KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah
tercurah, sehingga saya bisa menyelesaikan Buku Fungsi dari Peranana Bank dan Lembaga
keuangan bukan Bank. Adapun tujuan dari disusunnya buku ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ekonomi moneter sekaligus menambah pengetahuan bagi mahasiswa STKIP NU,
khususnya prodi Pendidikan Ekonomi. Supaya para mahasiswa dapat mengetahui Apa itu
Fungsi dari PEranan Bank dan Lembaga Keuangan bukan Bank.
Saya juga ucapkan terimakasih kepada rekan saya yang telah meminjamkan laptop.
Dukungan moral dan material dari berbagai pihak sangatlah membantu tersusunnya buku ini.
Untuk itu, saya ucapkan terima kasih kepada keluarga, sahabat, rekan-rekan, dan pihak-pihak
lainnya yang membantu secara moral dan material bagi tersusunnya buku ini. Buku yang
tersusun sekian lama ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diperlukan agar buku ini bisa lebih baik nantinya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
STRUKTUR BUKU.......................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................1
D. Sistematika Penulisan...........................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
BAB III..........................................................................................................................................17
STUDI KASUS.............................................................................................................................17
BAB IV..........................................................................................................................................35
CONTOH SOAL...........................................................................................................................35
BAB V...........................................................................................................................................43
PENUTUP.....................................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................44
ii
STRUKTUR BUKU
F. Prinsip Bank
iii
J. Keunggulan Ajukan Pinjaman di
Lembaga Keuangan non Bank
I.Peran Lembaga keuangan non Bank
a. Lembaga Pembiayaan
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
D. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan buku ini terdiri dari hal–hal yang saling berkaitan antara bab I sampai
dengan bab III yang memuat beberapa isi sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II : Definisi Fungsi dari Perananan bank dan Lembaga Keuangan bukan Bank, studi
kasus, dan contoh soal.
Bab II : Penutup kesimpulan,saran dan daftar pustaka.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
menguntungkan bagi nasabahnya. c) Analisa dan informasi ekonomi yang diberikan
lembaga keuangan sangat berguna bagi lembaga keuangan itu sendiri dan nasabah.
4) Bagi lembaga keuangan, analisis dan informasi ekonomi berguna untuk keselamatan
dana yang disalurkan kepada nasabah peminjam sehingga akan mengurangi kemungkinan
terjadinya kredit macet. Misalnya, dalam memberikan kredit untuk kegiatan investasi,
lembaga keuangan akan melakukan analisis dan informasi ekonomi mikro dan makro
(dalam analisis dan informasi ekonomi mikro), lembaga keuangan akan meneliti
kelayakan nasabah dalam memperoleh dana pinjaman sehingga nasabah dapat membayar
pinjaman yang diperoleh dari lembaga keuangan (self liguiditing), sedangkan pada
analisa dan informasi ekonomi makro, lembaga keuangan akan melakukan studi
perekonomian secara nasional sehingga diperoleh data perekonomian makro yang
bermanfaat.
5) Memberikan jaminan, dalam arti bahwa lembaga keuangan mampu memberikan
jaminan hukum dan moral mengenai keamanan dana masyarakat yang dipercayakan
kepada lembaga keuangan tersebut.
6) Menciptakan dan memberikan likuiditas. Hal ini terjadi karena lembaga keuangan
mampu memberikan keyakinan kepada nasabah bahwa dana yang disimpan akan
dikembalikan pada waktu dibutuhkan atau pada waktu jatuh tempo.
Untuk menguatkan dana tabungan yang dapat digali dari masyarakat dan menyalurkan
kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit maka perlu dilakukan
kebijakan moneter. Kebijakan moneter tersebut antara lain: melakukan jual beli surat-
surat berharga di dalam pasar suratsurat berharga (operasi pasar terbuka); membuat
perubahan ke atas tingkat diskonto dan tingkat bunga yang harus dibayar oleh bank-bank
umum, dan membuat perubahan keaatas tingkat cadangan minimum yang harus disimpan
oleh bank-bank umum.
Penyalur/pemberi Kredit Bank dalam kegiatannya tidak hanya menyimpan dana yang
diperoleh, akan tetapi untuk pemanfaatannya bank menyalurkan kembali dalam bentuk
kredit kepada masyarakat yang memerlukan dana segera untuk usaha. Tentunya dalam
pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank akan mendapatkan sumber pendapatan berupa
bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan bunga kredit. Pemberian kredit akan
menimbulkan resiko, oleh sebab itu pemberiannya harus benar-benar teliti.
4
Adapun secara spesifik bank, bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of
develovment dan agen of services.
1. Agent Of TrustYaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama
kegiatan perbankkan adalah kepercayaan ( trust ), baik dalam penghimpun dana
maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menyimpan dana dananya di
bankapabila dilandasi kepercayaan. Dalam fungsi ini akan di bangun
kepercayaan baik dari pihak penyimpan danamaupun dari pihak bank
dan kepercayaan ini akan terus berlanjut kepada pihak debitor. Kepercayaan ini
pentingdibangun karena dalam keadaan ini semua pihak ingin
merasa diuntungkan untuk baik dari segi penyimpangandana, penampung dana
maupun penerima penyaluran dana tersebut.
2. Agent Of DevelopmentYaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk
pembangunan ekonomi. Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana
sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan
bank tersebutmemungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan
distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan
investasi , distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepaskan dari
adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan
konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu
masyarakat.
5
sebagainya)merupakan pengganti uang dan dapatdigunakan sebagai alat
pembayaran.
3. Likuiditas (liquidity)Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya
1. Menyediakan Pinjaman
Salah satu fungsi bank yaitu menyalurkan dana ke masyarakat. Ini berarti keberadaan
bank bisa membantu masyarakat yang sedang membutuhkan pinjaman dana. Tujuan dari
fungsi bank satu ini adalah untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dana yang dipinjam dari bank biasanya akan digunakan untuk modal usaha.
