Anda di halaman 1dari 11

Nama : Nurhayadin, S.H.

Nim :
Kampus : Universitas Negeri Sebelas Maret

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri (Profesional)

Judul Modul KONSEP DASAR ILMU


KEWARGANEGARAAN
Judul Kegiatan Belajar (KB) KB. 1 Konsep Dasar, Prinsip dan Prosedur
Pembelajaran PPKn
KB. 2 Struktur, Metode dan Spirit Keilmuan
Kewarganegaraan
KB. 3 Konsep Kajian Keilmuan Kewarganegaraan
Berlandaskan Pancasila dan UUD 1945
KB. 4 Isu – Isu Kewarganegaraan
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang dipelajari KB 1 Konsep Dasar, Prinsip dan Prosedur
Pembelajaran PPKn :

Pendidikan Budi Pekerti Sebagai Prakonsepsi PPKn


Di Indonesia, menurut Ki Hajar Dewantara
“Dengan menggagas PPKn sebagai pendidikan
morality menunjukkan bahwa Indonesia punya
konsep khusus dalam mengusung pendidikan
kewarganegaraan yang berfokus pada

pengembangan aspek moral seorang”


Civics Sebagai Bentuk Awal PKn di Indonesia,
Pendidikan Kewarganegaraan (civics education) di
dunia diperkenalkan pada tahun 1790 di Amerika
Serikat dalam upaya membentuk warga negara yang
baik. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di
Indonesia dimulai pada tahun 1957 saat
pemerintahan Sukarno atau yang lebih dikenal
dengan istilah civics.
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan resmi
masuk dalam kurikulum sekolah pada tahun 1968.
Saat terjadi pergantian tahun ajaran yang pada
awalnya Januari-Desember dan diubah menjadi Juli-
Juni pada tahun 197.

Nama pendidikan kewarganegaraan diubah oleh


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP).
Kemudian 8 mata pelajaran PMP diubah lagi pada
tahun 1994 menjadi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn). Pada era Reformasi
PPKn diubah menjadi PKn.

Kecakapan dan kemampuan penguasaan


pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge)
yang terkait dengan materi inti Pendidikan
Kewarganegaraan (Civic Education) antara lain
demokrasi, hak asasi manusia dan masyarakat
madani (Civil Society).

Kecakapan dan kemampuan sikap


kewarganegaraan (Civic Dispositions) antara lain
pengakuan kesetaraan, toleransi, kebersamaan,
pengakuan keragaman, kepekaan terhadap masalah
warga negara antara lain masalah demokrasi dan
hak asasi manusia.

Kecakapan dan kemampuan mengartikulasikan


keterampilan kewarganegaraan (Civil Skills) seperti
kemampuan berpartisipasi dalam proses pembuatan
kebijakan publik, kemampuan melakukan kontrol
terhadap penyelenggara negara dan pemerintah.

PPKn Sebagai Pendidikan Nilai dan/atau Moral


Pendidikan nasional Indonesia berlandaskan pada
falsafah Pancasila yang mendasari sistem
pendidikan di sekolah dan memiliki peran besar
dalam sumbangsi pendidikan berbasis nilai atau
moral.

Pendekatan nilai moral Mengembangakan materi


pembelajaran dengan pendekatan nilai moral artinya
menjadikan suatu nilai sebagai dasar
pengembangan.

Pendekatan multidimensional Pengembangan materi


pembelajaran diupayakan mampu membentuk
keseluruhan dimensi peserta didik. Pendekatan
berpusat pada siswa (student centered) Materi
pembelajaran yang dikembangkan mampu memicu
ke arah pembelajaran aktif siswa. PPKn Sebagai
Pendidikan Hukum; Indonesia telah menetapkan
sebagai negara rechtsstaat dan bukan machstaat,
sebagaimana tertuang dalam penjelasan umum
UUD 1945 NKRI sebelum dan sesudah perubahan.
PPKn memiliki kecenderungan ilmu yang
multifacet dengan konteks lintas bidang keilmuan
yang disebut interdisipliner dan multidimensional.
PPKn Sebagai Pendidikan

Politik. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


(PPKn) merupakan program pendidikan yang
menerapkan fokus bidang kajiannya pada kajian
politik kewarganegaraan atau sebagai pendidikan
demokrasi bagi warganegara. Prinsip Pembelajaran
PPKn, PPKn sebagai tradisi social studies Social
Studies adalah nama atau istilah yang digunakan
oleh lembaga pendidikan di negara lain terutama di
negaranegara Barat

