Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecerdasan wirausaha (entrepreneurial intelligence) bukan sekedar keterampilan
membangun bisnis semata, tetapi lebih dari itu adalah segala pola piker dan pola tindak
yang menghasilkan kreativitas dan inovasi yang bertujuan untuk senantiasa memberikan
nilai tambah dari setiap sumber daya yang dimiliki seorang pemilik IKM.

Kelima kecerdasan yang mendukung kecerdasan wirausaha yaitu kecerdasan


finansial, kecerdasan adversity, kecerdasan nalar, kecerdasan emosional, dan kecerdasan
spiritual itulah yang akan mendukung bagaimana seorang wirausahawan mengatur
usahanya guna memiliki kinerja yang tinggi.

Sebagai seorang wirausaha tentunya sangat penting untuk mempelajari hal-hal


yang berkaitan dengan keberlangsungan usahanya mengasah jiwa yang enterpreur yang
lebih baik, agar usaha yang dijalankan tetap berjalan.

Jiwa kreatif merupakan kunci utama dalam menggapai sebuah kesuksesan. Ketika
seseorang memiliki jiwa kreatif, maka tentu akan terus berkarya. Kreatifitas dari
wirausahawan sangat dibutuhkan dalam dunia usaha karena semakin meningkatnya
persaingan dari berbagai lingkungan bisnis. Setiap orang harus berani memulai atau
mengembangkan bisnisnya sendiri. Hal inilah yang disebut keceerrdasan wirausaha yang
memiliki Entre-Q selalu mengedepankan semangat dan kecerdasan setiap menghadapi
tantangan, hal ini biasanya dibangun melalui pemikiran-pemikiran dari wirausahawan
tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kecerdasan wirausaha?
2. Apa yang dimaksud kecerdasan finansial?
3. Apa yang dimaksud kecerdasan adversity?
4. Apa yang dimaksud kecerdasan nalar?
5. Apa yang dimaksud kecerdasan emosional?
6. Apa yang dimaksud kecerdasan spirritual?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan wirausaha.
2. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan finansial.
3. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan adversity.
4. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan nalar.
5. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan emosional.
6. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan spiritual.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kecerdasan Wirausaha
Kecerdasan kewirausahaan (entrepreneurial intelligence atau Entre-Q)
yaitu bagaimana seorang wirausahawan dapat mengendalikan kehidupannya dengan
secara finansial, emosional, social dan spiritual baik dimasa kini maupun dimas depan
(Muljani dan Nagel, 2013).
Kecerdasan wirausaha (entrepreneurial intelligence) bukan sekedar keterampilan
membangun bisnis semata, tetapi lebih dari itu adalah segala pola piker dan pola tindak
yang menghasilkan kreativitas dan inovasi yang bertujuan untuk senantiasa memberikan
nilai tambah dari setiap sumber daya yang dimiliki seorang pemilik IKM. Kelima
kecerdasan yang mendukung kecerdasan wirausaha yaitu kecerdasan finansial,
kecerdasan adversity, kecerdasan nalar, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual
itulah yang akan mendukung bagaimana seorang wirausahawan mengatur usahanya guna
memiliki kinerja yang tinggi.
Seorang wirausahawan yang memiliki kecerdasan yang optimal akan memiliki
peluang untuk mencapai kesuksesan. Dalam hal ini terdapat perbedaan anatara kecerdasan
emosional dan kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh seorang merupakan bakat
turunan yang tidak dapat untuk diubah, serta merupakan ciri bawaan seseoarang sejak
lahir. Sedangkan yang dimaksud dengan kecerdasan emosional adalah jemvbatan (gate)
anatara apa yang seseorang tersebut ketahui dengan apa yang seseorang tersebut lakukan.
Emosi bisnis bagi seorang wirausahawan sangat penting, dalam hal ini emposi
yang bersifat positif. Emosi dapat memacu seseorang untuk melakukan proses kreativitas
dan inovasi. Emosi yang utama dalam kesuksesan wirausaha adalah antusiasme. Bisnis
tanpa disertai dengan emosi seolah tidak memiliki gairah. Hal tersebut yang membuat
individu tidak memiliki nyali dan kebetranian untuk melakukan kegiatan berwirausaha,
apalagi bersaing dengan wirausahawan lain yang sama-sama menjual produk yang
sejenis. Mereka yang bisa eksis dan bertahan dalam melakuakn usaha bisnis adalah
mereka yang menang dalam persaingan.
Jiwa kreatif merupakan kunci utama dalam menggapai sebuah kesuksesan. Ketika
seseorang memiliki jiwa kreatif, maka tentu akan terus berkarya. Kreatifitas dari
wirausahawan sangat dibutuhkan dalam dunia usaha karena semakin meningkatnya
persaingan dari berbagai lingkungan bisnis. Setiap orang harus berani memulai atau
mengembangkan bisnisnya sendiri. Hal inilah yang disebut kecerdasan wirausaha atau
entrepreneurial quotient (Entre-Q). Sebagian besar wirausaha yang memiliki Entre-Q
selalu mengedepankan semangat dan kecerdasan setiap menghadapi tantangan, hal ini
biasanya dibangun melalui pemikiran-pemikiran dari wirausahawan tersebut.