Mudahnya masyarakat dalam meminjam dana untuk modal usaha berarti akan membuka
peluang munculnya banyak usaha baru. Usaha baru yang bermunculan tentu akan
membuka lapangan pekerjaan sehingga membantu negara menyelesaikan masalah
pengangguran.
6
menyimpan uangnya di bank adalah aman dan mendapatkan bisa diambil kapan saja
dengan mudah sesuai kebutuhan.
5. Mendukung Likuiditas
Likuiditas menjadi salah satu fungsi utama dari bank. Nasabah yang menyimpan dananya
di bank bisa disimpan dengan memilih produk tabungan, deposito, giro atau lainnya.
Sebagai pendukung likuiditas, nasabah bisa menyimpan dananya sesuai dengan
kepentingan dan kebutuhannya sehingga bisa diambil kapan saja.
Bank Indonesia berkomitmen untuk senantiasa mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah melalui pengelolaan bidang Moneter, Sistem Pembayaran, dan Stabilitas Sistem
Keuangan. Pengelolaan ketiga bidang tersebut diimplementasikan melalui kebijakan yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan dioperasikan melalui berbagai instrumen yang sesuai
dengan tugas bidang terkait.
7
E. Jenis-jenis bank umum
F. Prinsip bank
Prinsip Kepercayaan
Perbankan dalam penghimpunan dan pengelolaan dana masyarakat harus berdasarkan asas
fidusia atau lebih mudah disebut kepercayaan. Nasabah bank mempercayakan dana mereka
untuk disimpan di bank dalam dompet dan dikelola dengan cara yang aman dan jujur, yang dapat
disediakan oleh bank kapanpun diperlukan.
Biasanya hubungan fidusia secara tegas diatur dalam pasal 29 dan pasal 8(1) UU No. 7 Tahun
1992 bersama dengan UU No. 10 Tahun 1998, yang selanjutnya disebut UU Perbankan. Pasal 29
UU 7/1992 jo. UU 10/1998 menyatakan bahwa “Bank terutama bekerja dengan dana masyarakat
yang disimpan pada bank atas dasar kepercayaan, setiap bank perlu terus menjaga kesehatannya
dan memelihara kepercayaan masyarakat padanya.” Pasal 8 ayat (1) berisikan bahwa “Dalam
memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank umum wajib mempunyai
keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan
nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai
dengan yang diperjanjikan.”
Untuk menjamin pelaksanaan prinsip kepercayaan, antara lain bank harus memberi saran kepada
nasabah tentang risiko yang mungkin terjadi dalam penyimpanan dananya di bank dan bank
dalam melaksanakan transaksi untuk kepentingan nasabah harus melakukannya dengan hati-hati.
Hal tersebut termuat tegas dalam Pasal 29 ayat (4) Undang-undang Perbankan yakni: “Untuk
kepentingan nasabah, bank wajib menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya
risiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank.”
8
Prinsip Kerahasiaan (Confidential Principle)
Prinsip kerahasiaan bank menjadi sangat penting dijaga dalam industri perbankan karena hal
tersebut adalah jiwa dari industri perbankan. Tujuan utama bank menerapkan prinsip kehati-
hatian adalah agar nasabah memperoleh tingkat perlindungan dan penjaminan hukum yang
memadai atas kepercayaan nasabah yang diberikan kepada bank untuk mengelola dana yang
disimpannya tersebut.
Dalam perkembangannya di Indonesia, ketentuan rahasia bank diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/PBI/2000 tanggal 7 September 2000 tentang Persyaratan dan
Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank.
Secara umum prinsip ini diatur dalam Pasal 40 ayat (1) UU Perbankan yakni: “Bank wajib
merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya, kecuali dalam hal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 41A, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, dan Pasal 44A”
Pasal 40 tersebut mengandung unsur subyektif berkaitan dengan hal yang harus dirahasiakan
oleh bank, dan unsur obyektif yakni simpanan nasabah.
9
G. Definisi Lembaga Keuangan bukan Bank
Lembaga keuangan non bank atau perusahaan finansial non bank merupakan
lembaga yang mempunyai izin resmi untuk menghimpun modal dari masyarakat. Dana
tersebut lalu dikelola agar bisa disalurkan menjadi sarana pendukung kegiatan ekonomi
yang berhubungan dengan investasi atau surat berharga.
Mengacu pada Surat Keputusan Menkeu Nomor 38/MK/lV/Thn.1972, lembaga finansial
non bank lebih kerap disebut lembaga finansial bukan bank alias LKBB diartikan sebagai
lembaga yang didirikan untuk tujuan membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Bantuan yang diberikan LKBB bisa berupa penghimpunan dana masyarakat dan
penyaluran kembali untuk membiayai beragam kebutuhan pada aktivitas ekonomi. LKBB
sendiri muncul pertama kali di Indonesia pada tahun 1972.
Tak hanya melakukan himpunan dana serta mengelolanya, LKBB juga memiliki
komitmen menjalankan 2 prinsip penting.
Melaporkan semua jenis transaksi mencurigakan guna menghindarkan risiko pencucian
uang, aksi teror, maupun aktivitas kriminal lain.
Mencari tahu informasi latar belakang dari nasabah selengkap mungkin, sebagai contoh
identitas lengkap, kebiasaan transaksi, sampai riwayat kreditnya.
2) Pegadaian
Pegadaian adalah LKBB yang berguna menjadi penyalur dana kredit kepada masyarakat
dan menjadi salah satu BUMN yang menawarkan solusi untuk masyarakat yang
memerlukan pinjaman melalui menggadaikan aset atau barang berharga miliknya.
