Anda di halaman 1dari 18

Materi pengertian, fungsi, komponen, cara kerja Roda dan Ban

RODA DAN BAN


SEJARAH SINGKAT RODA dan BAN

Roda sebagai bagian vital kendaraan atau mesin, mula pertama ditemukan oleh orang Sumeria pada 3.500 tahun
SM. Di Mesopotamia, ditemukan pula sebuah benda bulat dengan poros di bagian tengahnya, diperkirakan
sebuah tatakan untuk membuat tembikar dari masa yang sama. Ini membuktikan bahwa pada saat itu orang
mulai tahu prinsip kerja gerak lingkaran.

Selanjutnya, pada 3000 SM, kereta dorong mulai dikenal di Asiria, kemudian berlanjut di Lembah Indus.
Sedangkan masyarakat Eropa Daratan dan Tengah baru mengenal kereta dorong sekitar 1000 SM, malah Inggris
baru pada tahun 500 SM.
Pada tahun 1515 orang menemukan wheel-lock, roda yang bisa diputar dan berhenti oleh sebuah benda
pengganjal. Prinsip ini kemudian dikembangkan menjadi roda gerigi pemantik bom - dan korek api.

Dunia teknik sangat terbantu oleh penemuan roda. Dari mesin es krim sampai PLTA, menis jahit sampai
pesawat ulang-alik, sepeda sampai mobil balap formula. Perkembangan roda sebagai penggerak kendaraan
kemudian tak dapat dilepaskan dari perkebangan ban, yang ditentukan oleh peran Robert William Thomson
dan John Boyd Dunlop.
Misalnya ban berkode 215/65R15 89H. Angka '215' adalah lebar telapak ban dalam satuan ukuran milimeter.
'65' (Aspek Rasio), adalah rasio/perbandingan antara ketebalan profil ban dengan lebar telapak ban. Angka 65 di
sini mengisyaratkan tinggi/tebal ban adalah 65% dari lebar telapak ban.

'R' (konstruksi), adalah pola jalinan benang/kawat yang memperkuat konstruksi ban. 'R' di sini berarti ban
tersebut memiliki pola jalinan berpola radial. Jika 'B' berarti ban tersebut mempunyai konstruksi sabuk bias (bias
belted). Untuk 'D' maka berarti konstruksinya adalah bias diagonal (diagonal bias).

Angka 15 berikutnya adalah ukuran diameter rim/pelek dalam satuan inci dan angka '89' mengisyaratkan beban
maksimal (load index) yang diizinkan pada ban bersangkutan. Sesuai dengan standar industri ban maka kode
tersebut memiliki kapasitas beban maksimal sebesar 580 kilogram di tiap ban. Huruf "H' terakhir merupakan
indikator kecepatan maksimal.

Jadi ban berkode 215/65R15 89H adalah ban dengan lebar telapak 215mm, ketebalan ban dengan aspek rasio
65%x215(mm)=129(mm), berjenis radial untuk rim atau pelek berdiameter 15 inci, mampu dibebani seberat 580
kg dengan batas kecepatan aman maksimal 210 km.

Fungsi
1. Menahan seluruh berat kendaraan
2. Memindahkan tenaga ke permukaan jalan
3. Memindahkan gaya pengereman ke permukaan jalan
4. Menjadikan sistem kemudi dapat bekerja
5. Mengurangi kejutan yang disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak rata

Fungsi Utama Ban

1. Menahan beban 2. Meredam


Dalam hal menahan beban, guncangan
yang paling berpengaruh Tekanan angin dan type ban
adalah tekanan angin, (radial/ bias) sangat
karena angin dalam ban berpengaruh dalam
berfungsi untuk menopang meredam guncangan awal
berat kendaraan dan sebelum diredam lagi oleh
muatan. suspensi. Ban tipe radial
mampu meredam
guncangan lebih baik
daripada ban tipe bias.

3. Meneruskan tenaga 4. Meneruskan


dari mesin fungsi kemudi
Ban berfungsi untuk Ban sangat penting dalam
meneruskan gaya gerak dan mengontrol arah kendaraan,
pengeraman ke permukaan hal ini akan menentukan
jalan, hal ini berkaitan kemampuan bermanuver
dengan kinerja traksi dan dan kestabilan dalam
pengereman. Yang berkendara.
berpengaruh dalam hal ini
adalah pattern atau
kembangan dari ban.

