Kostum Barat
Abad XIX
By Yulistiana
Bahasan:
o Perkembangan Kostum Barat Neoklasik
o Perkembangan Kostum Barat Romantisme
o Perkembangan Kostum Barat Dekade Terkhir Abad XIX
Perkembangan Kostum Barat Neoklasik
Latar Belakang Peradaban Neoklasik
• Pada sekitar tahun 1779, Penjara Bastile yang merupakan simbol kekuasaan raja, direbut oleh
rakyat jelata yang menuntut kebebasan, persamaan hak, dan persaudaraan. Ribuan kaum
aristocrat, termasuk Raja Louis XIV dan permaisurinya Marie Antoinette, diekseskusi mati.
• Pada tahun 1804, Napoleon Bonaparte menobatkan dirinya menjadi kaisar Perancis, setelah
berhasil menenangkan tata kehidupan masyarakat dari keporakporandaan. Napoleon didampingi
permaisurinya Josephine de Beauharnais, dan Perancis menjadi suatu kekaisaran, suatu Empire.
• Pada pemerintahan kaisar Napolen, dalam dunia fashion, perhatian terhadap Dunia Kuno/Klasik
digandrungi kembali, dan mengenyahkan gaya Barok dan Rokoko, yang kemudian dikenal dengan
istilah periode Neo Klasik.
• Pada periode Neo Klasik (Neo Klasisime), dikenal seni bangunan di Eropa seperti: Place de la
Concorde, Dome des Invalides, Madeleine, dll. Dalam bidang seni music dikenal karya-karya
Wolfgang Amdeus Mozart, Joseph Haydn dan Ludwig van Beethoven. Dalam bidang seni lukis
dikenal Louis David dan Goya.
Latar belakang . . .
• Sekitar tahun 1800, kegemaran masyarakat terhadap berbagai unsur yang berasal dari
Dunia Kuno semakin bertambah. Berbagai usaha ditampilkan, misalnya dalam bentuk
bangunan-bangunan monumental di Paris yang merupakan tiruan dari seni bangunan
Romawi dan Yunani.
• Setelah serangan tentara Napoleon ke Mesir, maka ragam hias Mesir Kunopun
dipadukan dengan ragam hias Romawi dan Yunani, misalnya diterapkan pada berbagai
perangkat mebel yang terbuat dari kayu dan diberi sentuhan emas atau sepuhannya.
• Sejak Napoleon sebagai kaisar, selera dan gaya yang digemari ini mempengaruhi selera
dan gaya masyarakat luas, sehingga menghadirkan berbagai style yang ditampilkan
secara berlebih.
Tata Kostum Neoklasik
• Kostum perempuan di Inggris adalah busana bergaya antic, garis
pinggang naik sampai di bawah payudara,, dengan hiasan pita
• Meniadakan pemakaian korset
• Potongan gaun sangat sederhana
• Warna putih atau warna pucat
• Alas kaki datar/ tanpa tumit
Pelengkap kostum:
o Kaos kaki panjang dengan hiasan border
o Topi dengan pinggiran lebar di bagian muka
o Tas besar dan pipih dengan hiasan monogram
Detail busana:
Garis pinggang tinggi (ciri Romawi)
Gaun memanjang di bagian belakang (ciri periode Gotik)
Nuansa khiton tanpa lengan atau lengan setali pendek
Kerung leher persegi
Pelengkap kostum:
• Tongkat jalan yang tebal dan kokoh
• Topi dengan pinggiran yang ditekuk
Merveilleuses
INCROYABLE - MERVEILLEUSES
Empire (sekitar 1804-1820)
Pada puncak kejayaan kekaisaran Napoleon,
pengaruh Periode Klasik mulai memudar
Kostum perempuan:
o Penggunaan bahan lembut beralih ke bahan
sutera tebal dan satin
o Panjang busana berkurang hingga mata kaki.
o Penggunaan courrobe berbahan beledru atau
satin, diperkaya dengan berbagai sulaman
mewah
o Untuk kostum di luar rumah, menggunakan
bolero kecil berlengan panjang, atau busana
terusan bergaris pinggang tinggi dan berlengan
panjang (disebut Redingote)
Empire
Detail busana:
o Kerung leher beralih ke sabrina
o Garis pinggang tetap tinggi, di bawah payudara
o Menggunakan lengan pof
o Gaun dihiasi dengan bordiran, pita-pita hias dan
kerutan-kerutan mewah
Pelengkap kostum:
o Selendang dengan warna kontras terhadap gaunnya
o Sarung tangan panjang untuk menutupi lengan
o Sepatu datar dengan pita-pita pengikat
Kostum pria (gaya gentleman):
• Penampilan yang tidak mencolok mata.