Social Studies as Citizenship Transmission, Tujuan


transmisi kewarganegaraan adalah agar siswa
mempelajari dan meyakini konsep kewarganegaraan
yang diajarkan.
Social Studies Taught as Social Science,
Kedudukan ilmu sosial memiliki tradisi yang
berbeda dan me-mungkinkan mengakomodasi
peristiwa, orang-orang, karya teoritis, dan
pernyataan-pernyataan pejabat tertentu yang
memberi kontribusi terhadap tradisi.

Social Studies Taught as Reflective Inquiry,


Reflective Inquiry merupakan tradisi pembelajaran
berdasarkan pada kedudukan filsafat yang berakar
pada masa lalu.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan


bidang kajian yang bersifat multifacet dengan
konteks lintas bidang keilmuan

Pancasila sebagai prinsip utama dalam


pembelajaran PPKn 21 Pembelajaran PPKn
merupakan pembelajaran yang menekankan pada
konteks transfer morality.

PPKn mengusung konsep transfer nilai-nilai


Pancasila ke dalam struktur keilmuannya yang
hendak diberikan kepada peserta didik atau warga
Negara.

Prosedur Proses Pembelajaran PPKn 1. Dasar Dan


Arah Rekonstruksi Pembelajaran PPKn di Sekolah
Sistem pendidikan nasional sebagaimana termaktub
Pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi
dasar dari pendidikan secara nasional. Hal ini
sebagai konstelasi utuh dalam sistem pendidikan
nasional.

Pendidikan kewarganegaraan merujuk pada esensi


yang termaktub dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 37
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasan Pasal


37. Dinyatakan dengan tegas bahwa: “...pendidikan
kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air”.

pembelajaran PPKn di tingkat menengah dari dasar


dan atas maka pembelajaran PPKn merupakan
pembelajaran yang berkonsepkan deep knowledge
dan constructed knowledge. Kemudian

pembelajaran PPKn juga harus bersendikan pesan


moril bapak pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu
pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan
memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),
membangun kemauan (ing madyo mangun karso),
dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran (tut wuri handayani).
Pembelajaran PPKn yang berlandaskan pada
nilainilai Pancasila, dimana seorang guru juga harus
mampu menyusun perangkat pembelajaran yang
memungkinkan untuk dapat membentuk peserta
didik yang cakap kompetensinya dan menjadi
lulusan yang kompeten.

KB 2 Struktur, Metode dan Spirit Ilmuan


Kewarganegaraan :

Struktur Keilmuan Kewarganegaraan, PPKn di


Indonesia berfokus pada pendidikan politik bagi
warganegara, pendidikan hukum bagi warga negara,
dan pendidikan moral bagi warganegara. proporsi
keilmuan yang terdiri atas ilmu politik, ilmu hukum,
dan filsafat moral atau filsafat Pancasila, PPKn
menjadi suatu program yang ilmunya termasuk ke
dalam tradisi ilmu sosial melalui kajian pokok ilmu
politik yang berfokus pada demokrasi politik untuk
hak dan kewajiban. Pembelajaran PPKn yang salah
satunya juga termasuk ke dalam salah satu tradisi
ilmu sosial yaitu citizenship transmission. Struktural
dan
fungsional yang demikian mencakup beberapa
komponen kompetensi yaitu civics knowledge
(pengetahuan warganegara), civics skill
(keterampilan kewarganegaraan), dan civics
disposition (watak warganegara). Kedudukan ilmu
hukum di dalam pembelajaran PKn merupakan
patronasi untuk keilmuan PKn dalam konteks rule
of law dan law enforcement (penegakannya).

Komponen Pertama Civic Knowledge, “berkaitan


dengan kandungan atau nilai apa yang seharusnya
diketahui oleh warganegara”.

Komponen Kedua, Civic Skill meliputi


keterampilan intelektual (intellectual skills) dan
keterampilan berpartisipasi (participator), dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Komponen Ketiga, civic disposition (watak-watak


kewarganegaraan) merupakan dimensi yang paling
substantif dan esensial dalam mata pelajaran PKn.
Secara konseptual, PKn memiliki objek kajian
pokok ilmu politik, demokrasi politik (political
democracy) untuk aspek hak dan kewajiban (duties
and rights of citizen).

