Anda di halaman 1dari 17

Metoda Perjuangan Rasul (Thariqah Dakwah Rasulullah Shallallâhu 'Alaihi Wasallam)

Mengingat banyaknya pertanyaan yang berulang tentang bagaimana tatacara menegakkan


Khilafah, maka kami merasa perlu untuk memuat kembali tulisan ini. Mudah-mudahan bisa
menjawab berbagai pernyataan dan keraguan tentang masalah ini (ADMIN)  ^_* 

Metoda Perjuangan Rasul

Rasulllah saw. adalah kepala negara Daulah Islamiyyah pertama kali. Beliau saw., selain sebagai
rasulullah pembawa dan penyampai risalah, juga sebagai penguasa (hakim) yang melaksanakan
hukum-hukum Islam yang beliau bawa sebagai bagian dari risalah Islam. Hukum-hukum Islam
sebagian besar diturunkan di Madinah setelah Rasulullah saw. menempuh perjuangan selama
sekitar 13 tahun di kota Mekkah mendakwahkan Islam kepada masyarakat Quraisy dan seluruh
kabilah Arab yang setiap tahun berkunjung ke kota Mekkah. Di Madinah itulah Rasulullah saw.
mendapatkan kekuasaan dari para kepala suku di kota Madinah, khususnya Aus dan Khazraj yang
paling dominan dan berkuasa di Madinah. Dan syariat Islam telah diturunkan seluruhnya hingga
akhir masa kehidupan beliau saw. di kota Madinah dimana wilayah kekuasaan beliau saw. telah
meliputi seluruh jazirah Arab (kurang lebih 2,95 juta km persegi, lebih besar dari 3 kali luas gabungan
wilayah Jerman dan Perancis ). Allah SWT berfirman: 

ِ ‫﴾ ا ْليَ ْو َم َأ ْك َم ْلتُ لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوَأ ْت َم ْمتُ َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬


ْ ‫ضيتُ لَ ُك ُم اِإْل‬
﴿ ‫ساَل َم ِدينًا‬

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS. Al-Maidah [5]: 3).

Rasulullah saw. wafat dalam keadaan umat dan negara Islam yang baru sangat kuat dan siap untuk
memikul beban risalah menyebarkan Islam ke seluruh dunia sebagai wujud risalah yang rahmatan lil
‘alamin. Para sahabat yang jumlahnya paling tidak sekitar 60 ribu orang adalah kader-kader
unggulan yang siap untuk menaklukkan dunia, membebaskan bangsa-bangsa dari belenggu
penguasa yang zalim dan cara hidup jahiliyah. Sejarah pun membuktikan bahwa berbagai
penaklukan Islam yang meliputi hampir 2/3 dunia lama adalah terjadi di masa sahabat rasulullah
saw.

Oleh karena itu, di masa kerinduan akan kejayaan Islam dan kaum muslimin ini telah kembali
mengusik pikiran dan perasaan umat , maka tidak ada metode (thariqah) perjuangan yang harus
ditempuh untuk mewujudkan hal itu, kecuali mengikuti metode (thariqah) perjuangan Rasulullah
saw. Sebab, secara syar’i, Allah SWT telah memerintahkan kaum muslimin untuk meneladani beliau
saw. Dia SWT berfirman 

﴿ٌ‫سنَة‬ ْ ‫سو ِل هَّللا ِ ُأ‬


َ ‫س َوةٌ َح‬ ُ ‫﴾لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َر‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu..” (QS Al-Ahzab
[33]: 21) 

Secara faktual, satu-satunya gerakan islam yang berhasil menegakkan pemerintahan yang dalam
tempo singkat mencapai capaian yang luar biasa adalah gerakan yang ditempuh oleh rasulullah saw.
beserta para sahabatnya. Ingat, Rasulullah saw. tidak berawal sebagai kepala negara. Beliau adalah
berawal dari seorang diri, bagian kecil dari masyarakat Mekkah, lalu menjadi sebuah kelompok
(kutlah), dan kemudian menjadi penguasa dengan bai’at yang diberikan oleh para pemimpin suku
Aus dan Khazraj dan hijrah ke Madinah.

Apa benar Rasulullah saw. membentuk kelompok politik (kutlah siyasi)? Bukankah belum ada
parlemen dan pemilu pada waktu itu? Kalau kelompok atau partai politik dimaknai sebagai peserta
pemilu yang kemudian masuk parlemen dan membuat undang-undang dan mengangkat kepala
pemerintahan, maka Rasulullah saw. tidak melakukan itu. Tapi kalau kelompok atau partai politik
dipahami sebagai kumpulan ide (afkar) dan orang-orang yang mengimani ide-ide itu serta berjuang
untuk mewujudkan ide-ide itu di tengah-tengah masyarakat, Rasulullah saw. dan para sahabat

melakukan hal itu. Ketika turun firman Allah SWT : 

ْ َ‫﴾ف‬
﴿‫اص َد ْع ِب َما تُْؤ َم ُر‬

“Sampaikanlah secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu….” (QS Al Hijr


[15]: 94) 

Rasulullah saw. bersama para sahabat bersama-sama menuju ke Ka’bah dengan formasi yang belum
pernah dikenal oleh orang Arab sebelumnya. Mereka berbaris dalam dua barisan yang dikepalai oleh
Umar bin Khaththab dan Hamzah bin Abdul Muthalib. Mereka ber-thawaf mengelilingi Ka’bah (lihat
An Nabhani, Ad Daulah al Islamiyyah hlm 15) Setelah itu Abu Bakar As Shiddiq berpidato…..Saat itu
pulalah orang-orang kafir Quraisy bereaksi keras dan melakukan tindakan kekerasan terhadap
dakwah yang dilakukan oleh Nabi dan para sahabat dengan cara damai. Abu Bakar sebagai juru
bicara yang berpidato saat itu langsung dipukuli sempai babak belur…Abu Bakar r.a kemudian
diungsikan oleh keluarganya.Setelah kembali keluarga Abu Bakar mengatakan kalaulah Abu Bakar
mendapat kecelakaan (meninggal) mereka akan membunuh ‘Utbah bin Robi’ah yang telah menyakiti
Abu Bakar r.a. (lihat Ibnu Katsir al Bidayah wan Nihayah, juz 2 hal 369 ).
Bagaimana sebenarnya tahap dakwah dalam perjuangan yang ditempuh Rasulullah saw. dan para
sahabatnya? Ada tiga tahap perjuangan dalam dakwah yang ditempuh Rasulullah saw. bersama para
sahabatnya. Pertama, tahap pembinaan dan pengkaderan (marhalah tatsqif); kedua, tahap interaksi
dan perjuangan (marhalah tafaul wal kifah); ketiga, tahap penerimaan kekuasaan (marhalah
istilamul hukm) untuk menerapkan Islam secara praktis dan menyeluruh, sekaligus menyebarkan
risalah Islam ke seluruh penjuru dunia.

Pertama, tahap pembinaan dan pengkaderan (tatsqif).

