Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“ BRAND STRATEGY, AUDIENCE PERSONA & INSIGHT DAN DIGITAL


MARKETING FRAMEWARK “

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Periklanan dan Promosi Digital

Oleh :

SHEFYA RACHMADANY NIM: 2261209019

MUHAMMAD ISRO NIM: 2261209024

SUCI GUSMAWATI NIM: 2261209023

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
kekuatan dan hidayah-NYA. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang ““
BRAND STRATEGY, AUDIENCE PERSONA & INSIGH DAN DIGITAL
MARKETING FRAMEWARK “, Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata
kuliah Periklanan dan Promosi Digital. Makalah ini disusun mengacu pada referensi-
referensi yang relevan.

Harapan saya makalah yang masih sangat singkat ini dapat membantu teman-teman
dalam memahami tentang BRAND STRATEGY, AUDIENCE PERSONA & INSIGH
DAN DIGITAL MARKETING FRAMEWARK. Dalam penyusunan makalah ini masih
begitu banyak kekurangan, maka diharapkan kepada para pembaca khususnya dosen untuk
memberikan kritik dan sarannya demi kebaikan penyusunan makalah kami kedepan.

Pekanbaru, 21 Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................................4
A. Rumusan Masalah..................................................................................................................5
B. Tujuan....................................................................................................................................6
BAB 2................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................................6
Brand dan Branding...........................................................................................................................6
A. Pengertian Brand dan Branding.............................................................................................7
B. Tingkat Pengertian Merek......................................................................................................7
C. Fungsi & Tujuan Branding....................................................................................................8
D. Unsur-unsur Branding.............................................................................................................9
E. Jenis-jenis Branding.............................................................................................................10
F. Faktor Pembentuk Brand Image..............................................................................................10
G. Strategi Branding Yang Baik................................................................................................11
h...................................................................................................................................................12
A. Pengertian Audience persona & insigh................................................................................12
B. cara membuat persona audiens............................................................................................12
C. Menghidupkan Marketing Persona......................................................................................13
D. Cara Memanfaatkan.............................................................................................................14
Digital Marketing Framework.........................................................................................................14
A. Pengertian Digital Marketing Framework............................................................................14
B. Manfaat Penggunaan dari Digital Marketing Framework....................................................14
C. Jenis Digital Marketing Framework.....................................................................................15
D. SOSTAC Model...................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................................17
KESIMPULAN...........................................................................................................................17
SARAN.......................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Strategi branding bagi sebuah perusahaan merupakan salah satu hal penting yang
berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah perusahaan. Branding memiliki konsep bahwa yang
perlu dilihat bukan hanya membuat target pemasaran, memilih kita di dalam pasar yang
penuh kompetisi, namun juga membuat prospek. Prospek pemasaran melihat merek (brand)
kita sebagai satu-satunya yang dapat mengatasi atau memberikan solusi bagi mereka.
Berdasarkan hal tersebut maka dalam membangun sebuah brand diperlukan teknik branding
yang tepat, diantaranya: differentiation, relevance, esteem, awareness,dan mind. Kekuatan
sebuah merek terletak pada apa yang dipelajari, dirasakan, dilihat dan didengarkan konsumen
tentang merek tersebut sebagai hasil pengalamannya sepanjang waktu. Berdasarkan model
ini, sebuah merek dikatakan memiliki customer-based brand equity positif apabila pelanggan
bereaksi secara lebih positif terhadap sebuah produk. Kunci pokok penciptaan brand equity
pada dasarnya adalah brand knowledge, maksudnya ialah bahwa keberhasilan sebuah merek
ditentukan oleh persepsi konsumen, maka akan lebih tepat menekankan kepada motivasi
strategi dari ekuitas merek untuk menciptakan pengetahuan merek dalam benak konsumen.

