Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PEREKONOMIAN INDONESIA

Nama : Alfiska Meike Syaloomitha Ompoeo


Nim : C10119088

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


UNIVERSITAS TADULAKO
2021
Berbeda dengan risalah triwulan II 2021 yang memperoleh tanggapan riuh
dari publik, kinerja ekonomi triwulan III 2021 yang dilaporkan BPS direspons
dengan irama lebih datar.Sebelum diumumkan BPS, pemerintah, lembaga
kajian ekonomi (seperti Indef), dan para ekonomi memiliki konsensus nyaris
seragam terkait pertumbuhan ekonomi, yakni di kisaran 3,5 persen Hasilnya,
seperti yang diumumkan, pertumbuhan ekonomi triwulan III 2021 sebesar
3,51% year-on-year

Penurunan pertumbuhan ekonomi dibanding triwulan sebelumnya sebagian


besar disumbang oleh keganasan pandemi yang mengamuk pada Juli 2021
(pertambahan orang terpapar sampai 56 ribu per hari saat puncaknya).Saat itu
ekonomi kembali ”dilumpuhkan” via kebijakan PPKM sehingga menurunkan
aktivitas ekonomi secara drastic.Beberapa negara maju merasakan getirnya
serangan virus gelombang kedua (sebagian sekarang menghadapi gelombang
ketiga) karena kehidupan ekonomi dan sosial kembali runtuh.Entakan
gelombang kedua pandemi pada akhir Juni-Juli 2021 menyebabkan
pertumbuhan ekonomi triwulan III 2021 hanya separo dari pertumbuhan
triwulan II 2021.

Realitas menunjukkan, aneka ikhtiar yang telah dilakukan selama ini seperti
sosialisasi protokol kesehatan dan vaksinasi tidak lantas mengubur pandemic.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi triwulan III 2021 sebesar 3,51%
memang berada di bawah ekspektasi (4,5%) Tetapi, hal itu sebenarnya sudah
diantisipasi sebelumnya dengan mencermati situasi pandemi yang menggila
tersebut..Hal bagus yang layak disyukuri adalah masih terdapat beberapa
sektor yang tumbuh positif terhadap triwulan II 2021 (QoQ), yaitu sektor
industri pengolahan 2,35%, konstruksi 5,13%, pertambangan dan penggalian
4,20%, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial 16,10% Hal itu menunjukkan,
tidak semua sektor kinerjanya melorot ketimbang triwulan sebelumnya.
Bahkan, jika dicermati berdasar perbandingan tahun sebelumnya (triwulan III
2020, beberapa sektor bisa tumbuh di atas 5% (seperti pertambangan dan
perdagangan)

Tentu saja itu pencapaian yang laik diapresiasi karena bisa memantulkan
ekspektasi yang bagus di masa mendatang Jadi, pekerjaan rumah dalam jangka
pendek (sampai akhir tahun) adalah memastikan protokol kesehatan dan
vaksinasi dikawal dengan serius agar kesalahan sebelumnya tidak terulang.
Perlambatan pertumbuhan pada triwulan III 2021 jelas sangat dipengaruhi
penerapan kebijakan PPKM ketat yang membuat dunia usaha lesu.Pembatasan
mobilitas ekonomi membuat perlambatan produksi, distribusi, dan konsumsi.
Sektor tersebut berpotensi besar dan jumlah tenaga kerja yang terlibat di
dalamnya sangat banyak.Kedua, konsumsi pemerintah (pertumbuhan PDB
menurut pengeluaran) tumbuh rendah pada triwulan III 2021, yakni
0,66%.Jawa dan Sumatera tumbuh moderat (3,03% dan 3,78%).Sumbangan
utamanya adalah pengendalian pandemi yang sukses sehingga sampai akhir
tahun peluang pembesaran ekonomi dapat terus dikerjakan.Pekerjaan inti
pemerintah ada tiga hal: penyerapan belanja, memompa sektor
ekonomi/wilayah yang geliatnya masih kurang, serta memastikan akhir tahun
tidak terjadi lonjakan pandemi akibat perayaan Natal dan tahun
baru.Pemerintah mesti habis-habisan menyerap anggaran untuk mendorong
bantuan sosial dan pemulihan ekonomi Sektor pertanian dan lainnya yang
masih tumbuh rendah ditangani pada sisa waktu ini

Demikian pula wilayah yang tumbuh negatif (Bali dan Nusa Tenggara)
Selebihnya, pengetatan mobilitas warga perlu diprioritaskan pada akhir tahun
agar tidak mengulang peristiwa tahun lalu

Anda mungkin juga menyukai