analisis panjang gelombang berganda
asetat dalam sediaan krim yang beredar di pasaran dengan menggunakan metode
3
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
sebagai berikut :
1.3 Hipotesis
berikut :
4
Universitas Sumatera Utara
1.4. Tujuan Penelitian
Mean Centering of Ratio Spectra (MCR) dapat digunakan oleh industri farmasi
5
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rumus Struktur :
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
6
Universitas Sumatera Utara
Panjang gelombang : 240 nm (Moffat, dkk., 2011).
efek meliputi efek antiradang, misalnya akibat trauma, alergi dan infeksi, yang
dalam hati menjadi derivat hidronya, yakni hidrokortison. Di kulit dan sendi
pengubahan tersebut tidak terjadi, maka untuk salep/krim dan injeksi intra-
artikuler selalu harus digunakan hidrokortison asetat (Tan dan Rahardja, 2007).
2.1.2 Kloramfenikol
Rumus Struktur :
nitrofenetil]asetamida
dari 90,0% dan tidak lebih dari 130% dari jumlah yang
7
Universitas Sumatera Utara
Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang;
Kelarutan : Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dan
asetat.
bakteriostatis terhadap hampir semua kuman Gram positif dan sejumlah kuman
2.2 Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini
secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistensi relatif cair diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak atau
Krim didefinisikan sebagai “cairan kental atau emulsi setengah padat baik
bertipe air dalam minyak atau minyak dalam air. Krim biasanya digunakan
Istilah krim secara luas digunakan dalam farmasi dan industri kosmetik.
Banyak dokter dan pasien lebih suka pada krim daripada salep, untuk satu hal,
umumnya mudah menyebar rata dan dalam hal krim dari emulsi jenis minyak
8
Universitas Sumatera Utara
dalam air lebih mudah dibersihkan daripada kebanyakan salep. Pabrik farmasi
apa yang akan digunakan. Ada beberapa alasan valid untuk mengembangkan
suatu metode analisis baru, yaitu tidak ada metode yang sesuai untuk analit
tertentu dalam matriks sampel tertentu, metode yang ada terlalu banyak
menimbulkan kesalahan atau metode yang sudah ada tidak reliabel (presisi dan
akurasinya rendah), metode yang sudah ada terlalu mahal, membutuhkan waktu
yang telah ada tidak memberikan sensitifitas atau spesifisitas yang mencukupi
pada sampel yang dituju, instrumentasi dan teknik yang lebih baru memberikan
peningkatan identifikasi analit, peningkatan batas deteksi, serta akurasi dan presisi
yang lebih besar dan ada suatu kebutuhan untuk mengembangkan metode
transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang, dapat
9
Universitas Sumatera Utara
pula dilakukan pengukuran terhadap sederetan sampel pada suatu panjang
terlihat tergantung pada struktur elektronik dari molekul. Spektra ultraviolet dan
(Sastrohamidjojo, 1991).
radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Teknik yang
sampai ke inframerah (Ditjen POM Depkes RI, 1995). Sinar ultraviolet berada
pada panjang gelombang 200-400 nm, sedangkan sinar tampak berada pada
10
Universitas Sumatera Utara
Komponen yang penting dari suatu spektrofotometer adalah sebagai berikut :
a. Sumber
b. Monokromator
Ini adalah piranti optis untuk mengisolasi suatu berkas radiasi dari suatu
(Dachriyanus, 2004).
c. Sel
wadah sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya
lintasan 1 cm, namun tersedia sel dengan ketebalan yang sangat beragam,
mulai dari lintasan yang sangat pendek , kurang dari 1 milimeter sampai 10
cm atau bahkan lebih (Day dan Underwood, 1983). Pada instrumen berkas
optiknya sama. Sel absorpsi tersebut disebut kembar karena ukuran alur
radiasi, tebal, dan bahan dinding selnya sama agar sifat transmisi kedua sel itu
d. Detektor
11
Universitas Sumatera Utara
ke rangkaian sistem penguat elektronika (Satiadarma, dkk., 2004).
Jika suatu molekul bergerak dari suatu tingkat energi ke tingkat energi
yang lebih rendah maka beberapa energi akan dilepaskan. Energi ini dapat hilang
sebagai radiasi dan dapat dikatakan telah terjadi emisi radiasi. Jika suatu molekul
dikenai suatu radiasi elektromagnetik pada frekuensi yang sesuai sehingga energi
molekul tersebut ditingkatkan ke level yang lebih tinggi, maka terjadi proses
Sinar ultraviolet dan sinar tampak memberikan energi yang cukup untuk
tampak dikatakan sebagai spektra elektronik. Keadaan energi yang paling rendah
meningkatkan energi molekuler dari keadaan dasar ke satu atau lebih tingkat
valensi dengan tingkat energi eksitasi yang relatif rendah. Elektron yang terlibat
pada penyerapan radiasi ultraviolet dan visibel ini ada tiga, yaitu elektron sigma,
elektron phi, dan elektron bukan ikatan (non bonding electron) (Gandjar dan
Rohman, 2017).
terjadi di antara tingkat-tingkat energi di dalam suatu molekul ada empat yaitu
transisi δ→δ*, transisi n→δ*, transisi n→π*, dan transisi π→π*. Berikut akan
12
Universitas Sumatera Utara
a. Transisi δ→δ*
Energi yang diperlukan untuk transisi ini besarnya sesuai dengan energi
180 nm). Jenis transisi ini terjadi pada daerah ultraviolet vakum sehingga
ultraviolet-visibel.
b. Transisi n→δ*
Energi yang diperlukan untuk transisi jenis ini lebih kecil dibandingkan
Jenis transisi ini merupakan transisi yang paling cocok untuk analisis sebab
dengan panjang gelombang 200-700 nm, dan panjang gelombang ini secara
identifikasi kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi, jika digabung dengan
13
Universitas Sumatera Utara
cara atau metode lain maka dapat digunakan untuk maksud identifikasi / analisis
detektor. Parameter kekuatan energi khas yang diabsorpsi oleh molekul adalah
sedang dan mempunyai kepekaan analisis yang cukup tinggi. Karena luasnya
ragam bahan farmasi dan bahan biokimia yang menyerap radiasi ultraviolet-
visible, maka metode ini banyak dipakai dalam analisis farmasi (Munson, 1984).
larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan
b. A = ε. b. c (mol/L) atau
14
Universitas Sumatera Utara
Absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2
sampai 0,6. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa pada kisaran nilai
Menurut Afkhami dan Bahram (2005) dan Mohsen, dkk., (2013), metode ini
dapat digunakan untuk penentuan kadar secara simultan dari campuran biner dan
5
= 1
3
Mean Center (MC) dari vektor di atas dilakukan dengan pengurangan dari rata-
3
rata tiga angka di atas seperti : y = 3
3
5 3 +2
Maka MC(y) = y y = 1 − 3 = −2
3 3 0
Dengan Am merupakan vektor dari absorbansi campuran, αx, αy, dan αz adalah
vektor absorptivitas molar dari X,Y, dan Z, dan Cx, CY, dan CZ adalah konsentrasi
dari X, Y, dan Z.
15
Universitas Sumatera Utara
Jika persamaan (1) dibagi dengan αz dari spektrum dari larutan baku Z,
spektrum rasio pertama diperoleh persamaan (2) (nilai 0 dari αz tidak boleh
B= = + + Cz (2)
Jika persamaan (2) di-Mean Centered (MC), karena nilai mean centered dari
MC(B) = MC + MC (3)
Mean Centering of Ratio Spectra dari larutan baku Y dan Z, spektrum rasio kedua
( )
D= = + Cy (4)
( ) ( )
Jika persamaan (4) di-Mean Centered, karena nilai mean centered dari
MC(D) = MC (5)
( )
MC(D) dan konsentrasi X dalam larutan. Kurva kalibrasi dapat dibuat dengan
terner.
16
Universitas Sumatera Utara
parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita, 2004).
Menurut Gandjar dan Rohman (2017), suatu metode analisis harus divalidasi
ketika:
terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai sebenarnya, atau nilai
pengumpulan data dari 9 kali penetapan kadar dengan 3 konsentrasi yang berbeda
2.6.2 Presisi
diekspresikan sebagai simpangan baku relatif dari sejumlah sampel yang berbeda
17
Universitas Sumatera Utara
secara statistik. Dokumentasi presisi seharusnya mencakup : simpangan baku,
simpangan baku relatif (RSD) atau koefisien variasi (CV) dan kisaran
kepercayaan. Pengujian presisi pada saat awal validasi metode seringkali hanya
adalah ketepatan pada kondisi percobaan yang sama (berulang) sedangkan presisi
antara ketepatan pada kondisi percobaan yang berbeda (Gandjar dan Rohman,
2017).
kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama
dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel. Secara
umum, spesifitas dapat ditunjukkan oleh minimalnya gangguan oleh senyawa lain
karakteristik akurasi dari metode tersebut. Bila akurasi metode telah dapat
diterima, maka metode tersebut otomatis telah masuk kriteria sebagai metode
sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak dapat dikuantifikasi. Batas
deteksi merupakan batas uji yang spesifik menyatakan apakah analit di atas atau
dibawah nilai tertentu (Gandjar dan Rohman, 2017). Menurut Harmita (2004),
3 x SB
Batas deteksi (LOD) =
slope
18
Universitas Sumatera Utara
Batas kuantifikasi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam
sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada
Menurut Harmita (2004), batas kuantifikasi dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
10 x SB
Batas deteksi (LOQ) =
slope
2.6.5 Linieritas
hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran
yang diberikan. Linieritas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik kurva
2.6.6 Rentang
presisi, akurasi dan linieritas yang baik. Rentang biasanya dinyatakan dengan
19
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
krim merek X.
Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2017 sampai dengan Maret
3.3 Alat
1510), kuvet, kertas saring, bola karet, spatula, dan alat-alat lainnya yang
diperlukan dalam penyiapan sampel. Gambar beberapa alat di atas dapat dilihat
3.4 Bahan
Bahan yang digunakan adalah etanol absolut (Moffat, dkk., 2011), baku
20
Universitas Sumatera Utara
dapat dilihat pada Lampiran 20 dan 21 halaman 88 dan 89) dan krim yang
yang sama dengan yang diteliti (Sudjana, 2002). Sampel yang digunakan yaitu
mg.
dengan etanol absolut hingga larut, dicukupkan volume dengan etanol absolut
sampai garis tanda sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 500 μg/mL
(LIB I). Dari larutan LIB I dipipet 2,5 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 25
mL, dicukupkan dengan etanol absolut sampai garis tanda sehingga didapatkan
larutan dengan konsentrasi 50 μg/mL (LIB II). Bagan alir prosedur penelitian
21
Universitas Sumatera Utara
dengan etanol absolut hingga larut, dicukupkan volume dengan etanol absolut
sampai garis tanda sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 500 μg/mL
(LIB I). Dari larutan LIB I dipipet 2,5 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 25
mL, dicukupkan dengan etanol absolut sampai garis tanda sehingga didapatkan
larutan dengan konsentrasi 50 μg/mL (LIB II). Bagan alir prosedur penelitian
larutan diencerkan dengan pelarut etanol absolut sampai garis tanda, lalu dikocok
Bagan alir prosedur penelitian dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 51.
larutan diencerkan dengan pelarut etanol absolut sampai garis tanda, lalu dikocok
Bagan alir prosedur penelitian dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 52.