Bahasa Ban

Ban mempunyai ‘bahasa’ sendiri untuk


berkomunikasi dengan penggunanya. Bahasa ban
yang berupa serangkaian angka dan huruf
menunjukkan data-data spesifikasi, merek dan
tipe, yang universal dan sudah disepakati oleh
semua produsen ban di seluruh dunia.

Berikut adalah arti dari kode tersebut:


1. Lebar ban (dalam mm)
2. Aspek rasio (%) tinggi sidewall
terhadap lebar ban
3. Diameter ban / velg (dalam inch)
4. Indeks beban / Load Index
5. Simbol kecepatan / Speed Index

Memahami Indeks Beban dan Simbol Kecepatan

Indeks kecepatan adalah simbol huruf mulai dari J sampai dengan Z yang telah disepakati bersama
seluruh produsen ban untuk menunjukkan batas kecepatan maksimum yang aman, yang juga
berhubugan dengan indeks beban. Lihat tabel indeks beban dan simbol kecepatan di bawah ini.

Kedua unsur dibawah ini disebut juga keterangan penggunaan ban dan saling berhubungan. Tabel di
bawah ini memberikan informasi nilai indeks beban dan simbol kecepatan untuk masing-masing
simbol atau nilai.
Indeks Beban (simbol and beban maksimum dalam Kg)
LI Kgs LI Kgs LI Kg LI Kg LI Kg LI Kg
69 325 81 462 93 650 93 650 105 925 117 1285
70 335 82 485 94 670 94 670 106 950 118 1320
71 345 83 487 95 690 95 690 107 975 119 1360
72 355 84 500 96 710 96 710 108 1000 120 1400
73 365 85 515 97 730 97 730 109 1030 121 1450
74 375 86 530 98 750 98 750 110 1060 122 1500
75 387 87 545 99 775 99 775 111 1090 123 1550
76 400 88 560 100 800 100 800 112 1120 124 1600
77 412 89 582 101 825 101 825 113 1150 125 1650
78 425 90 600 102 850 102 850 114 1180 126 1700
79 437 91 615 103 875 103 875 115 1215 127 1750
80 450 92 630 104 900 104 900 116 1250 128 1800

Simbol Kecepatan (simbol and kecepatan maksimum dalam km/jam)


J K L M N P Q R S T H V W Y
KmH 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 210 240 270 300
Keterangan: Simbol "ZR" berarti aman dipacu lebih dari 240km/jam
Saat Tepat Mengganti Ban

Setiap ban memiliki tread wear indicator


(TWI), yang berbentuk segitiga dan terdapat
pada sisi samping ban (side wall). TWI ini
merupakan indikator tingkat keausan ban dan
bisa juga menjadi patokan untuk mengganti ban.
Saat tapak ban sudah melampaui indikator
tersebut, terlihat garis melintang antara tapak
ban, yang berarti ban tersebut sudah tidak layak
lagi untuk digunakan.

Ban yang sudah botak sangat mempengaruhi


pengendalian dan jarak pengereman!

Perhatikan juga fisik ban, untuk memperhatikan saatnya mengganti ban,


antara lain melalui tanda-tanda di bawah ini

Benjolan pada ban Banyak terdapat


Sebaiknya segera ganti tambalan
ban yang benjol dengan Berpotensi untuk bocor
yang baru, karena seketika
berpotensi untuk
terjadinya pecah ban

Karet ban getas/


pecah-pecah
Biasanya terdapat pada
sisi samping ban

Hubungi gerai ban terdekat jika anda manemui tanda-tanda kerusakan atau kelainan pada ban anda.

Pola Telapak Ban

Saat ini merek dan kembangan ban begitu bervariasi. Apakah anda sudah memilih ban yang tepat
untuk memenuhi kebutuhan berkendaraan anda?

Pada dasarnya, pola telapak ban hanya terbagi menjadi tiga golongan utama, yakni
Searah(Directional),Simetris (Symmetric), dan Asimetris (Asymmetric).

Ketiga golongan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan
pengemudi yang berbeda-beda.
Searah Ban searah memiliki ciri telapak searah yang
(Directional) menyerupai anak panah atau pola kembangannya
berbentuk huruf "v".

