RESUME MATERI DAN KEGIATAN KURSUS MAHIR DASAR (KMD)
PRAMUKA TINGKAT PENGGALANG TAHUN 2021
SMPN 2 LABAKKANG KAB. PANGKEP Nama: Afrisal, S.Pd.I SMPN 3 Labakkang Kelompok 5 Arung Palakka HARI PERTAMA (1) Hari ini, tepatnya Senin, 13 Desember 2021 pukul 06.31 pagi. Saya telah siap berangkat ke lokasi pelatihan kursus mahir dasar (KMD) tingkat penggalang yang bertempat di SMPN 2 Labakkang, di Desa Taraweang Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Kurang lebih 40 menit perjalanan dari Kec. Ma’rang saya telah tiba di lokasi pelatihan, sesampainya di lokasi saya dan teman-teman segera mempersiapkan diri untuk pembukaan kegiatan yg dilaksanakan di lapangan upacara SMPN 2 Labakkang namun terlebih dahulu kami mengikuti tes awal yang dilaksanakan oleh kakak-kakak panitia dan pendamping KMD di ruang kelas untuk menguji pengetahuan awal kami sebelum proses pemberian materi KMD dilaksanakan. Pada saat upacara pembukaan KMD tingkat siaga dan pengggalang, dihadiri oleh para undangan dari unsur Dinas Pendidikan, para Kakak-kakak Pelatih dari Puslatcab, Kwarcab dan kwarrang. Dan yang paling penting dihadiri langsung oleh Kakak Kakak Syahban Sammana selaku Ketua Kwarcab Kab. Pangkep. Upacara pembukaan penuh dengan semangat dan motivasi yang membuat kami jadi semakin antusias mengikuti kegiatan Kursus Mahir Dasar ini. Setelah selesainya pelaksanaan upacara pembukaan latihan, kami dibimbing untuk memasuki ruang kelas dan diberikan arahan oleh kakak pendamping dan beberapa permainan yang seru. Setelah itu kami diarahkan keluar ke lapangan untuk menerima materi pertama, berikut uraian singkat saya terkait materi yang telah saya dapatkan selama 1 hari ini.
1. MATERI PERTAMA: KEPRAMUKAAN, SEJARAH DAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN
Pemateri: Drs. H. Muhammad Afhar B, M.Pd Materi dimulai pukul 13.00-17.00 Masa Hindia Belanda a. Tahun 1908, Mayor Jenderal Robert Baden Powell melancarkan suatu gagasan tentang pendidikan luar sekolah untuk kanak-anak Inggris, dengan tujuan agar menjadi manusia Inggris, warga Inggris dan anggota masyarakat Inggris yang baik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kerajaaan Inggris Raya ketika itu. b. Beliau menulis “Scouting for Boys”, sebuah buku ini berisi pengalaman beliau di alam terbuka bersama Pramuka dan latihan apa yang diperlukan Pramuka. Masa Pendudukan Jepang Pada masa pendudukan Jepang (PD II), penguasa Jepang melarang keberadaan organisasi kepanduan. Tokoh-tokoh kepanduan banyak yang masuk organisasi Seinendan, Keibodan, dan Pembela Tanah Air (PETA). Masa Perang Kemerdekaan Dengan diproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia bahu membahu mempertahankan kemerdekaan. Seiring dengan itu, pada tanggal 28 Desember 1945 di Surakarta berdiri Pandu Rakyat Indonesia (PARI) sebagai satu- satunya organisasi kepanduan di wilayah Republik Indonesia. Masa Pasca Perang Kemerdekaan hingga 1961 a. Setelah pengakuan kedaulatan NKRI, Indonesia memasuki masa pemerintahan yang liberal. Sesuai dengan situasi pemerintahan tersebut maka bermunculan organisasi kepanduan seperti HW, SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Katholik, Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dan lain- lain. b. Menjelang tahun 1961, kepanduan Indonesia telah terpecah-pecah menjadi lebih dari 100 organisasi kepanduan. Suatu keadaan yang melemahkan nilai persatuan dan gerakan kepanduan Indonesia. Organisasi kepanduan pada saat itu terdiri atas satu federasi kepanduan putera dan dua federasi kepanduan puteri, yaitu: Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO), 13 September 1951. Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia (POPPINDO), 1954. Perserikatan Kepanduan Putri Indonesia. c. Dengan bantuan Perdana Menteri Djuanda, tercapailah perjuangan mempersatukan organisasi kepanduan ke dalam satu wadah Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, pada tanggal 20 Mei 1961 yang ditandatangani oleh Ir. Djuanda selaku Pejabat Presiden RI. Pada saat itu, karena Presiden Sukarno sedang berkunjung ke negeri Jepang. Setelah materi pertama selesai, kami beristirahat sejenak dan menuju mushallah untuk melaksakanakan shalat ashar secara berjama’ah, dilanjutkan dengan makan siang bersama. Pukul 17.00-19.00 kami berbenah dan bersiap-siap untuk melaksanakan shalat magrib. Materi selanjutnya dimulai pukul 19.30-21.30.