Audience Persona & Insigh berfungsi Agar campaign marketing yang dijalankan
brand dapat berjalan efektif, maka mereka perlu untuk menargetkan audiens tertentu yang
sesuai dengan obyektif menjalankan kampanye. Karena jika menargetkan sasaran yang
terlalu luas tanpa ada batasan, maka campaign yang dijalankan cenderung akan sulit
dilakukan dan sulit mencapai objektif. Dan untuk mempermudah menentukan target
audiens, brand memerlukan persona audiens. Persona audiens adalah profil dan karakter fiksi
dari target audiens, serta diciptakan oleh marketers sendiri. Tujuannya, agar lebih mudah
memahami karakteristik dan perilaku target audiens. Dalam membuat persona audiens
ini, marketers memang harus berimajinasi dan kemudian menuliskan persona audiens
tersebut.

marketing strategy framework adalah gabungan beberapa komponen untuk mencapai


tujuan bisnis dalam tahap pemasaran. Dengan pembuatan kerangka inilah bisa membantu
bisnis agar terus berkembang untuk meningkatkan konversi.

4
A. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini kami mengidentifikasikan rumusan masalah sebagai berikut:


1. Apa Pengertian dari Brand dan Branding ?
2. Apa Saja Tingkat Pengertian Merek?
3. Apa Fungsi dan Tujuan dari Branding?
4. Apa Saja Unsur-Unsur Branding?
5. Apa Saja Jenis-Jenis dari Branding?
6. Apa Yang Menjadi Faktor Pembentuk Brand Image?
7. Bagaimana Strategi Branding Yang Baik?
8. Apa Pengertian dari Audince Persona & Insigh
9. Bagaimana cara membuat persona audiens
10. Mengapa persona audiens itu penting
11. Menghidupkan Marketing Persona
12. Cara memanfaatkan Audience persona & insigh
13. Apa Pengertian dari Digital Marketing Framework
14. Manfaat Penggunaan dari Digital Marketing Framework
15. Jenis Digital Marketing Framework

B. Tujuan

Penulisan Karya Tulis ini bertujuan agar mengetahui pengertian dari Brand Dan
Branding, Audince Persona & Insigh dan Digital Marketing Framework.
Tingkat Pengertian Merek, Fungsi Dan Tujuan Dari Branding, Unsur-Unsur Branding, Jenis-
Jenis Branding, Faktor Pembentuk Brand Image, Dan Strategi Branding Yang Baik. Serta
penertian Audince Persona & Insigh dan Digital Marketing Framework dan beberapa manfaat
dan kegunaannya.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

Brand dan Branding

A. Pengertian Brand dan Branding

Suatu produk dapat dibedakan dari produk lainnya dari segi merek. Merek tersebut dapat
dipakai sebagai alat untuk menciptakan pandangan tertentu dari para pembeli, baik melalui
periklanan maupun melalui kegiatan promosi yang lain. Peranan merek tidak hanya sekedar
pembeda suatu produk, namun tidak mustahil pada kondisi tertentu akan berwujud aset yang
bernilai ekonomis. Asosiasi pemasaran Amerika mendefinisikan merek (brand3) sebagai
“nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan
untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing.” Dengan demikian, sebuah merek
adalah produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendiferensiasikannya
dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama.
Branding ini berasal dari kata brand dalam bahasa inggris yang memiliki arti merek. Namun
makna branding dengan brand akan berbeda, Branding adalah berbagai kegiatan komunikasi
yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dengan tujuan untuk membangun dan membesarkan
sebuah brand atau merek. Disisi lain branding ini juga diartikan sebagai suatu usaha
komunikasi yang disusun dan direncanakan dengan baik oleh perusahaan untuk membesarkan
brand atau suatu merek tertentu.
Bagi perusahaan, branding tidak sekedar berfungsi sebagai corporate identity, namun juga
bisa meningkatkan brand image (citra yang terbentuk dalam fikiran konsumen tentang merk
tertentu) yang luar biasa, apabila digarap dengan professional. Branding juga dapat diartikan
sebagai suatu pernyataan mengenai siapa (identitas), apa yang dilakukan (produk/jasa yang
ditawarkan) dan mengenai kenapa suatu merk layak dipilih.

