Anda di halaman 1dari 24

REBRANDING MEUBEL UD BIMA BARU UNTUK

MENINGKATKAN BRAND AWERENESS

PROGRAM PENGABDIAN MAHASISWA


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Pra-Syarat
Menempuh Tugas Akhir

Oleh:
Dian Dwi Saputra 19203104

PROGAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN DESAIN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS ASIA MALANG
2022
PERSETUJUAN LAPORAN P2M

Judul : Rebranding Meubel UD Bima Baru sebagai Media


Promosi
Oleh : Dian Dwi Saputra (19203104)
Program Studi : Desain Komunikasi Visual

Malang, - 2022

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Tri Wahyuni S.Pd., M.Pd

Ketua Prodi Desain Komunikasi Visual

Handry Rochmad Dwi Happy, S.Sn., M.Sn

ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala rahmat dan anugerah-Nya yang diberikan kepada
penulis sehingga laporan P2M dengan judul " Rebranding Meubel UD
Bima Baru untuk Meningkatkan Brand Awerness " dapat terselesaikan
dengan baik.
Penyusunan laporan P2M ini merupakan tugas mandiri yang
harus diselesaikan oleh mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis Asia
Malang program studi Desain Komunikasi Visual yang merupakan
bagian dari prasyarat menempuh Tugas Akhir.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesainya P2M
sampai dengan penyusunan laporan, yaitu :
1. Ibu Risa Santoso, B.A., M. Ed., selaku Rektor Institut
Teknologi dan Bisnis Asia Malang.
2. Ibu Rina Dewi Indah Sari, S.Kom., M.Kom., selaku Dekan
Fakultas Teknologi dan Desain.
3. Bapak Handry Rochmad Dwi Happy, S.Sn., M.Sn., selaku
Ketua Prodi Desain Komunikasi Visual
4. Ibu Dr. Tri Wahyuni S.Pd., M.Pd, selaku Dosen Pembimbing.
5. Bapak Danang Arbian Sulistyo S.ST, M.Kom., selaku Dosen
Wali.
6. Ayah Bunda, yang selalu menyemangatiku dengan dukungan
dan do’anya.
Kepada semuanya yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan P2M ini, semoga mendapat balasan dengan berkat
dan karunia yang berlimpah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Penulis menyadari bahwa laporan P2M ini jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari segenap pembaca. Akhirnya, semoga
laporan P2M ini dapat berguna dan bermanfaat terutama bagi pihak-
pihak yang tertarik untuk mengkaji dan mengembangkannya.

Malang, - 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .......................................................................... i


Persetujuan Laporan P2M ............................................................ ii
Kata Pengantar ............................................................................. iii
Daftar Isi ....................................................................................... iv
Daftar Gambar ..............................................................................
Daftar Tabel ..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah ................................................................... 3
1.4 Tujuan dan Manfaat ............................................................... 3
1.5 Metodologi Penelitian ............................................................. 4
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................... 6
2.1 Desain Komunikasi Visual ...................................................... 6
2.1.1 Unsur – Unsur Desain ................................................. 6
2.1.2 Prinsip Desain .............................................................. 13
2.1.3 Model Tata Letak ......................................................... 14
2.1.4 Tipografi ....................................................................... 15
2.1.5 Logo ............................................................................. 16
2.2 Brand Guideline ...................................................................... 18
2.3 Identitas Visual ....................................................................... 18
2.5 Meubel UD Bima Baru ............................................................ 19
DAFTAR PUSAKA ....................................................................... 20