Beberapa contoh produk pegadaian paling umum adalah emas, gadai syariah, gadai
konvensional, layanan taksiran logam mulia beserta sertifikasinya, dan layanan penitipan
aset berharga.
lebih tinggi.
Tapi, bagi anggotanya, keberadaan koperasi ini dirasa lebih menguntungkan. Sebab, pada
akhir periode dilakukan pembagian keuntungan dari selisih bisnis yang diperoleh selama
setahun pasca dikurang beban bisnis.
3) Pasar Modal
10
Yang dimaksud dengan pasar modal ialah LKBB yang berfungsi menjadi tempat
transaksi surat berharga berjangka waktu di atas 1 tahun atau jangka panjang. Lembaga
pasar modal ini merupakan tempat ideal bagi pencari dana atau emiten mendapat
investor. Kemudian, investor tersebut bisa menanam modal miliknya dengan membeli
saham maupun obligasi perusahaan via sekuritas.
4) Pasar Uang
Selayaknya pasar modal, lembaga pasar uang merupakan tempat ideal mendapatkan
investor. Jenis aset yang ditransaksikan pada pasar uang mencakup Surat Berharga Pasar
Uang atau SBPU, SBI atau Sertifikat Bank Indonesia, dan Deposito. Lain dari pasar
modal, pasar uang menawarkan surat berharga dengan jangka waktu yang pendek, yakni
maksimal 1 tahun.
5) Perusahaan Venture Capital
Bisa juga disebut sebagai modal ventura, perusahaan ini mendanai sebuah bisnis atau
perusahaan berjangka waktu tertentu sesuai ketentuan. Terkait bentuk aktivitas yang
dilakukan venture capital ini disesuaikan dengan kesepakatan terkait pembagian hasil
atau pembelian sahamnya.
6) Perusahaan Asuransi
Jenis LKBB lainnya adalah perusahaan asuransi yang menawarkan perlindungan jika
terjadi risiko masalah pada pihak nasabah. Perusahaan asuransi mempunyai banyak jenis,
seperti, asuransi kesehatan, jiwa, pendidikan, kendaraan, perjalanan, dan lain sebagainya.
Cara kerja dari perusahaan asuransi adalah menghimpun dana dari premi yang dibayar
rutin oleh nasabah serta berlangsung selama kurun waktu tertentu. Kemudian, dari
pembayaran premi tersebut, perusahaan asuransi memberi jaminan manfaat perlindungan
sesuai ketentuan pada polis.
9) Fintech atau Financial Technology
Seperti yang telah banyak dipahami masyarakat, fintech adalah layanan keuangan non
perbankan berbasis teknologi yang menawarkan layanan keuangan
11
1) Menghimpun Dana
Telah disebutkan beberapa kali sebelumnya jika salah satu tugas utama lembaga
keuangan non bank ialah menghimpun dana dari masyarakat. Dana tersebut kemudian
dikelola dan dikeluarkan kembali sebagai surat berharga dan dapat digunakan membiayai
investasi sebuah perusahaan atau individu.
Ada banyak keuntungan dari pengajuan pinjaman pada lembaga finansial non bank,
antara lain:
Persyaratan yang mudah.
Proses pencairan dana yang aman dan cepat.
Syarat pengajuan simpel dan bisa dilakukan secara offline atau online.
Biasanya membutuhkan pengecekan skor kredit guna memastikan kelayakan pinjaman.
Terdapat pilihan kredit tanpa agunan atau KTA
Menjadi sarana mendapatkan suntikan dana untuk mengatasi masalah finansial
mendesak.
K. Pastikan Keamanan dan Kelayakan Layanan Kredit LKBB dengan Mengecek Izin
Usahanya
12
Pada dasarnya, lembaga keuangan non perbankan kerap dijadikan pilihan oleh
masyarakat yang ingin mendapat layanan kredit atau pinjaman yang mudah untuk
diajukan. Hanya saja, berbeda dengan perbankan, lembaga keuangan jenis ini memiliki
risiko cukup tinggi beroperasi secara ilegal dan tanpa izin. Oleh karena itu, untuk
mencegah dari jebakan layanan ilegal dan memastikan keamanan serta kelayakan layanan
kreditnya, pastikan untuk mengecek terlebih dulu izin usaha dan legalitas dari lembaga
keuangan non bank.
13
LKBB diantarana penjaminan kredit, lembaga penyelenggara jaminan sosial, dan badan
penyediaan ekspor.
A. Lembaga Pembiayaan
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang kegiataannya memberikan jasa pembiayaan
dalam bentuk penyediaan dana secara langsung bagi masyarakat. Kegiatan usaha lembaga
pembiayaan meliputi :
14
2. Anjak Piutang (Factoring)
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), anjak piutang merupakan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang suatu perusahaan dalam
transaksi perdagangan nasional maupun transaksi perdagangan internasional.
6. Pegadaian
Pegadaian adalah lembaga keuangan yang kegiatannya memberikan pembiayaan dalam bentuk
bantuan dana dengan jaminan barang-barang yang terikat secara gadai.
Tanggungjawab penjamin dari penjamin emisi dapat dikelompokkan menjadi tiga. Pertama,
penjamin emisi memiliki tanggung jawab atas kepentingan efek dan segala resikonya (full
commitment underwriting). Kedua, penjamin emisi mempunyai tanggungjawab terbatas sebagai
agen emiten yang bertugas untuk menjual efek dengan baik (best effort offering). Ketiga,
penjamin emisi bertanggungjawab atas penjualan efek emiten dan membeli efek yang tidak
terjual dengan harga sesuai kesepakatan (stand by commitment).
15
Perantara pedagang efek merupakan pihak yang melakukan kegiatan usahanya dengan
melakukan jual beli efek. Penjualan tersebut dilakukan atas dasar kepentingan sendiri maupun
pihak lainnya.
