Anda di halaman 1dari 4

SPO PEMERIKSAAN STUNTING DAN WASTING DI RAWAT JALAN

No Dokumen No. Revisi : Halaman

RSUKMCL/SPO/PROGNAS/ 00 1/1
RSU KMC LURAGUNG
JL. Raya Luragung – Desa
Cirahayu, Kecamatan
Luragung,
Kuningan
Ditetapkan,
Tanggal terbit Direktur RSU KMC Luragung

01 Oktober 2019
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR

dr.SYARIF HIDAYAT,MARS
NIP 1010.03.01.001
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang
disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang
cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan
pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih
rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
1. PENGERTIAN Wasting adalah kondisi kekurangan gizi yang disebabkan
tidak terpenuhinya asupan nutrisi atau adanya penyakit
pada anak. Kondisi ini bisa menyebabkan berat badan
anak berkurang drastis atau berada di bawah angka
normal.
Menurut standar baku WHO.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk deteksi dini kasus
2. TUJUAN
stunting dan wasting.
Peraturan Presiden RI Nomor 72 tahun 2021 tentang
3. KEBIJAKAN
Percepatan Penurunan Stunting.
Alat dan bahan
1. Stature meter atau neonatal stadimeter
2. Timbangan atau baby scale
4. PROSEDUR
3. Table TB dan BB WHO sesuai jenis kelamin dan usia anak
4. Kalkulator

SPO PEMERIKSAAN STUNTING DAN WASTING DI RAWAT JALAN


No Dokumen No. Revisi : Halaman

RSUKMCL/SPO/PROGNAS/ 00 2/3
RSU KMC LURAGUNG
JL. Raya Luragung –
Desa Cirahayu,
Kecamatan Luragung,
Kuningan
Teknik pemeriksaan :
4. PROSEDUR 1. Jelaskan kepada ibu atau wali pasien mengenai jenis dan
prosedur pemeriksaan yang dilakukan.
2. Ukur panjang/tinggi badan anak dengan menggunakan
neonatal stadiometer/meteran sesuai usia.
Apabila pemeriksaan menggunaan neonatal stadiometer :
a. Baringkan anak di atas neonatal stadiometer
b. Minta orangtua/ wali pasien untuk memegang kepala
bayi agar tidak bergerak.
c. Rentangkan kaki hingga lurus sempurna
d. Ukur panjang badan mulai dari ujung kaki ke kepala.
e. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali dan diambil rata-
rata untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Apabila pemeriksaan menggunakan meteran dinding :


a. Minta pasien berdiri tegak dengan tumit menempel pada
lantai dan pandangan lurus ke depan.
b. Ukur tinggi badan pasien dan mata pemeriksa harus
sejajar atau lebih tinggi dari badan pasien kemudian catat
hasilnya.

3. Petakan tinggi badan pasien pada kurva tinggi badan sesuai


jenis kelamin dan usia.
4. Ukur Berat badan(BB) pasien menggunakan
timbangan/baby scale sesuai usia pasien.
Apabila menggunakan baby scale :
a. Sebelum pasien ditempatkan diatas baby scale, letakkan
di tempat datar dab kalibrasi dititik nol
b. Minta orang tua untuk melepas jaket dan popok sekali
pakai pasien. Idealnya pasien tidak mengenakan pakaian.
c. Tempatkan pasien di atas baby scale
d. Ukur berat badan pasien dan catat hasilnya.
SPO PEMERIKSAAN STUNTING DAN WASTING DI RAWAT JALAN

No Dokumen No. Revisi : Halaman

RSU KMC LURAGUNG RSUKMCL/SPO/PROGNAS/ 00 3/4

JL. Raya Luragung –


Desa Cirahayu,
Kecamatan
Luragung,
Kuningan

Apabila menggunakan timbangan :


4.PROSEDUR a. Minta pasien untuk mengenakan pakaian seminimal
mungkin dengan melepas alas kaki, jaket atau tas yang dapat
mempengaruhi hasil pengukuran.
b. Minta pasien naik ke atas timbangan. Posisi tubuh berdiri
tegak pandangan lurus kedepan.
c. Ukur BB dan catat hasilnya.

5. Dokumentasi harus mencakup tanggal pemeriksaan

Interpretasikan hasil yang didapatkan.

Kurva Pertumbuhan berdasarkan WHO

Catatan:
1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini
masih normal.

2. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah


pertumbuhan tetapi lebih baik jika diukur menggunakan
perbandingan berat badan terhadap panjang / tinggi atau IMT
terhadap umur.
SPO PEMERIKSAAN STUNTING DAN WASTING DI POLI ANAK

No Dokumen No. Revisi : Halaman

RSUKMCL/SPO/ 00 4/4
RSU KMC LURAGUNG PROGNAS/
JL. Raya Luragung –
Desa Cirahayu,
Kecamatan Luragung,
Kuningan
3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan risiko gizi lebih.
4.PROSEDUR Jika semakin mengarah ke garis Z skor 2, risiko gizi lebih semakin
meningkat.
4. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat
pendek memiliki gizi lebih.
5. Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan
IMCI (Integrated Management of Childhood Illness in-service
training. WHO, Geneva, 1997)

1. Instalasi rawat jalan


2. Bagian Pelayanan
5. UNIT TERKAIT 3. Bagian keperawatan

Anda mungkin juga menyukai