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


UD Bima Baru merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang desain interior dan kontraktor interior (desain, rancang,
dan bangun) yang berlokasi di Jl. Dusun Jambon, Kecamatan
Pakis, Kabupaten Malang. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak
Amrur Rofiq pada tanggal 19 September 2014. Pada awal berdiri
UD Bima Baru hanya melayani produk custom sesuai permintaan
konsumen dengan target utama pasar orang-orang yang sudah
berumah tangga. Seiring berjalannya waktu UD Bima Baru mulai
dikenal banyak masyarakat luas dan sudah memiliki signature
produknya sendiri seperti daun pintu dan beberapa meja nakas
nightstand. UD Bima Baru saat ini memiliki empat divisi utama
yaitu dekorasi rumah, perkayuan, interior, dan kontruksi. Adanya
empat divisi ini menjadikan UD Bima Baru lebih efektif dan efisien
dalam melayani konsumen dan mampu memberikan solusi sesuai
dengan kebutuhan mereka.
Pada tanggal 23 mei 2022, Pemilik Meubel UD Bima Baru
menginginkan pergantian identitas visual dikarenakan memiliki
keinginan untuk berfokus pada digital marketing sekaligus
memperluas jangkauan penjualan mereka. Di sisi lain pemilik
Meubel UD Bima Baru sedang melakukan proses perpindahan
kantor yang awalnya ada di Jl. Asahan No.5B, Bunulrejo,
Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur 65123 ke tempat
lebih luas yang terletak di Jl. Dusun Jambon, Jambon,
Pakiskembar, Kec. Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65154.
Dengan dilakukan perpindahan tersebut pemilik mempunyai
keinginan untuk memperbarui semua yang ada di dalam meuble
tersebut yang bertujuan untuk merapikan sisi internal dalam
meuble. Pada bagian identitas mereka mempercayakan kepada
penulis untuk dibuatkan ulang yang lebih baik lagi dan pastinya
mengikuti era saat ini.
Melihat dari latar belakang masalah dari UD Bima Baru di
atas, rebranding sangat dibutuhkan untuk membangun brand
awareness bagi konsumen UD Bima Baru. Rebranding dapat
dibagi menjadi beberapa kata, yaitu brand dan branding. Arti dari
brand sendiri merupakan karakter, kumpulan pengalaman dari
1
apa yang mereka rasakan dan pikirkan ketika mendengar dan
melihat suatu produk. Sedangkan branding dapat diartikan
sebagai proses yang dibangun dari waktu ke waktu dan
berkelanjutan untuk membentuk sebuah brand image bagi
konsumen. Jadi rebranding merupakan strategi bisnis yang
dilakukan untuk memperbarui citra brand bertujuan sebagai
pengembangan bisnis yang diinginkan. Arti rebranding terbagi
menjadi dua bagian, yaitu rebrand total dan sebagian. Sesuai
dengan namanya, rebranding total berarti akan mengubah secara
keseluruhan brand bisnis, mulai dari brand identity yang
mencangkup logo, warna brand, hingga ke citra umum dan
strategi bisnis. Sedangkan rebranding Sebagian hanya
mengubah beberapa, misalnya sekedar perubahan pada logo.
Kebutuhan rebranding setiap bisnis tentu saja berbeda-beda,
tergantung dari cara pemilik brand memulai bisnisnya.
Pada kasus di atas berarti UD Bima Baru ini membutuhkan
rebranding sebagian, berupa pembaruan pada identitas visual
yang dimilikinya. Dengan ini akan dibuatkan sebuah identitas
visual sesuai dengan hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh
tim penulis. Diharapkan dengan dibuatnya pembaruan identitas
ini akan meningkatkan dan memperluas jangkuan penjualan bagi
UD Bima Baru. Identitas visual bisa menjadi upaya yang
disengaja oleh individu atau perorangan dan organisasi, bahkan
negara sekalipun yang bertujuan untuk menciptakan gambar dan
makna yang dimasudkan untuk membentuk presepsi orang lain
(Heskett, 2002: 84).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas,
maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai
berikut: “Bagaimana proses pembuatan identitas visual Meubel
UD Bima Baru?”

2
1.3 Batasan Masalah
Fokus pada penelitian ini agar diperoleh hasil yang
mendalam mencangkup beberapa poin, yaitu:

1. Perancangan identitas visual Meubel UD Bima


Baru beserta buku brand guideline.
2. Brand guideline meliputi deskripsi perusahaan,
konsep logo, sistem garis dari logo, ukuran
minimal, penggunaan warna, monochrome,
tipografi yang digunakan, wariasi logo,
perlengkapan tulis. Konsep identitas visual yang
akan dibuat memiliki target audience perempun
ataupun laki-laki dengan rentang usia dewasa
awal (26-35 tahun) sampai usia dewasa akhir (36-
45 tahun).
3. Sofware yang digunakan dalam pembuatan
rancangan rebranding identitas visual Meubel UD
Bima Baru yang pertama, menggunakan software
berbasis vector yaitu Adobe Illustrator 2019 yang
digunakan dalam perancangan logo atau identitas
visual beserta buku pedoman merek. Dan
menggunakan software berbasis 3 Dimensi yaitu
Blender yang digunakan dalam perancangan latar
belakang visual dalam buku pedoman merek.

