Anda di halaman 1dari 3

PE 511 NEW FUTURE EXPORT OF INDONESIA

MEMBANGUN KOMITMEN EKSPOR: REMPAH KAYU


MANIS

Oleh:
SAKINA CAHYANI
210660
MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
PESERTA KAMPUS MERDEKA
PROGRAM STUDI INDEPENDEN BERSERTIFIKAT
SEKOLAH EKSPOR
MENJADI EKSPORTIR BARU 4.0
2021
Membangun Komitmen Ekspor: Rempah Kayu Manis

Kata Kunci: Karakteristik Individu, Bangun Komitmen, Pengembangan diri,


Rempah Kayu Manis, Manajemen risiko, Gagasan merdeka ekspor

Setiap individu memiliki karakteristik khas yang melekat dalam diri


masing-masing. Keunikan karakteristik menjadi warna tersendiri sebagai pembeda
mereka dengan individu lain. Ketika berbicara individu, peran penting dalam
bertindak sangatlah diperlukan untuk menentukan arah langkah selanjutnya.
Kemampuan melihat potensi diri, mengakui diri sendiri bisa, dan mengamini
untuk tetap belajar demi pengembangan kemampuan diri adalah jalan terbaik
mengelola skill, knowledge, dan attitude. Namun, teori saja tidak cukup
menerjemahkan pengembangan kemampuan. Dibutuhkan pengaplikasian secara
berkala, alami, dan disengaja untuk membuktikan kita sudah siap membangun
komitmen diri.
Artinya apa? Butuh meyakinkan diri dalam merencanakan jalan yang akan
dilalui. Mental dan pengetahuan haruslah berjalan beriringan. Kedepan kita tidak
tau risiko seperti apa yang datang menyerang mental ini. Sebagai persiapan agar
melek dengan kemungkinan-kemungkinan buruk yang datang menghampiri
diperlukan kerjasama diri seperti motivasi dari dalam dan selalu mencari inspirasi
untuk bangkit kembali. Apabila kemampuan manajemen risiko sudah dikuasai dan
dapat terkontrol siap-siaplah untuk membangun komitmen diri.
Kesadaran diri untuk maju dan terus berprogress adalah bentuk kerjasama
internal yang patutnya diapresiasi. Bagaimana mengaplikasikan kesadaran diri
tersebut agar impact-nya dapat dirasakan? Tentunya dengan melek, bukan sekadar
mimpi atau angan-angan kosong. Berdamai bersama diri sendiri bisa berujung
peningkatan niat untuk membangun sesuatu yang lebih bermanfaat dari apa yang
kita lakukan sebelumnya. “Sudah siapkah kalian untuk mengeksekusi niat?”
adalah bentuk pertanyaan pembetulan dan penegasan bahwa komitmen
membangun bisnis sudah tertanam. Tumbuhnya kesadaran diri sendiri
memperlihatkan seperti apa langkah selanjutnya.
Seiring berjalannya waktu, berjalannya proses, dan berlakunya setiap
pengalaman-pengalaman dalam membangun bisnis. Kerap kali terbayang akan
pikiran-pikiran yang bisa saja membuat komitmen awal agak goyah. Berjalan
sambil meraba sebagai salah satu cara meminimalkan benturan dalam berbisnis.
Jika ada benda tajam yang melewati tangan, dipastikan sakitnya hanya merasa
sedikit, konsep ini cocok dalam meminimalisir ketakutan menghadapi tantangan
yang ada. Bukan hanya itu, jika kalian termasuk tipe petarung yang tak kenal
benturan, pasti setinggi apapun rintangan, tantangan, mudah saja dipikiran karena
rasa takut akan benturan sudah dilalui atau memang sudah siap dengan semua
risiko. Tipe ini didominasi oleh pejuang-pejuang tak kenal hujan.
Kesadaran diri sudah terlihat, niat tertanam dengan matang dan
kemampuan manajemen risiko dan segala tantangan yang akan ada dipersiapkan
matang sebelum semuanya datang menghampiri. Semuanya dilakukan demi
menjaga konsistensi diri dalam membangun komitmen. Tentu bukan hanya
perkataan saja bahwa saya sudah siap akan segala risiko. Bekal akan kemampuan
diri berupa skill, knowledge and attitude perlu dikuasai. Pelajari bisnis apa yang
akan dibangun, skill apa saja yang diperlukan untuk meningkatkan bisnis tersebut
dan tetap jaga sikap dalam menjalin komunikasi sesama sebagai pelaku bisnis.
Tumbuhnya komitmen diri untuk membangun bisnis ekspor, memerlukan
eksekusi berupa keiapan focus pada bidang ekspor jenis apa. Seperti pada
komoditas rempah. Indonesia kaya akan tanaman rempah-rempah yang tumbuh
dengan penuh ciri khas dari rempah lain di dunia. Khususnya kayu manis, Jambi
menjadi salah satu daerah terkenal akan potensi rempah kayu manis. Aroma yang
dihasilkan sangatlah khas. Oleh karena itu, Rempah kayu manis dapat dijadikan
sebagai bahan kesiapan membangun komitmen eskpor di bidang rempah dengan
mempelajari detail dari tanaman hingga perlakuan ekspornya nanti. Tentu banyak
sekali harapan-harapan dan tantangan dalam membangun komitmen ekspor,
makanya perlu dipersiapkan sedini mungkin.
Pengembangan kemampuan diri dalam membangun komitmen ekspor
memerlukan juga kesiapan mental. Kesiapan mental disini sangat erat hubungan
dengan kemampuan manajemen risiko. Mental pebisnis harus kuat dna terlatih.
Jatuh - cari inspirasi dan bangkitlah. Didepan sana jalan masih terbuka lebar,
perlahan mulai merangkak lagi karena bisnis penuh akan risiko. Maka dari itu,
dibutuhkan mental yang siap untuk membangun komitmen ekspor.
Kemampuan manajemen risiko memang harus tumbuh dari jiwa-jiwa
pemuda Indonesia. Kita lahir dari bangsa pejuang, pahlawan kita rela berkorban
dengan senjata sederhana dalam memerdekakan negeri ini. Sesuatu yang patutnya
menjadi bahan renungan bagi anak muda jaman sekarang. Bentuk perjuangan saat
ini bukan lagi perkara memperoleh dan merebut kemerdekaan dari bangsa lain.
Melainkan, perjuangan dalam mempertahankan negara untuk bisa bersanding
dengan raksasa ekonomi dunia. Optimismes anak muda dalam mengantarkan
Indonesia menjadi bangsa raksasa adalah bentuk kemauan diri membangun
komitmen. Komitmen untuk menjadi eksportir menjadi salah satu langkah yang
patutnya diapresiasi bersama. Ekspor indonesia harus berjaya. Indonesia punya
segalanya, segala yang ada di Indonesia belum tentu dimiliki negara maju di
luaran sana. Bangga lah menjadi anak muda Indonesia. Bangun komitmen dan
berkolaborasi bersama negeri ini untuk menjadi bagian dari perjalanan manis
menuju bangsa besar yang dihuni oleh eksportir muda.

Anda mungkin juga menyukai