LATAR BELAKANG
1
Sumbulah, Umi. 2008. Spektrum Gender Kilasan Inklusi Gender di Perguruan Tinggi.
Malang:UIN-MALANG PRESS
C. Tujuan :
1) Pengertian Gender
Istilah gender dibedakan dari istilah Seks. Ann Oakley, ahli sosiologi
Inggris, merupakan orang yang mula-mula memberikan pembedaan dua
istilah itu (Saptari & Halzner, 1997 : 89). Istilah gender merujuk kepada
perbedaan karakter laki-laki dan perempuan berdasarkan konstruksi sosial
budaya, yang berkaitan dengan sifat, status, posisi, dan perannya dalam
masyarakat. Istilah seks merujuk kepada perbedaan jenis kelamin laki-laki
dan perempuan secara biologis terutama yang terkait dengan prokreasi dan
reproduksi. Laki-laki dicirikan dengan adanya sperma dan penis serta
perempuan dicirikan dengan adanya sel telur, rahim, vagina, dan payudara.
Ciri jenis kelamin secara biologis tersebut bersifat bawaan, permanen, dan
tidak dapat dipertukarkan (Susilaningsih, 2004 : 11).
Istilah feminisme (gender) telah banyak menjadi bahan perdebatan
serius di kalangan pemikir postmodernis. Feminisme adalah merupakan
pemikir postmodernis. Feminisme merupakan suatu pendekatan untuk
melihat posisi perempuan dalam ruang politik, budaya, ekonomi. Oleh
karena itu feminisme adalah cara baru sebagai penemapatan posisi sejajar
dengan laki-laki (Azis, 2007 : 99).
Gender adalah pemisihan jenis kelamin yang dipaksakan secara sosial
dan sebagai suatu hasil relasi seksualitas yang bersifat social (Rubin,
1975 : 179) (Jackson, 2009 : 229).
Hubungan gender adalah berlangsungnya proses interaksi social yang
komples yang masih diperkuat oleh bahasa yang digunakan. Dalam
hubungan gender karakteristik, kemampuan perempuan dan lelaki
dijadikan asimetris. Akibatnya, memulai hubungan gender terciptalah dua
pribadi dengan ciri khas bagi perempuan dan lelaki (Sadli, 2010 : 25).
Kendati secara literal kedua tema itu memiliki makna leksial yang
sama, yakni jenis kelamin, tetapi secara mendasar gender berbada
dengan jenis kelamin. Jika jenis kelamin (ssex) merupakan penafsiran
atau pembagian jenis kelamin tertentu secara permanen yang
mengambil bentuk laki-laki dan perempuan, maka gender lebih
merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan
perempuan yang dikontruksi secara sosial maupun kultural yang
kemudian mengambl bentuk feminim bagi perempuan, dan maskulin
bagi laki-laki (Umi Sumbulah, 2008 : 6).
10 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
keamanan relevan, tajam dan akurat untuk pencermatan masalah-
masalah tersebut (Fauzia, 2004 : 25).
Secara politis, sosial, dan kultural terutama, perempuan sangat
dibatasi di pentas dan rana publik. Sumberdaya perempuan diabaikan
dalam proses produksi. Strategi pertama ini sebetulnya sangat ditopang
dalam logika dengan logika liberalisme yang kemudian memfokuskan
diri secara khusus dengan proyek pengembangan potensi sumber daya
perempuan sendiri. Dalam bingkai isu sumber daya ini, logika
liberalisme melihat hukum menjadi kendala formal terhadap
optimalisasi peran perempuan dlam pembangunan (tiara).Perlu dicatat
bahwa peningkatan peran perempuan dalam pembangunan tidak
cukup dengan cara memberikan kemudahan akses kepada kaum
perempuan untuk ikut terlibat dlam aktivitas pembangunan (Fauzia,
2004 : 26).
11 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
E. Temuan Observasi
a) Mas Taufiq
Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim, jurusan BSI, angkatan
2012, pengurus cabang HMI Malang.
1. Menurut mas taufiq apa pengertian dari gender?
Gender menurut bahasa adalah jenis kelamin, akan tetapi secara
istilah gender berarti status social antara laki-laki dan perempuan .