Fitur:

• Menepis air dengan sempurna untuk pengendalian


yang lebih
baik di permukaan basah maupun kering

• Performa dan pengereman yang lebih baik

• Biasanya tersedia dalam ukuran besar (15" keatas)


dan memiliki indeks kecepatan yang tinggi

Cocok untuk:
Pengemudi yang menyukai performa dan kecepatan
tinggi.

Simetris Ban simetris biasanya memiliki telapak dengan desain


(Symmetric) rib yang berkesinambungan atau blok. Kedua sisinya,
baik sisi dalam maupun luar memiliki fitur dan
kegunaan yang sama. Pada umumnya ban dengan
pola simetris memiliki alur yang menyerupai
gelombang.

Fitur:

• Nyaman dan sangat hening

• Alur utama untuk menepis air

Cocok untuk:
Pengemudi yang menyukai kenyamanan dan
keheningan dalam berkendara.

Asimetris/ Ban asimetris memiliki pola yang unik untuk


membedakan kedua bagian sisinya. Bagian luar ban
biasanya memiliki desain alur yang lebih besar untuk
menepis air dan meningkatkan pengendalian pada
jalan basah. Sedangkan bagian dalam ban memiliki
alur yang lebih kecil guna memperluas bidang yang
berhentuhan dengan jalan sehingga ban lebih stabil.

Fitur:

• Pengendalian yang baik di jalan basah maupun


kering
(Asymmetric) • Pengendalian yang baik pada saat membelok pada
kecepatan tinggi

Cocok untuk:
Pengemudi yang menyukai performa tinggi.

Tips Merawat Ban Agar Berfungsi Maksimal dan Tahan Lebih Lama

• Perhatikan tekanan angin pada ban sekurangnya dua minggu sekali. Sesuaikan dengan
petunjuk pabrikan tekanan angin
• Upayakan ban di-balancing dan spooring agar pengendalian dan performa tetap maksimal
saat beraksi di jalan
• Bila kotor, sebaiknya hanya gunakan sabun atau sampo mobil untuk membersihkan ban

Tekanan Angin

Tekanan angin adalah hal yang paling penting dalam


perawatan ban. Artinya, ban harus diberi tekanan
angin sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
oleh pabrik pembuatnya dan bisa didapatkan di
berbagai area kendaraan Anda, seperti di ujung pintu
pengemudi, di bagian bawah pintu atau di bagian dalam
kotak penyimpanan di pintu kendaraan.

Tekanan angin kurang dapat menyebabkan


kerusakan bagian sidewall, menurunnya kapasitas
angkut beban, dan juga mengakibatkan borosnya bahan
bakar. Karenanya tekanan angin ban harus diperiksa
secara berkala, paling tidak setiap dua minggu sekali
atau ketika hendak melakukan perjalanan jarak jauh.

Perhatikan:
Memeriksa tekanan angin ban sebaiknya pada
saat ban dalam keadaan dingin. Bila kendaraan
baru saja dipakai, biarkanlah suhu ban turun
sebelum diperiksa tekanan anginnya.
Tekanan angin yang tidak
tepat dapat membuat ban
aus tidak merata.

Keausan di tengah
disebabkan oleh tekanan Tekanan yang Tekanan yang Tekanan yang
angin yang terlalu tinggi sesuai kurang berlebihan
karena pemakaian menyebabkan menyebabkan menyebabkan
kembangan ban bagian keausan yang keausan pada keausan pada
tengah yang berlebihan. merata, sehingga bagian bahu, bagian tengah,
Sebaliknya, tekanan yang ban tahan lebih sehingga ban aus sehingga ban aus
terlalu rendah mengakibatkan lama tidak merata tidak merata
keausan pada kedua sisi
bahu ban.

Angin Nitrogen (N2)

Mengapa menggunakan angin nitrogen?


• Tekanan nitrogen (N2) lebih stabil daripada oksigen (O2)
• Berat jenis yang lebih ringan dan partikelnya yang lebih besar,
membuat kebocoran ban ber-nitrogen lebih sedikit. sehingga tidak
membutuhkan pengisian yang terlalu sering
• Ban berkerja lebih optimal ketika berputar karena
sifatnya yang dingin
• Mengurangi keausan ban yang tidak merata
• Lebih hemat BBM
• Memperbaiki manuver

Rotasi Bikin Awet

Sehebat apapun ban bila tidak pernah dirotasi performanya akan lebih cepat menurun. Atau
paling tidak, ban di kedua poros - depan dan belakang - tidak berfungsi maksimal dan mengakibatkan
keausan tidak merata dan usia pakai menjadi lebih pendek.