6
B. Tingkat Pengertian Merek

Menurut Kotler (2005: 216) Merek terbaik akan memberikan jaminan kualitas.
Namun pemberian nama atau merek pada suatu produk handaknya tidak hanya merupakan
suatu simbol, karena merek memiliki enam tingkat pengertian yaitu sebagai berikut:

1. Atribut Produk.
Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu, seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual
kembali, desain dan lain-lain. Contohnya, Mercedes menyatakan sesuatu yang mahal, produk
yang dibuat dengan baik, terancang baik, tahan lama, bergengsi tinggi, nilai jual kembali
tinggi, cepat dan lain-lain. Perusahaan dapat memberikan satu atau lebih atribut-atribut ini
atau untuk mengiklankan produknya.
2. Manfaat.
Merek tidak hanya serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli atribut, tetapi mereka
membeli manfaat. Atribut diberikan untuk dikembangkan menjadi manfaat fungsional atau
emosional.
3. Nilai.
Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Contohnya, Mercedes menyatakan
produk yang kinerja tinggi, aman, bergengsi, dan lain-lain. Dengan demikian produsen
Mercedes juga mendapat nilai tinggi di mata masyarakat. Maka, produsen harus dapat
mengetahui kelompok pembeli mobil yang mana mencari niai-nilai ini.
4. Budaya.
Merek juga mewakili budaya tertentu. Contohnya, Mercedes mencerminkan budaya Jerman
yang terorganisasi, konsisten, tingkat keseriusan tinggi, efesien, dan berkualitas tinggi.
5. Kepribadian.
Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Sering kali produk tertentu mengunakan
kepribadian orang yang terkenal untuk mendongkrak atau menopang merek produkya.
6. Pemakai.
Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut.
Kebanyakan pemakai adalah orang-orang yang menghargai nilai budaya dan kepribadian
produk tersebut. Misalnya Mercedes pada umumnya diasosiasikan dengan orang kaya,
kalangan manajer puncak, dan sebagainya.

7
C. Fungsi & Tujuan Branding

Fungsi Branding adalah untuk menanamkan image dan citranya di masyarakat bahkan
konsumennya, jika perusahaan tersebut memiliki produk yang mereka jual, sehingga dengan
adanya branding (merk dagang atau corporate identity) diharapkan brand atau merk mereka
akan senantiasa diingat oleh masyarakat atau konsumennya dalam jangka waktu yang lama.
Terdapat tiga tujuan dalam membangun brand, yaitu: membentuk persepsi, membangun
kepercayaan dan membangun cinta (kepada brand) (Neumeier, 2003:41).
Fungsi branding secara detail dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pembeda
Suatu produk akan memiliki perbedaan dengan pesaingnya bila memiliki brand yang kuat,
sehingga sebuah brand dapat dengan mudah dibedakan dari brand yang lain.
2. Promosi dan Daya Tarik
Produk yang memiliki brand akan dengan mudah dipromosikan dan menjadi daya tariknya.
Promosi sebuah brand akan dengan mudah mempromosikan produknya dengan menampilkan
logo brand tersebut.
3. Pembangun Citra, Pemberi Keyakinan, Jaminan Kualitas, dan Prestise
Sebuah brand juga berfungsi membentuk citra dengan memberi alat pengenalan pertama
kepada masyarakat. Keyakinan, kualitas dan prestise sebuah produk akan melekat dalam
sebuah brand dari pengalaman dan informasi dari produk tersebut.
4. Pengendali Pasar
Pasar akan mudah dikendalikan oleh brand yang kuat. Brand tersebut akan menjadi
peringatan bagi para kompetitornya untuk mengambil setiap langkah yang diambilnya, di
samping itu masyarakat akan dengan mudah diberi informasi tambahan dengan adanya brand
yang diingat olehnya.

