Cover
Cover
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atau perbuatan tersebut.
Pembuat Pernyataan
Mengetahui
Pembimbing
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Bella Ayu Fajar Larassati NIM 16009 dengan judul
“Asuhan Keperawatan Anak dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada Pasien
Dengue Hemoragic Fever di Ruang Mawar RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur”
telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
Yang Mengajukan
Pembimbing
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Bella Ayu Fajar Larassati NIM 16009 dengan judul
“Asuhan Keperawatan Anak dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada Pasien
Dengue Hemoragic Fever di Ruang Mawar RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur”
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 17 Mei 2019.
Dewan Penguji
Mengetahui
Direktur
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat
Nutrisi pada Pasien Dengue Hemoragic Fever di Ruang Mawar RSUD Pasar Rebo
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk menyelesaikan program studi DIII
Karya Tulis Ilmiah ini peneliti banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima
1. Sulastri, S.Kp, M.Kep selaku Direktur Program Studi DIII Keperawatan yang
4. Ns. Tety Mulyati Arofi, S.Kep, M.Kep selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah
ini.
v
5. Harjati, S.ST, M.Kes selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah dan penguji
6. Kepada Direktur, Kepala Diklat serta Kepala Bidang RSUD Pasar Rebo
7. Kepada Kepala Ruangan, CI ruang Mawar RSUD Pasar Rebo Jakarta yang
Rumah Sakit.
8. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Akper Yaspen Jakarta yang
telah membimbing dengan sabar dan selalu memberikan wawasan serta ilmu
yang bermanfaat.
9. Kedua orang tua, yang telah menjadi inspirasi, selalu memberikan banyak
10. Seluruh keluarga, yang telah banyak memberikan dukungan, motivasi untuk
11. Rekan-rekan angkatan 23 dan sahabatku: Novy Manurung, Alma, Sintya, Ine
dan Rahma yang selalu memberikan saran, semangat yang tiada batasnya,
12. Pihak-pihak Rumah Sakit khususnya Ruang Mawar RSUD Pasar Rebo yang
Rumah Sakit.
vi
Demikian penyusunan Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Anak dalam
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga penelitian Karya Tulis Ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi saya khususnya serta para pembaca untuk menambah
informasi.
Peneliti
vii
Program Studi Diploma III Keperawatan
Akademi Keperawatan Yaspen Jakarta
ABSTRAK
Kata Kunci:
Asuhan keperawatan anak, dengue hemoragic fever, kebutuhan nutrisi.
Daftar Pustaka: 17 (2008-2019)
viii
Diploma III Nursing
Akademi Keperawatan Yaspen Jakarta
ABSTRACT
In patients with DHF, have intra abdominal pressure occurs which causes
nutritional disturbances (Suriadi, 2010). Data from Pasar Rebo Hospital.
Incidence of DHF was 230 children in the last three months. The pupose of this
research is for obtain an overview of nursing care in children with DHF, in
nutrition needs, start from assessment until evaluation nursing. Case study
method with descriptive design, data collection by observation, interview,
documentation, and filling the assessment format. The research subjects were two
patients with DHF. the result obtain from this research were An. Z has no
appectite, unstable temperature, nausea, and weight loss and An. C has decreased
appetite, weight loss, nausea, vomite, fever and abdominal
tenderness.interventions for patient An. Z and An. C according to the theory of
nutritional needs. Implementation carried out in accordance with the plan made.
Nursing evaluation for An. Z has an increase in appetite, but has weight loss
because An. Z has BAB more than 3 times, but for An. C isn’t weigthing on the
last day of the study, becauce researchers didn’t know when the patient came
home. Suggestion for nutritionistsis to serve interesting food, and include calorie
value inside, and for a nurse should weighting weight loss for evaluation, can be
planned therapy schedule playing in the patient’s care room.
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Studi Kasus ....................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................................ 4
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................... 5
1.4 Manfaat Studi Kasus ..................................................................................... 6
x
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Studi Kasus .......................................................................................... 38
4.1.1 Pengkajian Keperawatan ............................................................................ 39
4.1.2 Diagnosa Keperawatan .............................................................................. 48
4.1.3 Intervensi Keperawatan.............................................................................. 49
4.1.4 Implementasi Keperawatan ........................................................................ 49
4.1.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................................ 51
4.2 Pembahasan .................................................................................................. 53
4.3 Keterbatasan ................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.6 Hospitalisasi dan Tumbuh Kembang Anak dengan DHF ................... 45
xii
DAFTAR LAMPIRAN
(PSP)
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
pihak khususnya bagi setiap orang tua. Hal tersebut dikarenakan semakin
DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami epidemi dengue parah.
Penyakit ini sekarang endemic lebih dari 100 negara di wilayah WHO di
Amerika, Asia Tenggara dan Pasifik Barat adalah yang paling parah terkena
dampaknya.
1
2
Wilayah-wilayah Amerika melaporkan lebih dari 2,38 juta kasus pada tahun
2016, dimana Berasil saja menyumbang sedikit kurang dari 1,5 juta kasus,
sekitar 3 kali lebih dari 375.000 kasus dugaan demam dengue pada tahun
mewakili jumlah yang sama dengan tahun sebelumnya untuk ke dua Negara.
1061 kasus. Pada tahun 2017 terjadi pengurangan yang signfikat dilaporkan
dalam jumlah kasus deman dengue di Amerika dari 2.177.171 kasus menjadi
585.263. ini mewakili pengurangan 73%. Panama, Peru, dan Arubah adalah
Demikian pula penurunan 53% dalam kasus demam dengue juga tercatat
Sekitar 2,5% dari mereka tidak dapat diselamatkan atau meninggal dunia
(WHO, 2019).
Angka tertinggi penderita DHF di provinsi DKI Jakarta ada di wilayah Jakarta
Timur sebesar 1.265 kasus. Jumlah kasus DHF di DKI Jakarta tahun 2017
menurun secara signifikan sebesar 85,31%. Hal ini terjadi dikarenakan telah
Data di Ruang Mawar RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur pada tahun 2019
jumlah seluruh pasien yang dirawat 796 dalam 3 bulan terakhir dari bulan
Januari sampai bulan Maret. Angka kejadian DHF bulan Januari dengan 62
anak dari total 284 anak yang dirawat atau sekitar 21,8%, bulan Februari 82
dari 292 (28%) dan bulan Maret 86 dari 320 (26,8%). Data tersebut
28% dan menurun pada bulan Maret 26,8%, tetapi jika dilihat segi jumlah
terjadi peningkatan.
bahwa pasien dengan DHF selalu meningkat. Oleh karena itu dapat
diminimalkan dengan adanya peran perawat dalam kasus DHF. Peran perawat
Virus dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
menimbulkan rasa nyeri, mual, serta penurunan berat badan dan terjadilah
nutrisi pada pasien DHF di Ruang Mawar RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur?
nutrisi pada pasien DHF di Ruang Mawar RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur.
