Anda di halaman 1dari 1

Setiap orang memiliki kebebasan untuk melakukan kegiatan muamalah untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari. Islam memiliki pedoman bagi umatnya untuk melakukan semua kegiatan
muamalah tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia akan membutuhkan harta
benda. Oleh karena itu, manusia akan selalu berusaha untuk memperoleh kekayaan, salah satunya
melalui pekerjaan, dan berbagai pekerjaan adalah berbisnis, dan salah satunya adalah berdagang di
pasar (Riska Dwiyanti. Tesis. 2018. Hal. 1).

Pasar merupakan mekanisme pertukaran barang dan jasa yang telah ada sejak peradaban manusia
purba. Islam menempatkan pasar pada tempat yang penting dalam perekonomian (Nana Rusdiana.
Tesis. 2016. Hal 26). Oleh karena itu, pasar memainkan peran yang sangat penting dalam
pertumbuhan ekonomi negara dan dunia.

Pasar terapung merupakan tempat dan tradisi yang sangat penting untuk jual beli, dan telah menjadi
simbol Kalimantan Selatan dan dikenal dunia. Munculnya pasar terapung didorong oleh wilayah
perairan dan banyaknya sungai yang ada serta sejarah panjang sungai yang menjadi basis budaya
masyarakat Banjar. Sungai digunakan untuk berbagai keperluan, seperti jalur transportasi utama dan
tempat jual beli atau pasar. Oleh karena itu, kegiatan jual beli dilakukan dengan menggunakan
perahu di sungai, dan pasar tersebut disebut juga dengan pasar terapung, seperti pasar terapung
Lok-Baintan.

Pasar Terapung Lok-Baintan adalah pasar terapung yang terletak di Sungai Martapura di Desa Lok-
Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar.

(Hendra Swati. 2016. hal. 98). Secara umum, pasar terapung Lok-Baintan tidak jauh berbeda dengan
pasar terapung yang terletak di muara Sungai Kuin di Banjarmasin.

Keduanya merupakan pasar perahu tradisional dimana berbagai komoditas seperti hasil pertanian,
perkebunan, kebutuhan sehari-hari diperdagangkan. Aktivitas jual beli di pasar terapung ini tidak
berlangsung lama, paling lama sekitar tiga sampai empat jam. Aktivitas para pedagang dan pembeli
di Pasar Terapung Lok-Baintan biasanya dimulai dari pukul 05.30 hingga 09.00 WITA, namun pada
hari Minggu biasanya berlangsung lebih lama. Mereka menjual berbagai macam barang seperti
sayuran, hasil bumi, berbagai jenis ikan, kue-kue tradisional dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Keberadaan pasar ini juga membantu masyarakat sekitar sebagai pedagang untuk meningkatkan
pendapatan mereka.

Handoko dan Werdoni (2011) menyatakan bahwa meskipun jumlah pasti pedagang, terutama di
Pasar Terapung Lok Baintan di Sungai Tabuk di Martapura, jumlah pastinya tidak diketahui.

Namun, jumlah saat ini diperkirakan sekitar 200. Hal ini dikarenakan tergantikannya pasar terapung
dengan salah satu pengembangan di wilayah daratan. Data Kementerian Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga atau Disbudpora Banjarmasin, tercantum di
https://banjarmasinpost.wordpress. Com Dari tahun 2008 hingga 2010, jumlah pedagang pasar
terapung menurun. Pada tahun 2008, terdapat 10 kapal yang berfungsi sebagai lapak dagang, dan
pada tahun 2010 hanya tersisa 9 kapal. Pada 2008 ada 125, sedangkan 2010 hanya 75. Salah satu
insentifnya adalah banyak anak muda yang tidak melanjutkan karir orang tuanya sebagai pedagang
di Pasar Terapung Le Pandan karena prospek karir yang suram.

Anda mungkin juga menyukai