D. Unsur-unsur Branding
Unsur terpenting dari suatu brand adalah nama dagang atau merek. Namun demikian
brand tidak cukup bila hanya didukung dengan lambang atau simbol identitas visual yang
secara konsisten dan sistematis diterapkan pada berbagai media pendukung komunikasi
pemasaran suatu brand.
Unsur-unsur branding adalah sebagai berikut:
1. Nama Merek

8
2. Logo: logo, logotype, monogram, bendera.
3. Penampilan visual: desain kemasan, desain produk, desain seragam, desain bangunan,
desain kendaraan.
4. Juru bicara: pesohor, tokoh pendiri, tokoh perusahaan, tokoh ciptaan, mascot.
5. Kata-kata: akronim, nama panggilan, slogan, tag line, jingle.
6. Suara: lagu, icon bunyi / nada, lagu tematik.

E. Jenis-jenis Branding

Branding memiliki beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:


1. Product Branding
Branding produk merupakan hal yang paling umum dalam branding. Merek atau produk yang
sukses adalah produk yang mampu mendorong konsumen untuk memilih produk miliknya di
atas produk-produk pesaing lainnya.
2. Personal Branding
Personal branding merupakan alat pemasaran yang paling populer di kalangan publik figure
seperti politisi, musisi, selebriti, dan lainnya, sehingga mereka memiliki pandangan tersendiri
di mata masyarakat.
3. Corporate Branding
Corporate branding penting untuk mengembangkan reputasi sebuah perusahaan di pasar,
meliputi semua aspek perusahaan tersebut mulai dari produk/jasa yang ditawarkan hingga
kontribusi karyawan mereka terhadap masyarakat.
4. Geographic Branding
Geographic branding atau regional bertujuan untuk memunculkan gambaran dari produk atau
jasa ketika nama lokasi tersebut disebutkan oleh seseorang.
5. Cultural Branding
Cultural branding mengembangkan reputasi mengenai lingkungan dan orang-orang dari
lokasi tertentu atau kebangsaan.

F. Faktor Pembentuk Brand Image

Menurut Keller (2008) ada beberapa faktor pendukung terbentuknya brand image dalam
keterkaitannya dengan asosiasi merek:
1. Favorability of brand association/Keunggulan asosiasi merek

9
Keunggulan asosiasi merek dapat membuat konsumen percaya bahwa atribut dan manfaat
yang diberikan oleh suatu merek dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen
sehingga menciptakan sikap yang positif terhadap merek tersebut. Tujuan akhir setiap
konsumen yang dilakukan oleh konsumen adalah mendapatkan kepuasan akan kebutuhan dan
keinginan mereka. Adanya kebutuhan dan keinginan dalam diri konsumen melahirkan
harapan, dimana harapan tersebut yang diusahakan oleh konsumen untuk dipenuhi melalui
kinerja produk atau merek yang dikonsumsinya. Apabila kinerja produk atau merek melebihi
harapan, maka konsumen akan puas dan demikian pula sebaliknya.
2. Strength of brand association/kekuatan asosiasi merek
Kekuatan asosiasi merek tergantung pada bagaimana informasi masuk dalam ingatan
konsumen dan bagaimana informasi tersebut dikelola oleh data sensoris di otak sebagai
bagian dari brand image. Ketika konsumen secara aktif memikir dan menguraikan arti
informasi pada suatu produk atau jasa, maka akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada
ingatan konsumen.
3. Uniquesness of brand association/Keunikan asosiasi merek
Inti dari brand positioning adalah bahwa merek memiliki keuntungan bersaing yang terus
menerus atau unique selling proposition yang memberikan alasan menarik bagi konsumen
mengapa harus membeli merek tersebut (Keller, 2008: 58). Oleh karena itu harus diciptakan
keunggulan bersaing yang dapat dijadikan alasan bagi konsumen untuk memilih suatu merek
tertentu. Keunikan merek dapat ditentukan dari dua faktor: yaitu point of parity (sejauhmana
asosiasi merek memiliki unsur kesamaan yang terdiri dari kesamaan kategori dan kesamaan
kopetitif) dan point of difference (adalah atribut dan manfaat yang dikaitkan dengan merek
dan dinilai secara positif serta dipercaya bahwa konsumen tidak menemukan hal tersebut
pada merek pesaing).