22
Universitas Sumatera Utara
kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 mL. Selanjutnya larutan
diencerkan dengan pelarut etanol absolut sampai garis tanda, lalu dikocok sampai
panjang gelombang 200-400 nm. Bagan alir prosedur penelitian dapat dilihat pada
μg/mL, dengan cara mengencerkan sebanyak 1,2 mL; 1,6 mL; 2 mL; 2,4 mL; dan
etanol absolut. Diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm. Bagan
Diambil sebanyak 1,6 mL; 2 mL; 2,4 mL; 2,8 mL; dan 3,2 mL dari LIB II
pelarut yang sama untuk membuat larutan standar dengan konsentrasi 8 μg/mL;
gelombang 200-400 nm. Bagan alir prosedur penelitian dapat dilihat pada
23
Universitas Sumatera Utara
3.6.4 Pembuatan Rasio Spektrum Serapan Metode Mean Centering of Ratio
Spectra (MCR)
3.6.4.1 Pembuatan Rasio Spektrum Serapan Hidrokortison Asetat Metode
Mean Centering of Ratio Spectra (MCR)
software UV Probe 2.42 dengan cara spektrum serapan hidrokortison asetat dibagi
mendapatkan rasio spektra ke-1 berupa data set. Data set kemudian di print dan
dipindahkan ke Ms. Excel untuk dilakukan mean centered dengan bantuan matlab
R2010a. Bagan alir prosedur penelitian dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 56.
mendapatkan rasio spektra ke-1 berupa data set. Data set kemudian di print dan
dipindahkan ke Ms. Excel untuk dilakukan mean centered dengan bantuan matlab
R2010a. Bagan alir prosedur penelitian dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 57.
Nilai mean centered (MC) dari rasio spektra ke-1 (amplitudo) pada
matlab R2010a. Bagan alir prosedur penelitian dapat dilihat pada Lampiran 4
halaman 56.
24
Universitas Sumatera Utara
3.6.5.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Metode Mean Centering of Ratio Spectra
(MCR) Kloramfenikol
Nilai mean centered (MC) dari rasio spektra ke-1 (amplitudo) pada
matlab R2010a. Bagan alir prosedur penelitian dapat dilihat pada Lampiran 4
halaman 57.
3.6.6.1 Linearitas
y = ax + b
Keterangan:
y = Amplitudo
a = Koefisien regresi yang menunjukkan nilai amplitudo
x = Kadar (µg/mL)
b = Konstanta
perolehan kembali pada tiga rentang spesifik, yakni: 80%, 100% dan 120%.
25
Universitas Sumatera Utara
dianalisis dan 30% berasal dari baku yang ditambahkan (metode adisi standar)
(Harmita, 2004).
yang dianalisis ditambah analit dengan konsentrasi yang diperlukan dari kadar
analit yang diperkirakan, dicampur dan dianalisis kembali. Selisih kedua hasil
(2004), dalam kedua metode tersebut, kadar yang diperoleh dinyatakan sebagai
% perolehan kembali = x 100 %
Keterangan:
CA = Konsentrasi perolehan sampel setelah penambahan bahan baku
CC = Konsentrasi teoritis sampel sebelum penambahan bahan baku
CB = Konsentrasi baku yang ditambahkan
disonikasi selama 15 menit, dan ditambahkan pelarut sampai dengan garis batas
tanda. Dihomogenkan, kemudian dipipet 0,5 mL dari labu tentukur tersebut, dan
rentang spesifik yang diambil, dan dihitung hasil persen perolehan kembali.
Bagan alir prosedur perolehan kembali dapat dilihat pada Lampiran 59-60.
Penimbangan sampel dan baku sesuai rentang dapat dilihat pada Lampiran 14
halaman 76-77.
26
Universitas Sumatera Utara
3.6.6.3 Pengujian Presisi
rumus:
RSD = x 100%
Keterangan:
3.6.6.4 Batas Deteksi (Limit of Detection, LOD) dan Batas Kuantitatif (Limit
of Quantification, LOQ)
∑( )
SD =
LOD =
LOQ =
Keterangan :
SD = Standard Deviation (Residual Standard Deviation)
Slope = a (y=ax+b)
27
Universitas Sumatera Utara
sejumlah serbuk setara dengan 25 mg hidrokortison asetat, dihitung kesetaraan
50 ml, dan ditambahkan etanol absolut 10 ml, disonikasi selama 15 menit, sampai
larut, kemudian dicukupkan dengan etanol absolut sampai garis tanda, dikocok
pertama dibuang. Filtrat selanjutnya ditampung. Kemudian dari filtrat ini dipipet
sebanyak 0,5 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan dengan
etanol absolut sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan yang didalamnya
konsentrasi 8 μg/ml. Diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm, dan
kadar analit (hidrokortison asetat dan kloramfenikol) dalam sampel. Persen kadar
analit dalam satu krim dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Kadar = X x FP x V
% kadar analit =
x kadar dalam sertiikat analisis
28
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
X= Konsentrasi analit dalam sampel
FP = Faktor pengenceran
V=Volume labu awal yang digunakan
dapat dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji ttabel dan rumus yang
digunakan adalah:
∑
SD =
thitung = /√
data diterima jika thitung < ttabel pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α =
0,01.
Keterangan:
SD = Standard deviation / simpangan baku
Xi = Kadar dalam satu perlakuan
X = Kadar rata-rata dalam satu sampel
n = Jumlah pengulangan
α = Tingkat kepercayaan
μ = X ± ttabel x
√
Keterangan:
SD = Standard deviation / simpangan baku
X = Kadar rata-rata dalam satu sampel
N = Jumlah pengulangan
t = Harga ttabel sesuai dengan derajat kepercayaan
29
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
masing-masing dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2, sedangkan
30
Universitas Sumatera Utara
Hidrokortison Asetat 10,06 μg/mL
Kloramfenikol 12,072 μg/mL
terletak pada 241 nm, sedangkan untuk kloramfenikol dalam pelarut etanol
metode spektrofotometri biasa tidak dapat digunakan untuk melakukan penetapan kadar
Spectra (MCR) dapat menetapkan kadar suatu zat dalam campurannya dengan zat lain.