5
kebutuhan nutrisi pada pasien DHF di Ruang Mawar RSUD Pasar Rebo
Jakarta Timur.
kebutuhan nutrisi pada pasien DHF di Ruang Mawar RSUD Pasar Rebo
Jakarta Timur.
kebutuhan nutrisi pada pasien DHF di Ruang Mawar RSUD Pasar Rebo
Jakarta Timur.
kebutuhan nutrisi pada pasien DHF di Ruang Mawar RSUD Pasar Rebo
Jakarta Timur.
kebutuhan nutrisi pada pasien DHF di Ruang Mawar RSUD Pasar Rebo
Jakarta Timur.
1.4.3 Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis akan menguraikan konsep dan teori asuhan keperawatan dari
kebutuhan nutrisi salah satunya dipengaruhi oleh faktor usia. Pada masa
lansia.
b. Jenis kelamin. Hal yang perlu dikaji antara lain : tingkat kebutuhan kalori
antara laki-laki dengan wanita berbeda, begitu pula persentase lemak dalam
c. Tinggi badan dan berat badan. Pengkajian ini dilakukan salah satunya adalah
untuk mengetahui perbandingan antara tinggi dan berat badan, apakah ideal
atau tidak.
pengkajian nutrisi menurut Kozier (2011) yang sangat penting dan perlu dikaji
pengukuran bagian khusus pada tubuh meliputi tinggi badan dan berat badan.
pada pasien bertujuan untuk mengetahui adanya masalah nutrisi meliputi kulit,
rambut, membran mukosa, tingkat aktivitas. Data diet yaitu data yang
berfokus pada gangguan dan pola makan meliputi makanan yang terakhir
dimakan dalam waktu 24 jam, frekuensi makan, riwayat diet, alergi makanan
(Kozier, 2011).
Usia IMT
2-4 tahun 13,4 – 15,6
5 tahun 13,8 – 16,3
6 tahun 14.0 – 17.1
7 tahun 14.4 – 17.6
8 tahun 14.6 – 18.3
9 tahun 14.8 – 19.1
10 tahun 15.0 – 20.0
11 tahun 15.4 – 20.9
12 tahun 15.7 – 21.5
Sumber : (Kemenkes, 2013)
9
riwayat diet terkait dengan kebiasaan asupan makanan dan cairan pasien, jenis
f. Pemeriksaan fisik
lain
2) Keadaan kulit : kasar, kering, bersisik, kehilangan lemak pada subkutan dan
lain-lain
konsep diri yang terkait dengan bentuk, respons terhadap stress apakah
Hal yang perlu dikaji misalnya adalah keyakinan yang dianut pasien
kebutuhan nutrisinya.
mekanik
gaster.
sebagai berikut :
Kriteria Hasil : adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan, berat
dari menelan.
konstipasi
25) Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papilla lidah dan cavitas oral
26) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
mekanik
mengontrol mual dan muntah, tidak ada kerusakan otot tenggorong atau
menelan.
9) Hindari makan, jika residu tinggi tempat “pewarna” dalam tabung pengisi
NG
11) Penawaran makanan atau cairan yang dapat dibentuk menjadi bolus
sebelum menelan
15) Jauhkan kepala tempat tidur ditinggikan 30-45 menit setelah makan
sebagai berikut :
10) Berikan informasi kesehatan tentang kebutuhan kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan
15
11) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumalah kalori dan nutrisi
Kriteria hasil : dapat mengidentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang
berlebih.
berikut :
Kriteria hasil : berat badan sesuai tinggi badan, tidak ada tanda-tanda
4) Anjurkan pasien makan selagi hangat, dengan porsi yang kecil dan sering
2.2.3 Pelaksanaan
Pasien yang sakit atau lemah seringkali memiliki nafsu makan yang buruk.
sehingga dapat mempengaruhi sensasi rasa atau bau yang menyebabkan rasa
Perry, 2009).
17
2.2.4 Evaluasi
intervensi perawat. Akan tetapi, terapi nutrisi tidak menghasilkan hasil yang
atau lebih dalam beberapa hari, bisa mengindikasi perubahan cairan, tidak
2.1 Nutrisi Pada Pasien Anak Dengan Dengue Haemmoragic Fever (DHF)
2.2.1 Pengertian
Nutrisi merupakan elemen yang penting untuk proses dan fungsi tubuh.
Enam kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
protein dan lemak. Air merupakan komponen tubuh yang vital dan bertindak
oleh virus dengue (aborvirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
bagi dunia karena lebih dari 100 negara terjangkit penyakit ini, sehingga
2011).
2.2.2 Gangguan nutrisi pada pasien anak dengan Dengue Hemmoragic Fever
(DHF)
Virus dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
menimbulkan rasa nyeri, mual, serta penurunan berat badan dan terjadilah
2.2.3 Pengaturan nutrisi pada pasien anak dengan Dengue Hemmoragic Fever
(DHF)
Pengaturan nutrisi yang diberikan untuk pasien anak dengan DHF adalah
diberikan makanan saring setiap tiga jam dan tetap diberikan makanan
dengan porsi kecil dan konsistensi lunak. Diet Tahap III diberikan setelah
dalam masa pertumbuhan. Nutrisi yang dibutuhkan pada anak usia 2-4 tahun
g, serat 22 g, air 1.500 ml. Untuk anak usia 10-12 tahun membutuhkan
Berikan edukasi kepada orang tua khususnya yang mempunyai anak dengan
DHF diit makanan lunak. Makanan yang boleh dikonsumsi oleh pasien anak
dengan DHF yaitu karbohidrat seperti beras, bubur, nasi tim, kentang rebus,
sumber protein seperti tahu dan tempe direbus, daging, ikan, ayam, sayur-
food aversion lebih menyukai jenis makanan yang manis, pada keadaan
ini orang tua dapat menanganinya dengan memberikan porsi kecil dari
permen tersebut saat waktu makan anak dan mengizinkan anak untuk
saat makan, pada keadaan ini orang tua dapat mengubah konsistensin
kepadatan makanan anak menjadi lunak dan diberikan setiap 3-4 jam.
2.2.6.1 Definisi
yaitu dengan mengukur berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan
(Depkes, 2009).