G. Strategi Branding Yang Baik

Branding seringkali berkaitan dengan produk-produk yang akan dipromosikan kepada


khalayak dengan menyesuiakan dengan nama merek yang tepat dan terstruktur agar terlihat
lebih spesifik. Saat ini untuk memperkenalkan suatu merek biasanya dilakukan suatu cara
yang berkaitan erat dengan kegiatan promosi dan pemasaran. Hal-hal tersebut kemudian
diikomunikasikan melalui media diantaranya adalah sesuatu yang memiliki keterkaitan
dengan nama suatu merek dan logo. Selain melalui media, seorang informan juga biasa

10
melakukan kegiatan pemasaran dari mulut ke mulut atau word of mouth yang juga terbukti
ampuh untuk menarik minat konsumen dan agar konsumen mudah menerima dan mengingat
nama merek yang ada sehingga mudah dikenali.
Strategi branding diartikan sebagai suatu sistem komunikasi yang mengatur semua kontak
point dengan suatu produk, jasa atau organisasi dengan stakeholder dan secara langsung men-
support bisnis secara keseluruhan.
Objektif strategi branding yang baik sebagai brikut :
1. Menyampaikan pesan dengan jelas.
2. Mengkonfirmasi kredibilitas pmilik brand.
3. Dapat dihubungkan dengan target pemaaran yang lebih personal.
4. Memotivasi pembeli atau calon pembeli.
5. Menciptakan kesetiaan pelanggan.
Salah satu cara agar sukses dalam melakukan strategi branding, maka terlebih dahulu harus
memahami kebutuhan serta keinginan pelanggan atau konsumen dengan melihat prospek
calon pelanggan. Selain itu kita juga harus melihat kondisi pasar yang menjadi target utama
dari strategi branding ini. Hal paling penting yang harus diperhatikan dalam strategi branding
adalah berkenaan dengan loyalitas produk yang akan diluncurkan. Mengapa loyalitas
dianggap penting ? hal ini dikarenakan melalui loyalitas yang baik, konsumen akan semakin
tertarik dan memiliki kepercayaan penuh terhadap sebuah brand. Berhasil tidaknya sebuah
strategi itu bergantung pada bagaimana pesan itu dikemas kemudian disampaikan sehingga
dapat diterima dan dipahami oleh konsumen yang bertujuan untuk mendapat respon positif
berupa daya tarik tersendiri dari seorang calon konsumen.

Audience persona & insigh

A. Pengertian Audience persona & insigh

adalah perwujudan dari konsumen ideal bagi bisnis Anda. Marketing persona adalah
sosok fiksi yang bisa digunakan untuk mewakili segmen tertentu dari audiens yang diincar.
Ini merupakan alat yang bisa dipakai untuk membayangkan konsumen Anda sebagai orang
nyata dengan kehidupan kesehariannya. Karena pada akhirnya, lebih mudah membayangkan
berkomunikasi dengan sesosok manusia dibandingkan dengan data-data audience insight.
Setiap bisnis punya keunikannya masing-masing, dan otomatis memiliki jenis konsumen

11
yang berbeda-beda pula. Maka, akan lebih baik menciptakan sosok marketing persona untuk
setiap key customer group yang dimiliki bisnis Anda.

B. cara membuat persona audiens

Membuat marketing persona merupakan proses yang menyenangkan sekaligus insightful.


Selama membuatnya, Anda bisa dikejutkan dengan informasi tentang target audience Anda,
atau malah mengkonfirmasi hal yang selama ini hanya sebatas dugaan semata. Akan lebih
mudah sekaligus membantu untuk mengajak anggota tim dari berbagai divisi dalam
membuatnya. Dengan begitu, Anda akan lebih banyak mendapatkan insight dari sudut
pandang divisi yang berbeda-beda. Anggota divisi yang menangani konsumen secara
langsung akan memiliki insight yang paling penting, maka resepsionis atas sales assistant,
pasti akan memiliki informasi penting yang mungkin berbeda atau terlewatkan oleh,
misalnya, business development manager atau marketing manager. Jika bisnis Anda belum
memiliki anggota tim yang banyak atau customer insight yang komprehensif, jangan
khawatir, lakukanlah riset untuk mengumpulkan informasi untuk membangun marketing
persona. Anda bisa membuat form untuk mendapatkan feedback dari konsumen,
mewawancarai konsumen, membuat survei di website atau memanfaatkan kekuatan media
sosial dengan mengadakan polling.