31
Universitas Sumatera Utara
Spektrum Serapan Campuran
Maksimum Hidrokortison Asetat
10,06 μg/mL dan Kloramfenikol
12,072 μg/mL
µg/mL, 8,048 µg/mL, 10,06 µg/mL, 12,072 µg/mL, 14,084 µg/mL untuk
hidrokortison asetat dan dengan konsentrasi 8,048 µg/mL, 10,06 µg/mL, 12,072
µg/mL, kemudian dibuat spektrum serapan pada panjang gelombang 200-400 nm.
32
Universitas Sumatera Utara
dan Gambar 4.6. Spektrum campuran hidrokortison asetat dan kloramfenikol
dengan konsentrasi 10,06 µg/ mL dan 8,048 µg/mL dapat dilihat pada Gambar
4.7.
33
Universitas Sumatera Utara
Dalam penentuan kadar menggunakan metode spektrofotometeri MCR,
hasil dari perhitungan kadar senyawa aktif yang terdapat di dalam suatu sediaan
farmasi.
dari suatu spektrum. Namun berbeda dengan spektrofotometri ultraviolet dengan metode
MCR, sumbu Y dalam metode MCR merupakan amplitudo yang berupa data hasil
dibagi dan hasil pembagian data-data absorbansi dianalisis pada setiap titik
dari nilai absorbansi rasio di setiap titik panjang gelombang yang dihasilkan. Data
pengurangan setiap nilai absorbansi rasio dengan rata-rata yang dihasilkan dan
34
Universitas Sumatera Utara
Data yang digunakan dalam
penentuan ratio spectra
Data (D)
Gambar 4.8 Contoh Perhitungan Data Absorbansi Rasio Menjadi Data Hasil
Mean Centered (Amplitudo)
data C (data absorbansi rasio). Ini merupakan tahap pembuatan spektrum serapan
,
rasio dan sebagai buktinya adalah = 0,3605. Rata-rata dari data C adalah
,
35
Universitas Sumatera Utara
40
35
30
AMPLITUDO 25
20
15
10
5
0
-5 220 230 240 250 260 270
6
5
AMPLITUDO
4
3
2
1
0
220 230 240 250 260 270
PANJANG GELOMBANG (nm)
Spectra (MCR) diawali dengan membuat spektrum rasio dan memilih konsentrasi faktor
36
Universitas Sumatera Utara
konsentrasi yang memenuhi hokum Lambert-Beer (An dan Hoang, 2009). Pembagi
dalam sampel. Sebagai contoh, senyawa yang terkandung di dalam krim merek X
0,60.
zat yang satu untuk menganalisis zat yang lainnya dalam campuran. Spektrum faktor
pembagi disyaratkan tidak ada absorbansi yang bernilai 0 sehingga spektrum harus
melalui perlakuan awal, yaitu memotong spektrum pada rentang panjang gelombang
seraoan rasio hidrokortison hasi mean centered dapat dilihat pada Gambar 4.11
40
30
20
AMPLITUDO
10
-10
220 230 240 250 260 270
PANJANG GELOMBANG (nm)
37
Universitas Sumatera Utara
4
2
AMPLITUDO
1
-1
-2
-3
220 230 240 250 260 270
PANJANG GELOMBANG (nm)
Gambar 4.12 Spektrum Serapan Rasio Hidrokortison Asetat Hasil Mean centered
dengan Menggunakan Divisor Kloramfenikol Konsentrasi 8,048 μg/mL
40
35
30
25
20
AMPLITUDO
15
10
-5
-10
220
222
224
226
228
230
232
234
236
238
240
242
244
246
248
250
252
254
256
258
260
262
264
266
268
270
272
274
Gambar 4.13 Tumpang Tindih Spektrum Serapan Rasio Hasil Mean Centered
Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
Pada Gambar 4.13 terlihat tumpang tindih spektrum serapan rasio hasil mean
centered hidrokortison asetat dan kloramfenikol. Pada gambar, spektrum serapan rasio
hasil mean centered hidrokortison asetat terlihat memisah dengan spektrum serapan rasio
38
Universitas Sumatera Utara
hasil mean centered kloramfenikol. Oleh karena itu, penggunaan metode Mean
Centering of Ratio Spectra (MCR) dapat digunakan untuk penetapan kadar hidrokortison
Kurva kalibrasi dalam metode MCR terdiri dari konsentrasi pada sumbu X
12.072, 2.7376
2 10.06, 2.2230
8.048, 1.7128
6.036, 1.2986
1
0 0
0 2 4 6 8
Konsentrasi 10 12 14 16
39
Universitas Sumatera Utara
Kurva Kalibrasi Kloramfenikol
30
16.096, 27.952
25
14.084, 23.6486
20
Amplitudo 12.072, 20.1837
15 10.06, 16.0916
8.048, 13.0562
10
5
0 0, 0
0 2 4 6 8 10
Konsentrasi 12 14 16 18
penimbangan sampel Chloramfecort dan data amplitudo (rasio spektra hasil mean
40
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji perolehan kembali ini memenuhi syarat akurasi yang telah
ditetapkan. Jika rata-rata hasil perolehan kembali berada pada rentang 98-102%
(Ermer dan McB. Miller, 2005), maka persen perolehan kembali tersebut
menunjukkan kecermatan kerja yang baik pada saat perlakuan penentuan kadar
diperoleh nilai simpangan baku relatif, biasa disingkat dengan RSD dapat dilihat
No Kadar RSD
1 Hidrokortison Asetat 0,6222%
2 Kloramfenikol 0,7429%
Menurut Harmita (2004), nilai simpangan baku relatif untuk analit dengan
kadar part per million (ppm) adalah tidak lebih dari 2%. Dari hasil yang diperoleh
Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 16 halaman 80-81 dan Lampiran
17 halaman 82-83.
diperoleh batas deteksi dan batas kuantifikasi untuk hidrokortison asetat dan
41
Universitas Sumatera Utara
kloramfenikol dapat dilihat pada Tabel 4.3
Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa semua hasil yang diperoleh
pada pengukuran sampel berada di atas batas deteksi dan batas kuantitasi.
konsentrasi minimum yang harus diukur dari suatu sampel agar pembacaan
batas kuantitasi dari hidrokortison asetat dan kloramfenikol dapat dilihat pada
sediaan krim adalah 50 kali. Hal ini disebabkan karena pengenceran yang
dilakukan dari labu pertama sampel yang bervolume 50 mL dengan dipipet 0,5
42
Universitas Sumatera Utara
dengan 0,5 mL akan memperoleh hasil 50 kali. Data penimbangan sampel dan
halaman 69-70).