Tahap ini dimulai sejak beliau saw diutus menjadi rasul. Pada tahap ini Rasulullah saw. melakukan
pembinaan para kader dan membuat kerangka tubuh gerakan. Ketika turun firman Allah SWT dalam
surat Al Muddatsir (surat yang turun setelah surat Iqra’/al Qalam, lihat Manna’ Khalil
Qatthan, Mabahits fi Ulumil Qur’an, terj. Hal 92):.“Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu
berilah peringatan!” [QS al-Muddatstsir: 1-2], beliau saw. mulai mengajak masyarakat untuk
memeluk Islam. Dimulai dari istrinya Khadijah r.a., sepupunya Ali bin Abi Thalib r.a., mantan
budaknya Zaid, dan sahabatnya Abu Bakar As Shiddiq r.a., lalu beliau menyeru seluruh masyarakat.
Beliau keliling mendatangi rumah-rumah mereka. Beliau saw. menyampaikan : “Sesungguhnya Allah
memerintahkan kalian untuk menyembah-Nya dan janganlah kalian menserikatkan-Nya dengan
sesuatu apapun”. Beliau menyeru manusia, mengikuti ayat di atas, secara terang-terangan.

Setelah rasulullah saw. mengajak penduduk Mekkah untuk masuk Islam, sebagian orang menerima
dan beriman kepadanya lalu masuk Islam dan sebagian yang lain menolaknya. Rasul mengumpulkan
orang-orang yang beriman di sekeliling beliau dalam suatu kelompok atas dasar agama baru itu
secara rahasia. Para sahabat beliau apabila shalat mereka pergi ke padang-padang rumput dan
menyembunyikan sholat mereka dari kaum mereka. Kepada orang-orang yang baru masuk Islam,
Rasulullah saw mengutus orang yang sudah masuk Islam sebelumnya (para senior) dan faqih dalam
dinul Islam untuk mengajarkan Al Quran. Beliau saw. pernah mengirim Khubbab bin al-Arats untuk
mengajarkan al-Quran kepada Zaenab binti al-Khaththab dan suaminya, Sa’id dirumahnya. Ketika
Umar bin Khaththab (kakak Zainab) memergoki mereka yang sedang belajar di rumah Said, dimana
Khabab membacakan Al Quran kepada mereka, Umar pun masuk islam.

Beliau saw. menjadikan rumah Al Arqam bin Abil Arqam (Daar al-Arqam) sebagai
markas kutlah (kelompok dakwah) dan madrasah bagi dakwah baru ini. Di rumah Arqam itulah
Rasulullah saw. mengumpulkan para shahabat, mengajar Islam kepada mereka, membacakan Al
Quran kepada mereka, menjelaskannya, memerintahkan mereka untuk menghafal dan memahami
al-Quran. Dan setiap kali ada yang masuk Islam, langsung digabungkan ke Darul Arqam. Beliau saw.
tinggal di markas pengkaderan itu selama 3 tahun membina (yutsaqqif) kaum muslimin generasi
pertama itu, sholat bersama mereka, tahajud di malam hari yang lalu diikuti oleh para sahabat,
beliau saw. membangkitkan keruhanian dengan sholat, membaca al Qur’an, membina pemikiran
mereka dengan memperhatikan ayat-ayat Allah dan meneliti ciptaan-ciptaan-Nya, dan membina akal
fikiran mereka dengan makna-makna dan lafazh-lafazh Al Qur’an serta mafahim dan pemikiran
islam, dan melatih mereka untuk bersabar terhadap berbagai halangan dan hambatan dakwah, dan
mewasiatkan kepada mereka untuk senantiasa taat dan patuh sehingga mereka benar-benar ikhas
lillahi ta’ala (lihat Taqiyuddin An Nabhani, Ad Daulah Al Islamiyah, hal 11-12) . Rasul tetap
merahasiakan aktivitas dakwahnya, dan terus melakukan upaya-upaya pengkaderan dan pembinaan
(tatsqiif)   hingga turun firman Allah swt:

ْ ‫اص َد ْع بِ َما تُْؤ َم ُر َوَأ ْع ِر‬


ْ ‫ض ع َِن ا ْل ُم‬
﴿ َ‫ش ِر ِكين‬ ْ َ‫﴾ف‬

“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” [QS al-Hijr :94]

Tahap kedua, tahap interaksi dan perjuangan (marhalah tafaul wal kifah).

Meskipun aktivitas pada tahap pertama dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, akan tetapi
masyarakat Mekah mengetahui bahwa Muhammad Rosulullah Saw telah membawa agama baru.
Mereka juga mengetahui banyak orang masuk Islam. Kafir Mekah pun tahu bahwa Rasulullah dan
kutlahnya merahasiakan kutlah dan pemelukan agama mereka. Ini menunjukkan bahwa masyarakat
Makkah telah tahu adanya agama dan dakwah baru serta kutlah baru, sekalipun mereka tidak tahu,
di mana mereka berkumpul, dan siapa saja di antara orang-orang mukmin yang berkumpul. (lihat An
Nabhani, idem). Setelah masuk Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khaththab (3
hari setelah masuk islamnya Hamzah), turun firman Allah SWT:

َ َ‫اخ َر ف‬
﴿ َ‫س ْوفَ يَ ْعلَ ُمون‬ ْ ‫ِإنَّا َكفَ ْينَا َك ا ْل ُم‬ !  َ‫ش ِر ِكين‬
َ ‫الَّ ِذينَ يَ ْج َعلُونَ َم َع هَّللا ِ ِإلَ ًها َء‬ !  َ‫ستَ ْه ِزِئين‬ ْ ‫اص َد ْع بِ َما تُْؤ َم ُر َوَأ ْع ِر‬
ْ ‫ض ع َِن ا ْل ُم‬ ْ َ‫﴾ف‬

“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada
(kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu), yaitu orang-orang yang menganggap
adanya tuhan yang lain disamping Allah, maka mereka kelak akan mengetahui (akibat-
akibatnya)” [QS al-Hijr :94-96].

 
Beliau saw. pun menerangkan perintah Allah SWT secara terang-terangan. Beliau saw. pun
menampilkan kutlahnya secara terang-terang kepada seluruh masyarakat, sekalipun masih ada
sebagian kaum muslimin yang menyembunyikan ke-Islamannya bahkan sampai penaklukan kota
Makkah. Setelah aksi menampilkan kutlah secara terang-terangan di Ka’bah, terjadilah pergesekan
dakwah dan kelompok dakwah dengan masyarakat Makkah dengan para pemimpinnya yang sangat
cinta kepada kepemimpinan dengan sistem jahiliyyah. Perjuangan kelompok dakwah Nabi dan para
sahabat pun berubah dari fase rahasia (daur al istikhfa) ke fase terang-terangan (daur al I’lan).
Berpindah dari fase mengkontak orang-orang yang memiliki kesediaan menerima Islam ke fase
berbicara kepada masyarakat secara menyeluruh (lihat An Nabhani, idem., hal 16).