3. Manajer Investasi
Manajer investasi adalah pihak yang menyelenggarakan atau mengelola portofolio efek
untuk nasabah.
4. Penasihat Investasi
Penasihat investasi adalah pihak yang akan memberikan nasihat, melakukan analisis, dan
membuat laporan terkait dengan penjualan atau pembelian efek.
Keberadaan Lembaga Keuangan Bukan Bank ( LKBB ) tentunya telah memberikan manfaat bagi
masyarakat. Manfaat-manfaat tersebut bisa dirasakan dari produk-produk yang ditawarkannya,
sebagai berikut :
16
BAB III
STUDI KASUS
I.
17
Isu-isu berikut terkait dengan transparansi perbankan yang baru-baru ini dibahas di
Indonesia.
Sebagai latar belakang, Indonesia memiliki pemerintahan baru yang berkuasa sejak
Oktober 2014. Perdebatan mengenai transparansi perbankan sebagian besar berputar di sekitar
upaya meningkatkan pendapatan pajak bagi pemerintahan baru untuk mendanai kebijakan dan
program pembangunan. Pemerintahan baru berjanji mendorong pembangunan infrastruktur
sektor transportasi, energi, memastikan keamanan pangan, dan di sektor-sektor di mana
Indonesia jauh tertinggal. Namun, anggaran negara untuk membiayai proyek-proyek tersebut
amat terbatas. Oleh karena itu pemerintah berusaha untuk meningkatkan pendapatan dari pajak
yang memberi kontribusi lebih dari tiga perempat total penerimaan negara. 17 Kerahasiaan Bank
adalah segala yang berkaitan dengan informasi mengenai nasabah dan simpanan mereka.
Menurut UU Perbankan, kerahasiaan bank tidak berlaku untuk: a. Tujuan pajak; b. Penyelesaian
rekening bank yang didaftarkan pada Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara / Panitia Urusan
Piutang Negara; c. Kepentingan keadilan dalam kasus pidana; d. Kepentingan keadilan dalam
kasus perdata antara bank dan nasabah; e. Pertukaran informasi antara bank; f. Permintaan,
persetujuan, atau otoritas dari nasabah yang dibuat secara tertulis; g. Permintaan dari ahli waris
nasabah; dan h. Terkait investigasi pencucian uang. Sementara itu, Pasal 41 UU Perbankan
menyatakan bahwa “Untuk tujuan pajak, manajemen Bank Sentral atas permintaan Menteri
Keuangan berwenang mengeluarkan perintah tertulis kepada bank untuk memberikan informasi
dan menunjukkan bukti dan surat-surat mengenai situasi finansial nasabah tertentu kepada
otoritas pajak”. Hal ini sulit untuk dilaksanakan karena permintaan harus diajukan dan disetujui
oleh menteri atau ketua OJK (yang diperlukan dalam poin a-c seperti disebutkan di atas)
Oleh karena itu, Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak menuntut akses
lebih besar ke rekening nasabah bank, bukan semata untuk investigasi kasus pidana, melainkan
juga untuk meningkatkan penerimaan pajak penghasilan yang selalu berada di bawah target.
Rasio penerimaan pajak terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) di Indonesia realtif rendah
yakni hanya sekitar 12-13%, masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara Asia
Tenggara lainnya yang sebagian besar berada pada rasio di atas 14%. Bahkan di negaranegara
maju, rasio penerimaan pajak mencapai 40% atau lebih dari PDB. Pemerintah saat ini
menetapkan target rasio penerimaan pajak sebesar 16%. Pendapatan dari pajak masih memiliki
potensi besar karena saat ini tingkat kepatuhan pajak masih tergolong rendah. Diperkirakan lebih
18
dari 50% potensi pajak yang belum dibayarkan, baik dari pajak penghasilan pribadi maupun
perusahaan.19 Atas dasar itulah, Direktorat Jenderal Pajak pada tanggal 26 Januari 2015
menerbitkan Peraturan No. PER-01/PJ/2015 tentang kewajiban bank untuk melaporkan jumlah
pajak yang dipotong dari bunga deposito dan simpanan. Peraturan ini mengharuskan bank untuk
menyerahkan bukti pemotongan pajak yang lebih rinci dari rekening bank nasabah, tidak seperti
yang selama ini dilakukan di mana hanya bukti umum pemotongan pajak yang harus diserahkan
kepada pihak otoritas pajak.20 Konsekuensinya, otoritas pajak dapat mengetahui jumlah
rekening yang dimiliki oleh seorang nasabah. Aturan ini dapat mempersempit ruang bagi
individu untuk menyembunyikan pembayaran pajaknya. Meski demikian, sektor swasta,
khususnya industri perbankan, menunjukkan perlawanan sengit terhadap peraturan ini dengan
mengutip potensi pelanggaran peraturan UU Perbankan mengenai kerahasiaan bank dan
kerahasiaan klien. Bank khawatir nasabah kelas kakap akan melarikan uang mereka ke negara
lain jika peraturan tersebut diberlakukan. Dalam sebuah wawancara, Sigit Permadi dari Perbanas
mengatakan, “Ini adalah tentang kerahasiaan bank. Jika kerahasiaan bank diusik, ini akan
mendorong para nasabah untuk memindahkan uang mereka. Yang perlu kita khawatirkan adalah
bahwa mereka akan melarikan uang mereka ke luar negeri”. 21 OJK sebagai pemegang otoritas
sektor keuangan juga ragu-ragu untuk mendukung peraturan tersebut, karena melihat peraturan
tersebut berpotensi melanggar UU Perbankan. Wakil Komisaris Divisi Pengawasan Perbankan
