Anda di halaman 1dari 8

RIVIEW CASE

Mr. A 36 tahun

CC : fever (38.5 to 390c)9 hari lalu


and jaundice

AC :
- Jaundice 2 hari yang lalu
- Headache
- Nyeri pada otot betis
- Conjunctival suffusion
PH :
 6 hari pertama fever sepanjang
hari dan malamm
 Bekerja di pabrik yang banyak
tikus,dan terekspos oleh air yang
tercemar
PE :
- Suhu meningkat
- conjungtiva suffusion,
jaundice
- tenderness di gastrocnemius
muscle
LAB :
- urin, ureum, pletelet menurun
- wbc, creatinin, bilirubin, AST,
ALT meningkat
PP :
- Igm leptospirosis (+)
Diagnosis
Leptospirosis with Acute Kidney
Injury (Weil’sdisease)
JAUNDICE 2. Skin temperature
perubahan warna kekuningan pada Berasal dari tubuh bagian luar.
jaringan tubuh akibat pengendapan Con : kulit
bilirubin / hiperbilirubinemia. Normal : 20-40C
Klasifikasi Dipengaruhi oleh suhu lingkungan

a. Pre-Hepatic
Tempat untuk cek suhu :
Destruksi RBC.  Anemia
1. Oral
Hemolitik
2. Rektal
b. Hepatic
3. Gendang telinga
Destruksi hepatosit.  Viral
4. Arteri temporalis
Hepatitis, Infeksi, Obat
Faktor yang mempengaruhi :
c. Post-Hepatic
a. Suhu meningkat
Obstruksi saluran empedu. 
- Bmr meningkat
Cholecystitis, Gallstone
- Ekstra metabolisme :
 Aktivitas sel otot
BILIRUBIN
 Aktivitas kimia dalam sel
pigmen kuning hasil metabolism
 Termogenik makanan
hemoglobin
 Efek hormon (tyroxin,
epinephrin)
b. Suhu menurun
Laju konduksi panas dari inti 
kulit atau kulit  sekitar

Mekanisme heat transfer :


a. Inti ke kulit
 Via blood vessel (venous
plexus) dengan kecepatan 0-
30% dari total cardiac output
 Semakin cepat semakin besar
perpindahan panas
b. Kulit ke sekitar
 Radiasi : perpindahan panas
melalui gelombang
elotromagnetik
 Konduksi : perpindahan panas
dari benda panas ke dingin
decara langsung dengan objek
TERMOREGULASI
 Konvekasi : perpindahan panas
Proses untuk mempertahankan suhu
melalui arus udara
inti tubuh agar dalam kisaran normal
 Evaporasi : perubahan suatu
Ada 2 :
cariran, con:keringat  uap
1. Suhu inti/core
Berasal dari organ internal tubuh,
Tipe thermogenesis :
co : otak, jantung, hati dll
a. Shivering : saat suhu tubuh
Normal : 36-37,5 C
menuru  peningkatan kontraksi
Dipengaruhi oleh : waktu, usia,
otot rangka  menggigil
cuaca, olahraga, menstruasi
b. Non-shivering :suhu tubuh
menurun  meningkatkan
aktivitas jaringan adiposa
Role of hypothalamus :
a. Regio anterior : aktifasi oleh
panas  mengontrol suhu tubh
b. Regio posterior : aktifasi oleh
dingin  merangsang produksi b. Berdasarkan durasi :
panas  Acute : < 7 hari  malaria
 Subacute : < 2minggu 
Mekanisme thermoregulasi : thypoid fever
 Chronic :>2minggu  tbc, hiv

c. Berdasarkan pattern
 Continue fever
- Demam terus menerus
- tanpa fluktuasi > 1 c
- Con : thypoid fever
 Intermitten
- Fluktuasi >1c
- Bisa kembali normal
- Meningkat pada malam
- Con : malaria, tb
 Remiten
- Fluktuasi >1C, tidak turun ke
suhu normal
- Con : 1 weeks thypoid fever
 Susteined
- Tidak fluktuasi >1c dari 24
jam
- Ada sedikit peningkatan
Respon tubuh pada perubahan suhu: - Con : pneumonia, thypoid
a. Suhu panas  vasodilatasi ,  Biphasic :
berkeringat, reflek tonus otot - Demam tingga  normal 
(shivering) tinggi kembali
b. Suhu dingin  vasokontriksi, - Con : dhf , yellow fever
piloereksi, kontraksi tonus otot  Recurent fever :
rangkak - Relapsing : berulang
FEVER - Pel-ebstain fever : demam
Peningkatan suhu tubuh 1-2c dari menetap 1-2 w
nilai normal ( N : 36,8 - 37,2 C) - Periodical fever : demam
Klasifikasi setiap bulan/tahun
a. Berdasarkan keparahan Staging demam
1. Prodormal stage: tidak ada
keluhan spesifik
2. 2nd stage: menggigil,
kedinginan, kulit pucat
3. 3rd stage: flushed face, kulit - Ada 3 komponen : 1outer
hangat sheath & 2 independent axial
filamen
Gejala demam - Bertahan berminggu di air,
- Menggigil ph>7.0
- Meringkuk Transmisi :
- Headache  Direct: darah, urin, hewan-
- Malaise manusia, manusia-manusia
- Anorexia  Indirect: genangan air,
- Berkeringat sungai, selokan
 Part of entry : luka/lesi kulit,
DD Demam mukosa hidung, konjungtiva
a. <7 hari e.c virus
Virulensi :
- Malaria , thypoid, meningitis,
- Membran luar  adhesi
measles, typus, dhf
- Ada lipopolisakarida  minor
b. > 7 hari
endotoxicity
- Salmonella infection, abses
- outer membran protein 
aktivasi TLR inflamasi
Mekanisme demam

