Anda di halaman 1dari 3

R e t o r i k a | Transkrip Naskah Pidato

NAMA : NAJLA HANANI

NPM : 2120301039

URGENSI BULAN BAHASA: SIAPA YANG DIHARUSKAN ANDIL?

Assalamualaikum Wr.Wb.
Om Swastiastu, Namo Budaya, Salam Kebajikan, Rahayu
Salam sejahtera untuk kita semua.
Yang terhormat Dr. Hari Wahyono, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Retorika
Serta teman-teman rombel satu yang saya cintai dan saya banggakan
-

Hadirin yang berbahagia

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia serta kasih sayang-Nya
sehingga kita masih diberikan kesempatan menjadi kader atau penerus pendidikan Indonesia.

Pada kesempatan kali ini, saya Najla Hanani mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tidar, akan menyampaikan pidato mengenai
“Urgensi Bulan Bahasa: Siapa yang Diharuskan Andil?”.

Hadirin sekalian

Kita memahami bahwa masih banyak mahasiswa yang berorientasi hanya pada pendidikan dan profesi
yang menjadi luarannya saja. Mendapatkan nilai yang baik, serta mendapat pekerjaan yang tepat dan
tetap. Banyak sekali mahasiswa yang kurang peduli akan keadaaan Indoensia yang sekarang ini.
Kurangnya sikap mengindahkan bahasa, hingga minimnya ketertarikan pada sastra Indonesia. Mereka
yang tertarik pada cerita-cerita karya sastra pun, sebagian besar hanya penasaran pada filmnya saja. Tidak
tentang bahasa yang ada di dalamnya novelnya sebelum dialihwahanakan, bahkan sangat enggan
membaca novelnya. Mahasiswa merupakan tokoh yang akan berperan membenahi kebahasaan Indonesia
menjadi yang seharusnya.

Bagaimana jika para mahasiswa lebih mengedepankan bahasa lain? Siapa yang akan meneruskan estafet
salah satu poin Sumpah Pemuda yang sudah dirumuskan sedemikian rupa oleh para pendahulu kita?
R e t o r i k a | Transkrip Naskah Pidato

Siapa? Akan jadi apa negeri ini jika bahasa persatuan sudah mulai tidak menyatukan? Di mana letak
esensi bahasa yang sebenarnya berperan?

Mahasiswalah jawabannya. Mahasiswa tidak hanya berperan aktif dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa dengan gagasan kreatifnya, paradigma kritisnya, hingga jiwa futurisnya, tetapi Indonesia butuh
lebih daripada itu. Terkikisnya perhatian perihal bahasa dan sastra yang ada di Indonesia, sama sekali
tidak memeliki korelasi terhadap pentingnya bahasa pada zaman penjajahan dulu sekali sebelum negeri
ini benar-benar merdeka.

Sastra yang bermedia bahasa, menjadi alat yang paling fundamental dalam membangun semangat
perjuangan Indonesia. Terutama saat Orde Baru. Banyak sekali kebijakan pemerintah yang menindas hak
warga lemah, bahkan membatasi kebebesan dalam berpendapat, hingga membumihanguskan siapa pun
yang merasa mengancam kekuasaan aparat. Pemerintah yang anti kritik, dan penuh permainan politik.
Pada saat itulah karya sastra yang berbau nasionalis dilenyapkan dan dilarang beredar, bahkan banyak
sastrawan Indonesia yang dipenjara hingga dilenyapkan.

Hadirin sekalian

Saat ini negara kita sudah bebas sebebas-bebasnya. Kita sama sekali tidak mendapat tekanan dalam
berkarya. Sastra kebebasan bersuara di mana-mana. Tentang kekayaan alam, tentang budaya, tentang
sosial, tentang pendidikan, tentang politik, tentang aparat yang tidak bertanggung-jawab, tentang hak-hak
anak, wanita, rakyat kecil, tentang Indonesia.

Pada bulan ini, Oktober 2023. Kita bersama-sama merayakan bulan bahasa. Sebagai mahasiswa program
studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, kita sangat wajib berpartisipasi, bahkan harus
menggencarkan esensi-esensi bahasa persatuan kita yang mulai pudar.

Macam-macam pendidikan yang ditempuh mahasiswa memiliki esensi profit yang berkorelasi dengan
kehidupan masyarakat Indonesia. Kita perlu lebih sadar akan pentingnya penggunaan bahasa dalam
menunjang kehidupan masyarakat kita. Banyak sekali kita menggunakan bahasa-bahasa serapan yang
padahal ada bahasa Indonesia lain yang sebenarnya harus digunakan. Tidak jarang, kita juga lebih merasa
mudah menggunakan bahasa-bahasa asing ketimbang menggunakan bahasa Indonesia sendiri yang malah
dinilai lebih asing.

Menjadi apa mahasiswa yang seharusnya? agen perubahan? penjaga nilai-nilai? iron stock ? kekuatan
moral? atau pengontrol sosial? mana yang sebenar-benarnya disadari para mahasiswa?
R e t o r i k a | Transkrip Naskah Pidato

Semuanya. Semuanya memiliki relevansi untuk kepentingan kebahasaan Indonesia. Tidak terlepas dari
macam-macam kemampuan yang dimiliki para mahasiswa, Indonesia punya banyak kader andal bangsa.
Tunas-tunas muda yang punya segudang karya bisa dengan mudah berprestasi. Pemberdayaan digital
yang sebenarnya bisa meningkatkan esistensi bahasa dan sastra Indonesia, masih kurang disadari dan
digeluti dengan serius. Untuk itu, siapa jika bukan kita?

Bahasa Indonesia merupakan hal penting yang perlu kita jaga. Dengan diperingatinya Bulan Bahasa ini,
mari, kita mulai perbaiki pemikiran kita mengenai entitas dan kualitas bahasa kita demi perubahan
Indonesia yang lebih baik lagi.

HIDUP MAHASISWA!

Sekian yang bisa saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf.


Terima kasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Shalom, Om Santi Santi Om, Namo Budaya, Salam Kebajikan.

Anda mungkin juga menyukai