• Mengutamakan potongan dan kualitas
jahitan
• Celana panjang longgar dan berkesan
modern
Perkembangan Kostum Barat Romantisme
Latar belakang Peradaban Romantisme
o Pada Abad ke-19 setelah masa Napoleon, tidak terjadi sesuatu
yang baru
o Pertumbuhan ekonomi yang pesat menghadirkan kelompok
masyarakat kelas menengah yang hidup mapan dan sejahtera, dan
kelompok ini bersedia menerima barang imitasi tetapi berkesan
mewah.
o Sekitar tahun 1810 muncul Kembali gaya yang merujuk pada gaya
Gotik dan Rokoko, yang mempengaruhi dalam penataan interior.
o Kemudian muncul gaya Romantik dalam beberapa periode, yang
lebih menekankan pada budaya rasional dan menolak budaya
tiruan Yunani dan Romawi
o Pada periode Romantik ini timbul perhatian dalam berbagai hal,
misalnya: merenovasi gereja dan mendirikan berbagai bangunan
seprti Big Ben di London, menerbitkan karya-karya sastra,
melahirkan tokoh-tokoh dalam bidang seni music dan seni lukis.
o Sejak tahun 1835, mebel dan perangkat interior dibalut
dengan bahan yang tebal, dengan berbagai hiasan pita dan
rumbai. Gaya ini dikenal sebagai Gaya Victoria
o Seperempat bagian dari Abad ke 19 dikenal dengan gaya
‘campur aduk’, terutama dalam penataan ruangan-ruangan
yang berbeda gaya antara satu dan lainnya.
Kostum perempuan:
• Menggunakan rok berlapis-lapis dan mengembang dengan
panjang sebatas pergelangan kaki.
• Kerah dibuat melebar (cape, pallerine) untuk mengimbangi rok
yang lebar
• Lengan bervolume, pof di bagian atas, dan meramping di
pergelangan tangan (gaya gigot dan kaki domba).
• Kerung lengan yang semula normal, semakin menurun sebatas
siku
• Siluet jam pasir (hourglass), karena bagian atas bervolume dan
rok melebar
• Menggunakan hiasan berbagai kerutan, pita-pita lebar, dan
sulaman Inggris
• Untuk malam hari menggunakan garis leher rendah (decollete)
Pelengkap kostum:
• Topi capeline (pinggiran depan yang lebar)
• Kipas tangan (untuk penampilan malam
hari)
• Payung (parasol), hanya untuk dibawa-
bawa.
• Pernak-pernik perhiasan seperti:
medallion, bros dari batu mozaic, gelang
emas, dan botol parfum mungil.
Kostum pria:
• Menerapkan siluet yang sama dengan
kostum perempuan, yaitu ‘Hourglass’
• Celana panjang longgar dengan band di
bagian telapak kaki
• Jas dengan pola redingote
• Lengan menggelembung pada bagian atas,
• Kerung lengan menurun
Kostum pria (acara resmi)
• Menggunakan tailcoat, yaitu jas pendek pada bagian
depan dan memanjang pada bagian belakang
• Atau menggunakan frockcoat, yaitu jas berpola
ramping, panjang selutut, bagian bawahnya berpola
klok dengan lipit-lipit atau kerutan.
• Menggunakan kancing ganda (double breasted)
• Menggunakan cape atau pelerine
Kostum perempuan:
o Rok lebar berbentuk kubah, bertumpuk-tumpuk dari
berbagai lapisan bahan: flannel, tenunan rambut kuda,
tenunan rambut kuda yang dibuat strok-strok dan
muslin yang dikanji kaku, sehingga menjadikannya
berat.
• Bantalan menjelma menjadi seacam kurungan yang diletakkan di antara rok dalam dan rok
luar
• Rok luar disusun dan didraper seperti tirai-tirai pada masa itu
• perpaduan yang popular saat itu adalah kombinasi berbagai tekstur bahan tetapi dalam
warna yang sama.
• Dilengkapi dengan penggunaan jas ketat dengan sederet kancing di bagian depan
• Untuk kesempatan sosial, menggunakan busana tanpa lengan dan leher terbuka
Kostum pria:
• Jas jelabir (pandjesjas), dipadu dengan
pantalon bergaris
• Jas Panjang dipadu dengan celana
berkotak
• Menggunakan topi tinggi
• Untuk musim panas menggunakan busana
bergaya safari putih, kerah tinggi, topi
Jerami, dan celana ¾ bergaya sportif
(knickerbockers)
Perkembangan Kostum Barat Dekade Terakhir Abad XIX