CBR Bank Lembaga Keuangan Kelompok 7
CBR Bank Lembaga Keuangan Kelompok 7
PRODI
PEND.AKUNTANSI
Skor nilai
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
Dosen Pengampu :
STAMBUK 2020
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini dengan baik
untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Bank Lembaga Keuangan Terimakasih juga kami ucapkan
kepada semua yang mendukung saya dalam menyelesaikan tugas ini terutama kepada Dosen
Pengampu Ibu Haryani Pratiwi Sitompul,Se.,M.Si dan Bapak Drs. La Hanu, M.Si/
Tulisan ini berisi ulasan-ulasan chapter dari buku Bank Lembaga Keuangan mulai dari
identitas buku, ringkasan chapter, keunggulan dan kelemahan, serta kesimpulan dan saran dari
buku tersebut.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan sangat kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki pada tulisan-
tulisan kami selanjutnya.
Besar harapan kami Critical Book Report ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pembacanya. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB IV PENUTUP 13
4.1 Kesimpulan 13
4.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam meringkas dan menganalisi
sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai
serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita
baca dan pahami, terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum
memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu penulis membuat CBR Bank
Lembaga Keuangan ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok
bahasa tentang Bank Lembaga Keuangan,
1
2.1 IDENTITAS
BUKU
BUKU UTAMA
2
BAB II
RINGKASAN BUKU
2.1 Buku Utama
A. SEWA GUNA USAHA (LEASING)
D. KEGIATAN LEASING
Kegiatan leasing dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:
1.Melakukan sewa guna usaha dengan hak opsi bagilessee (finance lease)
2.Melakukan sewa guna uusaha dengan tanpa hakopsi bagi lessee (operating lease)
Ciri-ciri kedua kegiatan leasing seperti yang dimaksuddi atas adalah sebagai berikut:
1. Kritertia untuk finance lease apabila perusahaanleasing memenuhi persyaratan:
a.Jumlah pembayaran sewa guna usaha danselama masa sewa guna usaha pertama
kali,ditambah dengan nilai sisa barang yang dileaseharus dapat menutupi harga perolehan
barangmodal yanng dileasekan dan keuntungan bagi pihak lessor.
b.Dalam perjanjian sewa guna usaha memuatketentuan mengenai hak opsi bagi lessee.
2. Sedangkan kriteriia untuk operating lease adalah memenuhi persyaratan sebagai berikut
a.Jumlah pembayaran selama masa leasing pertama tidak dapat menutupi harga perolehan
barang modal yang dileasekan ditambahkeuntungan bagi pihak lessor .
b.Di dalam perjanjjian leasing tidak memuatmengenai hak opsi bagi lessee.
F. PERJANJIAN LEASING
4
Perjanjian yang dibuat antara lelssor denganlesseedisebut lease agrement di mana di dalam
perjanjian tersebut memuat kontrak kerkerja yang berisi sebagai berikut:
1.Nama dan alamt lessee
2.Jenis barang modal yang diinginkan
3.Jumlah atau nilai barang yang dilesingkan
4.Syarat-syarat pembayaran
5.Syarat-syarat kepemilikan atau syarat lainnya6.
6.Biaya-biaya yang dikenakan
7.Sangsi-sangsi apabila lessee ingkar janji.
5
secara sewa guna usaha dengan hak Opsi ( finance Lease ) maupun sewa guna usaha tanpa hak Opsi
(Operating Lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala Selanjutnya yang dimaksud dengan Finance lease adalah kegiatan sewa
guna usaha dimana lesse Pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa
guna usaha berdasarkan nilai yang disepakati. Sebaliknya Operating lease Tidak mempunyai hak
opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.
Pengertian lessor Adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha leasing dengan menyediakan
berbagai macam barang modal,Sedangkan lessee Adalah nasabah yang menginginkan barang modal
tersebut.
B. KETENTUAN MENGENAI LEASING
Kegiatan leasing secara resmi diperbolehkan beroperasi di Indonesia setelah keluar surat keputusan
bersama antara Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian Dan Menteri Perdagangan No. Kep.
122/MK/IV/2/1974, Nomor 32/M/SK/2/74 dan Nomor 30/Kpb/1/74 tanggal 7 Februari 1974
Tentang perizinan usaha leasing di Indonesia.
perkembangan selanjutnya adalah dengan keluarnya kebijaksanaan deregulasi 20 Desember 1988
yang isinya mengatur tentang usaha leasing di Indonesia dan dengan keluarnya kebijaksanaan ini,
maka ketentuan mengenai usaha leasing sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi. Kemudian dalam
Keppres Nomor 12 51/ KMK. 013/1988 Tanggal 20 desember 1988 diperkenalkan adanya istilah
Ibadah pembiayaan, Yaitu kegiatan pembiayaan dalam bentuk dana Atau barang modal dengan tidak
menarik dana secara langsung dari masyarakat luas.