Mulailah terjadi benturan (ishthidam/clash) antara iman dengan kekufuran di masyarakat, dan
mulailah terjadi pergesekan (ihtikak) antara ide-ide yang benar dengan ide-ide yang rusak, dan
mulailah tahap kedua, yaitu tahap interaksi dan perjuangan (marhalah tafaul wal kifah). Pada tahap
ini mulailah orang-orang Kafir Quraisy melawan dakwah dan menyakiti Rasulullah saw. dan kaum
muslimin dengan berbagai macam cara.

Periode inilah yang paling berat yang dihadapi Rasul dan para sahabat sepanjang perjuangan
mereka. Rumah Rasulullah saw. dilempari. Ummu Jamil, istri paman beliau saw. Abu Lahab,
senantiasa melempar kotoran di depan rumah beliau saw. Rasulullah saw. merespon perbuatan itu
cukup dengan menyingkirkannya. Gembong kekufuran Abu Jahal pernah melempar beliau saw.
dengan bagian dalam isi perut kambing sembelihan untuk berhala mereka. Beliau pun minta
putrinya Fatimah untuk membersihkan tubuhnya kembali.

Semua itu justru hanya menambah kesabaran dan kesungguhan beliau saw. dalam dakwah. Kaum
muslimin pun menghadapi berbagai ancaman dan gangguan. Setiap kabilah menyiksa dan
memfitnah anggota sukunya yang masuk Islam. Sampai-sampai salah seorang budak Habsyi, Bilal bin
Rabbah.r.a., mereka lempar di atas padang pasir, di bawah terik matahari, mereka tindih dadanya
dengan batu, dan mereka biarkan di situ agar mati, tidak lain karena dia tetap mempertahankan
kalimat tauhid: ahad-ahad! Summayyah istri Yasir r.a., mereka siksa hingga mati karena tidak mau
kembali (murtad) dari agama Islam kepada agama nenek moyang mereka. Kaum muslimin secara
umum dihinakan dan disiksa. Namun mereka bersabar menerima cobaan itu dalam rangka
menggapai ridlo Allah SWT.

Rasulullah saw. dan para sahabat menghadapi berbagai perlawanan dakwah yang dilancarkan oleh
orang-orang Kafir Quraisy, baik itu penyiksaan fisik (at ta’dziib) , propaganda busuk (ad da’aawah/ad
di’ayah) untuk menyudutkan Islam dan kaum muslimin di dalam negeri dan luar negeri, maupun
blokade total (al muqatha’ah), dengan sikap sabar dan terus berdakwah menegakkan agama Allah
SWT tanpa kekerasan. Tatkala Rasul melihat Yasir dan istrinya dibantai disiksa oleh orang-orang
Quraisy, beliau saw. tidak menggerakkan kaum muslimin untuk melakukan perlawanan fisik
terhadap mereka. Beliau saw.bersabda: 

َ ِ‫س ٍر فَِإنَّ َم ْو ِع َد ُك ُم ا ْل َجنَّ ِة ِإنِّ ْي الَ َأ ْملِ ُك لَ ُك ْم ِمنَ هللا‬


«‫ش ْيًئا‬ ِ ‫»ص ْب ًرا آ َل يَا‬
َ

“Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya janji Allah untuk kalian adalah surga.
Sesungguhnya akau tidak memiliki sesuatu apapun dari Allah”.

Ketika mendengar janji surga itu, Sumayyah, istri Yasir yang sedang disiksa oleh kafir Quraisy,
mengatakan: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku melihatnya secara nyata!” (lihat An
Nabhani, idem, hal 18).

Pertanyaan kita, kenapa Rasulullah saw. yang terkenal sempurna akhlaqnya, bahkan sudah
mendapatkan gelar Al Amin (Yang Terpecaya), kok dimusuhi begitu rupa oleh orang-orang Quraisy?
An Nabhani (idem, hal 24) menganalisis bahwa benturan yang dilakukan oleh Kafir Quraisy terhadap
dakwah Islam adalah hal yang wajar. Sebab, rasulullah saw. mengemban dakwah dan menampilkan
kelompok yang mengemban dakwah bersama beliau saw. dalam bentuk yang menantang. Lebih dari
itu, substansi dakwah itu sendiri adalah perjuangan dan perlawanan terhadap Quraisy dan
masyarakat Makkah.

Sebab substansi dakwah adalah menyeru kepada mentauhidkan Allah dan seruan ibadah hanya
kepadanya serta seruan untuk meninggalkan penyembahan kepada berhala dan seruan untuk
melepaskan diri dari sistem kehidupan jahiliyah mereka yang rusak. Maka terjadilah benturan
dengan Quraisy secara total. Bagaimana mungkin tidak terjadi benturan, padahal Rasulullah saw.
membodohkan impian mereka, merendahkan tuhan-tuhan mereka, dan mencela kehidupan
murahan mereka, dan mengkritik sarana-sarana kehidupan mereka yang zalim. Dan Al Quran pun
turun menyerang mereka dengan jelas. Allah SWT berfirman:

﴿‫ب َج َهنَّ َم‬ َ ‫﴾ِإنَّ ُك ْم َو َما تَ ْعبُدُونَ ِمنْ دُو ِن هَّللا ِ َح‬
ُ ‫ص‬

“Sesungguhnya kalian dan apa (berhala) yang kalian sembah adalah umpan neraka jahannam” (QS.
Al Anbiyaa [21]: 98).

ِ ‫﴾ َو َما َءاتَ ْيتُ ْم ِمنْ ِربًا لِيَ ْربُ َو فِي َأ ْم َوا ِل النَّا‬
﴿ِ ‫س فَاَل يَ ْربُو ِع ْن َد هَّللا‬

 
“Apa yang kalian berikan berupa riba untuk tujuan menambah harta-kekayaan manusia tidaklah
menambah apa pun di sisi Allah”. (QS ar-Rûm [30]: 39). 

ِ ‫ َوِإ َذا كَالُو ُه ْم َأ ْو َو َزنُو ُه ْم يُ ْخ‬ !  َ‫ست َْوفُون‬


﴿ َ‫سرُون‬ ِ ‫الَّ ِذينَ ِإ َذا ا ْكتَالُوا َعلَى النَّا‬ !  َ‫﴾ َو ْي ٌل لِ ْل ُمطَفِّفِين‬
ْ َ‫س ي‬

“Celakalah orang-orang yang gemar mengurangi timbangan. Mereka itu, apabila menerima takaran
dari orang lain, ingin dilebihkan. Sebaliknya, apabila menakar atau menimbang untuk orang lain,
mereka menguranginya”. (QS al-Muthafifîn [83]: 1-3).

Oleh karena itu, orang-orang Quraisy pun menghadang dakwah. Mereka menyakiti Rasulullah saw.
dan para sahabat. Mereka menyiksa, mengembargo, dan membuat propaganda untuk melawan
beliau saw. dan agama yang dibawanya. Namun itu semua tidak menyurutkan langkah dakwah
rasulullah saw. Beliau saw. tetap menyerang mereka, terus melawan pandangan-pandangan yang
salah, dan menghancurkan aqidah-aqidah yang rusak, dan bersungguh-sungguh menempuh jalan
penyebaran dakwah. Beliau saw. mendakwahkan Islam dengan jelas, tanpa tedeng aling-aling, tanpa
merendahkan diri, tanpa cenderung kepada kekufuran, dan tanpa menjilat gembong-gembong
kekufuran.