Secara teori, gender maskulinisme dan feminimisme bukan antara laki-
laki dan perempuan. Feminisme adalah sifat yang tidakselalu dimiliki
seorang perempuan, laki-lakipun juga mempunyai sifat tersebut. Intinya
semua manusia baik laki-laki dan perempuan adalah feminism. Adanya
sifat maskulinisme dikarenakan feminism. Kita tidak bisa mengatakan
seseorang itu apakah dia maskulin atau feminism. Feminism sendiri
berarti lembut. Akan tetapi laki-laki mempunyai sifat kasar dikarenakan
factor eksternal. Perempuan tetap berhati lembut karena pada
hakikatnya perempuan menggunakan perasaan. Menurut Bu Mufida
(Pembina LKT2I) dalam bukunya, gender adalah antara laki-laki dan
perempuan sama kebebasannya dan dalam semua hal, bahkan
perempuan lebih banyak perannya daripada laki-laki. Dalam pandangan
humaniora laki-laki jelas lebih kuat dari permpuan dalam hal fisik.
Feminism ada 5 bagian. Feminism umum, feminism ekstremis, dll.
2. Apakah anda setuju dengan adanya kesetaraan gender?
Setuju. Tetapi bukan berarti antara laki-laki dan perempuan 50:50
jika dianalogikan dengan angka 100. Antara laki-laki dan perempuan
60:40. Jika seorang perempuan menjadi pemimpin boleh saja, tetapi
harus tetap mengingat fitrahnya sebagai seorang perempuan. Setara
bukan berarti perempuan bisa berambisi menjadi sama seperti laki-laki.
Adapun jika dalam pekerjaan seorang istri menjadi atasan dan suami
menjadi bawahan. Tetapi hal itu seharusnya dihilangkan jika sudah di
rumah dan menjalankan kewajiban dan menerima hak masing-masing.
12 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
3. Bagaimana jika dalam islam tidak ada kesetaraan gender?
Dalam islam kesetaraan gender itu tidak ada karena kita mengacu
pada hadits nabi “arrijalu qowwamuna ala nisa”. Kita tidak bisa
menyetarakan laki-laki dan perempuan meskipun 60:40. Tidak bisa
dikatakan perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Perempuan kembali
pada fitrahnya sebagai seorang ibu dirumah melakukan tugasnya dan
suami juga sesuai dengan jobnya yaitu menafkahi keluarga. Itu menurut
hadist nabi. Tergantung kita mengikuti pendapat siapa. Sejatinya, semua
manusia baik laki-laki maupun perempuan adalah feminis. Orang keras
atau pemberontak itu tidak ada, yang ada hanya orang yang lembut.
Karena secara fitrah semua manusia feminis. Penyebab mereka berubah
menjadi keras atau pemberontak dikarenakan oleh factor eksternal
sepertilingkungan, geografis dan keadaan. Kenapa dikatakan feminis?
Karena bayi lahir dalam keadaan suci, karena seorang ibu mengandung
dan melahirkan. Itulah mengapa perempuan dikatakan feminis.
4. Bagaimana pendapat anda dengan kesetaraan gender dalam dunia
pendidikan?
Kesetaraan gender dalam dunia pendidikan sudah ada di Indonesia.
Karena sekarang sudah banyak yang menjadi rector, dekan dan lain-lain
adalah perempuan. Hal itu dikarenakan adanya kesetaraan gender. Jika
tidak ada kesetaraan gender berarti mau tidak mau yang menjadi rector,
dekan dan lain-lain harus laki-laki. Kenapa di Amerika Serikat yang
terpilih menjadi presiden adalah Donald Trump bukannya Hillary
Clinton? Karena banyak warga Amerika yang berpegang teguh bahwa
wanita itu dibawah laki-laki. Itu adalah alasan simple secara agama
gereja dan itu yang diyakini. Jika di Indonesia kesetaraan gender sudah
terlihat , di kampus UIN saja sudah terlihat dari jumlah dosen
perempuan dan laki-laki . malah sekarang banyak guru yang dicari
adalah perempuan, karena perempuan itu feminis. Itu adalah salah satu
bukti adanya kesetaraan gender. Di SD 80% terdiri dari guru perempuan
dan 20% guru laki-laki. Apakah hal tersebut termasuk kesetaraan
gender? Ya betul, karena di SD dan TK adalah tempat anak-anak kecil
yang mana membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Jika dalam
13 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
pendidikan dasar dibimbing oleh guru laki-laki, maka tidak menutup
kemungkinan nantinya anak tersebut menjadi kasar. Maka dari itu kelas
1,2 dan 3 biasanya dibimbing oleh perempuan. Oleh karena itu, saya
setuju dengan adanya kesetaraan gender dalam dunia pendidikan.