Rotasi dibutuhkan bila jarak tempuh kendaraan sudah mencapai


7.500 - 10.000 km.

Ada 2 sistem rotasi ban yang biasa dilakukan, yaitu menggunakan empat roda
dan menggunakan lima roda, termasuk ban cadangan.
Rotasi dengan 4 roda
Dapat digunakan dengan cara diagonal, horisontal atau
vertikal.

Untuk rotasi diagonal,rotasi dilakukan dengan menukar


ban depan kiri dengan belakang kanan dan ban depan
kanan dengan belakang kiri.

Untuk rotasi horisontal,roda kanan depan ditukar dengan


roda kiri depan. Demikian juga dengan roda belakang, ban
Diagonal Horisontal kanan belakang ditukar dengan kiri belakang.

Untuk rotasi vertikal,roda kiri depan ditukar dengan roda


kiri belakang. Demikian juga dengan roda kanan depan
ditukar dengan roda kanan belakang.

Vertikal

Rotasi dengan 5 roda (dengan ban serep)


Sistem rotasi dengan menggunakan 5 ban relatif mirip
dengan diagonal. Ban serep dipasang di kiri belakang,
selanjutnya ban kiri belakang pindah ke depan kiri. Ban
depan kiri dipindah menyilang ke kanan belakang dan
kanan belakang pindah ke depan kanan. Dan terakhir, ban
depan kananlah yang menjadi ban serep.

Peringatan:
Jangan gunakan rotasi dengan 5 roda jika ban serep
berlainan merek atau model dengan 4 ban lainnya.
Bagian Ban
1. Tapak (Tread)
2. Belt (rigid breaker)
3. Carcass
4. Garis dalam (Inner Liner)
5. Bead wire
Carcass merupakan rangka ban yang keras, berfungsi untuk menahan udara yang bertekanan tinggi, tetapi harus
cukup flexibel untuk meredam perubahan beban dan benturan

Tread berfungsi untuk melindungi carcass terhadap keausan dan kerusakan yang dsebabkan oleh permukaan
jalan

Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan melindungi carcass terhadap kerusakan
dari luar

Breaker terletak antara carcass dan tread yang memperkuat daya rekat keduanya, dan meredam kejutan yang
timbul dari permukaan jalan ke carcass

Bead berfungsi untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh oleh karena berbagai gaya yang bekerja

Karakteristik Ban Bias dan Radial


Ban Bias
Kenyamanan cukup baik
Umur dan kemampuan lebih rendah

Ban Radial
Umur pemakaian lebih lama
Peningkatan panas kecil
Stabilitas pengendalian baik
Daya pengereman lebih baik
Rolling resistance (hambatan gesekan) kecil
Kenyamanan kurang dan pengemudian terasa lebih berat

Keuntungan Ban Tubeless


Jika ban tertusuk paku atau benda tajam lainnya, ban tidak menjadi kempes secara sekaligus, karena lapisan
dalamnya menghasilkan efek merapatkan sendiri. Sehingga pengemudi tidak kehilangan kontrol kendaraan
Transfer radiasi panas akan lebih baik, karena udara dalam ban berhubungan langsung dengan pelek

Tipe Tapak Ban


Rib > Jalan rata, kecepatan tinggi> berbagai jenis mobil
Tahanan putar (rolling resistance) lebih kecil
Kendaraan mudah dikendalikan
Suara yang ditimbulkan kecil
Tenaga tariknya kurang baik

Lug >jalan tidak rata, dan lunak > truk dan industri
Tenaga tarik baik
Rolling resistance cukup tinggi
Tread lebih mudah aus tidak merata
Suara lebih besar

Rib and lug > jalan rata maupun tidak rata> sedan, truk kecil bus
Kendaraan lebih stabil
Kemampuan pengendaraan dan pengereman lebih baik

Block > jalan berlumpur dan bersalju


Kemampuan pengendaraan dan pengereman lebih baik
Mengurangi slip pada jalan berlumpur/ bersalju
Lebih cepat aus
Rolling resistance lebih besar

PELEK
Baja Press
Biaya pembuatan lebih murah
Lebih tahan lama
Lebih mudah dalam pemasangan dan pelepasannya
Kualitasnya lebih merata