OJK, Mulya Siregar, mengatakan, “jika tidak melanggar UU Perbankan, tidak ada masalah bila
aturan ini diterapkan. Namun jika melanggar UU, hal itu akan menjadi masalah karena prinsip
kerahasiaan bank terkait dana pihak ketiga harus dijaga. Data apa yang diminta, nama? Lantas
apa lagi?” 22 OJK lebih mendukung harmonisasi peraturan dengan UU Perbankan, artinya jika
peraturan tersebut tetap ingin diterapkan maka UU Perbankan harus diubah terlebih dahulu di
tingkat parlemen. Faktanya, hampir semua partai politik di DPR memprakarsai usulan untuk
melakukan amandemen UU Perbankan, antara lain terkait klausa kerahasiaan bank dan aturan
kepemilikan asing. Rencana untuk mengubah klausa tersebut telah dibahas oleh DPR periode
2009-2014 dan akan dilanjutkan oleh DPR periode 2014-2019. Secara khusus, seorang anggota
parlemen membuat pernyataan bahwa DPR hendak menyelesaikan proses amandemen UU
Perbankan pada tahun 2015.23 Dalam perkembangan terakhir, karena kurangnya kesiapan
petugas pajak dan industri perbankan, ditambah keengganan OJK dan penolakan dari dunia
bisnis—seperti yang disampaikan oleh Kamar Dagang dan Industri,24 peraturan ‘kontroversial’
19
itu dibatalkan pada Maret 2015.25 Meski demikian, banyak analis mengingatkan bahwa cepat
atau lambat, Indonesia, sebagai anggota G-20, harus mengikuti rekomendasi G-20 untuk
mencabut aturan kerahasiaan bank di masing-masing negara anggota pada 2018.26 Isu lain yang
berkembang di Indonesia mengenai transparansi perbankan adalah mengenai suku bunga kredit
kepemilikan rumah (KPR). Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi menyebabkan kebutuhan
akan perumahan layak menjadi sangat penting. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada
201427 , sekitar 12.16% rumah tangga di Indonesia masih menghadapi ancaman kurangnya
akses terhadap perumahan layak. Sementara perumahan dibangun bersamasama oleh pemerintah
dan swasta, tingkat urbanisasi yang melonjak tinggi sulit untuk dikejar Pembangunan perumahan
tumbuh kurang dari setengah dibandingkan dengan pertumbuhan rumah tangga baru setiap
tahun. Akibatnya, persaingan untuk memperoleh rumah menjadi lebih sulit. 28 Bank sebagai
salah satu perantara kegiatan perekonomian menyediakan kredit kepemilikan rumah atau KPR.
Karena permintaan atas perumahan yang terjangkau meningkat, sementara pasokan jauh lebih
rendah, pengembang dan bank memiliki kebebasan untuk ‘bermain’. Contohnya, skema KPR
yang ditawarkan oleh sebagian besar bank untuk membeli rumah dengan cicilan relatif rendah
tampak sebagai solusi mudah untuk memiliki rumah bagi konsumen. Namun, fasilitas yang
seharusnya meringankan konsumen ini justru menjadi beban karena bank cenderung bermain-
main dengan tingkat suku bunga.29 Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) telah
melakukan advokasi mengenai masalah ini selama beberapa tahun. Konsumen khawatir bahwa
setiap kali suku bunga BI naik, suku bunga KPR akan segera melonjak naik. Padahal, ketika
suku bunga BI turun, suku bunga KPR enggan turun. Ada indikasi bahwa KPR hanya
menguntungkan pengembang dan bank, sementara konsumen adalah pihak yang paling
dirugikan. 30 Praktek tersebut masih terus berlangsung meskipun telah ada UU Perlindungan
Konsumen dan Peraturan OJK No. 1/POJK.07/2013. Undang-Undang ini mengharuskan
lembaga keuangan untuk meningkatkan transparansi dan membuka manfaat, risiko dan biaya
produk dan/atau jasa, serta prosedur sederhana bagi konsumen untuk mengajukan keluhan dan
penyelesaian sengket pada produk dan/atau jasa. Bank Indonesia juga telah mengeluarkan
peraturan No. 06/07/PBI/2005 yang mewajibkan bank untuk memberikan informasi tertulis
secara jelas dalam bahasa Indonesia (termasuk mengenai risiko) pada setiap produk bank,
termasuk transparansi soal suku bunga pinjaman. Namun, pada prakteknya hal ini tetap belum
dilakukan. 31 YLKI menyebutkan bahwa keluhan mengenai suku bunga KPR berada pada
20
peringkat ketiga dalam jumlah pengaduan yang diterima YLKI terkait pelayanan bank. Secara
umum, keluhan mengenai layanan bank tetap berada di daftar teratas dalam rekap tahunan
keluhan yang disampaikan kepada YLKI selama bertahun-tahun hingga 2014.32 1.2. Hasil dari
penilaian kebijakan Hasil penilaian dari dua tema yang paling relevan dari metodologi Fair
Finance Guide dirangkum dalam Tabel 3
Tabel 3. Hasil Penilaian Kebijakan Bank di Indonesia
Tema Nilai Tinggi (Skor =/> Skor antara 4 dan 6 Nilai Rendah (Skor < 4
6)
Transparansi & - Citibank (4.9) MUFG (3,5) BNI (2,8)
Akuntabilitas Danamon (2.7) HSBC
(2.7) BRI (2.2) Mandiri
(1,9) OCBC-NISP (1,6)
CIMB-Niaga (2.2) BCA
(0,3) Panin (0,3)
Terkait isu Transparansi dan Akuntabilitas, semua bank yang dinilai, kecuali Panin dan
BCA, mempublikasikan Laporan Keberlanjutan yang berisi (sejumlah) Standar Keterbukaan
sesuai GRI G4 Sustainability Reporting Guidelines. Ketiga bank asing bahkan memverifikasi