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak
kasar, halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Depkes,
2009).
a. Faktor Herediter
Faktor herediter meliputi bawaan, jenis kelamin, ras, dan suku bangsa. Faktor
ini ditentukan dengan intensitas, kecepatan dalam pembuahan sel telur, tingkat
dengan anak perempuan serta akan bertahan sampai usia tertentu. Baik anak
b. Faktor Lingkungan
pada saat ibu hamil, lingkungan mekanis, zat kimia atau toksin dan hormonal.
ekonomi keluarga, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga, posisi anak dalam
c. Faktor Hormonal
seks, baik pada laki-laki maupun perempuan yang sesuai dengan peran
2.2.6.3 Pertumbuhan dan Perkembangan anak usia toddler dan usia sekolah
mengalami kenaikan berat badan 1,5-2,5 kg dan panjang badan 6-10 cm.
pertama, dan gigi taring sehingga seluruhnya berjumlah 14-16 buah (Hidayat,
2009).
a) Perkembangan kognitif
b) Perkembangan psikosexual
Tahap anal, terjadi pada umur 1-3 tahun dengan perkembangan, kepuasaan
pada fase ini adalah pengeluaran tinja, anak akan menunjukkan kelakuannya,
sikapnya sangan narsistik yaitu cinta terhadap diri sendiri dan egoistic, mulai
mempelajari struktur tubuhnya. Pada fase ini tugas yang dapat dilaksanakan
c) Perkembangan psikososial
Tahap kemandirian, rasa malu dan rasa ragu, terjadi pada umur 1-3 tahun
Tugas perkembangan : Anak dapat naik tangga sendiri, Dapat bermain dan
Stimulasi : Naik tangga sendiri. Dorong agar anak mau memanjat, berlari,
mengelilingi kursi, melompat diatas bantal dan lain-lain. Usahakan agar anak
melompat jauh dengan kedua kakinya bersamaan, letakkan sebuah handuk tua
dilantai, ajari anak melompatinya. Atau buat garis di tanah dengan sebuah
tongkat atau di lantai dengan sebuah kapur tulis, sebagi batas lompatan. Dapat
kepada anak cara melempar sebuah bola besar kea rah anda, kemudian
25
(Kepmenkes, 2016).
Stimulasi : Mencoret-coret pensil pada kertas. Dorong agar anak mau bermain
gambar dari majalah tua dengan guntung untuk anak. Dengan lem kertas atau
karton atau membuat gambar tempelan. Bicarakan dengan anak tentang apa
logam, berbagai jenis kancing, benda berbagai warna dan lain-lain. Minta
dua, tiga dan sebagainya. Katakan kepada anak anda berapa jumlah benda
dalam satu kelompok dan bantu ia menghitungnya, ini ada 3 biji kacang, mari
kita hitung, satu, dua, tiga. Bermain/menyusun balok-balok. Beli atau buat
satu set balok mainan anak. Anak akan main dengan balok-balok itu selama
26
menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta. Melihat gambar dan
dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih. Membantu memungut
Stimulasi : Bicara dengan baik, gunakan ejaan bahasa yang baik dan benar dan
tidak cadel, menggunakan 2 kata. Bacakan buku cerita anak. Buat agar anak
melihat anda membaca buku. Hal ini mengandung pesan pentingnya manfaat
membaca. Buku cerita dengan tulisan dan gambar yang besar-besar, supaya
menarik minat anak. Ketika selesai membacakan, ibu dan bapak dapat
apa yang dilihatnya baik dari buku maupun ketika jalan-jalan. Bantu anak
dalam memilih acara tv, damping anak ketika menonton tv. Batasi waktu
anak menyebut namanya secara lengkap. Sebut nama lengkap anak dengan
pakaiannya sendiri.
Stimulasi : Melatih buang air kecil dan buang air besar dikamr mandi/wc.
Ajari anak untuk memberitahu anda bila ingin buang air kecil/buang air besar.
anak memilih sendiri pakaian yang akan dikenakannya. Bujuk dan tenangkan
ketika anak kecewa dengan cara memeluk dan berbicara kepadanya. Sering-
sering ajak anak pergi ke luar mengunjungi tempat bermain, took, kebun
juga dalam berpaian dan melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan.
tua. Beri anak beberapa topi anak-anak, rok, celana, kemeja, sepatu dsb.
Biarkan anak memilih sendiri mana yang akan dipakainya (Kepmenkes RI,
2016).
Pertumbuhan anak usia sekolah adalah mulai dari perubahan berat badan,
tinggi badan 115-150 cm, lingkar kepala, pertumbuhan gigi 20 buah sampai
yang baik melalui permainan dan bermain, memilih teman dengan jenis
28
kelamin yang berbeda, ikut serta dalam kelompok seperti pramuka, dan mulai
(Setyaningrum, 2017).
a) Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif pada anak usia ini adalah operasional konkrit dengan
berdasarkan hal-hal yang khusus dan hal-hal yang umum, konservasi, yaitu
b) Perkembangan psikososial
Ciri pada fase ini anak ingin dilibatkan dalam aktivitas karena ingin
menghasilkan sesuatu, jika ada tugas ingin diselesaikan. Anak juga mulai
belajar aturan dan kompetisi. Jika pada fase ini terganggu akan timbul rasa
tidak percaya diri, tidak mampu, inferior dan takut terhadap kompetisi.
29
c) Perkembangan psikointelektual
Ciri fase ini adalah anak berfikir lebih logika dan terarah, dapat
d) Tugas perkembangan
e) Perkembangan psikoseksual
f) Perkembangan emosional
Mencari lingkungan yang lebih luas (pergi dari rumah untuk bermain dengan
teman), saat ini sekolah sangat berperan dalam membentuk kepribadian anak,
dan di sekolah anak harus berinteraksi dengan orang lain selain keluarga,
2.2.7 Hospitalisasi
Suatu proses karena alasan darurat atau berencana mengharuskan anak untuk
kembali kerumah. Selama proses tersebut bukan saja anak tetapi orang tua
juga mengalami kebiasaan yang asing, lingkungannya yang asing, orang tua
Rasa cemas pada orang tua akan membuat stress anak meningkat. Dengan
30
demikian asuhan keperawatan tidak hanya terfokus pada anak tetapi juga
Pada bagian ini penulis hanya akan menjelaskan hospitalisasi pada anak usia
toddler dan usia sekolah. Menurut Wong (2009) ada berbagai reaksi dalam
proses hospitalisasi pada usia toddler dan usia sekolah antara lain :
Cemas akibat perpisahan terdiri dari tiga fase pada anak usia toddler
sampai usia sekolah yaitu : Fase protes, anak akan bereaksi secara agresif
dengan menangis dan berteriak memanggil orang tua agar orang lain tahu
bahwa ia tidak ingin ditinggalkan oleh orang tua. Fase putus asa, anak
kurang begitu aktif, tidak tertarik untuk bermain atau terhadap makanan
dan menarik diri dari orang lain. Fase menolak, dimana anak tampak mulai
sekitar, bermain dengan orang lain dan tampak membentuk hubungan baru
anak usia toddler, pada fase ini anak sedang mengembangkan kemampuan
otonominya. Akibat sakit dan dirawat dirumah sakit, anak akan kehilangan
hal ritual mencakul makan, tidur, mandi, toileting dan bermain. Jika
2009).
ancaman dan kehilangan kendali pada anak sekolah. Akan tetapi jika anak-
sangat baik terhadap prosedur apa pun. Hal ini biasanya terjadi akibat
Secara umum reaksi anak usia toddler adalah dengan kemarahan yang
emosional yang kuat dan resistensi fisik terhadap pengalaman nyeri baik
nyeri dengan cara menunjuk area spesifik nyeri yang mereka rasakan,
mencoba bertindak berani dengan meringis atau berteriak. Pada anak usia
Pada bab ini penulis akan membahas tentang metode penulisan yang akan
diterapkan peneliti dalam studi kasus yang akan dilaksanakan. Dalam bab ini yang
akan dibahas yaitu rancangan studi kasus yang akan dibahas yaitu rancangan studi
kasus, subyek studi kasus, fokus studi yang akan diteliti, definisi operasional,
instrument studi kasus, metode pengumpulan data, lokasi dan waktu studi kasus,
Studi kasus ini dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran
pada suatu keadaan secara obyektif. Studi kasus ini menggunakan desain studi
kasus deskritif. Studi kasus deskritif yaitu metode ilmial yang bersifat
pendekatan studi kasus. Dalam karya tulis ini peneliti akan membandingkan
hasil dari dua orang pasien dengan masalah dan kebutuhan yang sama.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 orang pasien anak dengan DHF.
