Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa manusia manapun tidak akan pernah
lepas dan tidak akan selamat dari kekurangan dan dosa, kecuali dari kalangan
para anbiya dan rusul, hal ini sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ُكلُّ اب ِْن آ َد َم َخطَّا ٌء َو َخ ْي ُر ْال َخطَّاِئي َْن التَّ َّواب ُْو َن.
“Setiap anak Adam adalah bersalah dan sebaik-baiknya orang yang melakukan
kesalahan adalah mereka yang mau bertaubat.”
Bahkan dalam hadits lainnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Lalu bagaimana bagi yang merasa bahwa Dosanya terlalu banyak, apakah
masih ada harapan untuk diampuni?
Jawabannya adalah sebagiaman terdapat dalam Hadits #42 dari Arbain An-
Nawawi berikut, moga bisa jadi renungan bagi orang yang putus harapan.
Dan hal ini sangat penting bagi kita bagaimana agar dosa-dosa kita diampuni
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
ِ11 هللا1 َل1 و1ر ُس1َ 111ت ُ 1ْ1 ع1ِ م1 َس:1ل1َ 1 ا1َ ق1،1ُه1ع ْن1َ 11هللا 1ُ 1ض َي ِ َر11س ٍ 1َ1 َأن1ن1ْ ع
1َ
1ا11 َم1ك 1ُ 1 َل1ا1َ « ق:1ل1ُ 1 و1ُق1َﷺ ي
َ َّ1! ِإن1 َم1 َد1 آ1 َن1 ْب1 ا1ا1َ ي:ى1ل1َ 1ا11 َع1َ ت11هللا
واَل1َ 1كَ 1 ْن1 ِم1 َن1كا1َ 1ا11ى َم1ل1َ َع1ك َ 1َ ل1ت ُ ر1
1ْ 1َغ ف
1َ 1ِي1ن1َوت1
1ْ َو َر َج1ِي1ن1َت1و1 َع1َد
الس َما ِء ثُ َّم َّ ان َ ك َع َن َ ُ ت ُذنُوب ْ ن آ َد َم! لَو بَلَ َغ َ يَا ا ْب.ُأبَالِي
1ِي1 ن1َ ت1 ْي1َ َأت1و1َ ل1ك 1َ 1َ ل1ت
َ َّ1! ِإن1 َم1 َد1 آ1 َن1 ْب1 ا1ا1َ ي.1ك 1َ 1ِي1ن1َ ت1ر1ْ 1َ ف1 ْغ1َ ت1 ْس1ا
ُ 1 ْر1َغ ف
ً 1ا1ْ ئ1ي1 َش1ي1ِب1 ك ُ ِر11 ْش1ُال تَ 1ي1ِن1ْ َت1ي1ِق1َل1 َّم1ُ ث1ا1َي1ا1ط
َ 1 َخ1ض ِ َأل ْر1 ا1 ب1 ِ َرا1ُق1ِب
ْث َح َس ٌن ٌ َح ِدي:ك ِبقُ َرابِهَا َم ْغفِ َرةً» َر َواهُ التِّرْ ِم ِذيُّ َوقَا َل َ َُأَلتَ ْيت.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, Beliau mengatakan, saya telah
mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ‘Wahai anak Adam, selagi engkau berdoa
kepadaKu dan berharap kepadaKu, maka Aku akan ampuni dosa-dosamu
sebanyak apapun itu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, kalau
seandainya dosa-dosamu setinggi langit kemudian engkau beristighfar
kepadaKu niscaya Aku akan mengampuni dosa-dosa itu untukmu. Wahai anak
Adam, kalau seandainya engkau datang kepadaKu dengan sepenuh bumi
kesalahan kemudian engkau datang kepadaKu dalam keadaan tidak berbuat
syirik kepadaKu dengan sesuatupun, maka Aku akan mendatangimu dengan
sepenuh bumi ampunan.'” (HR. Tirmidzi, beliau mengatakan hadits hasan.)
