Anda di halaman 1dari 12

Penggunaan Asesmen Strength Typology-30 (ST-30)

Bagi Siswa SMA Untuk Melakukan Pemetaan Jurusan


Dimasa Pandemi
Hasna Hamidah1
1 Prodi Arsitektur, Universitas Pendidikan Indonesia, Kota Bandung

ABSTRAK
Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang sangat besar bagi beberapa sektor di
Indonesia. Salah satunya adalah sektor pendidikan. Perubahan cara pembelajaran
dari luring menjadi daring sangat memberikan efek bagi siswa dan guru. Walaupun
pembelajaran daring bisa diatasi menggunakan aplikasi digital berbasis online,
namun masih banyak orang, khususnya guru dan orangtua, yang masih belum
mengerti cara penggunaan aplikasi digital tersebut. Karena itulah mereka
membutukan pendampingan dan pelatihan terkait tata cara penggunaan aplikasi
digital yang dibutuhkan untuk pembelajaran daring. Salah satu mata pelajaran yang
terdampak adalah mata pelajaran Bimbingan dan Konseling. Guru-guru BK
mengalami kesulitan dalam mencari asesmen berbasis online yang dapat membantu
siswa-siswi sekolahnya melakukan pemetaan jurusan secara daring. Dengan adanya
asesmen Strength Typology-30 ini dapat membantu guru, siswa, dan orangtua dalam
memetakan jurusan yang cocok bagi siswa berdasarkan potensi minat dan bakat
kuatnya.

Kata Kunci: Pendidikan, Pemetaan Jurusan, Strength Typology-30.