1.4 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penelitian merupakan untuk merancang
identitas visual yang baru dari Meubel UD Bima Baru
sebagai.media promosi.
Dengan konteks bahwa peneliti telah menjelaskan lebih
banyak masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam hal ini
adalah manfaat yang dapat diturunkan, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk Peneliti
- Memberikan pengalaman di Lapangan bagi penulis
yang merupakan penerapan dari teori – teori yang
diperoleh selama mengikuti kuliah di Desain
Komunikasi Visual Institut Asia Malang,

3
- sebagai salah satu upaya dalam rangka meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan peneliti untuk melakukan
penelitian dan penulisan ilmiah.
- sebagai portofolio tambahan bagi peneliti.
2. Untuk Institusi
Menambah bahan untuk kepustakaan dan menambah
informasi mengenai perancangan identitas visual.
3. Untuk Pembaca
Menambah bahan referensi mengenai identitas visual dan
brand guideline.
4. Untuk Produsen
- Sebagai media promosi Meubel UD Bima Baru kepada
konsumen, dan
- mendapatkan informasi tentang seberapa pentingnya
sebuah identitas visual, dan penilaian dari konsumen
secara digital untuk dapat dijadikan sebagai bahan
evaluasi produk.

1.5 Metodologi Penelitian


Dalam mengumpulkan berbagai macam informasi untuk
menyusun laporan ini digunakan berbagai macam teknik.
Adapun teknik-teknik yang digunakan sebagai berikut:

1. Metode Observasi
Metode ini digunakan sebagai pendukung yang
disesuaikan dengan materi-materi yang dibutuhkan untuk
mengumpulkan data, pengambilan beberapa dokumentasi
produk. Observasi secara langsung ke lokasi Meubel UD
Bima Baru di Jl. Asahan No.5B, Bunulrejo, Kecamatan
Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur 65123 dan di Jl. Dusun
Jambon, Jambon, Pakiskembar, Kec. Pakis, Kabupaten
Malang, Jawa Timur 65154.
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah metode percakapan dengan tujuan
tertentu yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih, yaitu
pihak yang mengajukan pertanyaan dan pihak yang
memberi jawaban (Moleong, 2004: 186)

4
3. Studi Pustaka
Metode ini merupakan metode pengumpulan data yang
diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui
dokumen, buku, maupun media digital yang dapat
mendukung dalam proses penulisan.

1.6 Sistematika Penulisan


Agar mengetahui gambaran jelas tentang hal-hal yang
diuraikan dalam penulisan ini, maka peneliti membagi sistematika
penulisan menjadi IV Bab. Dimana masing-masing Bab dibagi
menjadi ke dalam sub-sub dengan penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Membahas latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, sumber dan jenis
data, teknik pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi teori penunjang penulisan penelitian
dimana teori tersebut dapat diambil dari beberapa sumber
seperti buku-buku dan jurnal ilmiah yang berkaitan dalam
penyelesaian penelitian yang berhubungan dengan
pembuatan tugas akhir.
BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas tentang analisa konsep
pembuatan identitas visual dan buku guideline, serta
pembahasan tentang tehapan prpses pra-produksi.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini merupakan bab terakhir yang di dalamnya
menguraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, sebagai kesimpulan jawaban masalah
yang telah dirumuskan secara singkat, kemudian terdapat
tambahan berupa permintaan saran dari peneliti yang bersifat
membangun.

