Anda di halaman 1dari 4

PERCOBAAN VII

TITRASI PENGENDAPAN SENYAWA KOMPLEKS PENETAPAN KESADAHAN AIR

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Standarisasi larutan Na-EDTA dengan CaCl2.
2. Menentukan kesadahan total dalam sampel air.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a.Buret
b.Corong kaca
c. Erlenmeyer
d.Gelas ukur
e.Klem
f. Pipet tetes
g.Statif
2. Bahan
a.Air keran
b.Kertas label
c. Larutan buffer basa
d.Larutan CaCl2
e.Larutan indicator EBT
f. Larutan Na-EDTA
g.Tisu

C. PROSEDUR KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Distandarisasi larutan Na-EDTA.
a.Dimasukkan 25ml Na-EDTA kedalam buret.
b.Dimasukkan 25ml CaCl2 kedalam Erlenmeyer, lalu ditambahkan 5ml buffer basa
dan ditambahkan 1ml indicator EBT.
c. Dititrasi larutan dalam Erlenmeyer dengan Na-EDTA pada buret.
d.Diamati hingga terjadi perubahan warna.
3. Ditetapkan kesadahan total air.
a.Dimasukkan 25ml Na-EDTA kedalam buret.
b.Dimasukkan 25ml sampel air keran kedalam Erlenmeyer, lalu ditambahkan 5ml
buffer basa dan ditambahkan 1ml indicator EBT.
c. Dititrasi larutan dalam Erlenmeyer dengan Na-EDTA pada buret.
d.Diamati hingga terjadi perubahan warna.
e.Dibesihkan alat yang telah digunakan dan dikembalikan ke tempat semula.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan

2. Analisis Data

3. Pembahasan
Praktikum kali ini tentang titrasi pengendapan senyawa kompleks penetapan
kesadahan air. Adapun tujuan dari praktikum kali ini untuk standarisasi larutan Na-EDTA
dengan CaCl2 dan menentukan kesadahan total dalam sampel air. Kesadahan dalam
air sebagian besar berasal dari kontaknya dengan tanah dan batuan.
Kesadahan Total disebabkan oleh adanya ion Ca dan Mg secara bersama –
sama (Melati, 2022: 32). Indikator yang digunakan pada penelitian ini adalah
indikator Eriochrom Black T (EBT). Larutan Buffer pH 10 untuk mengatur pH larutan
tetap berada di angka 10 dikarenakan Logam alkali tanah seperti kalsium dan
magnesium membentuk kompleks yang tidak stabil dengan EDTA pada pH rendah, oleh
karenanya perlu penambahan Buffer pH 10 (Bustomi, 2018: 39).

Pada pH 10± 0,1, ion-ion Ca2+dan Mg2+ dalam contoh uji akan
bereaksi dengan indikator EBT dan membentuk larutan berwarna merah
keunguan. Jika EDTA ditambahkan sebagai titran, maka ion Ca2+dan Mg2+ akan
bereaksi dengan ligan EDTA membentuk senyawa kompleks yang stabil, molekul
indikator terlepas kembali dan pada titik akhir titrasi larutan akan berubah warna
dari merah keunguan menjadi biru (Evana, 2018: 77). Titik akhir tercapai pada saat
jumlah molekul EDTA yang ditambahkan sebagai titran ekuivalen dengan jumlah ion
kesadahan dalam sampel dan pada keadaan ini indikator EBT terlepas dari ion
kesadahan. Ion kesadahan akan membentuk senyawa kompleks kuat dengan EDTA
dibandingkan dengan indikator EBT (Sarifudin, 2021: 97).

Standarisasi Na-EDTA dilakukan dengan titrasi pada larutan CaCl2


yang ditambahkan buffer basa dan indicator EBT hingga berubah warna.
Larutan CaCl2 ditambahkan indicator EBT akan menghasilkan CaEBT
dengan warna ungu pekat. Kemudian dilakukan titrasi dengan larutan Na-
EDTA kepada larutan CaEBT dengan 27ml Na-EDTA akan mengubah
larutan menjadi kompleks berwarna biru. Hal ini sejalan dengan teori dimana ion
Ca2+ pada CaCl2 akan berekasi dengan indicator EBT membentuk larutan berwarna
ungu. Kemudian ketika ditambahkan EDTA dengan titrasi menggunakan Na-EDTA akan
membentuk senyawa kompleks berwarna biru.

Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air.
Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+ dapat juga
disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak)
seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam
jumlah kecil (Bujawati, 2014: 339). Penetapan kesadahan total dalam sampel air
dilakukan dengan titrasi pada air keran yang ditambahkan buffer basa dan indicator
EBT menghasilkan CaEBT berwarna ungu pekat. Kemudian dilakukan titrasi
dengan larutan Na-EDTA kepada larutan CaEBT dengan 1ml Na-EDTA akan
mengubah larutan menjadi kompleks berwarna biru. hal ini sejalan dengan
teori jika Ca2+ bereaksi dengan EBT menghasilkan larutan ungu pekat dan
ketika dititrasi dengan Na-EDTA akan menghasilkan kompleks berwarna biru.
Kadar CaCO3 yang rendah pada air keran sekitar 9mg atau 360ppm
menyebabkan perubahan menjadi kompleks berwarna biru hanya
membutuhkan 1ml larutan Na-EDTA.

E. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Standarisasi larutan Na-EDTA dengan larutan CaCl2 memerlukan 27ml Na-EDTA untuk
mengubah warna larutan CaCl2 yang ditambahkan EBT dari ungu pekat menjadi
kompleks berwarna biru, dan konsentrasi normalitas Na-EDTA yang digunakan sebesar
0.18N.
2. Penentuan kesadahan total dalam sampel air keran memerlukan 1ml Na-EDTA untuk
mengubah warna larutan dari ungu pekat menjadi kompleks berwarna biru dengan
kadar CaCO3 bermassa 9mg dan 360ppm.

DAFTAR PUSTAKA

Bujawati, Emmi., Rusmin, Muhammad, Basri, Syahrul. (2014).” Pengaruh Ketebalan Arang
Tempurung Kelapa Terhadap Tingkat Kesadahan Air di Wilayah Kerja Puskesmas Sudu
Kabupaten Enrekang Tahun 2013”. Jurnal Kesehatan. 7(1): 332-345.

Bustomi, Abu Yazid., Sylvia, Diana., Rusdiana, Nita. (2018). “Analisis Sifat Fisika, Ph, dan
Kesadahan Air Minum Isi Ulang Beberapa Depot Air Minum Isi Ulang (Damiu) di
Kecamatan Sepatan Timur”. Jurnal Farmagazine. 5(3): 36-41.

Evana., Achmad, Dhea Vella Nuralita. (2018). “Tingkat Kesadahan Air Sumur di Dusun Gelaran 01
Desa Bejiharjo Karangmojo Gunungkidul, Yogyakarta”. Fullerene Journ. Of Chem. 3(2): 75-
79.
Melati, Laetti Rahma., Septiani., Riyanti, Apriyani. (2022). “Penetapan Kesadahan Total Air Sumur
dengan Menggunakan Metode Kompleksometri di Desa Cikeusal Kidul Brebes Jawa Tengah”.
Jurnal Multidisiplin Madani. 2(10): 28-33.

Sarifudin, Kasimir. (2021). “Aplikasi Zeolite Alam Ende-Flores Teraktifasi Untuk Menurunkan Kesadahan
Air”. Jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. 21(1): 93-101.

Anda mungkin juga menyukai