Laporan Keberlanjutan mereka. Untuk bank nasional, hanya BNI, CIMB-Niaga dan Danamon
yang memverifikasi Laporan Keberlanjutan. Terkait kepatuhan terhadap peraturan, bank-bank di
Indonesia harus menuliskan Laporan Keberlanjutan sesuai standar peraturan OJK. Namun, bank
tidak perlu menuliskan Laporan Keberlanjutan secara terpisah. Laporan Keberlanjutan ini dapat
dituliskan sebagai salah satu bagian/bab dalam Laporan Tahunan. Itu sebabnya, meski BCA dan
21
Panin tidak memiliki Laporan Keberlanjutan tersendiri, mereka tidak melanggar persyaratan
pelaporan. Mengenai Sistem Manajemen Risiko Lingkungan dan Sosial, BNI, Danamon,
CIMBNiaga, OCBC-NISP, HSBC, Citibank dan MUFG menjelaskan kebijakan Manajemen
Risiko Lingkungan dan Sosial mereka pada tingkat rincian yang berbeda. Misalnya, HSBC,
Citibank dan MUFG memiliki kebijakan sektoral yang cukup rinci dan dengan jelas menyajikan
ruang lingkup kebijakan tersebut. Sementara, BNI hanya menyebutkan kebijakan terkait salah
satu sektor—kelapa sawit. Danamon dan CIMB-Niaga hanya menyebutkan bahwa mereka
mengacu pada undang-undang dan peraturan nasional terkait isu-isu spesifik. Perlu dicatat bahwa
tiga bank lokal yaitu BNI, Danamon dan CIMB-Niaga mengacu pada peringkat PROPER. 33
Lebih jauh, BNI bahkan menyatakan bahwa tidak akan berinvestasi pada perusahaan yang
mendapat peringkat buruk dalam PROPER. PROPER adalah peringkat keberlanjutan untuk
perusahaan/industri yang bisnis utamanya berdampak pada lingkungan dan masyarakat,
instrumen ini dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dengan berdasarkan pada
studi ilmiah dan inspeksi lapangan (misalnya mengambil sampel polusi perusahaan). Sayangnya,
PROPER terbatas hanya melibatkan beberapa perusahaan. Perusahaan holding HSBC tidak
mempublikasikan nama-nama perusahaan di mana mereka berinvestasi, tetapi mengeluarkan
pinjaman berdasarkan Equator Principles III melalui mandat, kategori, wilayah, dan sektor
industri. Dari kesebelas bank yang dinilai, HSBC Indonesia merupakan satu-satunya bank yang
menyebutkan daftar perusahaan tempat mereka menyalurkan kredit sepanjang tahun. Untuk
kategori bank nasional, bank-bank BUMN seperti BNI, Mandiri dan BRI mempublikasikan
nama-nama perusahaan di mana mereka berinvestasi— terutama BUMN lain—sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada pemerintah yang merupakan pemilik saham utama. Sementara dari
kategori bank swasta nasional, hanya BCA yang mempublikasikan nama-nama perusahaan
tempat mereka berinvestasi. Citibank (holding) membuka informasi konsolidasi dari kesepakatan
pembiayaan proyek dalam kesepakatan pembiayaan proyek dan pembiayaan perusahaan berbasis
proyek, termasuk informasi yang diwajibkan dalam Laporan Tahunan berdasarkan Equator
Principles III. Semua bank memberikan rincian portofolio pinjaman yang cukup rinci
berdasarkan klasifikasi industri Bank Indonesia dalam laporan keuangan mereka. Namun, Panin
sebagai bank yang memiliki rata-rata skor buruk dalam penilaian baseline memberikan informasi
yang kurang rinci terkait portofolio pinjaman, di bawah standar yang disyaratkan oleh Bank
Indonesia. Hal ini menimbulkan tanda tanya terkait penegakan peraturan dari regulator industri
22
keuangan. Berkaitan dengan isu Pajak dan Korupsi, tidak ada satupun bank yang menyediakan
berdasarkan pelaporan per negara. Hanya HSBC yang melaporkan pembayaran pajak (dalam
angka) di setiap pasar dengan pertumbuhan prioritas, tapi tidak di semua negara di mana mereka
beroperasi. Citibank misalnya, menyatakan bahwa “perusahaan tunduk pada undang-undang
pajak penghasilan AS, termasuk negara bagian dan pemerintahan kota, dan di yurisdiksi asing di
mana ia beroperasi”, tetapi hanya melaporkan daftar 9 yurisdiksi pajak utama di mana Citibank
dan afiliasinya beroperasi, serta hanya mencakup tahun-tahun sebelum pemeriksaan tanpa
rincian angka per negara. Hal serupa dilakukan MUFG yang menyatakan bahwa “Grup MUFG
merupakan subyek pemeriksaan pajak oleh otoritas pajak dalam berbagai yurisdiksi di mana ia
beroperasi”, tetapi tidak ada angka masing-masing negara dalam laporannya. Sebagian besar
bank nasional hanya melaporkan pembayaran pajak mereka di Indonesia dalam laporan
keuangan mereka. Sejumlah bank memiliki cabang di negara ‘surga pajak’ seperti Bahama,
Kepulauan Cayman dll, namun tidak secara jelas melaporkan kegiatan lokal dan kondisi
keuangan mereka. Citibank misalnya, melaporkan kegiatannya di Kepulauan Cayman yang
sebagian besar merupakan kegiatan filantropi, selain kegiatan investasi, tetapi tidak ada laporan
tentang cabang sejenis di Bahama atau Jersey (Kepulauan Channel). Dari sejumlah bank nasional
yang beroperasi di Kepulauan Cayman (seperti BRI, Mandiri, Panin), hanya Mandiri yang
melaporkan pengeluaran cabang Kepulauan Cayman, meski tidak menyebutkan jumlah pajak
yang mereka bayarkan di wilayah tersebut.