Peneliti melakukan pengamatan yang mendalam pada kasus DHF untuk bisa
satu dan pasien yang lain dengan kasus dan kebutuhan yang sama.
34
Fokus studi pada kasus ini adalah kebutuhan nutrisi pada pasien anak dengan
DHF.
3.4.2 Penderita DHF adalah suatu pernyataan yang disampaikan tentang kondisi
anak dalam rekam medis yang ditandai dengan penurunan trombosit, demam
Instrumen studi kasus yang digunakan adalah format pengkajian pada anak.
3.6.1 Observasi
3.6.2 Wawancara
bertanya, dan mendengarkan apa yang disampaikan secara lisan oleh anak
dan orang tua. Wawancara ini berisi mengenai hasil anamnesis, seperti
dahulu, riwayat penyakit keluarga dll. Sumber data akan diperoleh dari
asuhan keperawatan.
jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti untuk
Studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Mawar RSUD Pasar Rebo Jakarta
Timur pada An. C pada tanggal 20-21 April 2019 dan An. Z tanggal 20-22
April 2019.
36
Penyajian data yang digunakan oleh peneliti disajikan secara narasi untuk
Informed consent dalam studi kasus ini adalah sebagai perjanjian antar dua
pihak, apakah pasien setuju atau tidak menjadi responden untuk penelitian
yang dilakukan oleh peneliti. Jika memang calon responden setuju menjadi
informed consent dengan sukarela dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
3.9.2 Autonomy
3.9.3 Confidentiality
penelitian.
37
3.9.4 Beneficience
Berbuat baik merupakan etika penulisan dimana peneliti harus bersikap baik
orangtuanya.
3.9.5 Justice
keperawatan.
3.9.7 Veracity
3.9.8 Fidelity
Menepati janji atau taat merupakan etika penulisan dimana peneliti harus
status kesehatan responden dari orang lain tanpa seizing responden dan
keluarga.
BAB IV
Studi kasus ini dilakukan pada tanggal 20-22 April 2019 bertempat di Ruang
tersedia ada rawat jalan (poli klinik penyakit dalam, gizi, bedah umum, bedah
jantung, kulit, kelamin, gigi mulu, THT, kandungan, check up), rawat inap,
IGD 24 jam, pelayanan kamar operasi, pelayanan intensif. RSUD Pasar Rebo
adalah rumah sakit rujukan tipe B maka dari itu penyakit DHF tidak jarang
Pada lingkungan ruang rawat inap untuk anak tepatnya berada di Ruang
infeksi nasokomial. Ruang Mawar terbagi dalam enam ruangan yang terdiri
dari tiga ruang kelas satu, dua dan tiga, serta terdapat ruang isolasi untuk anak
yang terkena infeksi menular. Kapasitas tempat tidur di setiap ruangan terdapt
Sembilan tempat tidur dan ruang isolasi 3 tempat tidur, dengan jumlah
keseluruhan terdiri dari empat puluh delapan tempat tidur. Usia anak yang
dirawat di Ruang Mawar mulai dari usia 0 hari sampai usia 15 tahun dengan
Peneliti melakukan studi kasus pada dua pasien anak dengan diagnosa medis
Identitas pasien Nama pasien An. Z. M senang Nama Pasien An. C. K senang
dipanggil Z, tempat tanggal lahir dipanggil A, tempat tanggal lahir
Jakarta, 05 Desember 2016 (2 tahun 4 Aceh, 07 Agustus 2008 (10 tahun 8
bulan) berjenis kelamin laki-laki, bulan) berjenis kelamin perempuan,
agama islam, suku bangsa Jakarta, agama islam, suku bangsa Aceh,
bahasa yang digunakan adalah bahasa bahasa yang digunakan adalah
Indonesia, pendidikan pasien belum bahasa Indonesia, pendidikan pasien
sekolah. SD kelas 5.
Tabel 4.2 Resume Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada Anak dengan DHF di
Ruang Mawar RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur
Riwayat kesehatan Selama hamil ibu An. Z Selama hamil ibu An. C
masa lalu memeriksakan kehamilannya ke bidan memeriksakan kehamilannya ke
dan Puskesmas, ibu An. Z mendapat dokter dan rumah sakit, ibu An. C
41
Riwayat Ibu An. Z mengatakan usia 2 tahun An. Ayah An. C mengatakan An. C
pertumbuhan dan Z belum dapat berjalan hanya baru tidak mengalami gangguan atau
perkembangan mengesot, duduk dan belum dapat keterlambatan dalam proses tumbuh
mengucapkan 2 kata. kembang anaknya.
Riwayat penyakit Ibu pasien mengatakan An. Z sudah 2x Ayah pasien mengatakan An. C
yang pernah dirawat di RSUD Pasar Rebo karena pernah dirawat saat usia 2 tahun
diderita kejang demam. karena demam.
Riwayat imunisasi Ibu pasien mengatakan An. Z sudah Ibu pasien mengatakan An. C sudah
mendapat imunisasi Hepatitis B I, II, mendapat imunisasi Hepatitis B,
III, BCG I, Polio I, II, III, IV, DPT I, II, BCG, DPT, I, II, III, Polio I, II, III,
III dan Campak. dan IV, Campak.
Riwayat penyakit Ayah An. Z pernah menderita TBC dan Ibu dari ayah An. C menderita
keluarga Kakak An. Z pernah menderita Asma. hipertensi.
Genogram: An. Z
Keterangan :
Genogram: An. C
Keterangan :
: Meninggal : pasien
Pola tidur Pasien tidur siang 1-2 jam, malam 7-8 Pasien tidur siang 3 jam, malam 8
jam, tidak ada kelainan waktu tidur, jam, tidak ada kelainan waktu tidur,
pasien memiliki kebiasaan digendong pasien memiliki kebiasaan sebelum
saat menjelang tidur. tidur yaitu main handphone.
Pola aktivitas An. Z senang bermain dengan An. C senang bermain basket.
kakaknya.