C. Menghidupkan Marketing Persona

Untuk menghidupkan marketing persona yang telah Anda bangun, lengkapilah beberapa
informasi tambahan, dimulai dengan nama. Karena pada dasarnya, yang akan Anda buat
adalah memanusiakan data-data dan audience insight yang Anda miliki. Maka, memberi
mereka nama adalah langkah awal untuk lebih mudah mengenal mereka. Jika mau, Anda pun
bisa memberi mereka wajah fiksional, yang diambil dari stock photo online. Tiap marketing
persona idealnya harus termasuk informasi demografi dasar, perilaku (customer behaviours),
goals dan objectives, serta poin kelemahan dan pola pembelian mereka. Maka, untuk
informasi demografi dasar, Anda bisa mencantumkan: usia, gender, penghasilan, lokasi, dan
latar belakang pendidikan. Untuk customer behaviours, cantumkan hal-hal seperti: website
yang sering dikunjungi, media sosial yang digunakan, gawai yang digunakan untuk

12
mengkonsumsi konten digital, preferensi konten (video atau artikel), dan apakah mereka
biasanya membeli karena ingin atau butuh. Saat memikirkan tentang goals dan objectives,
poin kelemahan dan pola pembelian konsumen, manfaatkanlah pengetahuan dari tim Anda,
selalu mengacu pada hasil penelitian, atau justru berpegang dari insight personal yang Anda
dapatkan sendiri. Satu hal yang perlu Anda ingin dalam membuatnya, yaitu bahwa Anda
bebas menentukan, mau in-dept ataupun yang terkesan umum, semua boleh. Yang penting,
temukanlah keseimbangan dalam mengumpulkan informasi dalam membuatnya, sampai
Anda merasa sudah memiliki persona yang representatif untuk setiap key customer group.

D. Cara Memanfaatkan

Begitu Anda selesai membuatnya, Anda bisa memanfaatkannya sebagai acuan untuk
menyusun pesan dalam konten yang Anda buat untuk konsumen dari berbagai customer
group yang berbeda. Ingat, tujuan awalnya adalah memanusiakan target audience dan
konsumen ideal bisnis Anda. Maka, fokuslah pada membuat pesan yang sekiranya sesuai
dengan sosok yang telah Anda buat sebagai marketing persona. Dengan demikian,
harapannya, pesan tersebut juga akhirnya bisa menyentuh konsumen Anda di level yang lebih
personal. Membuat konten berdasarkan marketing persona juga akan membantu Anda
mengidentifikasi konten apa yang sekiranya belum pernah dibuat selama ini.

Digital Marketing Framework

A. Pengertian Digital Marketing Framework

Digital marketing framework adalah kerangka alur rencana marketing yang ingin
dilakukan oleh suatu bisnis.

Digital marketing framework merupakan gabungan dari beberapa komponen yang bekerja
untuk dapat mewujudkan tujuan dari bisnis Anda dalam melakukan marketing. Jika Anda
membuat kerangka digital marketing, hal ini dapat membantu bisnis Anda untuk terus
berkembang sehingga menghasilkan konversi yang lebih tinggi.

13
Layaknya sebuah penelitian, untuk mempermudah penelitian Anda bisa membuat
kerangkanya terlebih dahulu. Kerangka ini berguna untuk membantu Anda menentukan alur
penelitian Anda dari awal hingga selesai.

B. Manfaat Penggunaan dari Digital Marketing Framework

Setiap bisnis atau perusahaan pasti memiliki goals dan aktivitas yang berbeda-beda untuk
membuat bisnisnya tetap berkembang ataupun sustain dengan pasar. Seperti halnya model
bisnis yang ada berbagai jenis, sebuah bisnis juga perlu untuk menentukan approach apa yang
tepat untuk melaksanakan kegiatan digital-nya.