Hal itu beliau lakukan sekalipun menghadapi berbagai gangguan dari Quraisy, meskipun menghadapi
berbagai kesulitan. Dan dakwah yang beliau lakukan di tengah berbagai kesulitan itu justru membuat
Islam dari ke hari menyebar ke seluruh masyarakat Arab, sehingga banyak para penyembah berhala
dan orang-orang Nasrani masuk Islam, bahkan para pembesar Quraisy pun mendengarkan Al Quran
dan hati mereka berdebar-debar. Sejarah mencatat bahwa tiga orang gembong kafir Quraisy, yaitu
Abu Sufyan bin Harb, Abu Jahal Amru bin Hisyam, dan Al Akhnas bin Syariq secara terpisah selama
tiga malam berturut-turut mendengar Rasulullah saw. membaca Al Qur’an di rumahnya. Rasulullah
saw. biasanya menghabiskan sebagian besar malamnya dengan qiyamul lail dan membaca Al Quran
secara tartil.

Perjuangan dakwah Rasulullah saw. dan para sahabat pada tahap kedua ini dilakukan dengan cara
tanpa kekerasan. Beliau saw. melakukan pergulatan pemikiran (shiraul fikri) dan perlawanan politik
(kifah siyasi) tanpa menggunakan kekuatan fisik, tanpa mengangkat senjata, meskipun setiap lelaki
Arab pada waktu itu sudah terbiasa menunggang kuda dan memainkan senjata.

Pergulatan pemikiran yang beliau lakukan melawan kekufuran itu tergambar pada ayat-ayat yang
turun di tahap kedua ini yang banyak menengahkan celaan-celaan terhadap ‘aqidah, sistem, serta
adat-istiadat kafir Mekah yang bejat. Selain ayat-ayat sudah dipaparkan di atas, juga ada ayat-ayat
yang menyerang kemusyrikan mereka, seperti firman Allah swt :
 

﴿ َ‫صفُون‬ ٍ ‫﴾و َج َعلُوا هَّلِل ِ ش َُركَا َء ا ْل ِجنَّ َو َخلَقَ ُه ْم َو َخ َرقُوا لَهُ بَنِينَ َوبَنَا‬
ُ ‫ت بِ َغ ْي ِر ِع ْل ٍم‬
ِ َ‫س ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى َع َّما ي‬ َ

“Mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sebagai sekutu bagi Allah, padahal Allah Yang
menciptakan jin-jin itu. Mereka berbohong—dengan mengatakan bahwa Allah mempunyai anak
laki-laki dan perempuan—tanpa mendasarkannya pada ilmu pengetahuan. Mahasuci Allah dan
Mahatinggi dari sifat-sifat yang mereka nisbatkan.” (QS al-An‘âm [6]: 100).

﴿ ‫صي ُر‬ ِ َ‫ستَ ِوي اَأْل ْع َمى َوا ْلب‬ ْ َ‫ض ًّرا قُ ْل َه ْل ي‬
َ ‫س ِه ْم نَ ْف ًعا َواَل‬ ِ ُ‫ض قُ ِل هَّللا ُ قُ ْل َأفَات ََّخ ْذتُ ْم ِمنْ دُونِ ِه َأ ْولِيَا َء اَل يَ ْملِ ُكونَ َأِل ْنف‬
ِ ‫ت َواَأْل ْر‬ِ ‫س َم َوا‬َّ ‫قُ ْل َمنْ َر ُّب ال‬
‫اح ُد ا ْلقَهَّا ُر‬
ِ ‫ق ُك ِّل ش َْي ٍء َو ُه َو ا ْل َو‬ ُ ‫ظلُ َماتُ َوالنُّو ُر َأ ْم َج َعلُوا هَّلِل ِ ش َُركَا َء َخلَقُوا ك ََخ ْلقِ ِه فَتَشَابَهَ ا ْل َخ ْل‬
ُ ِ‫ق َعلَ ْي ِه ْم قُ ِل هَّللا ُ َخال‬ ُّ ‫ستَ ِوي ال‬ ْ َ‫﴾َأ ْم َه ْل ت‬

“Katakanlah, “Siapakah Tuhan langit dan bumi.”Katakanlah, “Allah.”Katakanlah, “Patutkah kalian


menjadikan pelindung-pelindung kalian dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai
kemanfaatan dan tidak (pula) kemudaharatan bagi diri mereka sendiri?”Katakanlah, “Adakah sama
orang yang buta dan yang dapat melihat atau samakah antara keadaan gelap-gulita dan terang-
benderang? Apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan
sesuatu seperti ciptaannya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?”
Katakanlah, “Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Dialah Allah, Zat Yang Maha Esa lagi
Mahaperkasa.” (QS ar-Ra‘d [13]: 16).

Dalam bidang sosial, Allah Swt. antara lain berfirman:

﴿‫هُ فِي‬g‫ُس‬ ُّ ‫ون َأ ْم يَد‬gُ


ٍ ‫ ُكهُ َعلَى ه‬g‫س‬ ِ ‫ ِه َأيُ ْم‬gِ‫ َر ب‬g‫ش‬
ِّ ُ‫ا ب‬gg‫و ِء َم‬g‫س‬ ْ gَ‫وا َرى ِمنَ ا ْلق‬g
ُ ْ‫و ِم ِمن‬g َ g‫ َو ًّدا َو ُه‬g‫س‬
َ gَ‫يَت‬ ! ‫و ك َِظي ٌم‬g َ ‫ش َر َأ َح ُد ُه ْم بِاُأْل ْنثَى‬
ْ ‫ظ َّل َو ْج ُههُ ُم‬ ِّ ُ‫َوِإ َذا ب‬
َ‫سا َء َما يَ ْح ُك ُمون‬ َ ‫ب َأاَل‬
ِ ‫﴾الت َُّرا‬ 

“Apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, merah-padamlah
mukanya dan dia sangat marah. Dia menyembunyikan diri dari orang banyak karena buruknya
berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung
kehinaan ataukah akan menguburnya dalam tanah. Ketahuilah, alangkah buruknya yang mereka
tetapkan itu. (QS an-Nahl [16]: 58-59).

﴿‫ض ا ْل َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا‬ ُّ ‫﴾ َواَل تُ ْك ِرهُوا فَتَيَاتِ ُك ْم َعلَى ا ْلبِ َغا ِء ِإنْ َأ َردْنَ ت ََح‬
َ ‫صنًا لِتَ ْبتَ ُغوا ع ََر‬

Janganlah kalian memaksa budak-budak wanita kalian untuk melakukan pelacuran—sedangkan


mereka sendiri menginginkan kesucian—dengan tujuan untuk meraih keuntungan duniawi. (QS an-
Nûr [24]:33).

