Anda di halaman 1dari 1

no Nama siswa nama pasar Komoditas yang di Dimensi Dimensi perilaku

sediakan untuk sejarah/etnosentrisme


konsumen apa saja
Alif Lam Mohi Psr. rumput Kolonialisme dulunya merupakan Anak
tempat perdagangan bagi kecil,lansia,laki-
masyarakat Betawi yang laki,wanita
menjual rumput untuk
makan kuda.

Sejarah :Berdasarkan informasi yang dihimpun, pasar yang dekat dengan kawasan Manggarai, dulunya
merupakan tempat perdagangan bagi masyarakat Betawi yang menjual rumput untuk makan kuda. Harga
yang ditawarkan pun biasanya setengah dari harga pasaran yang ada. Dan hingga kini, warga yang sudah
lama tinggal di Jakarta pasti langsung menyasar kawasan ini bila memerlukan barang-barang tersebut.

Para pedagang tidak diperbolehkan memasuki kawasan Menteng, karena mereka terlihat "kucel" dan
banyak rumput tercecer kalau sedang berjualan.

Munculnya pedagang di lokasi itu, Karana pada saat zaman kolonial Belanda hingga era 1950-an, kuda
menjadi alat transportasi yang banyak digunakan. Ada yang menggunakan hewan berkaki empat sebagai
transportasi pribadi, dan banyak juga yang memanfaatkannya menjadi delman.

 Atas banyaknya kebutuhan pakan untuk hewan yang dijadikan alat transportasi, bisnis rumput di pasar
tersebut mengalami puncaknya pada era 1950-an.

Namun, di tahun 1970-an, kejayaan pasar ini terus meluntur karena peralihan moda transportasi.
Akibatnya, para pedangan rumput mulai hilang satu persatu dan beralih menjadi pedagang lain agar bisa
tetap melanjutkan hidup.

Abdullah, 58, warga yang tinggal di sekitaran pasar Rumput mengatakan, hilangnya pedagang yang
dulunya memenuhi seberang kali, karena perkembangan zaman.

Beralihnya alat transportasi masyarakat menggunakan kendaraan bermotor.membuat pedagang gigit jari.
"Jadi bukan karena di gusur atau penertiban, karena pedagang sepi gara-gara sudah nggak laku lagi,"
katanya, Minggu (19/7/2020).

Anda mungkin juga menyukai