Mengenai isu transparansi dalam masalah perbankan lainnya, semua bank memasukkan
kebijakan operasional internal yang berkaitan dengan larangan menawarkan, menjanjikan,
memberi dan membutuhkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, suap dan keuntungan
lain yang tidak semestinya dalam rangka memperoleh dan mempertahankan tugas dan
keuntungan lainnya yang tidak semestinya. Pernyataan ini biasanya dapat ditemukan dalam Kode
Etik, baik pada bank nasional maupun bank asing. Hampir semua bank nasional memiliki
kebijakan anti pencucian uang, sebagian besar karena persyaratan yang ketat dari pemerintah AS
yang memberlakukan kebijakan (diperkuat dengan kebijakan BI) bagi bank yang melakukan
kegiatan operasional yang berhubungan dengan lembaga keuangan AS dan menggunakan mata
uang AS. Bank yang transparan diharapkan untuk mempublikasikan investasi yang bertanggung
jawab dan kebijakan keuangan sebagai bagian dari Manajemen Resiko Lingkungan dan Sosial.
Bank seperti BNI, HSBC, Citibank dan MUFG mempublikasikan kebijakan investasi tentang
23
larangan korupsi dan suap, tetapi hanya HSBC dan Citibank yang mengharuskan perusahaan
untuk menyertakan tindakan yang dapat diambil jika karyawan/pemasok bersalah atas tindakan
korupsi atau penggelapan pajak dalam sistem manajemen mereka. Tak ada satu pun dari sebelas
bank yang dinilai yang mengharuskan perusahaan di mana mereka berinvestasi melaporkan
keterlibatan mereka dalam proses pengambilan keputusan atas norma-norma dan peraturan
internasional (praktik lobi). Citibank hanya memiliki kebijakan yang berlaku untuk kegiatan lobi
yang mereka lakukan secara internal, bukan kebijakan mengenai praktik lobi di perusahaan di
mana mereka berinvestasi. Untuk bank nasional Indonesia, karena otoritas sektor keuangan
memiliki panduan yang jelas tentang pelaporan kepemilikan, informasi mengenai beneficial
owner kelompok perbankan dapat ditemukan dalam Laporan Tahunan mereka yang meliputi
nama lengkap, tanggal lahir, kebangsaan, kategori saham, serta proporsi kepemilikan saham dan
kontrol (atau kombinasi 1-3 informasi tersebut). Namun, tak satu pun dari bank-bank tersebut
yang mengharuskan informasi serupa dari perusahaan di mana mereka berinvestasi.
Di antara kelompok perbankan internasional, Grup Mitsubishi-UFJ (Grup MUFG) telah
menerapkan praktek-praktek yang baik terkait transparansi. MUFG memberikan hak suara di
anak perusahaan atau perusahaan lain yang bergabung dengan mereka dan menerbitkan proporsi
hak suara di semua anak perusahaan secara global. MUFG cabang Jakarta juga melaporkan
struktur kelompok usaha yang lengkap di Indonesia. Sementara dari kelompok bank nasional,
meski mendapatkan nilai yang tidak terlalu tinggi di berbagai tema/sektor, BNI dianggap lebih
baik dibandingkan dengan bank-bank nasional lainnya dalam hal kebijakan Manajemen Resiko
Lingkungan dan Sosial. BNI menerbitkan portofolio pinjaman yang menunjukkan tren
penurunan kredit terhadap perusahaan yang berada dalam daftar merah atau hitam di PROPER
(yaitu perusahaan yang mendapat nilai buruk dalam standar kepatuhan lingkungan). Pada tahun
2011 misalnya,, BNI menggelontorkan 602 miliar rupiah untuk pembiayaan perusahaan dalam
kategori hitam, tapi pada 2013, perusahaan dalam daftar hitam tak mendapatkan kucuran kredit
sama sekali. Pada periode yang sama, kredit yang disalurkan BNI kepada perusahaan dengan
kategori emas naik dari 0 menjadi 9,448 milyar rupiah.
24
BAB IV
CONTOH SOAL
I. Pilihan Ganda
25
d. alat penimbun kekayaan
Jawaban D
4. Uang kartal diterbitkan oleh Bank Indonesia, sedangkan uang giral diterbitkan oleh….
a. Bank umum
b. Bank sentral
c. Bank perkreditan
d. Bank dunia
Jawaban A
6. Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki peran yang sangat penting dalam
penyelenggaraan system pembayaran yaitu….
a. Membantu menghimpun dana dari masyarakat
b. Mengendalikan risiko,efisiensi. Dan tata keloladalam system pembayaran
26
c. Membantu nasabah mendapatkan pinjaman
d. Mengeluarkan cek
Jawaban B
7. Uang kartal diterbitkan oleh bank Indonesia tugas untuk mencetak uang tersebut
diserahkan kepada…
a. OJK
b. Perum peruri
c. Bank umum
d. Bank sentral
Jawaban B
8. Uang adalah segala sesuatu yang siap sedia dan siterima secara umum untuk pembayaran
barang,jasa. Dan harta kekayaan lainnya, serta bisa dipakai pula untuk pembayaran utang.
