DOSEN PEMBIMBING:
DR. H. AKMAL MUNDIRI, M.Pd
DISUSUN OLEH:
BUYAMIN (2252600021)
ABDUL MALIK (2252600078)
M. FAIZ (2252600014)
DOI:
Received: April 2020 Accepted: June 2020 Published: September 2020
Abstract :
This study aims to determine how the public relations communication strategy in
forming a positive public opinion so that the image of the institution becomes good and
has an impact on marketable institutions. In this study the authors used a qualitative
descriptive approach. The public relations communication strategy in the Public
Relations Section of MI Tarbiyatul Islamiyah is by implementing two communications,
internal communication and external communication. The difficulty in communication
strategies in the public relations department of MI Tarbiyatul Islamiyah is the quality of
human resources who still lack the mastery of communication techniques. To achieve
the goal of MI Tarbiyatul Islamiyah Public Relations in shaping the image of the
institution, it requires team cohesiveness, sincere work, discipline and professionalism
in public relations.
Keywords : Public Relations Communication Strategy, Institutional Image
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi
komunikasi kehumasan dalam membentuk opini publik yang positif
sehingga citra lembaga menjadi baik dan berdampak pada lembaga yang
marketable. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif. Strategi komunikasi kehumasan di Bagian Humas
MI Tarbiyatul Islamiyah adalah dengan menerapkan dua komunikasi,
yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Kesulitan dalam
strategi komunikasi di bagian kehumasan MI Tarbiyatul Islamiyah
adalah kualitas sumber daya manusia yang masih kurang dalam
penguasaan teknik komunikasi. Untuk mencapai tujuan Humas MI
Tarbiyatul Islamiyah dalam membentuk citra lembaga diperlukan
kekompakan tim, kerja ikhlas, kedisiplinan dan profesionalisme dalam
kehumasan.
Kata Kunci: Strategi Komunikasi Humas, Image Lembaga
METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
hendak menentukan pilihan perolehan sajian data dalam bentuk cerita rinci,
mendalam dari para responden atau informan. Sementara itu, menurut Bogdan
dan Taylor (dalam Raco, 2010) menyatakan metode kualitatif digunakan sebagai
prosedur penelitian yang dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis ataupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Sulistyo Basuki (2019) Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian seperti prilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara menyeluruh, secara holistic dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa dengan
memanfaatkan berbagai metode. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang di
gunakan adalah jenis penelitian kualitatif. Sehingga dalam penelitian ini
cenderung menelah atau meneliti tentang strategi Public Relation (PR) di Bagian
Humas MI Tarbiyatul Islamiyah dalam membentuk image lembaga.
Adapun pengambilan penelitian yang akan diamati dan diteliti yaitu
Bagian Humas MI Tarbiyatul Islamiyah. Menurut Rachmawati (2007), data
merupakan fakta, fenomena, atau bahan-bahan keterangan dalam suatu
penelitian yang dikumpulkan oleh peneliti yang kemudian diolah atau diproses.
Dalam memperoleh data yang valid dan dapat di pertanggungjawabkan secara
objektif, Fitrah & Luthfiyah (2017) membedakan ada dua sumber data yaitu:
data primer dan data sekunder. Data primer biasanya diperoleh secara
langsung, yaitu melalui proses wawancara langsung dengan narasumber yaitu
Jamaludin, S.Pd.I sebagai staf humas MI Tarbiyatul Islamiyah yang berperan
memberikan informasi kepada peneliti yang melakukan penelitian di humas MI
Tarbiyatul Islamiyah sedangkan data sekunder Data sekunder adalah data yang
diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari
sumber-sumber yang telah ada. Data ini diperoleh dari buku-buku, laporan-
laporan peneliti terdahulu,internet serta beberapa literatur penunjang dalam
penelitian ini.
Menurut Sugiono (2009), teknik pengumpulan data biasanya lebih banyak
melakukan melalui observasi, berperan serta (partisipan observation),
wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi. Metode
pengumpulan data yang sangat erat kaitannya dengan masalah penelitian yang
ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi penentuan
metode pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu wawancara dan dokumentasi. Teknik wawancara yang
dilakukan yaitu wawancara langsung kepada pihak badan Humas MI
Tarbiyatul Islamiyah guna mendapatkan informasi yang lebih luas serta
mendalam untuk dapat dijadikan bahan pembahasan dari hasil penelitian.
Kemudian dalam proses penelitian ini, juga melakukan wawancara melalui
whatsapp. Selain itu, dokumentasi yang dilakukan yaitu berupa sumber tertulis
seperti buku, bahan laporan dan sebagainya. Dalam penelitian ini penulis akan
mencari data-data otentik pendukung, baik dilakukan secara langsung, ataupun
didapatkan dari sumber-sumber dari pihak-pihak terkait, di tempat penelitian di
lakukan. Selain itu pendokumentasian dalam setiap kegiatan juga sangat
penting sebagai bahan tambahan laporan hasil penelitian.