B. Kecerdasan Finansial
Kecerdasan finansial adalah istilah yang relatif baru muncul. Pada dasarnya
kecerdasan finansial adalah kecerdasan untuk mengelola sumber daya
(resources)potensial menjadi kekayaan reel, kemudian mengolah kekayaan menjadi
kekayaan yang lebih banyak lagi.
Kecerdasan finansial adalah kemampuan untuk bias memahami, membedakan,
dan menarik kesimpulan dari komponen keuangan yang ada. 4 dasar kecerdasan finansial
menurut rich dad, antara lain :
1. Paham Perbedaan Antara Aset dan Kewajiban
2. Arus Kas vs Keuntungan Modal
3. Memanfaatkan hutang agar lebih Makmur
4. Membuat keputusan finansial sendiri

Kecerdasan finansial merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan,


kecerdasan finansial menekankan pada pengelolaan asset pribadi. Setiap individu harus
memiliki suatu pengetahuan dan keterampilan untuk mengelola sumber keuangan
pribadinya seacara efektif demi kesejahteraan nya. Dalam pengeloaan keuangan tersebut
akan menghasilkan Keputusan dalam penggunaan atau alokasi dana yang dimiliki.
Keputusan keuangan jangka pendek seperti Tabungan atau pinjaman, Keputusan
keuangan jangka Panjang seperti perencanaan pension dan perencanaan Pendidikan untuk
anak-anaknya. Pengambilan Keputusan yang cermat dan efisien, maka penting bagi
individu untuk faham tentang literasi keuangan.

Literasi keuangan merupakan seperangkat keterampilan dan pengethuan yang


memungkinkan seorang individu untuk membuat Keputusan dan efektif dengan semua
sumber daya keuangan mereka (manurung 2009:24). Literasi keuangan dapat mengetahui
kemampuan seorang individu untuk mengambil Keputusan dalam hal pengaturan
keuangan pribadinya. Literasi keuangan sebagai Upaya untuk meningkatkan kepekaan
Masyarakat terhadap sektor jasa keuangan, yang diawali dengan mengetahui, kemudian
meyakini, hingga menjadi terampil untuk terlihat aktif, Masyarakat lebih mengetahui
peran dari sektor jasa keuangan sepereto bidang perbankan, perasuransian, Lembaga
pemnbiayaan, dana pension, pasar modal dan pegadaian (ilham 2014).
Langkah-langkah untuk meningkatkan keceerrdasan finansial antara lain :
1. Mengontrol Arus Uang, berapa uang yang miliki, berapa jumlah uang yang
dibelanjakan. Apa saja yang terrmasuk pengeluaran rutinmana pos terbesar tempat
bias akita membelajakan uang. Jika kamu bisa mengatur keuangan dengan baik,
bukan tidak mungkin kalua kamu juga bisa mengerti dan faham tentang cara investasi
mudah.
2. Hindari Perilaku Konsumtif, beberapa dari kita pastinya mudah sekali untuk
membelanjakan uang.
3. Hidupkan semangat Enterpreneurship, boleh saja bercita-cita untuk menjadi orang
kaya dan menjadikannya salah satu tujuan dalam hidup kita.
4. Melek investasi, investasi bukan hanya monopoli pebisnis. Siapapun bisa memulai
dengan modal berapa saja asal dengan sungguh-sungguh.