Pengertian tersebut menurut…..
a. Pigou
b. Dennis H.Robertson
c. Rollin G.Thomas
d. S. Sayer
Jawaban C
9. Uang giral adalah uang yang dikeluarkan oleh bank umum berupa…
a. Uang logam
b. Uang kertas
c. Cek dan bilyet giro
d. Uang kredit
Jawaban C
10. Lembaga yang mengawasi dan mengatur kegiatan usaha pada industry keuangan
adalah…
a. Bank Indonesia
27
b. BPK
c. OJK
d. Dewan pengawas
Jawaban C
11. Jenis lembaga keuangan bukan bank(LKBB) yang memberikan pinjaman kepada
nasabahnya dengan jaminan berupa barang bergerak dan tidak bergerak dinamakan…
a. Pasar modal
b. Koperasi
c. Pegadaian
d. Asuransi
Jawaban C
12. Lembaga keuangan bukan bank(LKBB) yang mengelola keuangan para PNS(pegawai
negeri) yang telah purna tugas adalah….
a. Leasing
b. Asuransi
c. PT. Taspen
d. Koperasi kredit
Jawaban C
13. Lembaga keuangan bukan bank(LKBB) yang mempunyai fungsi sebagai penggerak
investasi dengan menerbitkan dan memasarkan surat berharga yaitu…
a. Bursa efek
b. Asuransi
c. Dana pension
d. Pegadaian
Jawaban A
14. Badan usaha yang anggotanya terdiri dari badan hukum atau orang-orang dengan dasar
kegiatannya yaitu asas kekeluargaan dinamakan…
28
a. Bank
b. Koperasi
c. Sewa guna
d. Dana pension
Jawaban B
15. Dibawah ini yang tidak termasuk dalam LKBB(lembaga keuangan bukan bank) yaitu…
a. Pegadaian
b. Asuransi
c. Koperasi
d. Bank Indonesia
Jawaban D
II. Essai
1. Sebutkan apa saja fungsi dari bank!
Jawaban:
Fungsi dari bank meliputi 3 hal, yaitu:
Sebagai penghimpun dana
Penyalur dana masyarakat
Meningkatkan taraf hidup masyarakat
2. Sebutkan jenis-jenis bank berdasarkan fungsinya!
Jawaban:
Bank Indonesia (BI), berperan sebagai bank sentral dengan fungsi
menjalankan tugas pengawasan dan pembinaan terhadap bank-bank
Indonesia.
Bank Umum, terdiri atas bank pemerintahan pusat, bank pemerintah
daerah, bank swasta nasional, dan bank asing.
Bank Perkreditan Rakyat, bank yang menerima simpanan hanya dalam
bentu deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
29
Bank Bagi Hasil, bank yang dalam kegiatan pengerahan dan penyaluran
dana didasarkan pada prinsip bagi hasil atau jual beli.
3. Jelaskan apa itu pengertian bank menurut UU No.10 Tahun 1998!
Jawaban:
Menurut UU No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan.
Bank juga yang mengeluarkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5. Sebutkan alasan mengapa kita perlu memanfaatkan produk bank dan keuangan lainnya.
Jawaban:
a. Mendidik dan melatih sikap hemat.
b. Tempat mengamankan harta kekayaan milik pribadi.
c. Mempermudah transaksi.
d. Bank merupakan lapangan pekerjaan yang menjanjikan.
6. Ilmu yang mempelajari tentang peranan dan fungsi uang serta pengaruh jumlh uang dan
pada kegiatan ekonomi merupakan topic pembahsan ilmu ekonomi?
Jawaban: Ekonomi Moneter
30
Pasar uang
Leasing
Perusahaan modal ventura
Perusahaan anjak piutang
31
Jawaban: koperasi simpan pinjam adalah lembaga keuangan mikroyang
memberikan pinjaman modal kepada para anggotanya. Koperasi simpan pinjam
seringkali disebut dengan KSP dan Kospin Jasa.
32
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi dan peranan bank bagi kehidupan sehari-hari tentulah sangat penting yaitu
1) menyediakan pinjaman 2). Mengumpulkan dana nasabah 3). Solusi dalam investasi 4).
Memfasilitasi transaksi keluar negeri 5). Mendukung likuiditas 6). Produk bank
memudahkan para pelaku usaha 7). Mendorong masyarakat untuk menabung.
Maka dari itu peranan bank sangat penting untuk kehidupan sehari-hari karena dengan
adanya bank kita bisa menabung sekaligus bisa meminjam uang untuk modal usaha.
Selain dari bank, lembaga keuangan non bank pun tidak kalah penting. Seperti,
pegadaian,koperasi simpan pinjam,asuransi dll. Ini semua sangat memudahkan
masyarakat untuk melakukan aktivitas dibidang keuangan.
B. Saran
33
Terimakasih sebelumnya karena telah membaca buku ini, buku ini masih jauh dari
kata sempurna, dan kepada mahasiswa ataupun pembaca lainnya. Disarankan untuk lebih
banyak lagi membaca dari sumber-sumber lain. Selain itu bandingkan isinya dengan
sumber-sumber lain. Supaya para membaca bisa menganalisis perbedaan dari berbagai
sumber. Sekian Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/4646-ID-peran-lembaga-keuangan-bank-dan-
lembaga-keuangan-bukan-bank-dalam-memberikan-dis.pdf
https://www.academia.edu/6755548/Fungsi_dan_Peranan_Bank
https://www.kompas.com/skola/rehttps://responsibank.id/media/60864/bab-4-studi-
kasus-indonesia_flagship-transparency.pdf
http://anya-tanya.com/rangkuman-ma
https://www.muttaqin.id/2017/03/soal-lembaga-keuangan-
https://adjar.grid.id/read/542801025/soal-jawaban-dan-pembahasan-materi-perbankan-
pelajaran-ekonomi?page=all
https://suaraindonesia-news.com/peran-dan-f
ad/2020/01/29/160000469/bank-umum-fungsi-peran-dan-jenisnya?page=all
http://www.upacaya.com/fungsi-dan-peranan-bank-dalam-sistem-keuangan/
https://www.academia.edu/6755548/Fungsi_dan_Peranan_Bank
https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/default.aspx
https://www.cermati.com/artikel/lembaga-keuangan-non-bank
34
https://www.bfi.co.id/id/blog/mengenal-lebih-dekat-lembaga-keuangan-non-bank-dan-
hal-krusial-lainnya
https://landx.id/blog/lembaga-keuangan-non-bank-tujuan-dan-contoh-lembaga-keuangan-
non-bank/
https://www.jurnal.id/id/blog/lembaga-keuangan-bukan-bank/
35