b) Mas Munif
Mahasiswa UIN Maliki, Jurusan Fisika, pengurus HMI rayon.
1. Menurut anda apa pengertian gender?
Kesetaraan gender adanya masih baru. Adanya kesetaraan gender
pastinya diawali karena adanya ketimpangan dalam kehidupan social.
2. Apakah anda setuju dengan adanya kesetaraan gender?
Dilihat dari konteksnya terlebih dahulu, apabila dalam konteks
rumah tangga, hal itu sudah diatur dalam islam sesuai aturan. Dalam
konteks social, harus sama antara laki-laki dan perempuan kalau dilihat
dari kondisi pemerintahan negara atau lebih sempitnya di kampus uin.
Ada berapa persen perempuan yang ada di kampus. Apakah
dikarenakan oleh faktor patriakisme dalam pemilihan pemimpin.
Patriakisme yaitu sistem sosial yang menganut bahwa laki-laki
statusnya diatas perempuan. Tapi untuk zaman sekarang yang diangkat
menjadi rektor, dekan dan lain-lain bukan berarti harus laki-laki namun
dilihat dari kemampuan dan kecakapan serta kelayakan menjadi
seorang pemimpin. Manusia dibumi adalah sebagai khalifah. Khalifah
berarti pemimpin . nah, perempuan juga termasuk manusia. Sehingga
dia juga berhak untuk menjadi pemimpin . tetapi tetap saja, jika dalam
rumah tangga tidak boleh ada kesetaraan gender. Tapi dalam hal bantu
membantu, boleh saja. Namun harus mengingat akan tugas masing-
masing. Seorang istri boleh saja menjadi wanita karir, namun juga ada
batasannya karena mengingat suami yang mempunyai tugas mencari
nafkah.
3. Bagaimana wujud kesetaraan gender di dunia pendidikan?
Wujud kesetaraan gender di dunia pendidikan bisa dilihat di
kampus itu sudah ada. Jika tidak ada, sudah pasti semua dosen, dekan
dan lain-lain adalah laki-laki. Pemilihan tenaga pengajar kan juga bukan
dari segi jenis kelaminnya, melainkan dari kemampuannya untuk
mengajar.
c) Mas Agung
Mahasiswa UIN Maliki, jurusan Kimia, ketua HMI cabang Malang.
14 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
1. Apa pengertian gender menurut anda
Gender adalah pembentukan status fungsional dari pada seorang
laki-laki dan perempuan. Pengertian gender tidak sebatas perbedaan
jenis kelamin atau fisik dari laki-laki dan perempuan melainkan
tentang status fungsional atau tugas dari seorang laki-laki dan
perempuan setara dan sama itu tidak sama. Perempuan setara dengan
laki-laki apakah harus mengerjakan pekerjaan yang sama seperti laki-
laki ? Kan tidak seperti itu substansi dari pada peran perempuan itu
sama dengan laki-laki seperti mendidik anak dirumah, itu menurut
saya sudah setara. Jika perannya dalam masyarakat apabila untuk suatu
keperluan, untuk kemaslahatan masyarakat, kita tidak bisa mengkotak-
kotakkan gender. Sebagai contoh dalam suatu kota ada 2 calon
gubernur laki-laki dan perempuan tetapi calon gubernur laki-laki
tersebut kwalitasnya masih dibawah perempuan. Kalau dilihat dari
konteks ini, perempuan bisa menjadi pemimpin. Tetapi kalau melihat
ayat Al-Quran yang artinya laki-laki diatas perempuan kita bisa
menggunakan ayat tersebut sebagai acuan dalam keadaan tertentu.