Tabel 4.4 Hasil Penetapan Kadar Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol dalam
Krim Chloramfecort
Kandung
an di Persyaratan
No Obat Krim Chloramfecort
dalam kandungan (%)
label
Hidrokortison
1 (101,5742 ± 2,3646)% 25 mg 90-110
Asetat
2 Kloramfenikol (98,6768 ± 2,7674)% 20 mg 90-130
Dari tabel yang dapat dilihat bahwa kadar hidrokortison asetat yang
2,7674%. Hasil kadar hidrokortison asetat yang diperoleh berada dalam rentang
43
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
validasi.
5.2 Saran
zat aktif yang berbeda, namun dengan bentuk sediaan yang sama.
44
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. Hal. 6.
45
Universitas Sumatera Utara
Lofty, H. M., Amer, S. M., Zaazaa, H. E., Mostafa, N. S. (2015).
Spectrophotometric Method for Quantitative Determination of Binary
Mixture of Naproxen Sodium and Domperidone Maleate. Austin Journal
of Analytical and Pharmaceutical Chemistry. 2(3): 1044.
Moffat, A. C., Osselton, M. D., dan Widdop, B. (2005). Clarke’s Analysis of Drug
and Poisons. Fourth Edition. London: Pharmaceutical Press. Hal. 1070,
1495.
Mohsen, A. M., Lotfy, H. M., Badawey, A. M., Salem, H., dan Elkhateeb, S. Z.
(2013). Application of Three Novel Spectrophotometric Method
Manipulating Ratio Spectra for Resolving a Pharmaceutical Mixture of
Chlorphenoxamine Hydrochloride and Caffeine. International Journal of
Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. Volume 5. Supplement 1 : 478-
487.
Gandjar, I. G., dan Rohman. A. (2017). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan Keenam
Belas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hal. 228-232, 240, 243, 459-460.
Satiadarma, K., Mulja, M., Tjahjono, D. H., dan Kartasasmita, R. E. (2004). Asas
Pengembangan Prosedur Analisis. Cetakan Pertama. Surabaya : Airlangga
University Press. Hal. 49, 90, 97.
46
Universitas Sumatera Utara
Sudjana. (2002). Metode Statistika. Edisi Revisi. Cetakan Keenam. Bandung:
Penerbit Tarsito. Hal. 93, 145, 201, 225.
USP 27 dan NF 22. (2004). The United States Pharmacopoeia 27 and The
National Formulary 22. 27th edition : The United States Pharmacopoeial
Convention. Hal. 405-406, 925-926.
47
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Sampel Krim Chloramfecort
48
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Komposisi Krim Chloramfecort
Daftar Spesifikasi Sampel
1. Krim Chloramfecort
49
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Gambar Alat-Alat yang Digunakan Untuk Pengukuran Kadar
Campuran Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
````
Gambar 2. Spektrofotometer UV-Visible (Shimadzu UV 1800)
50
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Bagan Alir Prosedur Penelitian
1. Pembuatan Larutan Induk Baku dan Serapan Maksimum Hidrokortison Asetat
51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
Baku Kloramfenikol
ditimbang sebanyak 50,3 mg
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL
dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut
etanol absolut sampai garis tanda
LIB I Kloramfenikol (503 μg/mL)
dipipet 2,5 mL
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL
dicukupkan dengan pelarut etanol absolut
sampai garis tanda
LIB II Kloramfenikol (50,3 μg/mL)
dipipet 2,4 mL
dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 mL
dicukupkan dengan pelarut etanol absolut
sampai garis tanda
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
53
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4.(Lanjutan)
54
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
55
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
57
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
Krim Chloramfecort
10 tube
ditimbang
dikeluarkan isinya, kemudian ditimbang tube
kosong
Krim
ditimbang setara 25 mg hidrokortison asetat
(penimbangan dilakukan sebanyak 6 kali
pengulangan)
dihitung kesetaraan kloramfenikol yang
terkandung didalamnya
dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL
dilarutkan dengan pelarut etanol absolut
dihomogenkan dengan sonikator selama 15 menit
dicukupkan dengan pelarut etanol absolut sampai
garis tanda
dikocok sampai homogen
disaring larutan
dibuang 10 mL filtrat pertama
ditampung filtrat selanjutnya
dipipet sebanyak 0,5 mL
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL
Larutan Sampel
(1000 μg/mL)
diukur serapan dengan panjang gelombang 200
nm-400 nm
Nilai Absorbansi
dimanipulasi, dilakukan mean centered, diambil
amplitudo pada peak 241 nm dan 273 nm, dan
dihitung dengan persamaan regresi
Kadar
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
Krim
ditimbang krim sebanyak 70% dari total
keseluruhan pada rentang spesifik yang berbeda
(80%,100% dan 120%)
dihitung kesetaraan kloramfenikol yang
terkandung didalamnya
dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL
dilarutkan dengan pelarut etanol absolut
dihomogenkan dengan sonikator selama 15 menit
dicukupkan dengan pelarut etanol absolut sampai
garis tanda
dikocok sampai homogen
disaring larutan
dibuang 10 mL filtrat pertama