Al-Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 00 No. 00 (2020) : 0-00 3
Available online at https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/al-tanzim/index
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam perspektif pelanggan, organisasi perlu terlebih dahulu
menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi organisasi
atau badan usaha. Dalam perspektif pelanggan ini, Islam mengajarkan bahwa
dalam memberikan pelayanan dari usaha yang dijalankan, baik itu berupa
barang atau jasa jangan memberikan yang buruk atau tidak berkualitas,
melainkan yang berkualitas kepada orang lain (Mundiri, 2017). Hal ini tampak
dalam QS. Al-Baqarah: 267; yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik- baik dan sebagian
dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih
yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak
mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Baharun & Zamroni, 2017)
Ayat tersebut mengajarkan kepada kita tentang tata cara berinteraksi
dengan orang lain, harus sesuai dengan etika yang berlaku agar tidak
menimbulkan kesalah pahaman dan mampu memberikan yang terbaik bagi
mereka. Dalam perspektif pelanggan, kebutuhan pelanggan diusahakan untuk
dipuaskan dalam segala aspek, diantaranya harga, keamanan, dan ketepatan
waktu. Oleh karenanya untuk menjaga hubungan baik antara pelanggan dengan
organisasi perlu adanya komunikasi yang difasilitasi oleh bagian hubungan
masyarakat atau humas (Akmalia et al., 2019).
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, kegiatan hubungan
masyarakat pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi. Berbeda dengan jenis
komunikasi lainnya, komunikasi yang dilancarkan dengan hubungan
masyarakat memiliki ciri-ciri tertentu yang disebabkan oleh fungsi hubungan
masyarakat, sifat organisasi dimana hubungan masyarakat itu dilakukan, sifat-
sifat manusia yang terlibat faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi, dan
sebagainya (Fajri et al., 2019). Ciri-ciri hakiki komunikasi dalam publik relations
sebagaimana ditegaskan sebelumnya ialah komunikasi timbal balik (two-way
traffic communication). Ini mutlak harus berlangsung. Juka tidak terjadi dengan
sendirinya maka mutlak harus diusahakan agar terjadi. Dengan kata lain,
seorang pemimpin yang melancarkan komunikasi harus mengetahui efeknya.
Kalau fackback tidak timbul dengan sendirinya, ia harus menelitinya sehingga ia
mengetahui pasti efek komunikasinya (Fachri et al., 2022).
Sebagian orang melakukan kesalahan ketika berinteraksi atau
berkomunikasi dengan sesamanya. Misalnya, dalam segi dakwah; ada di antara
para da’i yang berinteraksi pada manusia hanya dengan pemikiran saja, tanpa
memberikan perhatian pada masalah perasaan mereka (Ritonga et al., 2022). Di
lain pihak, ada para pemilik perusahaan yang berinteraksi dengan karyawannya
hanya dengan pertimbangan fisik saja; berapa banyak ia dapat menghasilkan
produk? Berapa lama ia bekerja? Padahal seharusnya memberikan perhatian
khusus pada beberapa hal tersebut secara komprehensif, sehingga mencakup
semua sisi serta memberikan kesan dan pengaruh yang lebih baik. Hal inilah
seharusnya juga diperhatikan oleh humas dalam melakukan interaksi dan
komunikasi dengan pelanggan (Roziqin & Rozaq, 2018).
Hubungan masyarakat dalam pengertian technique of communication
mengandung arti bahwa kegiatan hubungan masyarakat dilakukan sendiri oleh
pemimpin, baik ia pemimpin jawatan, perusahaan, instansi meliter, lembaga,
atau organisasi lainnya. Pembagian tujuan public relation sebagai berikut : Tujuan
Meningkatkan
kualitas dan
Komunikasi
kuantitas sumber
internal
daya manusia
yang profesional
PENUTUP
Strategi Komunikasi Humas MI Tarbiyatul Islamiyah dalam membangun
image publik, menyimpulkan bahwa : 1. dengan melaksanakan dua komunikasi
yaitu komunikasi internal dan komunikasi external. Dalam komunikasi internal
dilakukan dengan cara menggerakan seluruh pegawai dan karyawan agar
memberikan service atau pelayanan yang baik pada masyarakat dan untuk
bekerja lebih produktif dan efisien, Sedangkan komunikasi eksternal dilakukan
dengan cara membuat presrilis oleh para karyawan, yang dibuat sesuai dengan
kebutuhan dan berusaha untuk memberikan layanan kepada masyarakat
dengan sebaik mungkin tanpa membeda-bedakan status ekonomi dan sosial
masyarakat yang dilayani sesui Standar Operasinal Pelayanan yang telah
ditetapkan.