Dalam hadits qudsi ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan ada tiga hal
yang bisa menghapuskan dosa seorang hamba.
Istighfar adalah doa khusus. Yakni doa meminta agar kita diampuni oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Maghfirah artinya adalah Allah memaafkan kita, Allah
tidak menghisap kita dengan kesalahan tersebut, dan Allah Subhanahu wa
Ta’ala melindungi kita dampak buruk maksiat yang sudah kita lakukan itu.
Dalam sebuah ayat Allah menjekaskan diantara sifat orang yang bertakwa
diantaranya:
اح َشةً َأ ْو ظَلَ ُموا َأنفُ َسهُ ْم َذ َكرُوا هَّللا َ فَا ْستَ ْغفَرُوا َ َوالَّ ِذ
ِ َين ِإ َذا فَ َعلُوا ف
ِل ُذنُوبِ ِه ْم
“Orang-orang bertakwa itu adalah orang-orang yang jika jatuh dalam perkara
keji atau mendzalimi diri, mereka segera ingat Allah dan beristighfar
kepadaNya.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 135)
Jadi orang-orang yang bertakwa bukanlah orang yang sama sekali tidak pernah
berbuat dosa. Mereka juga berbuat dosa, bahkan menurut ayat ini terkadang
mereka jatuh dalam perkara keji (dosa besar). Atau terkadang mereka jatuh
dalam kedzaliman terhadap diri sendiri (dosa-dosa kecil). Yang membedakan
mereka dari orang-orang yang buruk adalah orang-orang yang fasik ini kalau
jatuh dalam maksiat dan kesalahan kerasan (betah) terjerembab di sana.
Mereka merasa diri kotor sehingga tidak pantas berdoa kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Itulah orang-orang fasik.
فاستغفروه إنه، وأستغفر هللا لي ولكم ولجميع المسلمين والمسلمات،أقول قولي هذا
هو الغفور الرحيم
ِ1 ه1 ِد1 ْو1و ُج1َ ِ1ِّه1 ن1ى َم1ل1َ َع1ُه1َ ل1ِر1ك1ْ 1 ُّش1ل1وا1َ 1،ِ1ِ ه1ن1 ا1 َس1ى ِإ ْح1ل1َ هَّلِل ِ َع1 ُد1 ْم1 َح1 ْل1َا
1، 1ِِه1 ْأ ن1ِ َش1 ل11ً ا1 م1 ْي1ظ
ِ 1 ْع1َ ت11هللا
1ُ ِإاَّل1َه1َ اَل ِإل1ن1ْ َأ1 ُد1َ ه1وَأ ْش1َ 1، 1ِِه1ن1 ا1َِ ن1 ت1 ْم1وا1َ
س ْول ُ ُه اَلدَّاعِ ي ىَل ر و ه
ُ د
ُ ب ع
َ ً ن ُمحَ َّمدا َّ وَأ ْش َه ُد َأ
ْ ِإ ُ َ َ ْ َ
.ِ1ِه1ن1ا1ع َو1ْ وَأ1َ ِ1ِه1ب1 ا1 َح1ص 1ْ وَأ1َ ِ1ِه1ل1ى آ1ل1َ ِ َو َع1 ه1 ْي1َعل1َ 11هللا
1ُ ى1ل1َّ 11ص َ 1؛1ِِه1ن1وا1َ ِْرض
. اِتَّ ُق ْوا هللاَ تَ َعاىَل:َِأ َّما ب َ ْع ُد عِ َبا َد هللا
TAUHID DAN MENGESAKAN ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman di akhir hadits qudsi ini:
خ َطايَا ثُ َّم ن آ َد َم! ن َّ َ َأ
َ ض ِ اب اَأل ْر ِ ك لَو تَ ْي َتنِي ب ِ ُق َر ِإ َ ْيَا اب
َ 1ُ ت1 ْي1َ َأَلت11ً ا1 ئ1 ْي1 َش1 بِي1ك
1ً1 ة1 َر1ِ ف1 ْغ1 َم1ا11َِه1ب1ا1 َر1ُ بِق11ك ُ ِ1ر1ش1ْ 1ُ ت1ال
َ 1ِي1 ن1َ ت1ِ ْي1ق1َ»ل
“Wahai anak Adam kalau seandainya engkau datang kepadaKu dengan
sepenuh bumi dosa, kemudian engkau datang kepadaKu dalam keadaan
engkau tidak berbuat syirik kepadaKu dengan sesuatupun, maka Aku akan
datang kepadamu dengan sepenuh bumi ampunan.”