Pola kebersihan diri An. Z mandi 2 x sehari dimandikan An. C mandi 2x sehari,
dengan ibu atau ayahnya dengan menggunakan sabun tanpa bantuan,
menggunakan sabun. Oral hygiene oral hygiene 3x sehari dengan waktu
anak, frekuensi 2 x sehari dibantu pagi, sore dan malam dengan pasta
dengan ibu atau ayah pasien dan gigi secara mandiri tanpa bantuan.
menggunakan pasta gigi. Pasien cuci rambut 3x seminggu
dengan shampo.
43
Pola asuh Pola asuh demokratis, dengan Pola asuh demokratis, menghargai
menghargai keinginan anak selagi anak keinginan anak jika tidak salah,
tersebut tidak salah, ayah dan ibu tetapi jika salah ayah pasien akan
pasien akan bersikap tegas untuk bersikap tegas
anaknya.
Nutrisi dan Data subyektif. Ibu pasien Data subyektif . ayah pasien
metabolism mengatakan An. Z mengalami mengatakan nafsu makan An. C
penurunan nafsu makan, susah untuk berkurang, penurunan berat badan 2
makan dan minum, mual, diit yang kg, diit yang diberikan nasi tim atau
diberikan nasi tim, makanan seharian makanan lunak, pasien hanya
pasien bubur, nasi tim, minumnya air makan 5 sendok makan, minum 600
putih. Data obyektif. Mukosa mulut cc. pasien mual, muntah 1x. Data
kering, warna pucat,tidak ada lesi, obyektif. Mukosa mulut kering,
tidak ada kelainan palatum, bibir warna pucat,tidak ada lesi, tidak ada
pucat, gusi tidak berdarah, lidah kotor. kelainan palatum, bibir pucat, gusi
Kelengkapan gigi 16 buah, tidak ada tidak berdarah, lidah kotor.
karang gigi dan karies, penurunan Kelengkapan gigi lengkap 20 gigi,
berat badan 1,3 kg, berat badan saat tidak ada karang gigi dan karies,
masuk rumah sakit 11 kg menjadi 9,7 penurunan berat badan 2 kg, berat
kg, panjang badan 80 cm, intergritas badan turun dari 22 kg menjadi 20
kulit baik, turgor kulit elastis, pasien kg, tinggi badan 124 cm, turgor
tidak terpasang sonde atau NGT, IMT kulit elastis, pasien tidak terpasang
15,5. sonde atau NGT, IMT 13,07.
44
Aktivitas atau Data subyektif. Tingkat kekuatan dan Data subyektif. Tingkat kekuatan
latihan ketahanan pasien lemas, pasien dalam dan ketahanan pasien baik, pasien
pemenuhan kebutuhan sehari-hari mampu memenuhi kebutuhan
dibantu oleh ibu atau ayahnya, ibu sehari-hari tanpa bantuan, tidak ada
pasien mengatakan An. Z tidak ada kekakuan pada sendi pergerakan
kekakuan pada sendi, dan tidak ada dan tidak ada nyeri. pada sendi.
rasa nyeri pada sendi. Data obyektif. Keseimbangan
Data obyektif. Keseimbangan berjalan berjalan pasien baik dan normal,
An. Z belum dapat terlihat karena pasien tidak mengalami kekakuan
pasien belum dapat berjalan, pasien saat menggenggam tangan kiri
tidak mengalami kekakuan saat maupun tangan kanan positif,
menggenggam tangan kiri maupun bentuk kaki pasien, otot kaki pasien
tangan kanan positif, bentuk kaki normal, tidak ada kelemahan,
pasien normal, otot kaki pasien kejang, dan lain-lain.
normal, tidak ada kelemahan, kejang,
dan lain-lain.
45
Konsep diri Data subyektif. Ibu pasien mengatakan Data subyektif. An. C mengatakan
penyakit tersebut mempengaruhi penyakit tersebut mempengaruhi
pasien karena An. Z menjadi rewel, pasien karena pasien mengatakan
susah tidur, selama dirawat. Data tidak dapat sekolah dan beraktifitas.
obyektif. kontak mata pasien baik, Data obyektif. kontak mata pasien
postur tubuh pasien normal, perilaku baik, postur tubuh pasien normal,
pasien tampak sedikit rewel. perilaku baik.
Tidur dan istirahat Data subyektif. Ibu pasien mengatakan Data subyektif. An. C mengatakan
An. Z tidak nyenyak saat tidur, ibu merasa nyenyak saat tidur, dan tidak
pasien mengatakan An. Z sering memiliki masalah gangguan tidur.
terbangun saat malam hari. Data Data obyektif. Tidak ada tanda-tanda
obyektif. Pasien tidak memiliki tanda- kurang tidur, atau lainnya.
tanda kekurangan tidur atau lainnya.
Seksualitas atau Data subyektif. Ibu pasien mengatakan Data subyektif. An. C mengatakan
Reproduksi anaknya tidak memiliki masalah belum menstruasi. Data obyektif.
terhadap reproduksinya, tidak sakit tidak ada benjolan pada buah dada
saat BAK. Data obyektif. an. Z tidak pasien.
ada kelainan skrotum, hysposphadia,
fimosis, atau lainnya.
Tabel 4.9 Data Fokus Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada Anak dengan
DHF di Ruang Mawar RSUD Pasar Rebo
Jakarta Timur
An. Z An. C
Data subyektif: Ibu pasien mengatakan anaknya Data subyektif: An. C mengatakan kepalanya
demam sudah 4 hari, anaknya susah untuk makan masih pusing, perutnya sakit, makan tidak
dan minum, anaknya batuk dan memasukkan habis, perutnya mual, muntah 1x, ayah pasien
tangan ke dalam mulut jika diberi makan, minum mengatakan anaknya jika makan langsung
ingin muntah, anaknya sering terbangun malam muntah, nafsu makan anaknya menurun,
hari, nafsu makan anaknya menurun akhir-akhir anaknya hanya makan 5 sendok makan, badan
ini, anaknya badannya demam, badannya lemas, anaknya lemas, anaknya memiliki kebiasaan
batuk sudah 3 minggu dan pilek, An. Z tidak makan hanya saat berangkat sekolah saja, badan
nyenyak saat tidur, ibu pasien mengatakan An. Z anaknya masih demam, hanya minum
sering terbangun saat malam hari dan rewel. 600cc/hari, merasa nyenyak saat tidur, dan tidak
memiliki masalah gangguan tidur.