Al-Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 00 No. 00 (2020) : 0-00 7
Available online at https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/al-tanzim/index
2. Meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan keahlian pegawai yang
didukung oleh disiplin kerja yang tinggi, motivasi kerja yang bagus serta
memiliki wawasan yang luas dengan memberikan pendidikan dan pelatihan
bidang public relation, agar dapat melaksanakan tugas dengan lebih baik dan
juga perlu dilakukan rencana dan evaluasi program program public relation
agar dapat mencapai hasil yang baik serta tugas seorang public relations harus
pula menyusun dan membuat rencana serta kebijakan yang dapat dijadikan
acuan dalam pencapaian tujuan meningkatkan image pemerintah secara konkret
dengan pelayanan yang prima.
DAFTAR PUSTAKA
Akmalia, N., Amra, A., & Fazis, M. (2019). Strategi Humas dalam Upaya
Peningkatan Citra Sekolah. Jurnal MANAPI, 3(2), 1–7.
Baharun, H. (2016). Manajemen Kinerja dalam Meningkatkan Competitive
Advantage pada Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal At-Tajdid, 5(2), 243–262.
Baharun, H., Maarif, M. A., Wibowo, A., & Silviani. (2021). Knowledge Sharing
Management : Strategy for Improving The Quality of Human Resources. Al-
Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 05(01), 129–139.
Baharun, H., & Zamroni. (2017). Manajemen Mutu Pendidikan (Ikhtiyar dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah melalui Pendekatan Balanced
Scorecard) (A. Muadin (ed.)). Akademia Pustaka.
Dwiyama, F., Adriani, Ismia, & Oktafiana, R. (2020). Manajemen Humas:
Membangun Peran Masyarakat pada Lembaga Pendidikan. ADAARA, 10(1),
63–71.
Fachri, M., Rozi, F., & Tamimullah. (2022). Branding Image Melalui Penerapan
Pendidikan Inklusif dalam Meningkatkan Daya Saing Madrasah. PALAPA :
Jurnal Studi Keislaman Dan Ilmu Pendidikan, 10(November 2022), 316–334.
Fajri, Z., Baharun, H., Laila, M., Mustapha, M., Rozi, F., & Ramdlani, M. (2019).
Management Information Systems in Education : The Significance of E-
Public Relation for Enhancing Competitiveness of Higher Education. Journal
of Physics: Conference Series, 4(3), 1–5. https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1175/1/012151
Fitrah, M., & Luthfiyah. (2017). Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif,
Tindakan Kelas & Study Kasus. In CV Jejak.
Kholil, M., Rozi, F., & Fadholi, A. (2022). Peningkatan Daya Saing Madrasah di
Era Society 5.0 dengan Strategi Manajemen Branding Image di Madrasah.
Al-Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 00 No. 00 (2020) : 0-00 8
Available online at https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/al-tanzim/index
Tafaqquh : Jurnal Penelitian Dan Kajian Keislaman, 10(2), 317–335.
Ma’sum, T. (2020). Eksistensi Manajemen Pemasaran dalam Membangun Citra
Lembaga Pendidikan. Inteletual : Jurnal Pendidikan Dan Studi Keislaman, 10(2),
133–153.
Mashudi, M. (2020). Strategi Humas untuk Memperbaiki Citra Lembaga
Pendidikan. AL-FIKR: Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 13–29.
Mundiri, A. (2016). Strategi Lembaga Pendidikan Islam dalam Membangun
Branding Image. Jurnal Pedagogik: Jurnal Pendidikan, 3(2), 58–72.
Mundiri, A. (2017). Organizational Culture Base on Total Quality Management
in Islamic Educational Institution. ADRI International Journal Of Islamic
Studies and Social Sciences, 1(1), 1–11.
Munir, M., & Ma’sum, T. (2022). Strategi Membangun Brand Image Lembaga
Pendidikan. INTIZAM : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5(2), 21–41.
Nurul. (2018). Strategi Manajemen Humas dalam Menyampaikan Program
Unggulan Madrasah. Al-Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(1), 1–
13.
Pramungkas, P. R. (2020). Peran Humas Pembentuk Opini Publik dalam Upaya
Pencitraan Lembaga Pendidikan. Kelola: Journal of Islamic Education
Management, 5(1), 1–14.
Rachmawati, I. N. (2007). Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif:
Wawancara. Jurnal Keperawatan Indonesia, 11(1), 35–40.
https://doi.org/10.7454/jki.v11i1.184
Raco, J. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakter, dan
Keunggulannya. In Kompas Gramedia. Alfabeta.
Ritonga, M. A. S., Monang, S., & Azhar, A. A. (2022). Peran Humas Madrasah
dalam Mengembangkan Brand Image (Studi Kasus Humas MAN
Labuhanbatu). Berajah Journal, 2(4), 979–988.
https://doi.org/https://doi.org/10.47353/bj.v2i4.187
Roziqin, Z., & Rozaq, H. (2018). Menggagas Competitive Advantage Melalui
Branding Image di Madrasah Aliyah Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Jurnal
Ilmiah DIDAKTIKA, 18(2), 225–244.
Sugiono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Alfabeta.
Sulistyo Basuki. (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif. Aswaja Pressido.