Struktur keilmuan yang berorientasi pada substansi


dan urgensi moralitas pribadi manusia yang beradab
sesuai dengan esensi dari aktualisasi Pancasila,
UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI

Pembelajaran PPKn berbasis portofolio merupakan


metode pembelajaran untuk pembentukan warga
negara demokratis,

Spirit Kewarganegaraan Konseptualisasi PPKn


yang mengarah pada tradisi citizenship transmission
menjadikan PPKn dilihat dari kacamata historis
sebagai suatu pendidikan yang
berkonsentrasi pada pembentukan cultural unity
(kebangsaan) yang cinta akan nilai luhur bangsanya
sendiri, Historis dan Pedagogis Spirit
Kewarganegaraan Indonesia Indonesia mengawali
pendidikan kewarganegaraan dengan konsep civics
sebagai generasi pertama pendidikan bagi
warganegara Indonesia yang dimulai sekitar tahun
1960-an. Sejarah Kelahiran Pancasila Sebagai
Aktualisasi Spirit Kewarganegaraan di Indonesia
Urgensi dan esensi Pancasila tentu telah menjadi
suatu kekuatan spesial bagi bangsa Indonesia dilihat
dari aspek historisnya. Kausalitasnya memberikan
semangat ekstra bagi bangsa Indonesia untuk
menjadi bangsa yang beradab, berAkhlak mulia
atau bermoral. Hakikat UUD 1945 Sebagai Kaidah
Fundamental Bagi Warganegara Indonesia, UUD
1945 sebagai konstitusi Indonesia yang berperan
sebagai dasar hukum Negara yang didalamnya
termuat segenap aspirasi masyarakat Indonesia
dalam membangun bangsa. Pernyataan Indonesia
yang menegaskan sebagai Negara hukum
sebagaimana termaktub di dalam Pasal 1 Ayat (3)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945. Pendidikan kewarganegaraan sendiri sebagai
suatu program pendidikan memiliki peranan yang
penting untuk mendukung hakikat UUD 1945
sebagai kaidah fundamental bagi warga negara
Indonesia

KB. 3 Konsep Kajian Keilmuan


Kewarganegaraan Berlandaskan Pancasila

1. Konsep UUD 1945 Sebagai Landasan


Konstitusional Dalam Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa,
danBernegara

a.
menjembatani nilai-nilai, tujuan-tujuan dan
prinsip- prinsip demokrasi Indonesia.

b.
konstitusi Indonesia atau UUD 1945
dibentuk agar hak-hak asasi manusia dan
didalamnya hak-hak warga negara turut
terjamin dan dilindungi oleh negara.

c. substansi PPKn yang bersumber dari UUD


1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagai hukum dasar yang menjadi
landasan konstitusional kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Konsepsi Sejarah Perjuangan Bangsa


Dalam Perspektif PPKn

- Paradigma pengembangan muatan PKn


a. NKRI
b. Bhineka Tunggal Ika
c. Undang- undang Dasar

d. Pancasila
3. Kewarganegaraan Yang Ber-Bhineka
Tunggal Ika

Substansi yang bersumber dan/atau berkaitan erat


dengan konsep dan makna Bhinneka Tunggal Ika,
sebagai wujud komitmen keberagaman kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
utuh dan kohesif secara nasional dan harmonis
dalam pergaulan antarbangsa.

Berdasarkan hal diatas dapat dilihat bahwa


tantangan bagi pendidikan demokrasi
konstitusional di Indonesia adalah bersistemnya
pendidikan Pancasila dengan keseluruhan upaya
pengembangan kualitas warganegara dan kualitas
kehidupan multikultural yang ber-Pancasila dan
berkonstitusi UUD 1945 Dalam masyarakat ,
berbangsa dan bernegara.

2 Daftar materi yang sulit dipahami


di modul ini 1. konsepsi kewarganegaraan yang tidak lepas
dari interconnection dan interdependensi
mengakibatkan setiap warga dunia akan
menghadapi berbagai isu-isu
kewarganegaraan

2. Kewarganegaraan Yang Ber-Bhineka


Tunggal Ika
3 Daftar materi yang sering 1. Profesionalisme guru PPKn dalam Bhineka
mengalami miskonsepsi Tunggal Ika

Anda mungkin juga menyukai