Logam campuran (alloy steel)


Biasanya campuran dari alumunium atau magnesium
Memiliki bentuk/ tampilan yang lebih menarik

Tipe Penampang Rim


Divide type rim (DT) >mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan industri (forklift dll)
Drop center rim (DC) > mobil sedan dan truk kecil
Wide drop center rim (WDC) > mobil sedan dan truk kecil
Semi drop center rim (SDC) > truk kecil
Flat base rim (FB) > truk dan bus
Interim rim (I) > truk dan bus

Sumber : http://anistkr.blogspot.co.uk/2012/09/roda-n-ban.html

Baca Juga :

Melepas, Memasang dan Menyetel Roda


*DESCRIPSI*
Melepas, Memasang dan Menyetel Roda digunakan sebagai panduan kegiatan belajar untuk membentuk salah
satu kompetensi, yaitu:
Melepas, Memasang dan Menyetel Roda. Modul ini dapat digunakan untuk
peserta diklat Program Keahlian Mekanik Otomotif.
Modul ini memberikan latihan untuk mempelajari melepas, memasang dan
menyetel roda. Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar. Kegiatan
belajar :
1 membahas tentang mengidentifikasi konstruksi jenis roda.
2 membahas tentang melepas roda-roda. Kegiatan belajar.
3 membahas tentang pemeriksaan roda, dan Kegiatan belajar.
4 membahas tentang memasang roda.
*PERISTILAHAN / GLOSSARY*
1. PR (Play Rating) yaitu Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk
menyatakan kekuatan ban, berdasarkan pada kekuatan serat
katun yang ditentukan oleh JIS.
2. Carcass merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menahan
udara yang bertekanan tinggi, tetapi harus cukup fleksibel untuk
meredam perubahan beban dan benturan.
3. Tread adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap
keausan dan kerusakan yang disebabkan oleh permukaan jalan.
4. Sidewall adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan
melindungi carcass terhadap kerusakan dari luar.
5. Breaker adalah lapisan yang terletak diantara carcass dengan tread yang
memperkuat daya rekat keduanya.
6. Belt yang digunakan pada ban radial-ply dan diletakkan seperti sarung
mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread, untuk menahan
carcass dengan kuat.
7. Bead yaitu untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai
gaya yang bekerja, sisi bebas atau bagian samping ply dikelilingi
oleh kawat baja yang disebut kawat bead.

*DESKRIPSI*
Modul Melepas, Memasang dan Menyetel Roda ini membahas
tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat
melepas, memasang dan menyetel roda secara efektif, efisien dan
aman. Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliputi :
(a) mengidentifikasi konstruksi jenis roda,
(b) melepas roda-roda,
(c) pemeriksaan roda,
(d) memasang roda.
Modul ini terdiri atas empat kegiatan belajar. Kegiatan belajar:
1 membahas tentang mengidentifikasi konstruksi jenis roda.
2 membahas tentang melepas roda-roda. Kegiatan belajar.
3 membahas tentang pemeriksaan roda, dan Kegiatan belajar.
4 membahas tentang memasang roda.
Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat
memahami cara melepas, memasang dan menyetel roda.

*PRASYARAT*
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian
Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat
seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta
kedudukan modul.

*PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL*


1. Petunjuk Bagi Peserta diklat
menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu
dilaksanakan antara lain :
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar.
Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau
instruktur yang mengampu kegiatan belajar.
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah
dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini :
1).Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2).Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
3).Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan
cermat.
4).Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5).Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih
dahulu.
6).Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau
bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
2. Petunjuk Bagi Guru, Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk :
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat
mengenai proses belajar peserta diklat
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk
belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan

*TUJUAN AKHIR*
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam
modul ini peserta diklat diharapkan :
1. Memahami cara mengidentifikasi konstruksi jenis roda dengan baik.
2. Memahami cara melepas roda-roda dengan baik.
3. Memahami cara memeriksa roda dengan baik.
4. Memahami cara memasang roda dengan baik.

*RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT*


Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada
guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar.
1. Mengidentifikasi konstruksi jenis roda.
2. Melepas roda-roda.
3. Pemeriksaan roda.
4. Memasang roda.