5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Desain Komunikasi Visual
Desain Komunikasi Visual, terdapat tiga makna yang
saling berkaitan dalam kalimat tersebut. Desain yang bisa
diartikan sebagai perancangan estetika, cita rasa, serta
kreativitas. Komunikasi memiiki tujuan yaitu menyampaikan
pesan. Sedangkan Visual memiliki arti sesuatu yang dapat dilihat.
Desain Komunikasi Visual dapat diartikan sebagai suatu
disiplin ilmu yang bertujuan mepelajari suatu konsep komunikasi
untuk meyampaikan sebuah pesan dan gagasan secara visual
dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan
gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna serta tata letak.
Dengan itu, gagasan bisa diterima oleh orang, atau kelompok
yang menjadi sasaran Penerima pesan (Kusriato, 2007: 2)

2.1.1 Unsur – unsur Desain


1. Titik
Titik ialah bentuk dasar dari sebuah garis dan biasa
dikenal sebagai lingkaran atau dot (Landa, 2011: 16)

Gambar 2.1 Titik


(Unsur-unsur Seni Rupa & Desain (Diperkuat Pendapat Ahli) -
serupa.id)

6
2. Garis
Garis dapat diartikan sebagai titik yang memanjang
dan biasa dikenal sebagai line (Landa, 2011: 16)

Gambar 2.2 Garis


(Unsur-unsur Seni Rupa & Desain (Diperkuat Pendapat Ahli) -
serupa.id)

3. Bentuk
Betuk merupakan area yang digambarkan pada
permukaan dua dimensi yang dibuat sebagian atau
seluruhnya dengan garis atau dengan warna maupun
tekstur. Dapat didefinisikan sebagai bentuk tertutup
atau jalur tertutup (Landa, 2011: 17)

Gambar 2.3 Bentuk


(Unsur-unsur Seni Rupa & Desain (Diperkuat Pendapat Ahli) -
serupa.id)

7
4. Tekstur
Tekstur merupakan kualitas sentuhan yang
sebenarnya dari suatu permukaan atau simulasi.
Dalam seni rupa ada dua kategori tekstur, yaitu taktil
berupa tekstur yang dapat disentuh maupun dirasakan
secara fisik, dan visual yang hanya berupa ilusi gambar
digital (Landa, 2011: 23)

Gambar 2.4 Tekstur


(Unsur-unsur Seni Rupa & Desain (Diperkuat Pendapat Ahli) -
serupa.id)

5. Warna
Warna dapat didefinisikan secara objektif atau fisik
sebagai sifat cahaya yang dipancarkan atau secara
subyektif atau psikologis sebagai bagian dari
pengalaman indra penglihatan (Wong, 1986: 67).
Warna dapat dibagi menjadi dua, yaitu warna additive
yang merupakan warna berasal dari cahaya yang
disebut spektrum (merah, hijau, dan biru), sedangkan
subtractive adalah warna yang berasal dari bahan yang
disebut pigmen (sian, magenta, dan kuning) (Nugroho,
2015: 25). Warna dibagi menjadi lima klarifikasi, yiatu
warna primer, warna sekunder, warna intermediate,
warna tersier, dan warna kuarter. Masing-masing
memiliki kelompok nama-nama warna (Wucius, 1986:
156)

8
a. Warna Primer
Disebut warna pokok, karena warna tersebut tidak
dapat dibentuk dari warna lain. Warna pokok ini
dapat digunakan sebagai pokok percampuran untuk
memperoleh warna-warna yang lain. warna primer
mencangkup; biru, merah, dan kuning.

Gambar 2.5 Warna Primer


(Penulis)

b. Warna Sekunder
Disebut warna kedua, karena warna tersebut
merupakan hasil dari pencampuran dua warna
primer. Warna kedua ini mencangkup; jingga atau
orange, ungu atau violet, dan hijau.

Gambar 2.6 Warna Sekunder


(Penulis)

9
c. Warna Intermediate
Disebut warna perantara, karena warna tersebut
merupakan warna yang terletak di antara warna
primer dan sekunder pada lingkaran warna. Warna
perantara ini mencangkup; kuning hijau, kuning
jingga, merah jingga, merah ungu, biru violet, dan
biru hijau.

Gambar 2.7 Warna Intermediate


(Penulis)

d. Warna Tersier
Disebut warna ketiga, karena warna tersebut
merupakan warna hasil percampuran dari dua
warna sekunder. Warna ketiga ini mencangkup;
coklat kuning, coklat merah, dan coklat biru.