 
﴿ ‫ َّر َم هَّللا ُ ِإاَّل‬g‫س الَّتِي َح‬ َ ‫وا النَّ ْف‬ggُ‫ا بَطَنَ َواَل تَ ْقتُل‬gg‫ا َو َم‬gg‫ َر ِم ْن َه‬g‫ا ظَ َه‬g‫ش َم‬
َ ‫اح‬
ِ ‫و‬g ٍ ‫َواَل تَ ْقتُلُوا َأ ْواَل َد ُك ْم ِمنْ ِإ ْماَل‬
َ َ‫وا ا ْلف‬gُ‫ق نَ ْحنُ نَ ْر ُزقُ ُك ْم َوِإيَّا ُه ْم َواَل تَ ْق َرب‬
َّ ‫ق َذلِ ُك ْم َو‬
َ‫صا ُك ْم بِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُون‬ ِّ ‫﴾بِا ْل َح‬

“Janganlah kalian membunuh anak-anak kalian hanya karena takut miskin. Kami-lah yang akan
memberikan rezeki kepada kalian dan kepada mereka. Janganlah kalian mendekati perbuatan yang
keji, baik secara nyata maupun secara sembunyi-sembunyi. Jangan pula kalian membunuh jiwa yang
telah diharamkan oleh Allah, melainkan karena suatu sebab yang dibenarkan. Yang demikian itu
diperintahkan oleh Tuhan kalia kepada kalian agar kalian berfikir”. (QS al-An‘âm [6]: 151).

Sementara itu, dalam kaitannya dengan masalah ekonomi, Allah Swt. antara lain berfirman:

ْ ‫س فَاَل يَ ْربُو ِع ْن َد هَّللا ِ َو َما َءاتَ ْيتُ ْم ِمنْ َزكَا ٍة تُ ِريدُونَ َو ْجهَ هَّللا ِ فَُأولَِئ َك ُه ُم ا ْل ُم‬
﴿ َ‫ض ِعفُون‬ ِ ‫﴾و َما َءاتَ ْيتُ ْم ِمنْ ِربًا لِيَ ْربُ َو ِفي َأ ْم َو‬
ِ ‫ال النَّا‬ َ

Apa yang kalian berikan berupa riba untuk tujuan menambah harta-kekayaan manusia tidaklah
menambah apa pun di sisi Allah. Sedangkan apa yang kalian berikan berupa zakat yang kalian
kehendaki semata-mata karena Allah, maka yang seperti itulah yang dilipatgandakan
(pahalanya). (QS ar-Rûm [30]: 39).

ِ ‫ َوِإ َذا كَالُو ُه ْم َأ ْو َو َزنُو ُه ْم يُ ْخ‬ !  َ‫ست َْوفُون‬


﴿ َ‫سرُون‬ ِ ‫الَّ ِذينَ ِإ َذا ا ْكتَالُوا َعلَى النَّا‬ !  َ‫﴾ َو ْي ٌل لِ ْل ُمطَفِّفِين‬
ْ َ‫س ي‬

“Celakalah orang-orang yang gemar mengurangi timbangan. Mereka itu, apabila menerima takaran
dari orang lain, ingin dilebihkan. Sebaliknya, apabila menakar atau menimbang untuk orang lain,
mereka menguranginya”. (QS al-Muthafifîn [83]: 1-3).

Al-Quran juga telah menyerang habis adat-istiadat yang rusak. Dalam hal ini, Allah Swt. antara lain
berfirman:

ْ ‫ث ِح ْج ٌر اَل يَ ْط َع ُم َها ِإاَّل َمنْ نَشَا ُء بِ َز ْع ِم ِه ْم َوَأ ْن َعا ٌم ُح ِّر َمتْ ظُ ُهو ُرهَا َوَأ ْن َعا ٌم اَل يَ ْذ ُكرُونَ ا‬
﴿‫ ِه‬g‫ َرا ًء َعلَ ْي‬gِ‫ا ا ْفت‬g‫س َم هَّللا ِ َعلَ ْي َه‬ ٌ ‫َوقَالُوا َه ِذ ِه َأ ْن َعا ٌم َو َح ْر‬
‫ َركَا ُء‬g‫ش‬ ُ ‫ ِه‬g‫ةً فَ ُه ْم ِفي‬gَ‫ا َوِإنْ َي ُكنْ َم ْيت‬gَ‫ َّر ٌم َعلَى َأ ْز َوا ِجن‬g‫ ُذ ُكو ِرنَا َو ُم َح‬g‫صةٌ ِل‬ َ ِ‫ون َه ِذ ِه اَأْل ْن َع ِام َخال‬ ِ ُ‫ َوقَالُوا َما ِفي بُط‬ !  َ‫سيَ ْج ِزي ِه ْم بِ َما كَانُوا يَ ْفتَرُون‬ َ
‫صفَ ُه ْم ِإنَّهُ َح ِكي ٌم َعلِي ٌم‬
ْ ‫سيَ ْج ِزي ِه ْم َو‬
َ ﴾

 
“Mereka mengatakan, “Binatang dan tanaman yang terlarang ini tidak boleh dimakan, kecuali bagi
oang yang kami kehendaki—menurut anggapan mereka.”“Ada binatang ternak yang terlarang
untuk ditunggangi dan binatang yang tidak mereka sebut nama Allah sewaktu menyembelihnya,
semata-mata untuk membuat kedustaan. Kelak, Allah akan membalas mereka karena apa yang
mereka dustakan itu. Mereka juga mengatakan, “Apa yang ada dalam perut binatang ternak ini
adalah khusus untuk pria kami dan diharamkan atas wanita kami.” Akan tetapi, jika yang ada di
dalam perut itu dilahirkan dalam keadaan mati, pria dan wanita itu sama-sama tidak memakannya.
Kelak, Allah akan membalas mereka. Sesungguhnya Allah Mahabijak dan Mahatahu. (QS al-An‘âm
[6]: 138-139).

Dalam perlawanan politik (kifah siyasi) dilakukan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat karena para
pemimpin Quraisy yang tersinggung dengan dakwah islam dan yang sangat khawatir kedudukan
mereka tergeser dengan berkembangnya dakwah Islam dan terus bertambah banyaknya orang-
orang Quraisy yang masuk Islam telah melakukan berbagai makar untuk menyudutkan rasulullah
saw., menghentikan langkah beliau saw., dan menjegal dakwah islam.

Abû Jahal, Abû Sufyân, ‘Umayyah ibn Khalaf, Wâlid ibn Mughîrah, dan yang lainnya berkumpul di Dâr
an-Nadwah untuk merundingkan perilaku Muhammad saw dan dakwahnya yang baru itu, sebelum
orang-orang Arab datang ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji.

Pada saat itu, dakwah Muhammad saw telah menyusahkan mereka, membuat mereka susah tidur,
serta mengguncang kepemimpinan mereka atas kaum Quraisy. Oleh karena itu, mereka ingin
mengambil satu pendapat yang bisa mendustakan dakwah baru itu dan mendistorsikan pemikiran-
pemikirannya. 