Framework ini ditujukan untuk hal tersebut. Membantu bisnis memetakan perjalanan
yang akan dilalui hingga akhirnya sampai pada goals yang dituju. Secara singkat, framework
ini akan membantu untuk membuat sebuah marketing campaign menjadi lebih efektif ke
target audience. Para marketers pun akan terbantu untuk:

1. Develop digital marketing plan dengan mengidentifikasi action yang bisa dilakukan
pada setiap stage customer journey.
2. Identifikasi hal yang menghalangi terjadinya konversi dengan menganalisa seluruh
customer journey dan marketing efforts yang telah dilakukan sebelumnya.
3. Mengenali peluang untuk mendorong potential customer untuk melakukan action.
Dalam hal ini, mendorong mereka untuk membeli layanan atau produk bisnis Anda.
4. Menghindari kekosongan di setiap customer journey. Kekosongan ini akan membuat
customer berhenti melihat bisnis Anda.
5. Membangun customer experience yang baik dengan menghindari error, bugs, atau
glitch pada setiap customer touchpoint.

14
C. Jenis Digital Marketing Framework

Caranya adalah dengan menggunakan beberapa pilihan framework yang sudah populer
untuk kegiatan digital marketing. Berikut adalah 4 contoh strategi digital marketing
framework.

RACE Planning

RACE Planning adalah sebuah digital marketing framework yang merupakan akronim
dari reach, act, convert, dan engage. Keempat hal ini adalah tahapan yang perlu Anda
lakukan, mulai dari proses marketing maupun saat berinteraksi dengan audiens.

1. Reach: Membangun brand awareness dan visibility adalah goals utama dari reach.
Anda harus meningkatkan website traffic, external links, interaksi di social media, dan
mampu membuat media lain dari sebuah bisnis melirik Anda.
2. Act: Ini adalah sebuah dorongan persuasif yang harus Anda berikan kepada audiens
untuk melakukan sesuatu dengan bisnis Anda. Misalnya, ketika Anda melakukan
social media marketing, matriks yang harus Anda lihat adalah customer engagement.
Perhatikan likes, followers, share, dan hal lainnya.

Convert: Ini adalah tahap yang mana Anda akan hanya fokus pada mengubah audiens yang
tertarik atau sudah melakukan act untuk melakukan pembelian. Anda bisa memperhatikan
matriks conversion rate, number of leads, sales, dan revenue growth. Anda bisa menawarkan
diskon kepada mereka hingga mereka semakin tertarik.

3. Engage: Setelah konversi terjadi, Anda tidak bisa diam dan meninggalkan mereka
begitu saja. Pada tahap ini, Anda akan menjaga hubungan dengan mereka untuk
menghindari customer churn. Fokusnya adalah bagaimana membuat customers Anda
tetap membeli atau berlangganan produk atau layanan Anda.

Marketing Funnel

Marketing Funnel adalah salah satu digital marketing framework yang bisa Anda
gunakan untuk memperkuat marketing bisnis Anda. Marketing Funnel terbagi menjadi 4
stages. Awareness: Ini adalah stages untuk menyebarkan bisnis Anda secara masif dengan
direct digital marketing channels seperti paid advertising atau search engine optimization
(SEO).

15
1. Interest: Pada stage ini, Anda perlu memunculkan keinginan mereka untuk mencari
tahu tentang apa bisnis Anda atau produk dan layanan yang Anda tawarkan. Anda
bisa menggunakan content marketing untuk membuat bisnis Anda lebih menarik di
mata audiens.
2. Consideration: Setelah mencapai stage interest. Audiens akan mulai memikirkan
apakah hal yang Anda tawarkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah yang
mereka hadapi. Tonjolkan semua benefit dari bisnis Anda ketika audiens sudah ada di
tahap ini.
3. Action: Ketika sudah melewati semua stage diatas. Ini saatnya audiens menjatuhkan
pilihan pada bisnis Anda dan melakukan pembelian.

Flywheel Model

Flywheel Model berfokus pada customer atau customer-cenctric. Dengan framework ini,
Anda akan fokus pada seluruh customer journey dengan menghilangkan segala hambatan
yang akan memperlambat buying process. Seperti, brand message yang tidak jelas.