*KEGIATAN BELAJAR*
1. Kegiatan Belajar 1 : Mengidentifikasi Konstruksi Jenis Roda

a. Tujuan Kegiatan Belajar 1


1). Peserta diklat dapat menjelaskan pengkonstruksian roda dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan-
kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya.
2). Peserta diklat dapat menjelaskan informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
3). Peserta diklat dapat memeriksa roda untuk mengidentifikasi tanda dan titik pemasangannya.
4). Peserta diklat dapat mengklasifikasikan konstruksi roda dan metode pemasangannya.

b. Uraian Materi 1

*PELEK DAN BAN*


Pada umumnya roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada gambar 1. Roda dapat dibagi menjadi
pelek dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia dapat diumpamakan sebagai kaki dan sepatu. Roda
meluncur disepanjang jalan sambil memikul berat kendaraan. Ban berfungsi meredam kejutan-kejutan yang
ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan dan mencegah kejutan ini berpindah ke body.

1). PELEK RODA (DISC WHEEL)


Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi dipasang pada roda-roda, biasanya pelek (disc wheel).
Karena roda merupakan bagian penting yang menyangkut keselamatan mengemudi, maka harus cukup kuat
untuk menahan beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan pengereman dan berbagai macam tenaga
yang tertumpu pada ban.
Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula ban harus dibalance dengan baik, dengan demikian
dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar dapat mengikat ban dengan baik.

a). TIPE PELEK RODA


Pada gambar 2. memperlihatkan sebuah model roda yang banyak digunakan pada mobil penumpang.
Beberapa roda ada yang menggunakan ruji-ruji, dan disc wheel yang
banyak digunakan ini terbuat dari baja plat yang dipres dalam bentuk tertentu. Rim dilaskan menjadi satu
dibagian luar disekeliling roda untuk memungkinkan pemasangan
ban. Roda dipasangkan pada hub atau poros ( axle shaft) dengan menggunakan empat atau enam buah baut
tanam (hub bolt). Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek
dapat menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub saat pemasangan. Berat
pembalans (balance weight) kadang-kadang ada terpasang
diluar disekeliling rim untuk membalance roda. Baut-baut yang dipasangkan pada roda disebut baut-baut hub,
dan tutup yang menutupi baut-baut ini disebut tutup roda (wheel drop). Pelek roda dapat dibedakan menurut
metode pembuatan dan bahannya. Ada dua tipe yang umumnya digunakan sekarang : yaitu baja press dan
campuran besi tuang (cast light alloy).
*PELEK BAJA PRESS*
Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim
yang dilas. Disc dibuat dari lembaran baja yang dipres.
Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam jumlah
yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini
karena tahan lama dan kualitasnya merata.
*PELEK DARI BAHAN CAMPURAN BESI TUANG*
Pelek (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari
bahan campuran biasanya dari aluminium atau magnesium.
Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan
menambah penampilan kendaraan.
Pelek Baja Press Pelek dari Campuran Besi

Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani pelek


aluminium adalah
? Pada kendaraan yang menggunakan pelek aluminium,
bila melepasnya untuk sementara, umpamanya untuk
rotasi ban, perbaikan, atau bila memasang pelek yang
baru pada kendaraan, maka setelah 1500 km roda
dipasang periksalah kekerasan mur rodanya.
? Bila menggunakan rantai ban, berhati-hatilah
memasangnya agar tidak merusak pelek aluminium.
? Gunakanlah khusus untuk pelek aluminium.
? Bila perlu membalance roda, gunakanlah balance weight
khusus untuk pelek aluminium. Gunakanlah palu plastik
atau karet dan bukan logam untuk memasangnya.
? Seperti halnya pelek jenis lainnya, periksalah pelek
aluminium secara teratur.

b). SISTEM KODE SPESIFIKASI PELEK


Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek itu sendiri. Biasanya meliputi lebar, bentuk dan diameter pelek.

Misalnya: 5.50 F x 15 SDC


Keterangan 5.50 : Lebar pelek (dalam inchi)
F : Bentuk flens pelek
15 : Diameter pelek (dalam inchi)
SDC : Tipe rim
c). Pelek (Rim)
Penggunaan pelek (atau rim) yang betul akan bermanfaat
bagi kemampuan ban yang dipakai dan keamanan dalam
mengendarai mobil. Menurut standard industri Jepang
(JIS), pelek dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut :
Nama Singkatan
Divided Type Rim D.T.
Drop Center Rim D.C.
Wide Drop Center Rim W.D.C.
Semi Drop Center Rim S.D.C.
Flat Base Rim I.R.
? Divide Type Rim

Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin


pertanian, dan kendaraan industri (forklift dan
sebagainya). Devide Type Rim paling cocok untuk
keperluan buka dan pasang ban secara mudah.
Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada
kedua sisi, menurun kearah pusat dan membentuk apa
yang dinamakan “taper”. Bead yang miring mencegah
penggeseran dan akan menghasilkan pegangan yang
kuat dari bead dan pelek.
? Drop Center Rim
Pelek ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk
kecil. Terdiri dari satu bagian saja (Devide type terdiri
dari dua bagian). Bentuk bagian tengah yang cekung
dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan bead.
Disini juga ada “taper” untukmencegah pergeseran
diantara ban dan pelek.

Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah


digunakan untuk menambahkan kenyamanan dalam
mengendarai mobil. Ban-ban tersebut lebih lebar
daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu,
memerlukan suatu Wide Drop Center Rim (lebih lebar).
Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan
truk kecil.
? Semi Drop Center Rim

Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban


truk kecil. Bentuk bagian tengah yang sedikit cekung
memudahkan penggantian ban. Kontak antara ban dan
pelek diperbesar dengan adanya “taper”. Hasilnya lebih
baik daripada yang diberikan oleh jenis Flat Base biasa.
Semi Drop Center Rim terdiri dari 3 bagian untuk
memudahkan penggantian ban. Cincin yang dipasang
diantara flens dan pelek induk disebut Cincin Pengunci
(Lock Ring).Tetapii dewasa ini, pelek dengan 2 bagian
(tanpa cincin pengunci) lebih sering digunakan, bagian
yang dapat dilepas disebut Cincin Samping (Side Ring).
? Flat Base Rim

Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk
dan bus. Struktur pelek rata dan kuat dan oleh karena
itu, dapat menahan beban yang lebih berat. Seperti pada
semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping
adalah untuk pemasangan dan pelepasan ban. Pelek
jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan
bead sebelah kiri pada gambar 8, tidak begitu jelas
kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit. Pada sisi dimana
cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini
pasangan bead tidak begitu baik, karena itu tidak
direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.

Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan


Flat Base Rim yang lebar (Wide Base Rim) dan
merupakan model yang telah disempurnakan dari Flat
Base Rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun
ditemukan bahwa perbandingan (ratio) yang terbaik
antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%.
Penggunaan pelek yang lebih lebar memberikan
pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas
dalam ban, umur ban yang pendek (dibandingkan
dengan pelek yang lebih tua dengan lebar kira-kira 57 %
dari lebar ban).

d). Ukuran Pelek


Contoh : 5.00 S x 20 F.B.
Keterangan :
5.0 = Lebar pelek (=lebar dasar ban) dalam inchi.
S = bentuk flens dari pelek.
Ada 20 macam,dari A sampai V.
20 = diameter pelek dalam inchi.
F.B. = Flat Base Rim.

Balancing
Roda adalah salah satu komponen kendaraan yang menopang berat kendaraan. Roda
terdiri dari ban dan pelek. Ban juga mengikuti perubahan arah gerak kendaraan mengikuti putaran
roda kemudi. Selain itu ban juga berfungsi meredam getaran dari jalan. Keausan ban sangat
dipengaruhi oleh fungsi dari suspensi, steering dan penyetelan front wheel alignment. Sehingga
ban dan pelek menjadi komponen yang mempunyai fungsi vital dalam kendaraan.
Kondisi ban juga sangat mempengaruhi kenyamanan dan safety pengendara. Ban dan
pelek akan mengalami perubahan kualitas dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan medan dan
cara penggunaan kendaraan. Roda dan ban harus balance (seimbang) agar tidak terjadi
getaran. Saat roda berputar, terjadi gaya sentrifugal pada tiap bagian roda dan ban dimana
sejumlah gaya tertarik keluar dari ban. Gaya ini semakin menguat saat rotasi roda semakin cepat.
Jika massa sudah merata ke seluruh roda dan ban (tidak ada titik berat), gaya akan seimbang
maka gaya sentrifugal tidak akan memiliki efek hambatan. Jika ban memiliki titik berat maka ban
akan tidak seimbang (unbalance) dimana gaya sentrifugal lebih besar pada salah satu titik ban
yang akan menarik gaya yang kuat saat ban berputar. Ini akan membuat roda dan ban bergerak
ke atas dan ke bawah atau dari sisi satu ke sisi yang lainnya (oblak).Sehingga pengendara akan
merasakan goncangan atau getaran akibat roda yang tidak balance.
Jadi balancing berfungsi untuk membuat roda depan dan belakang menjadi
parallel. Seiring dengan waktu pemakaian, untuk menjaga agar roda dalam keadaan seimbang
membutuhkan perawatan balancing supaya dalam berkendara lebih nyaman dan pengemudi tidak mengalami kelelahan. Roda akan
dipasang pada alat wheel balancer kemudian akan diketahui titik-titik berat pada roda yang mengakibatkan roda tidak balance.
Kemudian alat akan menunjukkan seberapa besar beban yang harus diberikan pada roda agar roda kembali menjadi balance.
Selanjutnya roda akan diberikan pemberat (weight balance) sesuai dengan beban yang dibutuhkan, weight balance dipasang pada
pelek roda.