Data obyektif: TD 80/50 mmHg, suhu 37,7ºC, Data obyektif: TD 90/76mmHg, nadi
nadi 140x/menit, RR 30x/menit, mukosa mulut 87x/menit, suhu 37,9ºC, RR 20x/menit,
An. Z tampak pucat dan kering, pasien tampak kesadaran composmentis, pengisian kapiler < 3
lemas, pasien tidak menghabiskan makanannya, detik, bising usus 12x/menit, konjungtiva
intake sulit, konjungtiva anemis, bising usus anemis, muntah 1x ±100cc, pasien tidak
28x/menit, turgor kulit elastis, berat badan An. Z menghabiskan makanannya hanya ¼ porsi yang
sebelum sakit 11 kg, saat sakit 9,7 kg, tinggi disajikan, turgor kulit elastis, mukosa mulut
badan pasien 80 cm, lingkar kepala 45,5 cm, LLA kering, warna pucat,tidak ada lesi, tidak ada
16 cm, lingkar kepala 15 cm, pasien setiap kelainan palatum, bibir pucat, gusi tidak
diberikan makanan atau minum langsung berdarah, lidah kotor, penurunan berat badan 2
memasukkan tangan ke mulut dan batuk, seperti kg, berat badan saat masuk rumah sakit 22 kg
ingin muntah, konjungtiva anemis, bising usus menjadi 20 kg, tinggi badan 124 cm, lingkar
28x/menit, kesadaran pasien composmentis, lengan atas 20 cm, lingkar kepala 48 cm, IMT
pengisian kapiler < 3 detik, pasien tidak 13,24, pasien tidak terpasang sonde atau NGT,
menghabiskan makanannya, An. Z mengalami tampak lemas, ada nyeri tekan abdomen kanan
penurunan nafsu makan, susah untuk makan dan atas, perkusi abdomen timpani, abdomen teraba
minum, mual, penurunan BB 1,3 kg, pasien tidak lemas. IMT 13,07, Hemoglobin L 10,4 g/dl.
terpasang sonde atau NGT, IMT 15,5, hasil
laboratorium Hemoglobin 11,2 g/dl.
Tabel 4.10 Analisa Data Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada Anak dengan
DHF di Ruang Mawar RSUD Pasar Rebo
Jakarta Timur
An. Z An. C
Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat ditandai dengan yang tidak adekuat ditandai dengan
Data subyektif : Data subyektif :
Ibu pasien mengatakan An. Z susah untuk makan Pasien mengatakan perutnya sakit, mual, makan
dan minum, batuk jika diberikan makan atau tidak habis, ayah pasien mengatakan An. C jika
minum, memasukkan tangan kedalam mulut makan langsung muntah, nafsu makan anaknya
seperti ingin muntah, nafsu makan menurun, menurun, anaknya makan hanya 5 sendok
badannya lemas, anaknya rewel. makan, badan anaknya lemas, memiliki
Data obyektif : kebiasaan hanya makan saat sekolah saja,
Anak tampak lemas, mukosa mulut pucat, kering, muntah 1x.
konjungtiva anemis, anak tidak menghabiskan Data obyektif :
makanannya, setiap diberikan makan atau minum Mukosa bibir pucat, kering, terjadi penurunan
anak langsung memasukkan tangan ke dalam berat badan 22 kg menjadi 20 kg, tinggi badan
mulut, seperti ingin muntah, lidah kotor, terjadi 124 cm, lingkar perut 40 cm, lingkar kepala 48
penurunan berat badan 1,3 kg, berat badan saat cm, lidah kotor, lingkar lengan atas 20 cm,
masuk rumah sakit 11 kg menjadi 9,7 kg, panjang konjungtiva anemis, bising usus 12x/menit,
badan 80 cm, lingkar kepala 45,5 cm, lingkar muntah ±100 cc, makan hanya habis ¼ porsi
lengan ata 16 cm, lingkar perut 15 cm, bising yang disajikan, pasien tampak lemas, tidak ada
usus, tidak ada distensi abdomen, abdomen teraba distensi abdomen, ada nyeri tekan abdomen
lemas, perkusi abdomen timpani, pasien tidak kanan atas, perkusi abdomen timpani, abdomen
terpasang sonde atau NGT, IMT 15,5 kgm³, teraba lemas, pasien tidak terpasang sonde atau
Hemoglobin 11,2 g/dl. NGT, IMT 13,07 kgm³, Hemoglobin L 10,4
g/dl.
49
An. Z An. C
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan
3x24 jam diharapkan masalah resiko 2x24 jam diharapkan masalah gangguan
ketidakseimbangan nutrisi tidak terjadi. pemenuhan kebutuhan nutrisi dapat teratasi.
Kriteria Hasil: nafsu makan meningkat, tidak Kriteria Hasil : nafsu makan meningkat, tidak
terjadi penurunan berat badan, porsi makan habis, terjadi penurunan berat badan, hemoglobin
hemoglobin dalam batas normal yaitu dan laki- dalam batas normal yaitu perempuan 11,7-15,5
laki 10,8-12,8 g/dl, IMT dalam batas normal 13,4- g/dl, IMT dalam batas normal 15,0-20,0.
15,6. Intervensi: kaji adanya alergi makanan, kaji
Intervensi: kaji adanya alergi makanan pada anak, pola makan pasien (porsi makan, frekuensi
kaji pola makan pasien (porsi makan dan makan), kaji adanya mual dan muntah, kaji
frekuensi makan), kaji adanya mual dan muntah, makanan kesukaan dan makanan yang tidak
kaji makanan kesukaan pasien melalui keluarga, disukai pasien. Anjurkan keluarga untuk
berikan motivasi atau lakukan pendekatan pada memberikan pasien makan sedikit tapi sering
anak untuk meningkatkan nafsu makan dengan dengan porsi yang kecil, timbang berat badan
bermain, anjurkan keluarga untuk memberikan pasien setiap hari, kolaborasi dengan dokter
pasien makan sedikit tapi sering dengan porsi untuk pemberian obat antiemetika yaitu injeksi
yang kecil, timbang berat badan setiap hari, Rantin 2x20mg/iv, IVFD NaCl 0,9% 1.500cc/
kolaborasi dengan dokter cairan IVFD Kaen 3B 24 jam, kolaborasi dengan ahli gizi terapi diet
1.000cc/ 24 jam, kolaborasi dengan ahli gizi NT (Nasi Tim) untuk pasien DHF usia 10-12
terapi diet NT (Nasi Tim) untuk pasien DHF usia tahun dengan energi 1.850 kkal, protein 49 g,
2-4 tahun dengan energi 1.500 kkal, protein 35 g, lemak 72 g, karbohidrat 254 g, serat 26 g, air
lemak 60 g, karbohidrat 220 g, serat 22 g, air 1.900 ml
1.500 ml.
21 April 2019 Pukul 09.00. Mengkaji pola makan Pukul 09.00. Memberikan injeksi
pasien. Hasil : ibu pasien Rantin 20mg/ IV, IVFD NaCl 0,9%
mengatakan anaknya sudah mau 500cc/8jam. Hasil : injeksi rantin
makan 5-6 sendok, minum 300cc, telah diberikan, pasien mengatakan
pagi ini. Pukul 10.00. Mengkaji nyeri perut sudah hilang dan mual
mual dan muntah. Hasil : pasien sudah berkurang, IVFD NaCl 0,9%
sudah tidak ada rasa ingin muntah telah masuk 20tpm. Pukul 09.30.
jika diberi makan atau minum. mengkaji adanya mual dan muntah.