Pendahuluan
Pada 31 Desember 2019, pemerintah di Wuhan, Cina, mengkonfirmasi bahwa
otoritas kesehatan sedang merawat beberapa pasien dengan penyakit yang
misterius. Beberapa hari kemudian, para peneliti di China mengidentifikasi virus
baru yang telah menginfeksi puluhan orang di Asia. Pejabat kesehatan di China
mengatakan mereka memantaunya untuk mencegah wabah berkembang menjadi
sesuatu yang lebih parah. Pada 11 Januari, media pemerintah China melaporkan
kematian pertama yang diketahui dari penyakit yang disebabkan oleh virus, yang
telah menginfeksi puluhan orang. Pria berusia 61 tahun yang meninggal itu adalah
pelanggan tetap di pasar di Wuhan. Kasus pertama yang dikonfirmasi di luar
daratan China terjadi di Jepang, Korea Selatan dan Thailand (World Health
Organization, 2021). World Helath Organization mengusulkan nama resmi untuk
penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut: COVID-19, akronim yang
merupakan singkatan dari penyakit coronavirus 2019. Nama tersebut tidak
mengacu pada orang, tempat, atau hewan apapun yang terkait dengan virus
corona, dengan tujuan untuk menghindari stigma. Wabah COVID-19 ini pun
menyebar ke negara-negara lain, salah satunya adalah Indonesia. Hingga awal Juli
2021, jumlah pasien COVID-19 di Indonesia Sudah melebihi angka 2 Juta pasien,
dan angka ini terus bertambah (Satuan Tugas Penanganan COVID-19 , 2021).
Untuk menanggulangi bencana COVID-19 ini, Pemerintah Indonesia
mengeluarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2021 yang
menetapkan bahwa akan dilaksanakannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) Darurat COVID-19 di wilayah Jawa dan Bali. Dalam
pelaksanaan PPKM ini, kegiatan belajar mengajar dan sektor pekerjaan non-
esensial diberlakukan 100% secara daring. Hal ini mempengaruhi proses belajar
mengajar yang harus diubah dari metode luring menjadi metode daring.
Berdasarkan instruksi tersebut, maka Universitas Pendidikan Indonesia
mengadakan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang akan membantu guru-
guru PAUD/TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK untuk memberikan
pendampingan kepada tim pengajar sekolah yang membutuhkan bantuan di masa
pembelajaran daring ini. Penulis sendiri melakukan kegiatan KKN ini di SMAN 6
Cimahi yang beralamat di Jalan Melong Raya No. 172, Kelurahan Melong,
Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat.
Dalam sistem pembelajaran di sekolah formal, proses yang terjadi tidak hanya
antara guru mata pelajaran ilmu pengetahuan dengan murid, namun juga
interaksi antara guru BK (Bimbingan Konseling) dengan murid. Bimbingan
konseling yang terjadi tidak hanya membahas permasalahan perilaku, gaya
belajar, dan hal-hal lain yang menyangkut psikologis siswa. Pemetaan minat serta
bakat yang akan memudahkan para siswa untuk menentukan jurusan yang akan
diambil di jenjang selanjutnya (Perguruan Tinggi) juga menjadi bahasan dalam
bimbingan konseling itu sendiri. Sebelum masa pandemi, proses tersebut
dilakukan secara luring antara guru BK dan siswa. Dialog yang terjadi bersifat
langsung. Dengan dilaksanakannya PPKM ini, siswa SMA yang ingin melakukan
pemetaan jurusan mengalami kendala karena pembelajaran yang dilakukan
secara daring.
Karena itulah, saya akan membantu proses pemetaan jurusan di SMAN 6
Cimahi ini dengan perangkat yang bersifat daring untuk menyesuaikan kondisi
pandemi ini. Oleh karena itu, saya akan bekerjasama dengan Hive Education,
sebuah lembaga yang membantu pemetaan bakat. Perangkat yang akan
digunakan dalam menemukan potensi siswa untuk memetakan jurusannya
adalah ST-30 (Strength Typology-30). Ini adalah salah satu perangkat dalam sistem
Talents Mapping yang digagas oleh Abah Rama Royani. ST-30 adalah perangkat
yang memetakan potensi seseorang berdasarkan aktivitas yang dilakukannya dan
dapat diakses secara daring.
Walaupun PPKM sedang berlangsung, pemetaan jurusan harus tetap
dilaksanakan, karena menurut penelitian yang dilakukan oleh Indonesia Career
Center Network (ICCN) di tahun 2017 menunjukkan bahwa 87% mahasiswa
Indonesia salah mengambil jurusan (Temu Bakat, 2017). Hal ini disebabkan oleh
banyaknya siswa SMA yang memilih sebuah jurusan dikarenakan keinginan
orang tua dan kebanggaan atas eksistensi kampus (Zubaidi, 2016). Sehingga
menyebabkan siswa-siswa SMA ini hanya mencari kampus yang terkenal, tetapi
tidak mementingkan jurusan yang ia pilih. Padahal, pemilihan jurusan haruslah
berdasarkan potensi diri yang ia miliki. Menyadarkan siswa SMA atas pentingnya
pemilihan jurusan berdasarkan potensi diri harus sejalan pula dengan dukungan
orangtua terhadap potensi diri anaknya (Royani, 2016). Apabila anak tidak
didukung orangtuanya, maka anak pun tidak memiliki kebebasan untuk memilih
jurusan yang sesuai dengannya. Karena itu, sebelum memetakan jurusan, penting
sekali untuk memberikan pemahaman dan memunculkan kesadaran siswa dan
orangtua terkait potensi diri untuk memetakan jurusan.

Gambar 1. Contoh hasil ST-30

Untuk memetakan jurusan siswa SMA yang akan melanjutkan ke jenjang


pendidikan selanjutnya, maka dibutuhkan perangkat pemetaan potensi diri. Salah
satu perangkat pemetaan potensi diri yang dapat digunakan adalah Strength
Typology-30 (ST-30) yang digagas oleh Abah Rama Royani, founder Talents
Mapping. Strength Typologi-30 itu sendiri adalah perangkat yang memetakan
potensi seseorang berdasarkan aktivitas yang dilakukannya dan dapat diakses
secara daring, sangat cocok digunakan dalam masa pembelajaran daring karena
pandemi COVID-19 yang sedang mewabah ini. ST-30 memberikan gambaran
kompetensi minat terhadap peran dan memiliki 30 tipologi manusia yang
berkaitan dengan kekuatan produktif (Temu Bakat, 2017). Hal ini dapat
membangun kesadaran peserta ST-30 dalam hal potensi diri yang dimiliki. ST-30
dapat digunakan sebagai:
1. Pemetaan jurusan untuk pelajar atau mahasiswa;
2. Program pendampingan orangtua terhadap anak;
3. Membantu karyawan untuk mendapatkan posisi yang sesuai ;
4. Membantu pimpinan perusahaan untuk meningkatkan produktivitas
perusahaan;
5. Dapat memberikan pemahaman terkait relasi yang cocok untuk
melakukan kerjasama;
6. Mengenali pasangan melalui pemetaan potensinya.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, ST-30 memiliki 30 tipologi manusia
yang berkaitan dengan kekuatan produktif. Lingkaran-lingkaran kecil yang
berada di luar merupakan 30 tipologi manusia. Warna yang ada didalamnya
menunjukkan skala potensi diri: Merah (Sangat kuat), Kuning (Kuat), Putih
(Netral), Abu (Lemah), Hitam (Sangat Lemah). Berikut 30 tipologi manusia yang
dibagi kedalam 8 kelompok besar berdasarkan Strength Typology-30:

1. Cluster Generating Idea (Gi)


 Visionary (VIS): Seseorang yang dapat melihat jauh ke depan
cakrawala baik secara intuisi maupun dengan perasaan sehingga suka
dengan tugas-tugas membuat visi.
 Strategist (STR): Seseorang yang dapat memilih jalan terbaik untuk
mencapai tujuan baik melalui kemampuan analisis maupun intuisi.
 Marketer (MAR): Seseorang yang senang menonjolkan kelebihan yang
dimiliki, mengkomunikasikan, dan menyusun ide atau strategi untuk
merebut peluang pasar.
 Synthesizer (SYN): Seseorang yang senang mengatur berbagai sumber
daya dan mempunyai ide, strategi, atau juga analisis terencana
sehingga mampu merangkum berbagai hal menjadi sesuatu yang baru.
 Creator (CRE): Seseorang yang mempunyai banyak ide, berpikiran
jauh ke depan dan/atau strategis sehingga dapat membuatnya menjadi
kenyataan.
 Designer (DES): Seseorang yang mempunyai banyak ide dan juga
memiliki kemampuan analisis dan menyatakannya kedalam gambar.

2. Servicing (S)
 Server (SER): Seseorang yang senang melayani dan mendahulukan
orang lain dengan keramahan dan ketulusan.
 Caretaker (CAR): Seseorang yang bisa merasakan perasaan orang lain
sehingga senang merawat atau membantu orang lain.

3. Headman (H)
 Selector (SLC): Pribadi yang mengerti keunikan masing-masing orang
dan berani dalam menentukan orang yang tepat untuk tugas tertentu.
 Seller (SEL): Seseorang yang senang mempengaruhi atau meyakinkan
orang lain baik dengan cara memelihara hubungan, menonjolkan
kehebatan produk/jasa yang dipromosikan ataupun dengan cara
membujuk orang untuk membeli.
 Mediator (MED): Seseorang yang berani menghadapi konfrontasi dan
tidak menyukai konflik sehingga cenderung untuk menghadapi dan
mengatasi konflik.
 Commander (CMD): Seseorang yang keras, berani menghadapi
konfrontasi dan berani mengambil tanggung jawab.
 Arranger (ARR): Seseorang yang senang mengatur berbagai sumber
daya manusia untuk mendapatkan hasil yang optimum dan tidak takut
menghadapi konfrontasi.

4. Networking (N)
 Communicator (COM): Seseorang yang senang menjelaskan sesuatu
yang biasa menjadi luar biasa baik lisan maupun tertulis dan
umumnya suka tampil didepan.
 Ambassador (AMB): Seseorang yang senang membina hubungan
persahabatan, senang berkomunikasi dan terpercaya sehingga cocok
untuk menjadi perwakilan suatu organisasi atau lembaga.
 Motivator (MOT): Seseorang yang suka memajukan orang lain dengan
cara memberi panduan, semangat, atau juga inspirasi.
 Educator (EDU): Seseorang yang suka melihat orang lain maju dan
memajukan orang lain dengan cara mengajar, melatih keterampilan,
melatih sesuai kekuatan anak didik maupun memberikan nasehat.

5. Thinking (T)
 Analyst (ANA): Seseorang yang berpikiran analitis, senang bermain
angka-angka maupun data, sehingga suka menguraikan sesuatu
kedalam satuan yang lebih kecil.
 Treasurer (TRE): Seseorang yang berpikiran anilitis, teliti, teratur, dan
bertanggung jawab, serta senang dengan angka-angka maupun data,
sehingga sesuai dengan tugas-tugas pengelolaan keuangan.