Lembaga pembiayaan Menurut ketentuan ini dimungkinkan untuk melakukan salah satu dari
kegiatan pembiayaan seperti :
1. Sewa guna usaha
2. Modal ventura
3. Anjak piutang
4. Pembiayaan konsumen
5. Kartu kredit
6
C. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT
Ada beberapa pihak yang terlibat dalam pemberian fasilitas leasing dan masing-masing pihak
mempunyai hak dan kewajibannya. Masing-masing pihak Dalam melakukan kegiatannya selalu
bekerja sama dan saling berkaitan satu sama lainnya melalui kesepakatan yang dibuat bersama .
Adapun pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas leasing adalah :
1. Lessor
Merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan para nasabahnya untuk memperoleh
barang-barang modal.
2. Lessee
Adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor Untuk memperoleh barang
modal yang diinginkan.
3. Supplier
Yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan di leasing Sesuai perjanjian antara lessor
dengan lessee Dan dalam hal ini supplier juga dapat bertindak sebagai lessor.
4. Asuransi
Merupakan perusahaan yang akan menanggung resiko terhadap perjanjian antara lessor dengan
lessee.Dalam hal ini lessee dikenakan biaya asuransi Dan apabila terjadi sesuatu,Maka perusahaan
akan menanggung resiko sebesar sesuai dengan perjanjian terhadap barang yang di leasing.
D. KEGIATAN LEASING
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara satu perusahaan leasing dengan perusahaan leasing lainnya
dapat berbeda.Di dalam surat keputusan Menteri Keuangan nomor 1169/KMK.01/1991 Tanggal 28
November 1991, kegiatan leasing Dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Melakukan sewa guna usaha dengan hak opsi bagi lessee
2. Melakukan sewa guna usaha tanpa hak opsi bagi lessee
Ciri-ciri kedua kegiatan Leasing seperti yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut :
1. Kriteria untuk Finance lease apabila suatu perusahaan leasing memenuhi persyaratan
a. Jumlah pembayaran sewa guna usaha dan Selama masa sewa guna usaha pertama
kali,Ditambah dengan nilai sisa barang yang di harus dapat menutupi harga perolehan barang
modal yang dileasekan Dan keuntungan bagi pihak lessor.
b. Dalam perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai hak opsi bagi lessee .
7
2. Sedangkan kriteria untuk operating lease Adalah memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Jumlah pembayaran selama masa leasing pertama tidak dapat menutupi harga perolehan
barang modal yang dileasekan Ditambah keuntungan bagi pihak lessor.
b. dan perjanjian perjanjian Leasing tidak memuat mengenai hak opsi bagi lessee .
Dalam operating lease Dimana pihak lessor sengaja membeli Barang modal untuk kemudian
dileasekan kepada pihak lessee.Biaya yang dikenakan terhadap lessee adalah biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang yang dibutuhkan oleh lessee berikut bunganya .
F. PERJANJIAN LEASING
Perjanjian yang dibuat antara lessor dan lessee disebut Lease agrement,Di mana Di dalam perjanjian
tersebut memuat Kontrak kerja bersyarat antara kedua belah pihak lessor dan lessee.
Isi kontrak yang dibuat secara umum memuat antara lain :
1. Nama dan alamat lessee
2. Jenis barang modal diinginkan
8
3. Jumlah atau nilai barang yang dileasingkan
4. Syarat-syarat pembayaran
5. Syarat-syarat kepemilikan atau syarat lainnya
6. Biaya-biaya yang dikenakan
7. Sanksi-sanksi apabila lessee ingkar janji
Jika seluruh persyaratan sudah disetujui, maka Pihak lessor akan menghubungi supplier untuk
negosiasi Barang dan menghubungi pihak asuransi untuk menanggung risiko kemacetan
pembayaran oleh lessee.Namun Dalam praktiknya dapat pula sebelum nasabah mengajukan
permohonan ke perusahaan leasing ,Pihak lessee Terlebih dahulu melakukan negosiasi dengan
supplier nya Kemudian barulah mencari perusahaan leasing yang akan menjadi lessor nya.