ditampung filtrat selanjutnya
dipipet sebanyak 0,5 mL
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL
Larutan Sampel
(1000 μg/mL)
diukur serapan dengan panjang gelombang 200
nm-400 nm
Nilai Absorbansi
dimanipulasi, dilakukan mean centered, diambil
amplitudo pada peak 241 nm dan 273 nm, dan
dihitung dengan persamaan regresi
Kadar
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. (Lanjutan)
Krim
ditimbang krim sebanyak 70% dari total
keseluruhan pada rentang spesifik yang berbeda
(80%,100% dan 120%)
dihitung kesetaraan kloramfenikol yang
terkandung didalamnya
dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL
ditambahkan baku hidrokortison asetat dan
kloramfenikol
dilarutkan dengan pelarut etanol absolut
dihomogenkan dengan sonikator selama 15 menit
dicukupkan dengan pelarut etanol absolut sampai
garis tanda
dikocok sampai homogen
disaring larutan
dibuang 10 mL filtrat pertama
ditampung filtrat selanjutnya
dipipet sebanyak 0,5 mL
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL
Larutan Sampel
(1000 μg/mL)
diukur serapan dengan panjang gelombang 200
nm-400 nm
Nilai Absorbansi
dimanipulasi, dilakukan mean centered, diambil
amplitudo pada peak 241 nm dan 273 nm, dan
dihitung dengan persamaan regresi
Kadar
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Bagan Alir Prosedur Penelitian Secara Keseluruhan
61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Perhitungan Konsentrasi Larutan Standar Hidrokortison Asetat dan
Kloramfenikol
Serapan 1
V1 x C1 = V2 x C2
1,2 mL x 50,3 µg/mL = 10 mL x C2
C2 = 6,036 µg/mL
Konsentrasi Kloramfenikol:
V1 x C1 = V2 x C2
1,6 mL x 50,3 µg/mL = 10 mL x C2
C2 = 8,048 µg/mL
Serapan 2
V1 x C1 = V2 x C2
1,6 mL x 50,3 µg/mL = 10 mL x C2
C2 = 8,048 µg/mL
Konsentrasi Kloramfenikol:
V1 x C1 = V2 x C2
2 mL x 50,3 µg/mL = 10 mL x C2
C2 = 10,06 µg/mL
Serapan 3
V1 x C1 = V2 x C2
2 mL x 50,3 µg/mL = 10 mL x C2
C2 = 10,06 µg/mL
Konsentrasi Kloramfenikol:
V1 x C1 = V2 x C2
2,4 mL x 50,3 µg/mL = 10 mL x C2
C2 = 12,072 µg/mL
Serapan 4
V1 x C1 = V2 x C2
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. (Lanjutan)
Konsentrasi Kloramfenikol:
V1 x C1 = V2 x C2
2,8 mL x 50,3 µg/mL = 10 mL x C2
C2 = 14,084 µg/mL
Serapan 5
V1 x C1 = V2 x C2
2,8 mL x 50,3 µg/mL = 10 mL x C2
C2 = 14,084 µg/mL
Konsentrasi Kloramfenikol:
V1 x C1 = V2 x C2
3,2 mL x 50,3 µg/mL = 10 mL x C2
C2 = 16,096 µg/mL
63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Data Kalibrasi Hidrokortison Asetat Hasil MCR, Perhitungan
Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r)
No. X Y X2 Y2 XY
1. 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
2. 6,036 1,2986 36,4333 1,6864 7,8383
3. 8,048 1,7128 64,7703 2,9337 13,7846
4. 10,06 2,2230 101,2036 4,9417 22,3633
5. 12,072 2,7376 145,7332 7,4945 33,0483
6. 14,084 3,1451 198,3591 9,8917 44,2956
50,3 11,1171 546,4995 26,9480 121,3301
X = 8,3833 Y = 1,8529
a =
XY X Y / n
X X / n
2 2
Y =a X +b
b = Y aX
= 1,8529-(0,2253)(8,3833)
= 0,0359
Maka persamaan garis regresinya adalah: Y(MC) = 0,2253X - 0,0359
r
XY X Y / n
( X X ) / n)( Y ( Y ) / n
2 2 2 2
121,3301 50,311,1171 / 6
=
546,4995 50,32 / 626,9480 11,11712 / 6
= 0,99926
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Data Kalibrasi Kloramfenikol Hasil MCR, Perhitungan Persamaan
Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r)
No. X Y X2 Y2 XY
1. 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
2. 8,048 13,0562 64,7703 170,4644 105,0763
3. 10,06 16,0916 101,2036 259,9396 161,8814
4. 12,072 20,1837 145,7332 407,3817 243,6576
5. 14,084 23,6486 198,3591 559,2563 333,0669
6. 16,096 27,9520 259,0812 781,3143 449,9154
60,36 100,9321 769,1474 2178,3563 1293,5976
X = 10,06 Y = 16,8220
a =
XY X Y / n
X X / n
2 2
Y =a X +b
b = Y aX
= 16,8220-(1,7182)(10,06)
= 0,4631
Maka persamaan garis regresinya adalah: Y(MC) = 1,7182X - 0,4631
r
XY X Y / n
( X X ) / n)( Y ( Y ) / n
2 2 2 2
1293,5976 60,36100,9321 / 6
=
769,1474 60,362 / 62178,3563 16,82202 / 6
= 0,9974
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Data Penimbangan dan Serapan dalam Krim
Tabel 9.1 Data Penimbangan dan Serapan dalam Krim Chloramfecort
Pengulangan Penimbangan Amplitudo ( Y(MC) )
(gram) Hidrokortison Kloramfenikol (273
Asetat (241 nm) nm)
1 0,9903 2,2078 12,7845
2 0,9987 2,2000 13,2187
3 1,0253 2,3098 13,3463
4 0,9991 2,2566 13,3682
5 1,0135 2,3290 13,0540
6 1,0052 2,2421 13,4591
66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Contoh Perhitungan Kadar Teoritis dari Hidrokortison Asetat dan
Kloramfenikol dalam krim merek X
Kemudian dari larutan A, dipipet 0,5 ml dan dimasukkan kedalam labu tentukur
25 mL dan diencerkan dengan etanol absolut hingga garis tanda (larutan B).
V1 X C1 = V2 X C2
0,5 mL x 500 µg/mL = 25 mL x C2
C2 = 10 µg/mL
Konsentrasi hidrokortison asetat larutan B = 10 µg/mL
67
Universitas Sumatera Utara
Dilarutkan 1 g krim dalam etanol absolut dalam labu tentukur 50 mL sampai
garis tanda. Larutan kemudian dihomogenkan, disaring, lebih kurang 10 mL filtrat
pertama dibuang. Filtrat selanjutnya ditampung (larutan A).
