Anda di halaman 1dari 4

Nama : Kadek Agus Dwi Artha

NIM : P07120122082
Kelas : 1.2/DIII Jurusan Keperawatan
No Absen : 41
Kode MK : WATD3 108

Denpasar, Rabu 7 September 2022


Sumber Referensi :
Dr. Risnah, S.KM., S.Kep., Ns., M.Kes. dan Muhammad Irwan, S.Kep., Ns., M.Kes. 2020,
“Falsafah Dan Teori Keperawatan Dalam Integrasi Keilmuan” Makasar. Penerbit;
Alauddin University Press

“Teori Kebutuhan Manusia (Human Need Theory)” Virginia Henderson

A. Biografi

Virginia Henderson dilahirkan 30 November 1897 di Kansas, Missouri, Amerika. Wafat


pada tanggal 19 Maret 1996, Connecticut Hospice, Branford, Connecticut, Amerika. Virginia
memiliki ketertarikan dengan keperawatan selama Perang Dunia ke-I terjadi. Ia memiliki
keinginan mulia untuk Falsafah dan Teori Keperawatan dalam Integrasi dapat membantu
personel militer yang terluka atau sedang sakit. Ia pun belajar ilmu keperawatan di Sekolah
Perawat Militer yang terletak di Washington, D.C, pada tahun 1918 dan lulus tahun 1921. Dan
pada tahun 1926, ia mendapatkan gelar B.S. dan M.A. dibidang pendidikan perawatan. Sejak
tahun 1953, ia pun menjadi asosiet riset di Yale University School of Nursing. Ia memeroleh
gelar Honorary Doctoral dari Catholic University of Amerika, Pace University, University of
Rochester, University of Western Ontario, dan Yale University. Adapun beberapa buku yang
telah ia publikasikan antara lain The Principles and Practice of Nursing (1939), Basic Principles
of Nursing Care (1960) dan The Nature of Nursing (1966).

B. Definisi dan Teori Keperawatan Menurut Virginia Henderson

Virginia Henderson memandang pasien sebagai individu yang membutuhkan bantuan


dalam mencapai kebebasan dan keutuhan pikiran dan tubuh. Dia menegaskan bahwa praktik
yang dilakukan oleh perawat independen dari praktik dokter.
Henderson menegaskan pentingnya seni dalam keperawatan dan mengenalkan 14
kebutuhan dasar manusia yang menjadi dasar asuhan keperawatan. Dalam bukunya

"The Nature of Nursing Reflections he 25 Years, Henderson (1991)" Henderson


mengungkapkan teorinya bahwa kompleksitas dan kualitas pelayanan hanya dibatasi oleh
imajinasi dan kompetensi perawat yang menafsirkannya, Teorinya telah diterapkan untuk
penelitian di bidang khusus donasi organ dan menjadi bingkai dalam diskusi tentang kiat
keperawatan di era teknologi (Henderson, Timmins, 2013).

Di dalam Bukunya yang berjudul The Nature of Nursing: A Defnition and Its Implications for
Practice, Research, and Education, Henderson (1966) memperkenalkan 14 kebutuhan dasar
manusia yang merupakan dasar dalam pemberian asuhan keperawatan:

❖ Komponen kebutuhan biologis


1. Bernapas normal.
2. Mengonsumsi makanan dan minuman yang cukup.
3. Mengeluarkan buangan tubuh.
4. Menggerakkan dan mempertahankan postur tubuh
5. Tidur dan beristirahat. Falsafah dan Teori Keperawatan dalam Integrasi Keilmuan 74
6. Memilih pakaian yang tepat; memilih antara memakai atau melepas pakaian.
7. Mempertahankan suhu tubuh pada batas normal dengan cara menyesuaikan pakaian
dan modifikasi lingkungan.
8. Mempertahankan kebersihan tubuh, berhias dengan pantas, dan melindungi kulit.
9. Mencegah aktivitas yang dapat membahayakan orang lain dan lingkungan
❖ Komponen kebutuhan psikologis
10. Mampu mengkomunikasikan dan mengungkapkan perasaan, kebutuhan,
kekhawatiran, dan pendapat kepada orang lain
❖ Kebutuhan spiritual
11. Beribadah sesuai keyakinan dirinya.
❖ Komponen kebutuhan sosiologis
12. Bekerja sehingga merasa berprestasi.
13. Ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan rekreasi.
❖ Komponen kebutuhan psikologis
14. Belajar, menemukan, atau memuaskan rasa ingin tahu yang mendukung
pengembangan diri dan kesehatan yang normal, serta menggunakan fasilitas kesehatan
yang tersedia (Yani Achir & Ibrahim Kusman, 2018).