Weight balance
Spooring

Kenyamanan berkendara merupakan salah satu


syarat mutlak yang harus dimiliki sebuah kendaraaan.
Karena berhubungan dengan keamanan atau safety untuk
pengendara, penumpang, kendaraan itu sendiri ataupun terhadap kendaraan lain, dan
terbentuknya keadaan regulasi lalu lintas yang baik. Salah satu faktor yang sangat berperan
adalah kondisi steering/kemudi kendaraan. Kemudi berfungsi sebagai pengatur arah kendaraan yang dilakukan oleh driver, sehingga
kondisi kemudi mempengaruhi driver dalam rangka mengontrol laju kendaraan itu sendiri. Kondisi kemudi yang kurang baik akan
mengakibatkan ketidaknyamanan bai driver, sehingga cepat lelah dan lebih besar lagi berdampak pada terjadinya kecelakaan.
Keadaan kenyamanan kemudi/steering sangat tergantung pada kondisi dari penyetelan roda-roda, baik roda depan ataupun
roda belakang (wheel alignment). Tujuan spooring adalah untuk menyelaraskan antara roda kanan dan kiri. Kestabilan antara ban pada
mobil ini sangat bermanfaat apalagi pada saat mobil sedang melaju pada kecepatan tinggi. Pemakaian kendaran dalam jangka waktu
tertentu akan menyebabkan perubahan kondisi dari komponen roda depan, sehingga memerlukan perawatan secara rutin agar kondisi
ban dan komponen steering lebih tahan lama serta pengendara lebih nyaman. Untuk jangka waktu pemeliharaan spooring adalah
sekitar setiap 15000 km atau 4 bulan.
Spooring merupakan pekerjaan penyetelan front wheel alignment (penyetelan roda
depan) yang meliputi: chamber, caster, toe angle (toe-in/toe-out), dan turning radius. Fungsi
spooring sendiri adalah untuk menjaga stabilitas kendaraan meliputi: kemudi yang ringan,
menghasilkan gaya putar kembali setelah belok dan mencegah kendaraan belok sendiri setelah
dilepas. Selain itu, apabila perawatan yang rutin akan mengurangi keausan pada komponen-
komponen ball-joint dan ban/roda. Untuk syarat kedaraan dilakukan pekerjaan spooring
diantaranya harus keadaan kaki-kaki kendaraan dalam kondisi yang normal. Untuk keterangan
lebih lanjut dapat dilihat gambar berikut:

1. Chamber merupakan kemiringan roda bila dilihat dari depan, chamber (+) bila roda miring keluar, chamber(-) bila roda miring ke dalam.
2. Caster merupakan kemiringan poros putar roda (steering axis) dilihat dari samping. Ada dua jenis caster:
a. Caster Positif
Kemiringan poros putar roda (steering axis) dilihat dari samping ke arah belakang
b. Caster Negatif
Kemiringan poros putar roda (steering axis) dilihat dari samping ke arah depan
3. Toe angle
a. Toe-In : Panjang roda bagian depan (A) lebih pendek dibanding pajang roda bagian belakang (B)
b. Toe-Out : Panjang roda bagian depan (A) lebih pan jang dibanding pajang roda bagian belakang (B)
4. Turning Radius
Turning radius merupakan sudut belok roda dalam harus lebih besar dibanding roda luar dan titik sumbuh radius belok harus
satu titik.

Anda mungkin juga menyukai