Gambar 2.8 Warna Tersier


(Penulis)

10
e. Warna Kuarter
Disebut warna keempat, karena warna tersebut
merupakan warna hasil pencampuran dari dua
warna tersier. Warna keempat ini mencangkup;
coklat jingga, coklat hijau, dan coklat ungu.

Gambar 2.9 Warna Kuarter


(Penulis)

Faktanya, setiap warna memiliki signifikansi emosional


yang berbeda pengaruhnya terhadap seseorang yang
melihatnya. Ini telah dipelajari dan dianggap sebagai
bagian dari ilmu psikologi warna. Berdasarkan ini,
setiap warna dapat memberikan kesan merek. Dalam
dunia branding warna memiliki arti masing-masing,
warna yang digunakan dalam branding secara tidak
langsung akan membentuk sebuah customer
perception terhadap brand.

11
Gambar 2.10 Psikologi Warna
(www.ignytebrands.com)

6. Pola
Pola atau Pattern merupakan pengulangan yang
konsisten dari satu unit visual atau elemen dalam
area tertentu.

Gambar 2.11 Pola


(wcicommtech.blogspot.com)

12
2.1.2 Prinsip Desain
Komposisi ialah usaha untuk mendapatkan keseimbangan
bentuk dalam mengorganisasikan unsur-unsur terpenting, dalam
pencipta karya seni dan atau media komunikasi grafis yang
harmonis, komunikatif, dan persuasif (Kusnadi, 2018: 07).
Prinsip-prinsip desain dapat disampaikan, seperti berikut:

1. Proporsi (Proportion)
Perbandingan ukuran yang digunakan untuk menentukan
perbandingan yang tepa tantara panjang dan lebar, antara
gambar dengan bidang gambar.
2. Irama (Rhytm)
Irama atau ritme adalah gerak perulangan atau gerak
mengalir/aliran yang ajeg, runtut, teratur, terus – menerus,
yang dapat divisualisasikan dalam bentuk garis, tekstur,
bidang, maupun warna
3. Kesatuan (unity)
Kesatuan dapat juga disebut dengan keutuhan. Sebuah
karya seni harus menyatu dan unsur-unsur yang tersusun
di dalamnya tidak dapat dipisah – pisah. Tanpa kesatuan,
karya seni akan terlihat kacau balau dan mengakibatkan
karya tersebut tidak enak terlihat.
4. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan sederajat atau obvious balance yaitu
keseimbangan komposisi anara ruang sebelah kiri dan
ruang sebelah kanan tanpa memperdulikan bentuk yang
ada di masing-masing ruang, sedangkan keseimbangan
asimetris atau asymmetrical balance adalah kebalikan dari
keseimbangan simetris yaitu keseimbangan yang sebelah
kiri dan kanannya tidak sama.
5. Pusat Perhatian (Focus of Interest)
Menyangkut peletakan unsur yang menjadi perhatian
utama atau paling dominan untuk disampaikan pada
penikmat karya atau pembaca.
6. Kontras (Contrast)
Perbedaan keadaan unsur, yang dapat dicapai dengan
perbedaan tinggi-rendah, panas-dingin warna, termasuk
cerah dan suramnya.

13
2.1.3 Model Tata Letak
Model tata letak ini membuat desainer agar lebih mudah
dalam merancang dan sebagai acuan untuk mendesainnya
sehingga hasil yang di dapat akan lebih maksimal, antara lain:

1. Tata letak Mondrian


Penyajian tata letak dengan bentuk-bentuk square atau
landscape atau portrait, ini mengacu pada konsep seorang
pelukis Belanda bernama Piet Mondiran.

Gambar 2.12 Tata letak Mondrian


(sumber)

2. Tata letak Multi Panel


Penyajian tata letak dengan bentuk satu bidang dibagi
menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama.

Gambar 2.13 Tata letak Multi Panel


(sumber)

3. Tata letak Picture Window


Penyajian tata letak dengan objek yang ditampilkan secara
close up.

Gambar 2.14 Tata letak Picture Window


(sumber)

4. Tata letak Copy Heavy


Penyajian tata letak dengan mengutamakan pada bentuk
naskah iklan atau copy writing.