6. Reasoning (R)
 Restorer (RES): Seseorang yang berpikiran analitis, senang
mendiagnosa dan senang mengembalikan sesuatu ke fungsi semula
apakah itu peralatan, sistem, ataupun manusia.
 Evaluator (EVA): Seseorang yang berpikiran analitis, teliti, sesuai
dengan aturan sehingga suka dengan tugas-tugas menganalisa untuk
menilai atau membuktikan sesuatu terkait nilai, mutu, kepentingan,
atau kondisi.
 Explorer (EXP): Seseorang yang berpikiran analitis, senang
mengumpulkan informasi dan mempelajai sesuatu beserta latar
belakangnya, serta senang olah pikir sehingga senang pada tugas
penelitian.

7. Elementary (E)
 Jounarlist (JOU): Seseorang yang mudah menyesuaikan diri, berani
tatap muka dengan orang lain, senang menulis, senang menjelaskan
sesuatu baik lisan maupun tulisan, berpikir strategis dan atau banyak
ide.
 Interpreter (INT): seseorang yang senang menjelaskan sesuatu baik
lisan maupun tulisan dan memiliki daya analisis untuk mengartikan
sesuatu.
 Administrator (ADM): Seseorang yang suka dengan keteraturan yang
terencana dan rapih sehingga suka dengan tugas pengelolaan
administrasi organisasi.

8. Technical (Te)
 Producer (PRO): Seorang pekerja keras yang senang keteraturan dan
tidak sabar bertindak, senang membuat ide ataupun rancangan
menjadi kenyataan.
 Quality Controller (QCA): Seseorang yang memegang teguh aturan,
penuh tanggung jawab, berselera tinggi, teratur dan teliti sehingga
senang dengan tugas-tugas pengontrolan mutu.
 Safe Keeper (SAF): Seseorang yang teliti, waspada, sangat
bertanggung jawab dan terencana sehingga suka dengan tugas-tugas
terkait keselamatan dan keamanan.
 Distributor (DIS): Seseorang yang senang mengatur berbagai macam
sumber daya untuk didistribusikan kepada orang lain, bertanggung
jawab dan pekerja keras.
 Operator (OPE): Seorang pekerja keras yang senang keteraturan dan
senang melayani orang lain dengan menjalankan perangkat kerja
perusahaan (alat, mesin, instrumen, atau peralatan lain).

Berdasarkan tipologi-tipologi tersebut, siswa, orangtua, dan praktisi ST-30


akan melakukan konsultasi dan mendiskusikan jurusan apa yang sesuai dengan
tipologi terkuat siswa.