Kalau seandainya seorang hamba memiliki sepenuh bumi dosa, saking
banyaknya dosanya maka dari ujung ke ujung ke ujung bumi ini dipenuhi
dengan dosa-dosa. Allah berjanji akan mendatangkan sepenuh bumi ampunan.
Allahu akbar.
ون َ ين آ َمنُوا َولَ ْم يَ ْلبِسُوا ِإي َمانَهُ ْم بِظُ ْل ٍم ُأو ٰلَِئ
َ ك لَهُ ُم اَأْل ْم ُن َوهُ ْم ُم ْهتَ ُد َ الَّ ِذ
“Orang-orang yang beriman dan mereka tidak mencampuri keimanan mereka
dengan kedzaliman, maka mereka akan mendapatkan keamanan dan mereka
adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (QS. Al-An’am[6]: )
Saat mendengar ayat ini para sahabat merasa berat. Syaratnya sangat berat.
Karena untuk bisa selamat dunia dan akhirat, agar bisa mendapatkan hidayah,
seseorang disyaratkan harus yang beriman kemudian tidak mencampuri
keimanan mereka dengan kedzaliman. Siapa di antara kita yang tidak pernah
mendzalimi dirinya sendiri? Ini adalah pemahaman para sahabat ketika
mendengar ayat ini. Tapi kemudian pemahaman itu diluruskan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau menjelaskan bahwa yang dimaksud
bukanlah kedzaliman secara mutlak, tapi maksudnya adalah kedzaliman akbar,
yaitu berbuat syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
1 ِإ َّن1﴿1 ل1ا1 ق11ث1ي1 ح11ه1س1ف1ن1 ب1 ه1ي1أ ف1د1 ب1ر1أم1 ب1م1ك1ر1 أم111 هللا1ن1ا
1ا1و1ُ ن1 َم1 آ1 َن1 ي1 ِذ1َّل1 ا1ا11َه1 َأ ُّي1ا1َ ي1ِِّي1ب1َّن1ل1ى ا1ل1َ َع1 َن1 و1ُّ ل1صَ 1ُ ي1ُ1ه1َ ت1اَل ِئ َك1و َم1َ 1َ هَّللا
1 ا1 ًم1ِي1 ل1 ْس1َ ت1ا1 و1ِّ ُم1 ل1و َس1َ ِ1 ه1 ْي1َعل1َ 1ا1و1ُّ ل1ص
َ ﴾