Gambar 2.15 Tata letak Copy Heavy


(sumber)

5. Tata letak Frame


Penyajian tata letak dengan bentuk dimana border atau
bingkai atau frame-nya membentuk suatu naratif.

Gambar 2.16 Tata letak Frame


(sumber)
14
6. Tata letak Silhouette
Penyajian tata letak dengan berupa gambar ilustrasi atau
teknik fotografi dimana hanya menonjolkan bayangan dari
objek tersebut.

Gambar 2.17 Tata letak Silhouette


(sumber)

7. Tata letak Type Specimen


Penyajian tata letak dengan menonjolkan pada
penampilan jenis huruf size yang besar.

Gambar 2.18 Tata letak Type Specimen


(sumber)

8. Tata letak Grid


Penyajian tata letak dengan mengacu pada konsep grid.

Gambar 2.19 Tata letak Grid


(sumber)

2.1.4 Tipografi
Tipografi merupakan bentuk desain huruf dan
pengaturannya dalam ruang dua dimensi (untuk media cetak dan
berbasis layar), dan ruang tiga dimensi (untuk media gerak san
interaktif) (Landa, 2011: 44). Tipografi juga dapat diartikan
sebagai seni dan teknik dalam merancang maupun menata
aksara dalam kaiitannya untuk Menyusun publikasi visual, baik
cetak maupun non-cetak (Kusrianto, 2010: 01). Berikut
beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi.

1. Serif
Memiliki ciri yang khas yaitu memiliki sirip atau kaki yang
berbentuk lancip pada ujungnya. Serif ini memiliki
ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis
hurufnya.

Gambar 2.20 Font Times New Roman


(sumber)
15
2. Sans Serif
Memiliki ciri yang khas yaitu tanpa sirip pada ujung
hurufnya dan meiliki ketebalan huruf yang sama.

Gambar 2.21 Font Sens Serif


(sumber)

3. Script
Memiliki ciri yang khas yaitu menyerupai goresan pena,
kuas ataupun pensil tajam.

Gambar 2.22 Font Script


(sumber)

4. Monospace
Memiliki ciri yang khas yaitu mempunyai jarak lebar yang
sama pada setiap hurufnya.

Gambar 2.23 Font Sens Serif


(sumber)

2.1.5 Logo
Logo ialah simbol identitas yang unik. Berasal dari kata
logotype, “logo” disebut dengan simbol, tanda, merek, pengenal,
maupun merek dagang dan memberikan pengakuan lansung.
Logo mewakili dan mewujudkan segala sesuatu yang dimaknai
oleh merek, grup, ataupun individu (Landa, 2011: 247). Sebuah
logo dapat mengambil berbagai bentuk maupun kombinasi, bisa
berupa tanda kata, tanda huruf, tanda simbol, tanda kombinasi,
ataupun lambang. Berikut beberapa jenis logo yang sudah umum
ditemui.

1. Wordmark
Simbol identitas dieja dalam bentuk tipografi atau huruf
unik.

Gambar 2.24 Logo Wordmark


(sumber)

16
2. Lettermark
Simbol identitas dibuat menggunakan inisial nama
merek.

Gambar 2.25 Logo Lettermark


(sumber)

3. Pictorial Symbol
Simbol identitas memiliki Gambar yang menyerupai atau
mengacu pada orang, tempat, aktivitas, atau objek yang
dapat diidentifikasi.

Gambar 2.26 Logo Pictorial Symbol


(sumber)

4. Abstract Symbol
Simbol identitas dengan susunan yang kompleks,
digunakan untuk menunjukkan perbedaan gaya atau
tujuan komunikasi.

Gambar 2.27 Logo Abtract Symbol


(sumber)

5. Mascots
Simbol Identitas dengan menonjolkan karakter yang
dimiliki oleh merek dagang yang mewujudkan
kepribadian merek,.

Gambar 2.28 Logo Mascots


(sumber)

6. Combination Mark
Simbol identitas dengan mengkombinasikan kata dan
simbol.

Gambar 2.29 Logo Combination Mark


(sumber)

17
7. Emblem
Simbol identitas dengan mengkombinasikan kata dan
simbol dengan visual yang selalu terlihat bersama dan
tidak terpisah.