Setelah melakukan dialog dan diskusi, mereka pun sepakat untuk mendatangi orang-orang Arab
yang datang dan memperingatkan mereka agar tidak mendengarkan “ocehan” Muhammad saw.
Sebab, Muhammad saw. dianggap memiliki kata-kata yang menyihir; sering mengatakan kata-kata
yang dapat memisahkan seseorang dari istrinya, dari keluarganya, dan bahkan dari kaumnya.

Allah SWT menyingkapkan persekongkolan ini kepada Rasulullah saw. dalam firman-Nya:

 
﴿ ْ‫ِإن‬ ! ‫ْؤ ثَ ُر‬ggُ‫ ْح ٌر ي‬g‫س‬ ْ ‫ثُ َّم َأ ْدبَ َر َو‬ ! ‫س َر‬
ِ ‫ َذا ِإاَّل‬g‫ا َل ِإنْ َه‬ggَ‫فَق‬ ! ‫تَ ْكبَ َر‬g‫اس‬ َ َ‫ثُ َّم َعب‬ ! ‫ثُ َّم نَظَ َر‬ ! ‫ثُ َّم قُتِ َل َكيْفَ قَ َّد َر‬ ! ‫فَقُتِ َل َكيْفَ قَ َّد َر‬ ! ‫ِإنَّهُ فَ َّك َر َوقَ َّد َر‬
َ َ‫س َوب‬
‫سقَ َر‬
َ ‫صلِي ِه‬ْ ‫سُأ‬ َ  ! ‫ش ِر‬َ َ‫﴾ َه َذا ِإاَّل قَ ْو ُل ا ْلب‬

“Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan. Celakalah dia, bagaimana dia menetapkan?
Celakalah dia, bagaimanakah dia menetapkan? Kemudian dia memikirkan, lalu dia bermuka masam
dan merengut. Dia lantas berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri. Selanjutnya dia
berkata, “(Al-Quran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu). Ini tidak
lain hanyalah perkataan manusia.”Aku akan memasukkannya ke dalam neraka Saqar. (QS al-
Mudatstsir [74]: 18-26).

Para pemimpin Quraisy itu pun satu persatu dilucuti jati diri mereka oleh Al Quran (lihat Ahmad
Mahmud, Dakwah Islam, hal 119-120). Tentang Abu Lahab, Allah SWT berfirman:

ٍ ‫﴾تَبَّتْ يَدَا َأبِي لَ َه‬


﴿‫ب َوت ََّب‬

“Binasalah kedua tangan Abi Lahab…” (QS. Al Lahab [111]: 1).

Tentang penguasa Bani Makhzum, Walid bin Al Mughirah, Allah SWT berfirman:

﴿‫ َو َج َع ْلتُ لَهُ َمااًل َم ْمدُودًا‬ ! ‫﴾ َذ ْرنِي َو َمنْ َخلَ ْقتُ َو ِحيدًا‬

“Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian. Dan Aku
jadikan baginya harta benda yang banyak”. (QS Al Muddattsir [74]: 11-12).

 Terhadap Abu Jahal, Allah SWT berfirman:

﴿‫اصيَ ٍة كَا ِذبَ ٍة َخا ِطَئ ٍة‬ ِ ‫سفَ َعنْ بِالنَّا‬


ِ َ‫ن‬ ! ‫صيَ ِة‬ ْ َ‫﴾كَاَّل لَِئنْ لَ ْم يَ ْنتَ ِه لَن‬

“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, yaitu ubun-ubun yang
mendustakan lagi durhaka” (QS Al Alaq [96]: 15-16).

Menghadapi tindakan keras orang-orang Quraisy, sempat muncul keinginan para sahabat untuk
menggunakan kekerasan/senjata. Mereka memohon kepada rasulullah saw. agar mengizinkan hal
itu. Tapi Rasulullah saw. mencegah keinginan mereka seraya bersabda (lihat Ahmad
Mahmud, Dakwah Islam, terj. 121):

﴿‫ فَالَ تُقَاتِلُوا ا ْلقَ ْو َم‬،‫﴾ِإنِّ ْي ُأ ِم ْرتُ بِا ْل َع ْف ِو‬

“Aku diperintahkan untuk menjadi seorang pemaaf. Oleh karena itu, jangan memerangi kaum
itu” (HR. Ibnu Abi Hatim, An Nasai, dan Al Hakim).

 
Bahkan ketika Rasulullah saw. telah mendapatkan baiat dari orang-orang Anshar di Aqobah dan
mereka meminta izin kepada rasul untuk memerangi orang-orang Quraisy di Mina, beliau saw.
menjawab: “‘Kami belum diperintahkan untuk (aktivitas) itu, maka kembalilah kalian ke hewan-
hewan tunggangan kalian. Dikatakan, ‘Maka, kamipun kembali ke peraduan kami, lalu tidur hingga
tiba waktu subuh.” (Sirah Ibnu Hisyam bi Syarhi al-Wazir al-Maghribi, jilid I/305)

Bahkan dalam pergulatan politik antara kelompok kafirin dengan kelompok mukminin, mereka
menggunakan peristiwa politik internasional untuk melemahkan lawan. Ini terjadi ketika terjadi
perang antara Persia dan rumawi di Palestina dimana tentara Rumawi dikalahkan oleh tentara
Persia. Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Syihab, berkata, “Kami mendapatkan kaum
musyrikin tengah berdebat dengan kamu muslimin. Saat itu mereka masih berada di Mekah dan
sebelum Rasulullah melakukan hijrah. Orang-orang musyrik berkata, “Rumawi telah menyatakan
dirinya sebagai ahlu kitab, dan sungguh mereka telah dikalahkan oleh Majuzi (Persia). Sedangkan
kalian yakin bahwa kalian akan mengalahkan keduanya dengan kitab yang diturunkan kepada Nabi
kalian. Bagaimana kalian dapat mengalahkan Rowawi dan Majuzi. Kami pasti mengalahkan kalian.
Maka turunlah firman Allah SWT :

َ ‫ ُد َويَ ْو َمِئ ٍذ يَ ْف‬g ‫ ُل َو ِمنْ بَ ْع‬g ‫ ُر ِمنْ قَ ْب‬gg‫نِينَ هَّلِل ِ اَأْل ْم‬gg‫س‬
﴿ ‫ر ُح‬gg ْ ِ‫فِي ب‬ !  َ‫يَ ْغلِبُون‬gg‫س‬
ِ ‫ ِع‬gg‫ض‬ ِ ‫فِي َأ ْدنَى اَأْل ْر‬ ! ‫رو ُم‬gg‫ال‬
َ ‫ ِد َغلَبِ ِه ْم‬gg‫ض َو ُه ْم ِمنْ بَ ْع‬ ُّ ‫ت‬ ِ َ‫ ُغلِب‬ ! ‫الم‬
‫ص ُر َمنْ يَشَا ُء َو ُه َو ا ْل َع ِزي ُز ال َّر ِحي ُم‬ ْ َ‫بِن‬ !  َ‫﴾ا ْل ُمْؤ ِمنُون‬
ُ ‫ص ِر هَّللا ِ يَ ْن‬

Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat, dan mereka sesudah
dikalahkan itu akan menang dalam beberapa t.ahun lagi. Bagi Allahlah urusan sebelum dan sesudah
(mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang
beriman karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.” [QS Al Ruum [30]: 1-5].