Pukul 10.30. Mengajurkan keluarga Hasil : mual dan muntah sudah
memberikan makan sedikit demi hilang. Pukul 11.00. Mengkaji pola
sedikit dengan porsi yang kecil. makan pasien. Hasil : ayah pasien
Hasil: pasien hanya makan 5-6 mengatakan An. C sudah mampu
sendok makan. Pukul 11.00. menghabiskan ½ porsi makanannya,
Menimbang BB pasien setiap hari. makanan yang disajikan habis ½
Hasil : BB saat ini 9,75 kg. Pukul porsi, ayah pasien memberikan
11.30. Memberikan motivasi atau ayam goreng untuk makan anaknya
lakukan pendekatan pada anak dan habis 1 porsi tanpa nasi, Pukul
untuk meningkatkan nafsu makan 11.10. Menganjurkan keluarga
dengan bermain. Hasil: pasien untuk memberikan pasien makan
bermain dengan mobil-mobilan sedikit tapi sering. Hasil : ayah
yang dibawakan oleh keluarganya. pasien mengikuti anjuran perawat.
Pukul 12.00. Memberikan cairan Pukul 11.30. Menimbang berat
51
21 April 2019 S : Ibu pasien mengatakan anaknya S : Pasien mengatakan nyeri perut
sudah mau makan 5-6 sendok sudah tidak ada, pasien
makan, minum 300 cc, ibu pasien mengatakan mual dan muntah
mengatakan anaknya suah tidur sudah hilang, ayah pasien
dan sering bangun, rewel, ibu mengatakan anaknya sudah
pasien mengatakan anaknya sudah mampu menghabiskan
tidak ada rasa ingin muntah jika makanannya ½ porsi ditambah
diberi makan. ayam goreng 1 potong tanpa
O : Makan tidak habis hanya ¼ porsi nasi.
yan disajikan dengan bantuan O :BB saat ini 20,80 kg, makan
mainan, pasien tampak masih habis ½ porsi yang disajikan,
lemas, hasil laboratorium ditambah 1 potong ayam goreng,
Hemoglobin L 10,5 gr/dl, BB saat hasil laboratorium Hemoglobin
ini 9,75 kg. L 11,5 gr/dl
A :Masalah resiko ketidakseimbangan A :Masalah gangguan perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh belum teratasi, tujuan belum tubuh teratasi
tercapai. P : Intervensi dihentikan
P : Lanjutkan intervensi 3, 5, 6, 7, 8
dan 9.
4.2 Pembahasan
menjawab masalah studi kasus dengan merujuk bagaimana tujuan studi kasus
temuan dalam studi kasus dengan teori yang mendasarinya dalam BAB II.
Pada pengkajian ditemukan data pada An. Z mengalami tidak nafsu makan,
milut seperti ingin muntah, penurunan berat badan 1,3 kg dengan berat
badan saat masuk 11 kg menjadi 9,7 kg, sedangkan data An. C ditemukan
data penurunan nafsu makan, setiap makan langsung muntah, nyeri tekan
abdomen, dan penurunan berat badan 2 kg dengan berat badan saat masuk
rasa mual, muntah, penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan pada
pencernaan yang dialami subyek yaitu nyeri epigastrik (55,41%), mual atau
dialami ialah mual atau muntah, serta nyeri epigastrik. Gionino, (2010)
dalam tubuh kurang dan menyebabkan asam lambung naik sehingga terjadi
gangguan nutrisi.
Pada pengkajian pada An. Z IMT ditemukan data 15,5 kgm³ masih dalam
batas normal sedangkan pada An. C ditemukan data IMT 13,07 kgm³
(rendah). Sesuai dengan Kepmenkes RI, (2013) IMT anak usia 2 tahun 13,4-
15,6 kgm³ dan usia 10 tahun 15,0-20,0 kgm³. Kondisi tersebut juga sesuai
status gizi kurang, status gizi normal, dan status gizi lebih. Menurut peneliti
IMT merupakan salah satu bagian dari pengkajian pada pasien dengan
kebutuhan nutrisi.
Pada pengkajian didapatkan data pada An. Z dengan hasil laboratorium pada
tanggal 20 April 2019 hemoglobin 11,2 g/dl, hematokrit L 34%, eritrosit 4,4
antibodi pasien menurun dan trombosit pun menurun. Sedangkan pada An.C
perubahan nutrisi.
Kozier (2011) menjelaskan komponen yang sangat penting yang harus dikaji
yaitu antropometri, data biokimia dan klinis data diet. Pemeriksaan fisik
antropometri tanggal 20 April 2019 pada An. Z didapatkan data berat badan
9,7 kg, tinggi badan 80 cm, lingkar lengan atas 16 cm, lingkar kepala 45,5
cm, data biokimia pada An. Z yaitu hasil laboratorium hemoglobin 11,2 g/dl,
klinis data diet pada An. Z yaitu ibu pasien mengatakan An. Z tidak mau
tidak mempunyai alergi makanan, menyukai makanan apa saja dan An. Z
C didapatkan data berat badan 20 kg, tinggi badan 124 cm, lingkar lengan
atas 20 cm, lingkar kepala 48 cm, data biokimia pada An. C yaitu hasil
laboratorium hemoglobin L 10,4 g/dl, klinis data diet pada An. C yaitu ayah
menyukai makanan ayam goreng dan An. C mendapat diit nasi tim yaitu diit
DHF tahap II. Hal tersebut sesuai dengan Kepmenkes RI, (2013) yang
mengatakan diet tahap II diberikan pada pasien dengan suhu tubuh stabil
dilakukan pengkajian anak tampak rewel dan menangis, maka ada beberapa
pemeriksaan fisik yang tidak bisa langsung dilakukan langsung pada saat itu,
fisik. Adapun cara pendekatan untuk An. Z yaitu dengan melalui terapi
masalah nutrisi dari data penilaian gizi yang menggambarkan kondisi nutrisi
pasien saat ini, resiko hingga pontensi terjadinya masalah nutrisi yang dapat
ditindak lanjut agar dapat diberikan intervensi nutrisi yang tepat. Diagnosa
keperawatan yang dirumuskan oleh peneliti pada kasus An. Z yaitu resiko
Pada An. Z dirumuskan diagnosa keperawatan resiko karena hal ini sesuai
batas normal tetapi adanya penurunan berat badan, perubahan nafsu makan.
penurunan nafsu makan, mual dan muntah. Hal tersebut sesuai dengan
Kusuma, (2015) dan Tarwoto dan Wartonah (2010) yaitu gangguan menelan
tersebut.
mengubah semua aspek yang berkaitan dengan nutrisi pada pasien agar
kriteria hasil supaya dapat diukur yaitu: nafsu makan meningkat, tidak
perempuan 11,7-15,5 g/dl dan laki-laki 10,8-12,8 g/dl, IMT dalam batas
kebutuhan tubuh menurut Rahayu dan Harnanto (2016), kaji adanya alergi
makanan pada anak, kaji pola makan pasien (porsi makan dan frekuensi
makan), kaji adanya mual dan muntah, kaji makanan kesukaan pasien
memberikan pasien makan sedikit tapi sering dengan porsi yang kecil,
timbang berat badan setiap hari, kolaborasi dengan dokter cairan IVFD
Kaen 3B 1.000cc/ 24 jam, kolaborasi dengan ahli gizi terapi diet NT (Nasi
Tim).
