Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mikhael Hamonangan Sitorus

NPM : 193503516095
Mata Kuliah : Sosiologi Visual (R.02)
Dosen Pengampu : Dr. Qonitah Basalamah, M.Si.

Analisis Film Perempuan Berkalung Sorban

Film Perempuan Berkalung Sorban (2009) merupakan film karya dari Hanung Bramantyo
yang dibintangi oleh Revalina S. Temat, Oka Antara, dan Reza Rahadian. Film Feminist ini
menceritakan kisah dari Annisa sebagai protagonist yang berusaha untuk mencari hak kebebasan
di antara penindasan yang di alaminya selama ia dibesarkan di pesantren Al-Huda. Film ini sangat
lah relevan karena hingga saat ini film Perempuan Berkalung Sorban masih mampu
menggambarkan kehidupan sosial dari berbagai umat beragama yang memiliki pandangan
konservatif terhadap modernisasi yang terjadi di Indonesia.

Dari film tersebut, dapat dilihat bahwa sebagian besar anggota dari pesantren Al-Huda
memiliki pandangan konservatif dalam menanggapi perubahan yang ada. Pandangan konservatif
ini membuat anggota pesantren Al-Huda untuk tetap teguh berpegang dengan sistem sosial budaya
tradisional yang di praktikan di dalam pesantren Al-Huda. Salah satu sistem yang berkalu pada
pesantren Al-Huda adalah sistem patriarki yang membentuk kesenjangan gender yang sangat besar
sehingga berpotensi menindas salah satu gender tersebut. Dalam sistem patriarki, kehidupan sosial
yang ada di dalam suatu struktur masyarakat di dominasi oleh laki-laki. Sistem ini tidak hanya di
sebabkan oleh ajaran agama yang ada, karena selain di pesantren Al-Huda, patriarki juga masih
dapat ditemukan di daerah-daerah lain bahkan dapat ditemukan di agama lain seperti agama
Kristen. Sistem ini lah yang menjadi awal dari kesengsaraan Annisa selama ia dibesarkan di
pesantren Al-Huda, hampir seluruh haknya lebih rendah dibandingan hak laki-laki.

Dalam pandangan teori keluarga structural fungsionalisme, setiap anggota keluarga


memiliki peran dan fungsinya masing-masing sebagai bentuk organisasi yang paling kecil. Dalam
masyarakat yang tradisional ataupun modern, setiap kelompok keluarga dapat memiliki fungsi
struktur yang berbeda-beda dengan kompleksitas yang beragam. Semua aspek di dalam teori
structural funsionalisme memiliki perannya masing-masing untuk menjaga keseimbangan
walaupun memiliki motif dan nilai yang berbeda-beda di setiap aktornya. Dalam film tersebut,
keluarga annisa tentunya telah memiliki strukur keluarga yang sesuai dengan teori struktural
fungsionalisme dimana setiap anggota keluarga bahkan anak-anaknya telah memiliki perannya
masing. Peran yang terdapat di dalam struktur keluarga annisa pun tentunya di dasarkan pada
sistem patriarki yang ada di pesantren tersebut, sehingga kaum perempuan yang ada di dalam suatu
keluarga tidak akan memiliki hak seluas apa yang dimiliki oleh kaum laki-laki.

Hal ini juga berlaku pada hubungan keluarga setelah pernikahan pertama annisa dengan
Samsudin. Disini Annisa ditindas karena derajatnya sebagai kaum perempuan dilihat jauh lebih
rendah dibandingkan suaminya sendiri. Hal tersebut membuat Samsudin pertama annisa untuk
melakukan apa saja yang dia inginkan terhadap annisa, bahkan juga terhadap perempuan lain yang
sebelumnya bukan istrinya Samsudin. Maka dari itu teori ini dipandang tidak sempurna dalam
pandangan teori konflik, yang dimana teori ini merupakan reaksi dari kelemahan yang ada di dalam
teori structural fungsional. Dalam pandangan teori konflik, teori structural fungsionalisme
merupakan salah satu faktor degradasi dari keutuhan suatu keluarga, dimana struktur yang tidak
setara dalam keluarga merupakan pemicu dari munculnya kompetisi dan perubahan sosial yang
terjadi karena keinginan masing-masing anggota.

Dengan teori konflik, maka dapat dilihat kelemahan dari struktur keluarga yang ada di
keluarga annisa baik itu keluarga kandung ataupun rumah tangganya. Dalam rumah tangganya
Bersama Samsudin. Hubungan Annisa dengan Samsudin mencerminkan pola hubungan suami-
istri yang bersifat owner property. Disini Annisa dipandang layaknya sebuah property yang
dimiliki oleh Samsudin. Karena pandangan tersebut, Samsudin bebas melakukan apapun yang dia
inginkan terhadap Annisa karena di dalam pola owner property, seorang istri harus mengikuti
semua keingininan suami dari mengurus pekerjaan rumah tangga hingga kepuasan seksual dari
suami. Menurut teori pertukaran, derajat seorang istri yang hidup didalam pola owner property
hanya dapat diakui jika sang istri mampu menyediakan segalanya kepada sang suami. Hubungan
ini sangatlah berbeda ketika annisa menikah lagi dengan Khudori, dimana annisa memiliki hak
yang sama dengan suaminya walaupun Khudori tetap menjadi kepala keluarga dalam rumah
tangga mereka. Pola rumah tangga yang dimiliiki oleh Annisa dan Khudori mencerminkan pola
equal partner, dimana dalam pola rumah tangga ini suami dan istri memiliki derajat yang sama
diantara satu sama lain. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana Khudori mencoba membantu Annisa
untuk mencari pekerjaannya sendiri dan juga memberikan space kepada Annisa ketika ia
merasakan panik akibat perkaluan dari Samsudin. Pola ini lah yang harusnya di praktikan di
berbagai rumah tangga di Indonesia karena kaum laki-laki dan kaum perempuan memiliki derajat
yang sama. Penindasan terhadap perempuan sampai saat ini masih di budidayakan di Indonesia
namun secara perlahan kaum perempuan pun sudah mulai mendapat kesempatan yang sama seperti
lelalku di dalam kehidupan sosialnya contohnya lapangan pekerjaan bagi perempuan yang dari
tahun ke tahun semakin meningkat.

Referensi :

Wirawan, I. B. (2012). TEORI-TEORI SOSIAL DALAM TIGA PARADIGMA (fakta sosial, definisi

sosial, dan perilaku sosial). Jakarta, Penerbit Kencana.

Karsidi, Ravik (2022). Pola Hubungan Dalam Keluarga (Suatu Kajian Manajemen Keluarga).

Anda mungkin juga menyukai