Namun demikian orang-orang Quraisy yang berhati beku itu tak bisa menerima kebenaran Islam
yang dibawakan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat. Lebih-lebih setelah wafatnya paman beliau
saw., Abu Thalib, pemuka Quraisy yang selama ini mendukung dakwah nabi, melindungi beliau saw.,
dan menjadi mediator antara para pemimpin Quraisy dengan keponanakannya, wafat. Mereka
melakukan tindakan yang lebih keras, tanpa sungkan-sungkan lagi.

Rasulullah saw. pun mengontak para pemimpin Qabilah di sekitar Makkah untuk mengajak mereka
masuk Islam dan melindungi beliau saw. dan melindaungi dakwah Islam serta siap menanggung
resiko melawan kebengisan orang-orang Quraisy. Rasul juga menyeru para pemuka kabilah-kabilah
Arab. Beliau berkata kepada mereka, “Ya Bani fulan! Saya adalah utusan Allah bagi kalian, dan
menyeru kepada kalian untuk beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukanNya, dan agar kalian
meninggalkan apa yang kalian sembah, beriman kepadaku dan percaya kepadaku, dan janganlah
kalian mencegah aku, sampai aku menjelaskan apa yang telah disampaikan Allah kepadaku.” Akan
tetapi paman beliau saw, Abu Lahab, berdiri di belakang beliau, membantah dan mendustakan
perkataan beliau saw. Tak satupun kabilah menerima beliau.

Dalam Sirah Ibnu Hisyam diriwayatkan, “Zuhri menceritakan, bahwa Rasulullah saw mendatangi


secara pribadi Bani Kindah, akan tetapi mereka menolak beliau. Beliau juga mendatangi Bani Kalban
akan tetapi mereka menolak. Beliau juga mendatangi Bani Hanifah, dan meminta kepada mereka
nushrah dan kekuatan, namun tidak ada orang Arab yang lebih keji penolakannya terhadap beliau
kecuali Bani Hanifah. Beliau juga mendatangi Bani ‘Aamir bin Sha’sha’ah, mendo’akan mereka
kepada Allah, dan meminta kepada mereka secara pribadi. Kemudian berkatalah seorang laki-laki
dari mereka yang bernama Baiharah bin Firas, “Demi Allah, seandainya aku mengabulkan pemuda
Quraisy ini, sungguh orang Arab akan murka.” Kemudian ia berkata, “Apa pendapatmu, jika kami
membai’atmu atas urusan kamu, kemudian Allah memenangkanmu atas orang yang menyelisihimu,
apakah kami akan diberi kekuasaan setelah engkau? Rasulullah saw berkata kepadanya, “Urusan itu
hanyalah milik Allah, yang Ia berikan kepada siapa yang dikehendaki.” Bahirah berkata, “Apakah
kami hendak menyerahkan leher-leher kami kepada orang Arab, sedang engkau tidak. Sedangkan
jika Allah memenangkan kamu, urusan bukan untuk kami.” Kami tidak butuh urusanmu.”

Adapun nama-nama kabilah yang pernah didatangi Rasulullah saw dan menolak adalah, (1) Banu
‘Aamir bin Sha’sha’ah, (2) Bani Muharib bin Khashfah, (3) Bani Fazaarah, (4) Ghassan, (5) Bani Marah,
(6) Bani Hanifah, (7) Bani Sulaim, (8) Bani ‘Abas, (9) Bani Nadlar, (10) Bani Baka’, (11) Bani Kindah,
(12) Kalab, (13) Bani Harits bin Ka’ab, (14) Bani ‘Adzrah, (15) Bani Hadlaaramah.

Beliau saw selain aktif mendakwahi kabilah-kabilah di Mekah, beliau juga mendakwahi kabilah-
kabilah di luar Mekah yang datang tiap tahun ke Mekah, baik untuk berdagang maupun untuk
mengunjungi Ka’bah, di jalan-jalan, pasar ‘Ukadz, dan Mina. Diantara orang-orang yang diseru Rasul
tersebut ada sekelompok orang-orang Anshor. Kemudian mereka menyatakan beriman kepada Allah
dan Rasul Nya.

Setelah mereka kembali ke Medinah mereka menyebarkan Islam di Medinah. Momentum penting
lain sebagai petanda dimulainya babak baru dakwah Rasul adalah Bai’at ‘Aqabah I dan II. Dua
peristiwa ini, terutama Bai’at ‘Aqabah II telah mengakhiri tahap kedua dari dakwah Rasul, yakni
tahap interkasi dan perjuangan (marhalah Tafa’ul wal Kifah) menuju Tahap ketiga, yaitu tahap
Penerimaan Kekuasaan (Istilaam al-Hukmi). Dalam tahap ketiga ini Rasul hijrah ke Madinah, negeri
yang para pemimpin dan mayoritas masyarakatnya telah siap menerima Islam sebagai metode
kehidupan mereka, yaitu kehidupan yang (1) asas peradabannya adalah kalimat tauhid Lailahaillallah
Muhammadurrasulullah; (2) standar perbuatan (miqyasul a’mal) dalam interaksi kehidupan mereka
adalah halal-haram; dan (3) makna kebahagiaan (ma’nas sa’aadah) mereka adalah mendapatkan
ridlo Allah. Masyarakat yang kokoh inilah yang siap membawa risalah Islam ke seluruh dunia.

Oleh karena itu, dengan bukti kesuksesan yang jelas dicapai oleh Rasulullah saw. dalam perjuangan
beliau saw., disamping tuntunan dan tuntutan agar kita meneladani perjuangan beliau saw., maka
tidak ada jalan lain untuk mengembalikan kedaulatan Islam di muka bumi ini selain jalan yang telah
ditempuh Rasulullah saw. Untuk menyegarkan kembali gambaran kita tentang perjalanan dakwah
rasulullah saw. tersebut perlu kita perhatikan bagan di bawah ini:

Bagan Perjalananan Dakwah Rosulullah SAW

Tantangan

- Tahapan metode 1. Pembinaan dan Pengkaderan

- Aksi

 - melakukan rekrutmen secara individual dan mengumpulkan mereka dalam kelompok terorganisir

- melakukan pembinaan intensif terhadap sahabat-sahabat - sahabat sebagai keder awal