11ت1ي11ّل1 ص1ا1م1 ك1 د1 ّم1ح1 م1ل1 آ1لى1 وع1 د1 ّم1ح1 م1لى1 ع1ّ1ل1 ص1 ّم1ه1ل1ل1ا
111ن1ي1م1ل1س1م1ل1ا1 و11ت1ا1ن1م1ؤ1م1ل1ا1 و11ن1ي1ن1م1ؤ1م1ل1 ل1ر1ف1 اغ1 ّم1ه1ل1ل1ا
11ع1ي1م1 س1 ك1ّ1 إن1 ت1ا1و1ألم1ا1 و11م1ه1ن1 م1ء1ا1ي1ألح1 ا111ت1ا1م1ل1س1م1ل1ا1و
. 1 ت1ا1و1ع1 ّد1ل1 ا111ب1ي1ج1 م11ب1ي1ر1ق
ال1 و1 ن1ا1م1ي1إل1ا1 ب1ا1ن1و1ق1ب1 س1 ن1ي1ذ1ّل1 ا1ا1ن1ن1ا1و1خ1إل1 و1ا1ن1 ل1ر1ف1 اغ1 ّم1ه1ل1ل1ا
1ف1 رءو1 ك1ّ1 إن1ا1ن1 ر ّب1ا1و1ن1م1 آ1 ن1ي1ذ1ّل1 غالً ل1ا1ن1ب1و1ل1 ق1 ى1 ف11ل1ع1ج1ت
1م1ي1رح
1ا1ن1د1 وز1ا1ن1ت1م1ّل1 ع1ا1م1 ب1 ا1ن1ع1ف1ن1ا1 و1 ا1ن1ع1ف1ن1 ي1ا1 م1ا1ن1م1ّل1 ع1 ّم1ه1ل1ل1ا
. 1ا1م1ل1ع
اللهم أع ّنا عىل ذكرك و شكرك و حسن عبادتك . ّ
اللهم إنّا نسألك الهدى وال ّتقى والعفاف والغنى . ّ
ا1ل1ل1ه1م 1ال ت1د1ع 1ل1ن1ا 1ف1ي 1م1ق1ا1م1ن1ا 1ه1ذ1ا 1ذ1ن1بً11ا 1إال غ1ف1ر1ت1ه 1و1ال
ض 1ا 1إال ش1ف1ي1ت1ه 11و1ال د1ي1نً11ا 1إال ع1ي1بً11ا 1إال س1ت1ر1ت1ه 1و1ال م1ر1يً 1
ق1ض1ي1ت1ه 1و1ال ض1ا1اًل إال ه1د1ي1ت1ه 1و1ال ج1ا1ئ ًع 1ا 1إال أط1ع1م1ت1ه 1و1ال
ع1اريً1ا 1إال ك1س1و1ت1ه . 1
ر ّب1ن1ا 1اغ1ف1ر 1ل1ن1ا 1و1ل1و1ا1ل1د1ي1ن1ا 1و1ارح1م1ه1م1ا 1ك1م1ا 1ر ّب1ي1ا1ن1ا 1ص1غ1ا ً1را. 1
ر ّب1ن1ا 1آ1ت1ن1ا 1ف1ى 1ا1لّ 1د 1ن1ي1ا 1ح1س1ن1ة 1و1ف1ى 1ا1آل1خر1ة 1ح1س1ن1ة 1و1ق1ن1ا1
ع1ذ1ا1ب 1ا1ل1نّ11ار .
ن هللاَ يَْأ
ان َوِإ ْي َتا ِء ذِى س َ ح َ ْل َواِْإل ْ ِ د لع
َ ْ اِ ب ُ رمُ عِ َبا َد هللاِ ! ِإ َّ
ح َش 1ا1ء1َ ِ1واْ 1لُ 1مْ 1نَ 1كِ 1ر1َ 1و ْا1لَ1بْ 1غ 1يِ 1يَِ 1ع 1ظُُ 1كْ 1م11 ع نِْ 1ا1ل1فَ1ْ1 1
ْا1ل1قُ1ْ 1ر1بَ11ى1َ 1ويَْ 1ن 1هَ11ى1َ 1
اشكُرُ ْوا عَ ىَل اذ ُكرُواهللاَ يَ ْذ ُك ْر ُك ْمَ ,و ْ نَ ،ف ْ ل َ َعلَّكُ ْم تَ َذ َّكرُ ْو َ
نِ َعِ 1م 1ه ِ1يَِ 1ز ْدُ 1كْ 1م1َ 1ولَِ 1ذْ 1ك1رُ1هللاَِ 1أ ْ1ك بَُ 1ر