Terdapat 3 fase dalam Flywheel Model:

1. Attract: Fokus pada bagaimana cara untuk membuat audiens tertarik dari aktivitas
organik maupun anorganik dari berbagai channel marketing.
2. Engage: Berfokus untuk membuat hubungan yang erat dengan audiens dan
memastikan mereka memahami apa yang Anda tawarkan. Anda bisa melakukan email
nurturing di sini ketika Anda sudah memiliki email lists.
3. Delight: Pada fase ini, Anda akan berfokus pada melakukan bantuan dan memastikan
customers mendapatkan pengalaman positif dan mereka merasa terbantu dengan
adanya bisnis dan apa yang Anda tawarkan ke mereka.

Ketika customer merasa puas dengan bisnis Anda, mereka akan merekomendasikannya ke
lingkaran terdekat mereka. Bahkan, tidak jarang mereka memposting hal tersebut di media
sosial mereka.

16
D. SOSTAC Model

Digital marketing frameworks terakhir yang bisa Anda gunakan untuk memperkuat bisnis
Anda adalah SOSTAC model. Digital marketing frameworks ini bisa membantu Anda untuk
merencanakan keputusan bisnis dan marketing melalui beberapa tahapan yaitu situation
analysis, objectives, strategy, tactics, action, dan control.

17
PENUTUP

KESIMPULAN

Brand Strategy adalah strategi yang digunakan oleh perusahaan produsen barang atau
jasa secara berkesinambungan untuk memenangkan persaingan pasar secara
berkesinambungan. Penyusunan rencana usaha secara menyeluruh dilandasi oleh strategi
pemasaran.

Marketing persona adalah sosok fiksi yang bisa digunakan untuk mewakili segmen
tertentu dari audiens yang diincar. Ini merupakan alat yang bisa dipakai untuk
membayangkan konsumen Anda sebagai orang nyata dengan kehidupan kesehariannya.
Karena pada akhirnya, lebih mudah membayangkan berkomunikasi dengan sesosok manusia
dibandingkan dengan data-data audience insight. Setiap bisnis punya keunikannya masing-
masing, dan otomatis memiliki jenis konsumen yang berbeda-beda pula. Maka, akan lebih
baik menciptakan sosok marketing persona untuk setiap key customer group yang dimiliki
bisnis Anda.

Digital marketing framework adalah kerangka alur rencana marketing yang ingin
dilakukan oleh suatu bisnis. Digital marketing framework merupakan gabungan dari beberapa
komponen yang bekerja untuk dapat mewujudkan tujuan dari bisnis Anda dalam melakukan
marketing. Jika Anda membuat kerangka digital marketing, hal ini dapat membantu bisnis
Anda untuk terus berkembang sehingga menghasilkan konversi yang lebih tinggi. Layaknya
sebuah penelitian, untuk mempermudah penelitian Anda bisa membuat kerangkanya terlebih
dahulu. Kerangka ini berguna untuk membantu Anda menentukan alur penelitian Anda dari
awal hingga selesai.

18
SARAN

Bagi pembaca, hasil penelitian Makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan
terkait dengan BRAND STRATEGY, AUDIENCE PERSONA & INSIGH DAN DIGITAL
MARKETING FRAMEWARK serta manfaat dan kegunaanya. Khususnya untuk Periklanan
dan Promosi Digital.

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Kopacz, M. A. (2022). Who is Julia? Teaching audience analysis through the concept of
audience persona. Communication Teacher, 36(2), 146-152.

Roll, M. (2006). Asian brand strategy. In Asian Brand Strategy: How Asia Builds Strong
Brands (pp. 96-128). London: Palgrave Macmillan UK.

Sayyad, S., Mohammed, A., Shaga, V., Kumar, A., & Vengatesan, K. (2020). Digital
Marketing Framework Strategies Through Big Data. In Proceeding of the International
Conference on Computer Networks, Big Data and IoT (ICCBI-2018) (pp. 1065-1073).
Springer International Publishing.

20

Anda mungkin juga menyukai