Selain itu, Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat
dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka
merupakan satu kesatuan (unit). Henderson mengidentifikasi tiga tahap hubungan perawat-
pasien, yaitu saat perawat berperan sebagai Falsafah dan Teori Keperawatan dalam Integrasi
pengganti, penolong, dan mitra bagi pasien.

Melalui proses interpersonal, perawat harus sampai ke 'dalam kulit tiap pasiennya untuk
mengetahai bantuan apa yang dibutuhkan. Meskipun Henderson percaya bahwa fungsi perawat
dan dokter saling tumpang tindih, dia menegaskan bahwa perawat bekerja saling
ketergantungan dengan tenaga kesehatan profesional lainnya dan juga dengan pasien. Perawat
melaksanakan peran pengganti pada upaya memenuhi kebutuhan pasien diakibatkan oleh
berkurangnya kekuatan fisik dan kemampuan pasien di dalam situasi pasien yang gawat. Dalam
hal ini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”. Pasien berada pada fase pemulihan setelah
kondisi gawat terlewati. Perawat memiliki peran sebagai penolong yang membantu pasien
mendapatkan kemandiriannya. Kemandirian yang bersifat relatif, sebab tak ada manusia yang
tidak bergantung pada orang lain. Walaupun demi untuk mewujudkan kesehatan pasien
perawat berusaha keras saling bergantung. Perawat dan pasien secara bersama merumuskan
rencana perawatan bagi pasien sebagai mitra. Meski mempunyai diagnosis berbeda, setiap
pasien pasti memiliki kebutuhan dasar yang harus terpenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar itu
dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis serta faktor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi
emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual. Henderson berasumsi
bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter pada kaitan hubungan
perawat dan dokter. Filosofi yang memperbolehkan seorang dokter memberi instruksi kepada
pasien atau tenaga kesehatan yang lainnya menjadi pertanyaan tersendiri oleh Henderson.
Merupakan tugas Falsafah dan Teori Keperawatan dalam Integrasi perawat membantu pasien
dalam melakukan manajemen kesehatan ketika dokter tidak ada. Agar dapat memenuhi rencana
pengobatan yang juga dilaksanakan oleh dokter maka rencana perawatan yang dirumuskan oleh
perawat dan pasien harus dapat berjalan sedemikian rupa (Asmadi, 2008).
C. Konsep Utama Teori Henderson
1. Manusia Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang
merupakan komponen penanganan perawatan dan Henderson memandang manusia
sebagai individu yang butuh bantuan untuk memperoleh kesehatan, kebebasan,
kematian yang damai dan meraih kemandirian.
2. Keperawatan Perawat memiliki fungsi unik dalam membantu individu, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota dari tim kesehatan, perawat memiliki
fungsi independen di dalam penanganan perawatan berdasarkan pada 14 kebutuhan
manusia. Perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial, untuk
menjalankan fungsinya.
3. Kesehatan Sehat ialah kualitas hidup yang mendasari seseorang dapat berfungsi pada
kemanusiaan. Mengobati penyakit tidak lebih penting daripada memperoleh status
kesehatan. Diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan, untuk mencapai
kondisi sehat. Bila memiliki kekuatan, kehendak, Falsafah dan Teori Keperawatan
dalam Integrasi Keilmuan 77 serta pengetahuan yang cukup maka Individu akan
meraih atau mempertahankan kesehatan.
4. Lingkungan Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian terkait pada aspek lingkungan.
a. Kondisi sakit akan menghambat kemampuan individu untuk mengontrol
lingkungan mereka.
b. Perawat seharusnya mampu memberikan perlindungan cedera ekanis pada
pasien
c. Perawat harus mempunyai pengetahuan keamanan lingkungan yang baik.
d. Dokter mempergunakan hasil observasi dan penilaian perawat, yang menjadi
dasar dalam menuliskan resep.
e. Saran-saran perawat tentang kontruksi bangunan dan pemeliharaannya dapat
meminimalkan peluang terjadinya luka pada pasien.
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan dalam
memperkirakan adanya bahaya (Asmadi, 2008).

Anda mungkin juga menyukai