Gambar 2.30 Logo Emblem


(sumber)

2.2 Brand Guideline


Brand guideline atau bisa disebut pedoman merek
merupakan buku berisi dengan peraturan-peraturan yang
menjelaskan bagaimana sebuah perusahaan atau kelompok atau
individu menampilkan identitas dirinya melalui logo, pemilihan
font, warna, dan lain-lain. Pedomak merek ini sangatlah penting
bagi perusahaan, karena identitas merek sebagai kepribadian
perusahaan. Begitu cara konsumen mengenali perusahaan dan
mulai tumbuh rasa percaya dari konsumen. Kunci membangun
pedoman merek ini adalah konsisten sejak awal agar membentuk
sebuah brand image terhadap konsumen.
Brand guideline ini memiliki beberapa manfaat seperti citra
perusahaan semakin meningkat, menambah kepercayaan
konsumen, dan lebih mudah untuk dikenal oleh konsumen.

2.3 Identitas Visual


Identitas visual memiliki bentuk seperti produk, merek atau
individu yang dapat diidentifikasikan secara visual. Identitas visual
bisa menjadi upaya yang disengaja oleh individu atau perorangan
dan organisasi, bahkan negara sekalipun yang bertujuan untuk
menciptakan gambar dan makna yang dimasudkan untuk
membentuk presepsi orang lain (Heskett, 2002: 84). Kesuksesan
dari merek berasal dari seberapa kuat brand image yang sudah
dibuat oleh perusahaan itu terhadap para konsumennya.

18
2.4 Meubel UD Bima Baru
Pada tanggal 23 mei 2022, Pemilik Meubel UD Bima Baru
menginginkan pergantian identitas visual dikarenakan memiliki
keinginan untuk berfokus pada digital marketing sekaligus
memperluas jangkauan penjualan mereka. Di sisi lain pemilik
Meubel UD Bima Baru sedang melakukan proses perpindahan
kantor yang awalnya ada di Jl. Asahan No.5B, Bunulrejo,
Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur 65123 ke tempat
lebih luas yang terletak di Jl. Dusun Jambon, Jambon,
Pakiskembar, Kec. Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65154.
Dengan dilakukan perpindahan tersebut pemilik mempunyai
keinginan untuk memperbarui semua yang ada di dalam meuble
tersebut yang bertujuan untuk merapikan sisi internal dalam
meuble. Pada bagian identitas mereka mempercayakan kepada
penulis untuk dibuatkan ulang yang lebih baik lagi dan pastinya
mengikuti era saat ini. Meubel UD Bima Baru memiliki karyawan
berjumlah sepuluh orang, dua karyawan yang bekerja di dalam
kantor dan yang lain sebagai pengrajin kayu dan sopir. Terkadang
pemilik Meubel UD Bima Baru juga ikut serta menjadi pengrajin
kayu dalam pembuatan dekorasi rumah. Meubel UD Bima Baru
dipercaya oleh PT KAI yang berada di kota Jember untuk merubah
desain interior beberapa kantor managernya. Tak hanya itu dalam
kota Malang sendiri Meubel UD Bima Baru juga memiliki
konsumen yang lebih banyak lagi, bahkan sampai Universitas
Brawijaya pernah memakai jasa dari meubel ini dalam bidang
desain interior juga.

19
DAFTAR PUSAKA
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

J. Moleong, Lexy. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Wheeler, A. (2013). Designing Brand Identity. New Jersey: John Wiley


& Sons. Tersedia dari PDFDrive database.

Landa, R. (2011). Graphic Design Solutions. Boston:


Wadsworth. Tersedia dari PDFDrive database.

Heskett, J. (2002). Design A Very Short Introduction. New York: Oxford


University Press. Tersedia dari PDFDrive database.

Nugroho, S. (2015). Manajemen Warna dan Desain. CV Andi Offset:


Andi. Tersedia dari GoogleBook database.

Kusnadi. (2018). Dasar Desain Grafis. Edu Publisher: Universitas


Muhammadiyah Tasikmalaya. Tersedia dari GoogleBook database.

Kusrianto. A. (2010). Pengantar Tipografi. Jakarta: PT Elex Media


Komputindo. Tersedia dari GoogleBook database.

20

Anda mungkin juga menyukai