2. MATERI KEDUA: PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN, METODE KEPRAMUKAAN DAN KIASAN
DASAR Materi dimulai pukul 20.18 PM Pemateri: Hj. SITI MARDAWIAH, S.Pd.,M.Pd TTL: Pangkep, 02 April 1964 Alamat: JL. A. Mappe Mattampa, Kec Bungoro A. PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN Adalah asas yang mendasar yang menjadi dasar dalam berfikir dan bertindak. Prinsip Dasar meliputi nilai dan norma dalam kehidupan seluruh anggota Gerakan Pramuka. Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, menantang yang dilakukan di alam terbuka dengan sasaran akhir pembentukan watak. Prinsip Dasar Kepramukaan mencakup: a. Iman dan takwa kepada tuhan YME. b. Peduli terhadap bangsa, negara, sesama manusia dan alam serta isinya. c. Peduli terhadap diri sendiri. d. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka. B. METODE PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN Metode Kepramukaan adalah cara memberikan pendidikan kepada peserta didik melalui kegiatan yang menarik, menyenangkan dan menantang, yang disesuaikan kondisi, situasi dan kegiatan peserta didik. 1. Metode kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui: a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka; b. Belajar sambil melakukan (learning by doing); c. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi (patrol system); d. Kegiatan yang menarik dan menantang; e. Kegiatan di alam terbuka; f. Kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan; g. Sistem tanda kecakapan; h. Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri; i. Kiasan dasar. 2. Penjelasan Metode Kepramukaan a. Pengamalan Kode Kehormatan Kode Kehormatan Pramuka diamalkan dalam bentuk: 1) Beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing; 2) Menjalankan hidup sehat secara rohani dan jasmani; 3) Memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara; b. Belajar sambil melakukan Belajar sambil melakukan dilaksanakan dengan: 1) Mengutamakan sebanyak-banyaknya kegiatan praktisi pada setiap kegiatan kepramukaan dalam bentuk pendidikan keterampilan dan berbagi pengalaman yang bermanfaat bagi peserta didik; 2) Mengarahkan peserta didik untuk selalu berbuat hal-hal nyata dan memotivasi agar timbul keingintahuan akan hal-hal baru, serta memacunya agar berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan. c. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi. 1) Peserta didik dikelompokkan dalam satuan gerak yang dipimpin oleh peserta didik sendiri; 2) Kegiatan berkelompok memberikan kesempatan belajar memimpin dan dipimpin, mengatur dan diatur, berorganisasi, memikul tanggungjawab, serta bekerja dan bekerja sama dalam kerukunan (gotong royong); 3) Kegiatan berkelompok memberikan kesempatan untuk saling berkompetisi dalam suasana persaudaraan guna menumbuhkan keinginan untuk menjadi lebih baik. d. Kegiatan yang menarik dan menantang. 1) Kegiatan menarik dan menantang merupakan kegiatan yang kreatif, inovatif, rekreatif, dan mengandung pendidikan yang mampu mengubah sikap dan perilaku, menambah pengetahuan dan pengalaman serta meningkatkan kecakapan hidup setiap anggota Gerakan Pramuka. 2) Disselenggarakan dengan memperhatikan tiga pilar pendidikan kepramukaan yakni modern, manfaat, dan taat asas. 3) Diselenggarakan dalam rangka menarik minat kaum muda agar bersedia dan mau bergabung dalam Gerakan Pramuka serta bagi anggota Gerakan Pramuka agar tetap terpikat mengikuti serta mengembangkan kegiatan kepramukaan. e. Kegiatan di Alam Terbuka 1) Kegiatan di alam terbuka merupakan kegiatan rekreatif edukatif dengan mengutamakan kesehatan, keselamatan, dan keamanan. 2) Memberikan pengalaman saling ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya serta mengembangkan suatu sikap bertanggungjawab akan masa depan keseimbangan alam. f. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan. Kehadiran orang dewasa dalam setiap kegiatan kepramukaan dapat berperan sebagai: 1) perencana, organisator, pelaksana, pengendali, pengawas, dan penilai; 2) konsultan dan motivator untuk peserta didik dalam melaksanakan kegiatan; g. Tanda Kecakapan Penghargaan berupa tanda kecakapan bertujuan mendorong dan merangsang peserta didik agar secara sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan nilai- nilai kepramukaan serta memiliki berbagai kompetensi keterampilan. h. Satuan Terpisah 1) Satuan terpisah antara Pramuka putra dan Pramuka putri diterapkan di gugus depan, satuan karya, dan kegiatan bersama. 2) Satuan Pramuka Puteri dibina oleh Pembina Puteri, satuan Pramuka Putera dibina oleh Pembina Putera, kecuali Perindukan Siaga Putera dapat di bina oleh Pembina Puteri. 3) Kegiatan yang diselenggarakan dalam bentuk perkemahan harus dijamin dan dijaga agar tempat perkemahan puteri dan tempat perkemahan putera terpisah. Perkemahan puteri dipimpin oleh pembina puteri dan perkemahan putera dipimpin oleh pembina putera. i. Kiasan Dasar (symbolic frame) 1) Kiasan Dasar adalah ungkapan yang digunakan secara simbolik dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan kepramukaan. 2) Kiasan dasar digunakan untuk mengembangkan imajinasi, sesuai dengan usia perkembangan peserta didik. 3) Kegiatan pendidikan kepramukaan bila dikemas dengan kiasan dasar akan lebih menarik, dan memperkuat motivasi.