68
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Contoh Perhitungan Kadar Sampel dari Hidrokortison Asetat dan
Kloramfenikol dalam krim merek X
Berat krim yang ditimbang adalah 0,9903 g, maka terlebih dahulu dihitung
kesetaraan dengan hidrokortison asetat dan kloramfenikol.
,
Kesetaraan hidrokortison asetat = x 25 mg = 24,7575 mg
,
Konsentrasi hidrokortison asetat (LIB I) = x 1000 μg = 495,15 μg/mL
Kemudian dari LIB I, dipipet 0,5 ml dan dimasukkan kedalam labu tentukur 25
mL dan diencerkan dengan etanol absolut hingga garis tanda.
, /
= x 0,5 mL = 9,903 μg/mL
69
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. (Lanjutan)
Kadar hidrokortison asetat = X kemurnian baku
, μ /
= X 100,322%
, μ /
= 100,8863%
,
Kesetaraan kloramfenikol = x 20 mg = 19,806 mg
,
Konsentrasi kloramfenikol (LIB I) = x 1000 μg = 396,12 μg/mL
, /
= x 0,5 mL = 7,9224 μg/mL
Konsentrasi kloramfenikol :
Kadar kloramfenikol = X Kemurnian Baku
, /
= X 99,76%
, /
= 97,0879%
70
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Rekapitulasi Kadar dari Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
dalam Krim Merek X
Konsentra-
Penimba- Konsentrasi si yang
Nama Setara Amplitudo Kadar Kadar
ngan Teoritis Didapat (%)
Sediaan (mg) Y(MC) (mg)
(g) (μg/mL) (μg/mL)
Konsentra-
Penimba- Konsentrasi si yang
Nama Setara Amplitudo Kadar Kadar
ngan Teoritis Didapat (%)
Sediaan (mg) Y(MC) (mg)
(g) (μg/mL) (μg/mL)
71
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Perhitungan Statistik Kadar Hidrokortison Asetat dan
Kloramfenikol dalam Krim Merek X
∑ , ,
SD = = = = 1,4365
Uji statistik pada taraf kepercayaan 99% maka nilai α = 0,01 ; dk = n-1 = 6-1 = 5
Diperoleh ttabel = (1 – ½ α); dk
= (1 – 0,005); 5
= 0,995; 5
= 4,0321
Dasar penerimaan data jika t hitung ≤ t tabel.
t hitung =
/√
,
t hitung 1 =
⁄√
= ⁄√
= 0,1956 (Data diterima)
,
,
t hitung 2 =
⁄√
= ⁄√
= 0,5355 (Data diterima)
,
,
t hitung 3 =
⁄√
= ⁄√
= 0,0849 (Data diterima)
,
,
t hitung 4 =
⁄√
= ⁄√
= 0,1702 (Data diterima)
,
72
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (Lanjutan)
,
t hitung 5 =
⁄√
= ⁄√
= 0,6616 (Data diterima)
,
,
t hitung 6 =
⁄√
= ⁄√
= 0,1856 (Data diterima)
,
Dari hasil perhitungan, diperoleh bahwa semua thitung < ttabel , maka semua data
μ= ± ttabel x
√
,
μ = 101,5742 ± (4,0321 x )
√
μ = (101,5742 ± 2,3646)%
, ± ,
= x 25 mg
= 24,8024 mg – 25,9847 mg
2. Kadar Kloramfenikol
(X)
No. Persen Kadar X-X (X - X)2
Kloramfenikol (%)
1. 97,088 -1,5888 2,5243
2. 99,427 0,7502 0,5628
3. 97,750 -0,9268 0,8589
4. 100,473 1,7962 3,2263
5. 96,796 -1,8808 3,5374
6. 100,527 1,8502 3,4232
X = 98,6768 (X - X)2= 14,1329
∑ , ,
SD = = = = 1,6812
73
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (Lanjutan)
Uji statistik pada taraf kepercayaan 99% maka nilai α = 0,01 ; dk = n-1 = 6-1 = 5
Diperoleh ttabel = (1 – ½ α); dk
= (1 – 0,005); 5
= 0,995; 5
= 4,0321
Dasar penerimaan data jika t hitung ≤ t tabel.
t hitung =
/√
,
t hitung 1 =
⁄√
= ⁄√
= 0,3858 (Data diterima)
,
,
t hitung 2 =
⁄√
= ⁄√
= 0,1822 (Data diterima)
,
,
t hitung 3 =
⁄√
= ⁄√
= 0,2250 (Data diterima)
,
,
t hitung 4 =
⁄√
= ⁄√
= 0,4361 (Data diterima)
,
,
t hitung 5 =
⁄√
= ⁄√
= 0,4567 (Data diterima)
,
,
t hitung 6 =
⁄√
= ⁄√
= 0,4493 (Data diterima)
,
Dari hasil perhitungan, diperoleh bahwa semua thitung < ttabel , maka semua data
μ= ± ttabel x
√
,
μ = 98,6768 ± (4,0321 x )
√
μ = (98,6768 ± 2,7674)%
74
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. (Lanjutan)
Kadar kloramfenikol dalam krim merek X tiap gram
, ± ,
= x 20 mg
= 19,1819 mg – 20,2888 mg
75
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. Perhitungan Penimbangan Analit dan Baku untuk Uji Perolehan
Kembali dengan Rentang Spesifik 80%, 100%, dan 120%
Perolehan 80%
,
= X 20 mg = 11,2 mg
Baku kloramfenikol yang ditambahkan :
= 20 m g x mg = 4,8 mg
Perolehan 100%
76
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. (Lanjutan).