- Target

1. Membentuk kelompok yang terorganisir (hizb-as- siyasi) yang siap mengemban dakwah yang
politis dan ideologis

2. Membentuk kader yang memiliki pola pikir dan pola tindak Islam

- Tantangan

1. proses kaderisasi yang masih awal dan bergerak agak lambat

-Tahapan metode 2. Interaksi dan Perjuangan Politik

 
Aksi

1. Menyampaikan dakwah secara terbuka dalam rangka pembinaan umat

2. menyerang ide-ide (keyakinan, teradisi, hukum-hukum) yang rusak di tengah masyarakat Makkah

3. Membongkar kepalsuan para penguasa Makkah

4. Mendatangi elit-elit politik yang berpangaruh di masyarakat

- Target

1. Membentuk kesadaran umum dan opini umum di tengah masyarakat tentang Islam dan
kerusakan sistem jahiliyah

2. Penerimaan masyarakat terhadap ide-ide Islam dan penolakan mereka terhadap ide-ide jahiliyah.

3. Gerakan massal berupa dukungan dan tuntutan penerapan Islam.

4. Mengambil alih kekuasaan dari penguasa status quo (jahiliyah)

- Tantangan

1. Perlawanan dan penindasan dari dari penguasa-penguasa Makkah: penganiyaan, propaganda di


dalam dan di luar Mekkah, pemboikotan total

2. Masyarakat Mekkah yang masih belum bisa menerima ide-ide perubahan Rosulullah dan masih
mendukung rezim penguasa jahiliyah

- Tahapan metode 3. Penerimaan Kekuasaan dan Penerapan hukum oleh Negara

 Aksi

1. Rosulullah mendirikan negara Islam dan membangun masyarakat Islam

2. Menerapkan hukum-hukum Islam secara kaffah

3. Menyebarkan dakwah Islam ke seluruh penjuru alam

4. Konsolidasi dan pengembangan daulah hingga menjadi adi-daya

-Target

Berdirinya Daulah Islam yang didasarkan pada aqidah Islam dan menerapkan hukum-hukum Islam
yang kuat

 
- Tantangan

1. Daulah yang masih awal sehingga mendapat ganggunan stabilitas baik dari dalam ataupun dari
luar

2. Koalisi musuh-musuh daulah baik dalam opini maupun perang fisik 

Refleksi Metode Perjuangan Rasul Dewasa Ini

Dalam upaya meneladani rasulullah saw. pada perjuangan menegakkan khilafah di masa modern ini,
maka langkah pertama yang harus ditempuh adalah membentuk kelompok atau partai politik
Ideologis yang memiliki pemahaman yang jelas terhadap ide-ide Islam secara menyeluruh dan
memahami metode perjuangan Rasulullah saw. secara detail. Mau tidak mau parpol tersebut harus
melakukan kajian mendalam terhadap tsaqofah islam, baik itu Al Quran, Tafsir, Sunnah, Fiqh,
maupun Sirah Nabi SAW. Kelompok itu juga harus memiliki pengurus dan kader-kader yang memiliki
keahlian dalam menggerakkan partai tersebut serta memiliki kesadaran yang cukup terhadap
metode yang benar bagaimana mengikat para anggotanya dengan ide dan metode dakwahnya.
Parpol tersebut juga harus memiliki kesadaran politik terhadap dunia internasional.

Parpol ideologis yang komit dengan Islam itu harus melakukan proses penyadaran kepada umat
secara keseluruhan, khsusnya kepada para ulama, intelektual, tokoh-tokoh gerakan islam, pimpinan
parpol dan ormas Islam, para hartawan muslim, para pemuda dan mahasiswa islam, dan kelompok-
kelompok potensial lainnya dalam diri umat ini. Parpol itu harus membina umat dengan Islam
sebagai agama dan ideologi yang mengatur seluruh aspek kehidupan, memberi kesadaran politik
sebagai pengaturan urusan umat yang harus dilakukan oleh negara dan dikontrol oleh umat melalui
proses amar makmur nahi mungkar, dan memberikan persepsi tentang perjuangan partai politik
ideologis yang berjuang menegakkan Islam secara damai melalui pergulatan pemikiran dan
perjuangan politik.

Apabila terdapat kesadaran politik umat, partai tersebut bisa menguatkan tubuhnya dengan
berbagai aktivitas pemikiran dan politik dan berusaha melebur umat dengan ide-ide, hokum-hukum,
dan pendapat-pendapat islami yang diadopsinya. Lalu berusaha menggapai kepemimpinan umat dan
setiap anggotanya menjadi rujukan umat dalam masalah Islam dan perkembangan politik dunia.

Ringkasnya, hal yang harus dilakukan untuk menegakkan khilafah adalah : Melalui jalan dakwah yang
ditempuh dengan mengikuti thariqah dakwah Rasulullah, yaitu:

 
 Dimulai dengan pembentukan kader yang bersyakhshiyyah Islamiyyah, melalui pembinaan
intensif (halqah murakkazah) dengan materi dan metode tertentu

 Pembinaan umat (tatsqif jamaiy) untuk terbentuknya pendapat masyarakat (al-wa’yu al-
amy) tentang Islam

 Pembentukan kekuatan politik melalui pembesaran tubuh jamaah (tanmiyatu jizmi al-hizb)
agar kegiatan pengkaderan dan pembinaan umum dapat dilakukan dengan lebih intensif,
hingga terbentuk kekuatan politik (al-quwwatu al-siyasiya)

 Penegakan syariah dan khilafah memerlukan kekuatan politik. Kekuatan politik adalah
kekuatan umat yang memilliki kesadaran politik Islam (al-wa’yu al-siyasiy al-islamy)), yakni
kesadaran bahwa kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus diatur dengan syariah
Islam. Maka harus ada upaya penyadaran politik islamy masyarakat terus menerus, yang
dilakukan oleh kader. Makin banyak kader, makin cepat kesadaran terbentuk sehingga
kekuatan politik juga makin cepat terwujud

 Massa umat yang memiliki kesadaran politik menuntut perubahan ke arah Islam

 Di dukung oleh ahl-quwwah (polisi, militer, politisi, orang kaya, tokoh masyarakat dan


sebagainya) yang melalui pendekatan intensif, setuju mendukung perjuangan syariat dan
khilafah. Kekuatan politik yang didukung oleh berbagai pihak semacam ini tidak akan
terbendung.

 Rakyat menuntut tegaknya sistem (syariah) dan kekuasaan khilafah atau penyatuan ke
dalam khilafah Islam.

Khatimah

Namun demikian, siapapun yang menghendaki dan merindukan hidup dengan islam secara kaffah,
maka keberadaan negara Khilafah Islamiyyah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sebab Khilafah-lah,
institusi yang sanggup menerapkan syariah secara total (kaffah). Tinggal maukah kita berjuang.
Karena metodenya telah jelas yaitu metode perjuangan pemikiran dan politik yang dicontohkan oleh
Rasulullah saw., bukan dengan cara-cara demokrasi maupun revolusi sosialis yang tidak ada asal-
usulnya dari Islam. Wallahu muwaffiq ila aqwamit thariiq. Wahuwa khairun haafizho wahuwa
arhamur raahimin!

Walhamdulillahirabbil ‘alamin(KH Muhammad al Khoththoth)

Anda mungkin juga menyukai