Metode
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif kualitatif berlandaskan pendekatan penelitian yang bertujuan untuk
memahami fenomena sosial dari sudut pandang para partisipan (Alwasilah,
2002). Menurut Mile dan Huberman (Sugiyono, 2010), penelitian dengan metode
deskriptif kualitatif dapat dilakukan dalam 4 langkah, yaitu: (1) Data Collecting
(Pengumpulan Data); (2) Data Reduction (Reduksi Data); (3) Data Display
(Penyajian Data); (4) Conclusion Drawing/Verivication (Kesimpulan). Teknik
pengumpulan data menggunakan perangkat Strength Typology-30 dan wawancara
menggunakan aplikasi Whatsapp.
Hasil dan Pembahasan
Perubahan aktivitas dari luring menjadi daring karena diadakanya
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM ini menjadi kendala
bagi semua sektor. Sebelum PPKM dilaksanakan pun, pandemi COVID-19 telah
membawa kerugian yang sangat besar bagi sektor perekonomian khususnya
pariwisata, perdagangan, serta investasi (Dito Aditia Darma Nasution, 2020).
Tidak hanya sektor ekonomi, sektor lain seperti pendidikan pun mengalami
banyak permasalahan. Karena virus COVID-19 sangat mudah menyebar di tempat
berkumpulnya orang banyak, maka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran (SE) pada tanggal 24 Maret 2020
terkait Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran
COVID-19, didalamnya disebutkan bahwa kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan di rumah/tempat tinggal masing-masing siswa dan dilakukan
melalui pembelajaran daring untuk menghindari penyebaran virus COVID-19.
Karena itulah sekolah harus bisa mengimplementasikan pembelajaran luring ke
dalam pembelajaran daring dengan baik agar siswa tetap dapat melakukan proses
pembelajaran dengan baik. Pembelajaran daring ini dapat memanfaatkan aplikasi
digital berbasis daring seperti Google Classroom, Google Meet, Zoom, Youtube, dan
lainnya. Namun, kurangnya pengetahuan dan kemahiran guru dalam teknologi
aplikasi digital untuk menunjang pembelajaran daring menjadi kesulitan
tersendiri (Nawang Galuh Safitri). Karena itulah dibutuhkan pendampingan dan
pelatihan untuk tenaga pengajar terkait teknologi aplikasi digital agar dapat
digunakan dalam pembelajaran daring saat pandemi COVID-19.
Tidak hanya guru mata pelajaran ilmu pengetahuan, guru mata pelajaran
Bimbingan dan Konseling (BK) pun membutuhkan pendampingan terkait
teknologi aplikasi digital berbasis online/daring. Salah satu hal yang dibahas dalam
mata pelajaran ini adalah terkait pemetaan jurusan. Seperti yang telah dijelaskan
di pendahuluan, pemetaan jurusan biasanya dilakukan secara luring (tatap muka)
antara guru BK dan siswa. Namun karena diadakannya PPKM yang
mengharuskan seluruh proses belajar mengajar dilakukan secara daring, guru BK
mengalami kesulitan untuk melakukan pemetaan jurusan dan membutuhkan
bantuan pendampingan dan pelatihan. Hal ini pun terjadi di SMAN 6 Cimahi
yang mengalami kendala saat ingin melakukan pemetaan jurusan dimasa
pandemi terhadap siswa-siswi nya yang ada di kelas 12. Guru mata pelajaran
Bimbingan dan Konseling di SMAN 6 Cimahi pernah melakukan tes psikotes
online kepada siswa-siswi kelas 12, namun merasa hasilnya kurang tepat dan
memuaskan, dan belum menemukan asesmen pengganti yang lebih efektif.
Karena itulah penulis memberikan pemahaman terkait asesmen berbasis online
lain yang dapat digunakan oleh guru untuk melakukan pemetaan bakat yaitu
Strength Typologi-30 (ST-30) yang digagas oleh Abah Rama Royani. ST-30 adalah
perangkat yang dapat memetakan potensi seseorang berdasarkan aktivitas yang
dilakukannya dan dapat diakses secara daring.
Setelah guru mata pelajaran Bimbingan dan Konseling menyetujui
penggunaan ST-30 dalam program pemetaan jurusan ini, kami melakukan
pendataan siswa kelas 12 yang akan mengikuti pemetaan jurusan tersebut dan
langsung menginstruksikan siswa-siswi tersebut untuk melakukan pengisian
asesmen ST-30 di link temubakat.com. Adapun tata cara pengisian asesmen ST-30
adalah sebagai berikut:
1. Buka link: https://www.temubakat.com/id/index.php/main/disp/tes
2. Mengisi biodata
 Ingatlah alamat email serta tanggal lahir yang Anda isi.
 Jika Anda sudah pernah mengisi sebelumnya, maka gunakan e-mail
yang berbeda atau boleh juga menggunakan e-mail fiktif.
3. Baca baik-baik Instruksi yang ada pada setiap Bagian:
 Bagian 1 => Pilih yang Paling Sesuai
 Bagian 2 => Pilih yang Paling Tidak Sesuai
 Bagian 3 => Pilih yang Sesuai
 Bagian 4 => Pilih yang Tidak Sesuai
*Masing-masing bagian silahkan pilih 5 hingga 7 Pernyataan Saja
4. Setelah Selesai Anda bisa mendownload hasil ST-30 Anda dengan
menekan tombol Download di bagian Atas.

