Anda di halaman 1dari 3

ABDURRAHMAN NAUFAL

1810414310030

SENSASI BERGOYANG DI PASAR TERAPUNG

Kota Banjarmasin di Kalimantan Selatan memiliki salah satu destinasi


wisata unik yang menjadi ciri khas kota tersebut. Namanya pasar terapung, atau
masyarakat lebih mengenalnya dengan nama Pasar Terapung Lok Baintan. Pasar
Terapung ini telah ada sejak zaman Kesultanan Banjar pada tahun 1520 M sampai
dengan 1860 M.

Tak seperti pasar pada umumnya, Pasar Terapung Lok Baintan dilakukan di
atas sungai Martapura dengan menggunakan sampan perahu kayu sebagai lapak-
lapak untuk menjajakan dagangan. Di pasar terapung, penjual menggunakan
perahu yang dipenuhi beragam sayuran, buah-buahan, makanan tradisional
hingga suvenir menjajakan dagangannya kepada pembeli yang sama-sama
menggunakan perahu. Kalau belanja dan transaksi di darat itu sudah biasa. Tapi
di Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, transaksi
terjadi di tengah Sungai Martapura.

Wisatawan menggunakan kapal kelotok menuju Pasar Terapung Lok


Baintan, Desa Sungai Pinang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar,
Kalimatan Selatan. Untuk melihat langsung kehidupan pasar terapung di Lok
Baintan, wisatawan harus berangkat sebelum matahari terbit. Pasar terapung ini
beroperasi mulai pukul 06.00 hingga 08.00. Sehingga jika terlambat sedikit
saja dari jam tersebut, maka kumpulan pedagang pasar terapung Lok
Baintan pun sudah bubar. Setiap pagi para pedagang dan petani secara serempak
menuju pasar terapung untuk memasarkan hasil kebun atau lahan pertanian
miliknya. Semilir angina dipagi hari dan derasnya arus Sungai Martapura bukan
menjadi halangan bagi mereka.

Ketika kapal wisatawan hampir mendekati pasar terapung Lok Baintan,


pedagang pasar terapung yang umumnya berasal dari berbagai anak sungai
Martapura, seperti sungai Lenge, Sungai Paku Alam, Sungai Saka Bunut, Sungai
Madang, Sungai Tanifah dan Sungai Lok Baintan ini pun langsung menghampiri
kapal wisatawan dan menjajakan dagangan mereka masing-masing. Ada yang ikut
menambatkan perahunya di awak kapal wisatawan, ada juga yang naik ke
kapal wisatawan sambil menarik perahu dagangannya. Ada juga pedagang
yang memberikan pantun kepada wisatawan sembari menjajakan dagangan.
Itu semua mereka lakukan untuk menarik minat dari wisatwan untuk berbelanja.
Inilah daya tarik pasar terapung di Lok Baintan. Sambil diombang-ambing
gelombang Sungai Martapura, penjual dan pembeli saling berinteraksi. Tawar
menawar pun terjadi

Para pedagang menggunakan perahu yang kebanyakan ibu-ibu secara agresif


langsung menjajakan dagangannya. "Ayo pak. Ini jeruk. Manis pak. Saya kupasin
ya," seru salah satu penjual buah-buahan sembari tangannya tetap mendayung.
Sementara perahu di sebelah tak kalah nyaring. "Minum kopi pak, bu. Mau kopi?"
katanya menawarkan.

Perahu tanpa cadik yang penuh barang dagangan berayun-ayun di


Sungai Martapura. Terkadang ketika kapal lain lewat melintasi sungai martapura
alias tempat pasar terapung berlangsung, perahu lain tersebut memberikan efek
gelombang kepada kapal dan perahu lain sehingga itulah yang menyebabkan pasar
terapung memiliki sensasi bergoyang.

Sambil mendayung perahu mereka tak henti-henti menawarkan jualannya.


Ada perahu penuh buah seperti pisang, jeruk, srikaya, mangga. Sebelahnya perahu
penuh sayuran ditambah buah, kue-kue Banjar seperti apem, kue cincin serta
barang kerajinan yakni topi khas Kalimantan. Bahkan ada juga perahu menjual
kebutuhan dapur seperti cabai, tomat dan sebagainya. Harga jeruk 10 biji Rp
30.000, tiga sisir pisang mauli Rp 15.000, sirsak Rp 20.000, cabai Rp 30.000 per 1
liter, keladi Rp 5.000, kue cincin dan kue lainnya dijual Rp 2.000, topi anyaman
ukuran kecil Rp 15.000 (dua topi), topi ukuran besar Rp 10.000. Para pedagang
tradisional di Pasar Terapung Lok Baintan.

Menurut penuturan salah satu pedagang wanita di Pasar Terapung Lok


Baintan bernama Yuni, peran pemerintah sangat besar agar keberadaan Pasar
Terapung Lok Baintan ini terus ada dan dapat di lestarikan karena merupakan salah
satu asset budaya Kalimantan Selatan. Upaya yang kiranya telah dilakukan dan
rasakan oleh pedagang buah ini ialah pemberian perahu baru oleh Gubernur
Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, pada acara Festival Pasar Terapung
Kalimantan Selatan, Agustus 2019 lalu.

Hingga kini tradisi para leluhur di Pasar Terapung Lok Baintan masih
terjaga dengan alami. Bahkan kini menjadi potensi pariwisata sungai Banjarmasin
yang tenagh dikembangkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi
Kalimantan Selatan.

Anda mungkin juga menyukai