C. Kecerdasan Adversity
Kecerdasan adversitas (adversity qoutient) adalah kemampuan orang untuk
mengubah tantangan menjadi peluang. Adversity quotient (AQ) adalah suatu
konsepmengenai ketahanan individu dalam menghadapi berbagai kesulitan di
berbagaiaspek kehidupannya.
Adversity quotient adalah kecerdasan yang dimilki seseorang untuk mengatasi
kesulitan dan sanggup untuk bertahan hidup,dalam hal ini tidak mudah menyerah dalam
kesulitan hidup. Menurut Stolzt (2000), defenisi AQ dapat dilihat dalam tiga bentuk yaitu:
1. Adversity quotient (AQ)
Adalah suatu konsep kerangka kerja guna memahamidan meningkatkan semua segi
dari kesuksesan.
2. Adversity quotient (AQ)
Adalah suatu pengukuran tentang bagaimana seseorang berespon terhadap kesulitan.
3. Adversity quotient (AQ)
Merupakan alat yang didasarkan pada pengetahuan sains untuk meningkatkan
kemampuan seseorang dalam berespon terhadap kesulitan.Peran Adversity quotient
(AQ) sangat penting dalam mencapai tujuan hidup atau memperhatikan visi
seseorang, Adversity quotient (AQ) digunakan untuk membantu individu memperkuat
kemapuan dan ketekunannya dalam menghadapi tantangan hidup sehari-hari, sambil
tetap berkembang pada prinsip dan impian yang menjadi tujuan.
Peran Adversity quotient (AQ) sangat pentingb dalam mencapai tujuan hidupatau
mempertahankan visi seseorang, Adversity quotient (AQ) digunakan untuk membantu
individu memperkuat kemampuan dan ketekunannya dalam menghadapi tantangan hidup
sehari-hari, sambil tetap berkembang pada prinsip dan Impian yang menjadi tujuan.

D. Kecerdasan Nalar
Kecerdasan nalar atau yang bisa disebut kecerdasan intelektual adalah kecerdasan
yang berhubungan dengan pengembangan tingkat kemampuan dan kecerdasan otak,
logika atau 1Q. Kecerdasan intelektual sangat erat kaitanya dengan proses berpikir atau
kecerdasan pikiran yang disebut disebut dengan aspek kognitif. Dalam aspek ini
seseorang dipaksa untuk mempertimbangkan sesuatu,memecahkan atau memutuskan
sesuatu masalah dengan menggunakan pikiran yang logis (logika).
IQ adalah kemampuan nalar, atua ;pikiran orang sering menyebutkan dengan kemampuan
otak kiri. Yaitu kemampuan kita untuk mengetahui, memahami, menganalisis,
menentukan sebab akibat, berfikir abstrak, berbahasa, memvisualkan sesuatu. Di zaman
dulu IQ dijadikan ukuran utama kecerdasan seseorang. Baru kemudian disadari bahwa
konsep ndan Batasan-batasan diatas seperti itu mempersempit kecerdasan tersebut. Otak
kiri bertanggungjawab untuk “pekerjaan” verbal, kata-kata, Bahasa, angka-angka,
matematika, urut-urutan, logika, Analisa dan penilaian dengan cara berfikirlinier. Melatih
dan membelajarkan otak kiri akan membangun kecerdasan intelektual (IQ) otak kanan
bertanggungjawab dan berkaitan dengangambar, warna, music, emosi, seni/artistic,
imajinasi, kreativitas dan intuitif.

E. Kecerdasaan Emosional
Kecerdasan emosional (emotional quotient, disingkat EQ) adalah pengetahuan
mengenai diri sendiri, kesadaran diri, kepekaan social, empati dan kemampuan untuk
berkomunikasi cdengan baik dengan orang lain. Kecerdasan Emosi adalah kepekaan
mengenai waktuyang tepat, kepaptutan secara social, dan kenberanian untuk mengakui
kelemahan, memyatakan dan menghormati perbedaan. EQ digambarkan sebagai
kemampuan otak kanan dan di nanggap lebih kreatif, temnpat intuisi, pengindraan, dan
bersifat holistic atau menyeluruh.
Kecerdasan emosional (emotional quotient, disingkat EQ) adalah kemampuan
seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang
lain di sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadapi informasi akan
suatu hubungan. Sedangkan, kecerdasan (intelijen) mengacu pada kapasitas untuk
memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan. Menurut Howard Gardner (1983)
terdapat lima pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang,yakni mampu menyadari
dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu
merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, serta dapat menggunakan
emosi sebagai alat untuk memotivasi diri.
Penggabungan pemikiran (otak kiri dan perasaan (otak kanan) akan menciptakan
keseimbangan, penilaian dan kebijaksanaan yang lebih baik. Dalam jangka Panjang
kecerdasan emosional akan merupakan penentu keberhasilandalam berkomunikasi, relasi
dalam kepemimpinan dibandingkandengan kecerdasan intelektual (nalar).
Seseoarang yang memilki IQ tinggi tetapi memiliki kecerdesan emosionalnya
(EQ) rendah, dia tidak tahu bagaimana membangun hubungan dengan orang lain. Orang
itu mungkin akan menutupi kekurangannya itu dengan bersandar pada kemampuan
intelektualnya dan akan mengandalkan posisi formalnya.
John D Mayer dari University of New Hampshire menyampaikan bahwa
kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memikirkan dan menggunakan
emosi untuk meningkatkan kemampuan berfikir.
Tahap pertama adalah merasakan emosi, yakni kemampuan untuk
mengidentifikasi emosi

Anda mungkin juga menyukai