,
= X 20 mg = 14 mg
Baku kloramfenikol yang ditambahkan :
= 20 m g x mg = 6 mg
Perolehan 120%
,
= X 20 mg = 16,8 mg
Baku kloramfenikol yang ditambahkan :
= 20 m g x mg = 7,2 mg
77
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. Data Penimbangan Sampel Chloramfecort dan Data Amplitudo
untuk Hasil Uji Perolehan Kembali dan RSD Hidrokortison
Asetat dan Kloramfenikol
Baku
Baku
Bobot Bobot Hidrokortison
Kloramfenikol
Rentang Tanpa Baku Dengan Baku Asetat yang
yang ditambahkan
(gram) (gram) ditambahkan
(mg)
(mg)
0,530 0,5408 6,019 4,78
80 % 0,532 0,5428 6,019 4,78
0,536 0,5468 6,019 4,78
0,691 0,7045 7,524 5,985
100 % 0,702 0,7155 7,524 5,985
0,698 0,7115 7,524 5,985
0,832 0,8482 9,028 7,182
120 % 0,838 0,8542 9,028 7,182
0,830 0,8462 9,028 7,182
Amplitudo
Rentang
Sample Tanpa Baku Sample Dengan Baku
1,2738 1,8189
80 % 1,3065 1,8569
1,3133 1,8558
1,5278 2,2099
100 % 1,5380 2,2248
1,5349 2,2238
1,8284 2,6472
120 % 1,8368 2,6485
1,8282 2,6468
78
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. (Lanjutan)
1. Data Amplitudo Kloramfenikol untuk Hasil Uji Perolehan Kembali dan
RSD dalam Krim Chloramfecort
Amplitudo
Rentang
Sample Tanpa Baku Sample Dengan Baku
7,9563 11,2352
80 % 7,9511 11,2619
7,9866 11,2425
10,3513 14,4573
100 % 9,9520 14,0139
9,9409 13,9986
11,6900 16,6082
120 % 11,7084 16,5819
11,6901 16,6498
79
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. Hasil Uji Perolehan Kembali dan Perolehan RSD pada
Hidrokortison Asetat dalam Krim Chloramfecort
2. Perhitungan RSD
(X)
Rentang Persen Perolehan X-X (X - X)2
Kembali (%)
100,49 -0,2278 0,05189284
80 % 101,46 0,7422 0,55086084
100,01 -0,7078 0,50098084
100,59 -0,1278 0,01633284
100 % 101,29 0,5722 0,32741284
101,60 0,8822 0,77827684
100,64 -0,0778 0,00605284
120 % 99,77 -0,9478 0,89832484
100,61 -0,1078 0,01162084
X = 100,7178 (X - X)2= 3,14175556
∑ , ,
SD = = = = 0,6267%
80
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16. (Lanjutan).
, %
= x 100%
, %
= 0,6222%
81
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 17. Hasil Uji Perolehan Kembali dan Perolehan RSD pada
Kloramfenikol dalam Krim Chloramfecort
2. Perhitungan RSD
(X)
Rentang Persen Perolehan X-X (X - X)2
Kembali (%)
99,64 0,1533 0,02350089
80 % 100,61 1,1233 1,26180289
99,11 -0,3767 0,14190289
99,82 0,3333 0,11108889
100 % 98,75 -0,7367 0,54272689
98,64 -0,8467 0,71690089
99,62 0,1333 0,01776889
120 % 98,72 -0,7667 0,58782889
100,47 0,9833 0,96687889
X = 99,4867 (X - X)2= 4,370400011
∑ , ,
SD = = = = 0,7391%
82
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 17.(Lanjutan).
, %
= x 100%
, %
= 0,7429%
83
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 18. Contoh Perhitungan Hasil Uji Perolehan Kembali Hidrokortison
Asetat dan Kloramfenikol dalam Krim Chloramfecort
1,2738 0,0359
X= = 5,8131 µg/mL
0,2253
Kadar sampel = Konsentrasi(µg/ml) x Faktor Pengenceran x Volume (ml)
= 5,8131 µg/mL x x 50 ml
,
= 14,5328 mg
1,8189 0,0359
X= = 8,2326 µg/ml
0,2253
= 8,2326 µg/ml x x 50 ml
,
= 20,5814 mg
Baku Hidrokortison Asetat yang ditambahkan = 6,019 mg
Persen Perolehan Kembali
( )
= x 100%
( , , )
= x 100%
,
= 100,49%
84
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 18. (Lanjutan)
7,9563 0,4631
X= = 4,9001 µg/mL
1,7182
Kadar sampel = Konsentrasi(µg/ml) x Faktor Pengenceran x Volume (ml)
= 4,9001 µg/mL x x 50 ml
,
= 12,2503 mg
11,2352 0,4631
X= = 6,8085 µg/ml
1,7182
= 6,8085 µg/ml x x 50 ml
,
= 17,0212 mg
Baku Kloramfenikol yang ditambahkan = 4,788 mg
Persen Perolehan Kembali
( )
= x 100%
( , , )
= x 100%
,
= 99,64%
85
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 19. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ)
Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
Yi - Y
2
Sy / x
n-2
,
=
= 0,04769
3x(Sy / x)
LOD =
Slope
3 x ,
=
,
= 0,63501 µg/mL
10 x( Sy / x)
LOQ =
Slope
10 x ,
=
,
= 2,11673 µg/mL
86
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 19.(Lanjutan)
2. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Kloramfenikol
Persamaan regresi : Y = 1,7182X-0,4631
Slope = 1,7182
Konsentras Absorbansi
i (µg/ml)
No Yi Y-Yi (Y-Yi)2
(X) (Y)
Yi - Y
2
Sy / x
n-2
,
=
= 0,59917
3x(Sy / x)
LOD =
Slope
3 x ,
=
,
= 1,04616 µg/mL
10 x( Sy / x)
LOQ =
Slope
10 x ,
=
,
= 3,48719 µg/mL
87
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 20. Sertifikat Pengujian Hidrokortison Asetat
88
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 21.Sertifikat Pengujian Kloramfenikol
89
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 22. Daftar Nilai Distribusi t
90
Universitas Sumatera Utara