9
Penelitian tentang kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan.Jika masih ada dokumen atau
informasi yang kurang ,Pemohon diminta untuk melengkapinya selengkap mungkin.
Kelengkapan dokumen tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Mengajukan permohonan secara tertulis kepada pihak leasing yang berisi antara lain maksud
dan tujuan mengajukan leasing serta Cara pembayarannya.
b. Akte pendirian perusahaan jika lessee berbentuk perseroan terbatas atau yayasan .
c. KTP dan kartu keluarga jika lessee berbentuk perseorangan .
d. Laporan keuangan 3 tahun terakhir cikalleshi berbentuk perseorangan terbatas .
e. Slip gaji dan bukti penghasilan lainnya jika lessee berbentuk perseorangan.
f. NPWP baik untuk perseorangan maupun perusahaan.
3. Jika dokumen yang dibutuhkan sudah lengkap maka pihak lessor memberikan informasi tentang
persyaratan dalam perjanjian kontrak antara lessee dengan Lessor,Termasuk hak dan kewajibannya
masing-masing
4. Pihak lessor akan mengadakan penelitian dan analisis terhadap informasi dan data yang diberikan
lessee
5. Penelitian dilakukan untuk mengukur kemampuan nasabah membayar dan kemauan untuk
membayar dengan disertai kebenaran informasi dan data yang ada di lapangan .
6. Jika permohonan lessee telah diterima pihak lessor,maka pihak lessor mengadakan pertemuan
dengan pihak lessee tentang persyaratan yang harus dipenuhi antara lain penandatanganan surat
perjanjian serta biaya-biaya yang harus dibayar oleh lessee.
7. Pihak lessee yang membayar sejumlah kewajiban dan menandatangani surat perjanjian antara
lessee dengan lessor.
8. Pihak lessor melakukan pemesanan kepada supplier sesuai dengan barang yang diinginkan lessee
dan membayar sesuai dengan perjanjian dengan pihak supplier.
9. Lessor juga menghubungi serta membayar premi asuransi yang sudah disetor lessee Sebelumnya
kepada pihak lessor .
10. Pihak supplier mengirim barang sesuai dengan surat pesanan dan surat bukti pembayaran yang
telah dilakukan oleh lessor.
11. Pihak lessor juga mengirim polis asuransi kepada lessee setelah diterbitkan oleh pihak lessor
atas nama lessee
10
Dalam praktiknya setiap permohonan fasilitas leasing oleh lessee Maka prosedur dan persyaratan
yang ditetapkan oleh perusahaan leasing berbeda antara satu dengan lainnya.Hal ini sesuai dengan
kepentingan perusahaan leasing itu sendiri dan secara umum memang prosedur dan persyaratannya
tidak jauh beda seperti yang telah diuraikan.
I. SANGSI-SANGSI
Seperti jenis pinjaman lainnya, Bahwa tidak semua pinjaman berjalan mulus atau berjalan sesuai
prosedur yang ada,sekalipun sudah Melalui prosedur yang benar. Hal ini disebabkan oleh banyak
faktor begitu pula dengan perusahaan leasing jelas tidak semua barang modal yang dibiayai akan
terlunasi sesuai rencana .Oleh karena itu perlu ada tindakan lebih lanjut bagi lessee yang lalai berupa
sanksi sanksi yang telah disepakati.
11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PERBANDINGAN BUKU
1. Pada dasarnya semua buku sangat baik, namun untuk kedua buku ini yang lebih mudah
dipahami adalah buku utama karena penjelasannya lebih mendetail, cabang penjelasan
nya juga lengkap, semua secara lengkap dijelaskan.
2. Dari segi kualitas, kedua buku berangkat dengan materi Bank Lembagga Keuangan
dan keduanya memiliki kualitas yang baik karena penyusun buku yang berpengalaman
juga materi didukung dengan berbagai fakta yang ada pada lapangan serta teori para
ahli.
3. Untuk kelayakan buku, keduanya sangat layak digunakan sebagai bahan bacaan
maupun bahan pelajaran, untuk mahasiswa terutama.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
Al-Iqtisad. 2000. Buletin: Forum Kajian Ekonomi &Perbankan Islam. IAIN SU. Medan
Antonio, M Syafii. 2001. Bank Syariah bagi Bankir danPraktisi Keuangan. Gema Insani. Jakarta
Heri, Sudarsono. 2003. Bank & Lembaga KeuanganSyariah. Ekonosia. Yogyakarta. Jafizham,
T.2002.
Kasmir, 2007, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, EdisiKeenam, Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
14