Gambar 2. Contoh pengisian asesmen Strength Typology-30 (Temu Bakat,


2017)
Untuk pengisian asesmen ST-30 itu sendiri tidak ada kesulitan yang terjadi.
Hanya saja beberapa siswa mengalami kesulitan saat akan mengakses Google Drive
yang menjadi tempat pengumpulan hasil asesmen ST-30 dan akhirnya saya
memberikan penjelasan terkait penggunaan Google Drive kepada siswa tersebut.
Setelah semua siswa telah mengumpulkan hasil asesmen ST-30, program
dilanjutkan dengan melakukan konsultasi privat untuk membahas hasil asesmen
ST-30 bersama praktisi ST-30 secara daring melalui aplikasi Google Meet. Praktisi
ST-30 mewajibkan orangtua siswa untuk hadir dalam sesi konsultasi agar
menghindari konflik yang disebabkan oleh perbedaan pemilihan jurusan antara
siswa dan orangtuanya.
Gambar 3. Konsultasi siswa dan orangtua bersama praktisi untuk membahas
hasil asesmen Strength Typology-30.
Kesulitan yang terjadi saat melakukan konsultasi adalah kurangnya minat
orangtua dalam mengikuti konsultasi pembahasan hasil asesmen ST-30 sehingga
hanya beberapa orangtua yang hadir saat sesi konsultasi. Walaupun banyak
orangtua yang tidak hadir, tetapi siswa-siswi yang melakukan konsultasi sangat
bersemangat dan tertarik terhadap pembahasan hasil ST-30 mereka. Saat siswa
ditanyakan terkait rencananya setelah lulus SMA, banyak siswa yang masih belum
merencanakan apapun dan masih bingung terkait dunia perkuliahan. Karena
itulah, selain melakukan pemetaan jurusan berdasarkan hasil asesmen ST-30,
siswa SMAN 6 Cimahi juga diberikan bekal terkait dunia perkuliahan termasuk
hal-hal yang berhubungan dengan persiapan SNMPTN dan SBMPTN. Penulis
juga mengumpulkan buku bekas latihan soal SBMPTN yang belum terisi/baru
terisi sedikit untuk diberikan kepada siswa yang membutuhkan.
Siswa-siswi SMAN 6 Cimahi yang megikuti program pemetaan jurusan ini
sebenarnya sudah memiliki bakat dan minat terpendam yang akhirnya dapat di
ketahui melalui asesmen ST-30 ini. Contohnya adalah salah satu siswi yang
mempunyai keinginan dan rencana untuk melakukan usaha berbisnis tetapi
orangtua dan keluarganya ingin siswi tersebut melanjutkan usaha salon milik
keluarganya. Karena hasil asesmen siswi tersebut menunjukkan bahwa bakat
berbisnis dan marketingnya kuat, maka praktisi ST-30 menyarankan siswi tersebut
untuk mendaftar ke jurusan bisnis agar saat lulus nanti bisa memperluas dan
meningkatkan usaha salon keluarganya agar lebih baik lagi. Siswi tersebut pun
sangat menyetujui saran tersebut dan makin bersemangat untuk melanjutkan
sekolahnya ke jenjang perkuliahan di jurusan bisnis.
Lalu ada juga siswi yang belum mempunyai rencana apapun untuk kuliahnya
nanti, namun setelah melakukan konsultasi, praktisi ST-30 menyarankan siswi
tersebut untuk mendaftar di jurusan Psikologi atau jurusan Bimbingan dan
Konseling karena dia mempunyai bakat untuk melanjutkan pendidikannya ke
dua jurusan tersebut. Pada awalnya siswi tersebut belum pernah mendengar hal-
hal terkait dengan jurusan tersebut, tetapi setelah diberikan penjelasan terkait apa
itu jurusan psikologi dan BK dan juga prospek kerjanya, siswi tersebut menjadi
lebih paham akan minat dan bakatnya di kedua jurusan tersebut.