patogenesis:

LEPTOSPIRA
 Family : leptospiraceae LEPTOSPIROSIS
 Spesies : leptospira Zoonatic disease yang disebabkan
 Class : spirochaetes oleh spesies leptospira.

Epidemiologi:
Karakteristi :
- 1 juta/tahun
- Gram (-)
- seluruh dunia  iklim tropis dan
- Spiral bacteri motile
subtropis
- P : 5-15 nm
- pria > wanita
diangnosis
etiologi : anamnesis :
- leptospira, reservoir hewan - FR, Etiologi, riwayat exposure
pengerat  tikus PE :
transmisi : - Sesuai manfes
- urine hewan PP :
- air, tanah, lumpur - CBC : leukositosis, netrofilia &
- air minum terkontaminasi trombositopenia
- Blood Chemical :
faktor resiko : hepar  bilirubin meningkat
- adanya reservoir : hewan ternak Ginjal  BUN ningkat, anuria,
- usia 15-64 thn uremia)
- pekerjaan : petani, peternak, - Blood Culture
- MAT (Microscopis Agglutination
klasifikasi Test) : Peningkatan 4x titer
a. leptospirosis ringan (anicteric) antibody
- demam mendadak
(bifasik/remitten) DD
- headache, myalgia - Malaria
- menggigil - Demam berdarah
- ruam non-pruritis - Demam tifoid
- resolusi dlm 1 minggu & +
antibodi Manajement
b. leptospirosis berat a. Leptospirosis ringan
(icteric)/well’s disease Pilihan :
- demam 1. Doksisiklin 2x100 mg selama 7
- gagal ginjal hari kecuali pada anak, ibu hamil,
- ikter + pendarahan bila ada kontraindikasi Doksisiklin
- gangguan nafas Alternatif :
- berlangsung minggu-bulan  Amoksisilin 3x500 mg/hari
pada dewasa Atau 10-20
manifestasi klinis mg/kgBB/8 jam pada anak
a. leptospirosis anicteric selama 7 hari
- demam mendadak, masa Bila alergi Amoksisilin dapat
inkubasi 1-2 minggu diberikan : Makrolid
- flu, menggigil, headache,
mula, muntah, b. leptospirosis berat
- konjungtival suffusion 1. Cefriaxon 1-2 gram i.v selama 7
- mialgia  betis hari
- kulit (ringan) : urtikaria, 2. Penisilin Prokalin i.m 1,5 juta
eritema unit/6 jam selama 7 hari
b. leptospirosis icteric 3. Ampisilin i.v 4x1 gram/hari
- progresif cepat selama 7 hari
- sindrom weil : perdarahan, 4. Terapi suportif
ikterus, acute kidney injury
- gejala anicteric phase
Pada pasien :
a. Hospitalized 10 day
b. Fluid replicement
c. Ampicilin (antibiotic penicilin)
 Indikasi : meningitis, leptospira
 MOA :inaktivasi penicillin-binding
proteins  menghambat sintesis
bakterial wall
 Dosis :
dewasa : 2-4gr/day (oral),
4-8gr/day(IV)
Anak : 150mg/kg
d. symptomatic medicatio
komplikasi
- gagal ginjal
- sepsis
- severe bleeding
Prognosis
- leptosipersos anicteric >
membaik
- leptospirosis icteric 5-40%
meninggal
prevention
- Basmi tikus di rumah atau
tempat pekerjaan
- Human Leptospirosis Vaccines
- Profilaksis doksisiklin
(200mg/oral/1x seminggu)
atau azithromycin (anak dan
wanita hamil)
BHP
- Edukasi pasien dan keluarga
tentang penyakit pasien
- Menghindari paparan dengan
air kemih hewan untuk
mengurangi resiko
- Edukasi agar melaukan vaksin
dan menjaga kebersihan
IIMC
"Tidaklah menimpa seorang mukmin
rasa sakit yang terus menerus,
kepayahan, penyakit, dan juga
kesedihan, bahkan sampai
kesusahan yang menyusahkannya,
melainkan akan dihapuskan dengan
dosa-dosanya". (HR. Muslim no.
2573)

Anda mungkin juga menyukai