E-KINERJA
E-Kinerja atau modul E-Kinerja Merupakan aplikasi yang digunakan sebagai alat penilaian kinerja
bagi seluruh pegawai di LLDikti Wilayah XIII. Komponen modul e-kinerja ada tiga yaitu :
• Penetapan target kerja
Target kinerja setiap pegawai ditentukan berdasarkan koordinasi dengan atasan langsung
diluar sistem (tatap muka) dengan membawa form koordinasi yang dicetak melalui sistem
dan hasil koordinasi tersebut diinputkan kedalam sistem oleh pegawai yang bersangkutan.
• LKH (laporan kerja harian)
Laporan Kerja Harian adalah uraian pekerjaan yang dilaporkan pada hari kerja berjalan dan
pelaporannya masih dapat dilakukan paling lambat pada h+2 hari kerja. Pegawai dapat
melaporkan pekerjaannya apabila telah memiliki target yang disetujui atasan.
LKH dibagi dua yaitu LKH tugas pokok yang dilaporkan berdasarkan tupoksi pegawai dan LKH
tugas tambahan apabila pegawai yang bersangkutan mendapatkan tugas tambahan yang
bersifat rutin.
• Laporan kinerja.
Setelah mencapai periode waktu berdasarkan target dan setiap atasan sudah selesai menilai
kinerja pegawai, maka setiap pegawai dapat mencetak laporan kinerja. Bagi pegawai yang
berstatus PNS laporan Kinerja dicetak sistem dalam bentuk SKP (Sasaran Kinerja Pegawai),
sedangkan bagi pegawai yang berstatus pramubakti, laporan kinerja dicetak sistem dalam
bentuk LKP (Laporan Kinerja Pegawai).
Form koordinasi bukanlah komponen pokok (tidak wajib cetak), form koordinasi ini hanya
bertujuan untuk memudahkan pegawai berkoordinasi dengan atasan. Setelah mencetak form
Koordinasi maka dikomunikasikan dengan atasan langsung mengenai target pegawai yang
bersangkutan.
Gambar 12 : Memilih Uraian Tugas (1), Input Kuantitas/ output (2 dan 3), Menyimpan (3)
Proses ini dilakukan sampai uraian tugas tiap pegawai selesai (tombol tambah target
hilang).
Proses Persetujuan dari pimpinan tiap-tiap pegawai bisa dilihat dari keterangan status gambar di atas.
Apabila Status berubah menjadi “Disetujui” maka Proses Penetapan Target Kerja selesai dan bisa
langsung mengisi LKH (lembar kerja harian). Apabila Status berubah menjadi “Direvisi” maka proses
Penatapan Target Kerja harus di revisi (Proses dilakukan kembali mulai dari Gambar 12).
Gambar 25 : Memilih Uraian Tugas yang akan dilakukan (1), Mengisi Uraian Kegiatan yang dilakukan (2),
Mengisi Hasil dari Uraian Kegiatan (3), Mengisi Tanggal Pengerjaan Kegiatan (4),
Mengisi Waktu Pengerjaan Kegiatan (5),
Mengisi Apakah Kegiatan yang dilakukan Memenuhi Syarat SKP (6),
apabila “tidak” maka nilainya nol dan tidak menurangi target,
namun apabila “ya” harus ada jumlah output (7), Menyimpan (8)
Gambar 28 : Memilih Uraian Tugas yang akan dilakukan (1), Mengisi Uraian Kegiatan yang dilakukan (2),
Mengisi Hasil dari Uraian Kegiatan (3), Mengisi Tanggal Pengerjaan Kegiatan (4),
Mengisi Waktu Pengerjaan Kegiatan (5), Menyimpan (6)
Gambar 30 : Ajuan Capaian dari Kegiatan LKH yang memiliki Target secara Otomatis akan masuk
ke Atasan Langsung untuk Disetujui/ Diaprove pencapaiannya,
setelah di setujui/ diaprove maka status “DIAJUKAN”
akan berubah menjadi “DISETUJUI atau TIDAK DISETUJUI”,
Apabilan Ajuan “TIDAK DISETUJUI” maka nilai Output tidak Dihitung
4. Laporan Kinerja