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
intake, weight control tetapi tujuan yang dirumuskan pada kasus An. C
Kriteria hasil menurut Nurarif dan Kusuma (2015) kurang dapat diukur
dalam batas normal yaitu perempuan 11,7-15,5 g/dl dan laki-laki 10,8-12,8
Intervensi yang penulis rencanakan mungkin ada beberapa yang tidak sesuai
makan dengan bermain, kaji makanan kesukaan dan makanan yang tidak
berbeda.
Adapun ada beberapa intervensi yang tidak dilakukan pada An. Z dan An. C
tisu. Menyajikan makanan yang menarik minat anak, hal tersebut tidak
dilakukan karena ahli gizi hanya menyediakan makanan yang berfokus pada
konsistensi bukan terhadap kalori dan bentuk yang menarik minat pasien.
kebutuhan.
Kemenkes RI, (2013) mengatakan nutrisi yang diberikan untuk pasien anak
dibutuhkan pada anak usia 2-4 tahun membutuhkan energi 1.500 kkal,
anak usia 10-12 tahun membutuhkan energi 1.850 kkal, protein 49 g, lemak
setelah suhu badan stabil. Pada An. Z dan An. C diberikan nasi tim tetapi
ahli gizi tidak memberikan keterangan nilai kalori pada makanan tersebut
sehingga peneliti tidak tahu berapa nilai kalori yang ada pada nasi tim
pasien.
Pada penatalaksnaan memberikan terapi cairan infus pada An. Z yaitu IVFD
Kaen 3B 1.000cc/24 jam yang dapat memenuhi kebutuhan akan cairan dan
IVFD NaCl 0,9% 1.500cc/24 jam yang dapat digunakan untuk mengatasi
63
atau mengganti cairan yang hilang dalam tubuh pasien karana dehidrasi
perawatan intensif.
Pada An. Z tidak diberikan antiemetika karena An. Z yang tidak mengalami
nyeri tekan abdomen, tidak ada muntah dan tidak diresepkan oleh dokter
obat tersebut dilakukan oleh perawat ruangan saat pemberian dluar jam
praktik peneliti.
menangis dan tidak mau bertemu perawat. Pada saat peneliti memberikan
makan pada An. Z dengan cara memberikan makan sambil bermain (mobil-
mobilan dan membentuk burung dari kertas lipat). Hasilnya An. Z mau
goreng), dikarenakan An. C tidak mau makan makanan rumah sakit yang
mual dan muntah. Hasilnya adanya peningkatan nafsu makan pada An. C
64
dengan sumber makanan bukan dari rumah sakit atau dari makanan
kesukaan An. C.
disaat tindakan pasien takut, rewel dan menangis dan mengubah posisi
pada anak menggunakan alat bermain atau dengan cara mencari tahu
pasien terhadap standar atau kriteria ditentukan oleh tujuan yang ingin
dengan kriteria dan menyimpulkan hasil yang kemudian ditulis dalam daftar
masalah.
65
Evaluasi yang belum tercapai pada An. Z yaitu adanya peningkatan nafsu
makan tetapi berat badan pasien menurun karena BAB cair lebih dari 3x.
sedangkan pada An. C yaitu tidak ditimbang dihari terakhir saat pulang
usianya.
4.2 Keterbatasan
tersebut.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan asuhan keperawatan pada An. Z dan An. C dalam
Fever (DHF) di ruang Mawar RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur mulai pada
Pada tahap pengkajian terhadap An. Z dan An. C yang telah penulis peroleh
dari observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, dan status pasien maka hasil
dari pengkajian tersebut mendapatkan data bahwa pasien tidak nafsu makan,
lemas, rewel, membran mukosa bibir kering, terjadi penurunan berat badan,
adanya mual, muntah dan kenaikan berat badan dalam tiga hari. An. Z rewel,
Hasil analisa data dikumpulkan dari pengkajian pasien An. Z dan An. C dalam
Adapun ada beberapa intervensi yang tidak dilakukan pada An. Z dan An. C
kebersihan mulut pasien, menyajikan makanan yang menarik minat anak. Hal
tersebut dikarenakan An. Z dan An. C masih dalam fase sushu tubuh stabil
dan diit yang diberikan yaitu diit konsistensi lunak selama di rumah sakit,
anak tampak rewel dan menangis selama dirawat di rumah sakit sehingga
pasien tidak dilakukan karena ahli gizi hanya menyediakan makanan yang
berfokus pada konsistensi bukan terhadap kalori dan bentuk yang menarik
minat.
bermain, mengkaji makanan kesukaan dan makanan yang tidak disukai pasien.
Pelaksanaan yang sudah dilakukan adalah kaji adanya alergi makanan, kaji
pola makan pasien, kaji makanan yang disukai pasien, anjurkan memberikan
makanan dengan porsi sedikit tapi sering dengan porsi yang kecil, kaji adanya
mual dan muntah, timbang berat badan pasien setiap hari, kolabolari dengan
68
ahli gizi untuk mendapatkan diit nasi tim, tetapi tidak ada keterangan nilai
kalori sehingga peneliti tidak tahu berapa nilai kalori yang ada pada nasi tim
tersebut. Oleh karena itu disarankan untuk bagian ahli gizi supaya bisa
Evaluasi yang belum tercapai pada An. Z yaitu adanya peningkatan nafsu
makan tetapi berat badan pasien menurun karena BAB cair lebih dari 3x.
sedangkan pada An. C yaitu tidak ditimbang dihari terakhir saat pulang
Sedangkan evaluasi yang sudah tercapai pada An. Z dan An. C yaitu pasien
5.2 Saran
yang akan diberikan pada pasien anak dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
dengan diagnosa medis DHF akan semakin baik antara lain sebagai berikut:
Harapan penulis untuk RSUD Pasar Rebo khususnya Ruang Mawar yaitu
69
Saran untuk ahli gizi yaitu peneliti berharap ahli gizi dapat menyajikan
makanan yang menarik minat pasien dan mencantumkan nilai kalori pada
makanan tersebut.
dapat menimbang berat badan untuk evaluasi akhir pada anak yang
bermain di kamar rawat anak sehingga untuk anak yang mempunyai reaksi
Barbara, K., Audrey, B., & Shirlee, S. (Edisi 7). (2011). Buku ajar fundamental
keperawatan : Konsep, Proses & Praktik. Jakarta : EGC.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (2018). Profil Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta
Fida dan Maya. (2012). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Yogyakarta : D-Medika
Hidayat, A.A.A. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia (Edisi 2). Jakarta :
Salemba Medika
Suriadi, (Edisi 2). (2010). Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta : CV. Sagung
Seto
World Health Organization WHO (2019). Dengue and Severe dengue. Diambil
dari https://www.who.int/news-room/fact-sheet/detail/dengue-and-severe-
dengue pada tanggal 28 April 2019 pukul 10.15 WIB.
LAMPIRAN
KEPERAWATAN ANAK