Anda di halaman 1dari 2

Korupsi Defensif

Korupsi defensif sering disebut juga korupsi untuk bertahan.


Korupsi defensif adalah perilaku korban pemerasan.
Tindakan korupsinya dilakukan untuk mempertahankan diri.
Pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna mencegah kerugian yang
mengancam dirinya, kepentingannya, atau orang dan hal yang dihargainya.
Ketika seorang pejabat korup yang tindakan korupsinya terbongkar oleh orang
lain, orang yang mengetahui korupsi memanfaatkan kondisi dengan meminta
uang dalam jumlah besar.
Biasanya disertai ancaman akan melaporkan korupsinya kepada pihak berwajib
apabila permintaannya tidak dipenuhi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korupsi Defensif dan
Contohnya", Klik untuk
baca: https://nasional.kompas.com/read/2022/02/03/01300031/korupsi-defensif-
dan-contohnya.

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6


Download aplikasi: https://kmp.im/app6

Contoh Korupsi Defensif


Pemberian barang atau jasa kepada pelaku pemerasan seolah-olah menjadi
alasan pembenaran bagi korban pemerasan untuk melakukan tindak korupsi.

Salah satu contoh korupsi defensif yang dekat dengan masyarakat adalah dalam
kasus tilang menilang oleh polisi lalu lintas.
Seorang polisi menangkap seorang pengendara karena menerobos lampu merah.
Secara prosedural, seharusnya pengendara tersebut menerima surat tilang untuk
mengikuti sidang di pengadilan.
Oknum polisi tersebut menawarkan cara cepat dengan meminta sejumlah uang
tunai kepada pengendara. Pengendara tersebut mengetahui bahwa tindakan
polisi tersebut salah dan melanggar hukum.
Pengendara merekam pembicaraan polisi tersebut dengan telepon genggamnya.
Lalu mengancam akan melaporkan tindakan polisi tersebut kepada pimpinannya
jika polisi tersebut tidak memberi sejumlah uang.
Demi melindungi diri dan pekerjaannya, oknum polisi lalu lintas yang merasa
terancam memberi si pengendara sejumlah uang yang diminta.
Tindakan oknum polisi lalu lintas ini merupakan tindakan korupsi defensif.
Korupsi defensif juga sering terjadi pada kasus pembukaan perkebunan sawit.
Dalam pengurusan izin usaha perkebunan, pengusaha harus berurusan dengan
pejabat pengawas.
Ketika pengusaha melakukan penebangan liar tanpa memiliki izin pemanfaatan
kayu, mereka sering memberi suap kepada pejabat pengawas untuk mencegah
masalah yang akan ditimbulkan oleh pejabat pengawas.

Anda mungkin juga menyukai