Gambar 4. Wawancara siswa SMAN 6 Cimahi terkait program pemetaan


jurusan melalui Whatsapp.
Setelah semua siswa selesai melakukan sesi konsultasi, penulis mewawancarai
siswa melalui aplikasi Whatsapp untuk menanyakan kebermanfaatan program ini
bagi mereka. Hasilnya, seluruh siswa yang mengikuti program ini mengatakan
bahwa program ini sangat bermanfaat untuk mengatasi kebingungan siswa kelas
12 dalam hal menentukan jurusan dan juga asesmen ST-30 membuat mereka lebih
mengetahui potensi minat dan bakat kuat nya. Wawasan siswa-siswi terkait dunia
perkuliahan pun menjadi lebih luas.
Simpulan
Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang sangat besar bagi beberapa
sektor di Indonesia. Salah satunya adalah sektor pendidikan. Perubahan cara
pembelajaran dari luring menjadi daring sangat memberikan efek bagi siswa dan
guru. Walaupun pembelajaran daring bisa diatasi menggunakan aplikasi digital
berbasis online, namun masih banyak orang, khususnya guru dan orangtua, yang
masih belum mengerti cara penggunaan aplikasi digital tersebut. Karena itulah
mereka membutukan pendampingan dan pelatihan terkait tata cara penggunaan
aplikasi digital yang dibutuhkan untuk pembelajaran daring. Salah satu mata
pelajaran yang terdampak adalah mata pelajaran Bimbingan dan Konseling. Guru-
guru BK mengalami kesulitan dalam mencari asesmen berbasis online yang dapat
membantu siswa-siswi sekolahnya melakukan pemetaan jurusan secara daring.
Dengan adanya asesmen Strength Typology-30 ini dapat membantu guru, siswa,
dan orangtua dalam memetakan jurusan yang cocok bagi siswa berdasarkan
potensi minat dan bakat kuatnya.
Ucapan Terima Kasih
Kegiatan KKN ini tidak bisa terlaksana tanpa dukungan dan doa dari pihak-
pihak yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan program KKN ini. Karena
itulah saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum. selaku Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI);
2. Dr. Lili Somantri, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
kelompok 57 KKN Tematik UPI Semester Genap 2021 yang membimbing
dan memberikan dukungannya kepada penulis selama KKN Tematik;
3. Drs. Ade Suratman, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMAN 6 Cimahi;
4. Ibu Wiwin Winangsih, M.Pd. selaku Guru Mata Pelajaran Bimbingan dan
Konseling SMAN 6 Cimahi yang membimbing dan memberikan
dukungannya kepada penulis selama KKN Tematik;
5. Ibu Ani Nuraini, M.Pd. selaku Guru Mata Pelajaran Geografi SMAN 6
Cimahi yang membimbing dan memberikan dukungannya kepada penulis
selama KKN Tematik;
6. Ibu Maya Yustia Damayanti, ibu saya tercinta dan juga Praktisi Talents
Mapping dan Strength Typology-30 yang selalu mendoakan dan mendukung
penulis melaksanakan KKN Tematik;
7. Siswa-siswi SMAN 6 Cimahi yang telah mendukung terlaksananya
program KKN, penulis doakan teman-teman semua mendapatkan jurusan
yang diimpikan dan sukses selalu:
 Aurealya Mutiara D.
 Meilani Nurmala Sari
 Meisya Marta Rahayu
 Nindya Permata Hasandra
 Nuraeni Nurillah Wiguna
 Putri Dilan Afifah
 Siti Nurjanah
 Zahwa Sanggara Putri
 Rizki Muhammad Ikhsan
 Tisa Susilawati
8. Rekan-rekan kelompok 57 KKN Tematik UPI Semester Genap 2021 yang
selalu memberikan dukungan satu sama lain, semoga rekan-rekan semua
sukses selalu;
9. Rekan satu lokasi KKN Tematik UPI Semester Genap 2021 yang selalu
memberikan dukungan satu sama lain, semoga rekan-rekan semua sukses
selalu;
Referensi
Alwasilah, C. A. (2002). Pokok Kualitatif: Dasar-Dasar Merancang Dan . Bandung: Pt.
Dunia Pustaka Jaya.

Dewi, W. A. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran


Daring Di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 55-61.

Dito Aditia Darma Nasution, E. I. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap


Perekonomian Indonesia . Jurnal Benefita 5, 212-224.

Nawang Galuh Safitri, A. Z. (N.D.). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap


Penerapan Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar.

Royani, R. (2016). Talents Mapping. Depok: Toscabook.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 . (2021, Juli 5). Covid19.Go.Id. Retrieved From
Peta Sebaran: Https://Covid19.Go.Id/Peta-Sebaran

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Taylor, D. B. (2021, Maret 17). A Timeline Of The Coronavirus Pandemic. Retrieved


From The New York Times:
Https://Www.Nytimes.Com/Article/Coronavirus-Timeline.Html

Temu Bakat. (2017). Temu Bakat. Retrieved From Pengantar Strength Typology:
Https://Temubakat.Com/Id/

World Health Organization. (2021). Novel Coronavirus (2019-Ncov) Situation Report


- 1. World Health Organization.

Zubaidi, M. M. (2016). Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Salah Jurusan. Yogyakarta:


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Anda mungkin juga menyukai