2. Apakah anda sepakat dengan adanya ketaraan gender ?
Saya sepakat dengan adanya ketaraan gender. Terutama dalam hal
pendidikan. Semua manusia berhak mendapatkan pendidikan yang
tinggi. Begitupun juga dengan seorang ibu karena peran ibu dalam
keluarga sangat vital salah satunya untuk memenejemen keuangan
keluaaarga. Pendidikan dasar seorang anak juga berasal dari ibu. Tapi
saya kurang sepakat jika pekerjaan seorang perempuan harus sama
seperti pekerjaan laki-laki itu menurut saya menyalahi nurani jika ada
hal seperti itu, maka menyalahi aturan.
3. Bagaimana wujud kesetaraan gender dalam organisasi ini?
Dalam organisasi ini sudah ada bidangnya tersendiri untuk
perempuan, malah kedudukannya sangat dimuliakan disini. Para
perempuan dalam organisasi tergabung dalam korps HMI wati yaitu
lembaga semi otonomi.
2. Kesetaraan Gender menurut KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia)
Wawancara ini dilakukan dengan salah satu anggota KAMMI yang
bernama Abdul Haris Syafi’i dari jurusan Fisika Fakultas SAINTEK
15 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang. Dia sebagai anggota
KAMMI yang berkedudukan di tingkat cabang Kota Malang wilayah
ruang lingkupnya sepertii wilayah Jawa Timur.
1. Seperti apakah organisasi KAMMI itu ?
16 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
gender sampai disitu. Pendidikan tinggi seorang wanita bertujuan
untuk menciptakan generasi yang unggul.”
17 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
3. Kesetaraan dan Keadilan Gender Menurut “HTI”
Interview ini kami lakukan bersama narasumber yang bernama mas Rifky selaku
wakil penanggung jawab aktifis HTI UIN Maulana Malik Ibrahim, mahasiswa
semester akhir. Bertempat di Masjid At Tarbiyah pada pukul 16.00 WIB tanggal
11 bulan Desember tahun 2016.
Gender ialah perbedaan peran dan status antara laki-laki dan perempuan
yang tidak bisa disamakan karena mempunyai peranan sendiri. Karena
manusia baik laki-laki dan perempuan itu terlahir dengan fitrahnya masing-
masing
18 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
Artinya: Mencari Ilmu itu wajib bagi muslim laki-laki dan muslim
perempuan
Ini membuktikan bahwa Islam memandang pria dan wanita memiliki
kewajiban yang sama, yaitu menuntut ilmu dan mengajarkannya.
3) Apa pengertian Setara yang dimaksud, dan bagaimana kita bisa menemukan
kata setara dalam Gender?
Tidak bisa kita setarakan antara laki-laki dan wanita, karena
keduanya sama-sama mempunya kelebihan dan kekurangan yang sama, dan
keduanya sama-sama saling melengkapi, keduanya mempunyai porsi
masing-masing.
Pengertian setara dalam Gender itu tidak mungkin antara laki-laki
dan wanita, itu dalam pandangan Islam, sedangkan Adil dalam Gender itu
diharuskan/diwajibkan dalam Islam karena manusia, baik itu laki-laki
maupun wanita mempunyai hak dan kewajiban yang sama, tapi adil disini
tidak berarti sama porsinya dan proposional
Apresiasi Islam pada wanita sangat besar, Islam memberi kedudukan yang
tinggi untuk wanita, dalilnya: dalam suatu kisah sahabat nabi bertanya
kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang harus aku paling
hormati?, Rasulullah menjawab: “ ibumu” kemudian sahabat bertanya lagi “
kemudian siapa lagi yaa Rasulullah?, tidak seperti pandangan orang-orang
19 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
pendidikan dalam tingkat apapun. Salah satu penyebab kesetaraan gender
yang telah terwujud saat ini yaitu perjuangan Ibu Kita Kartani yang
memprakarsai terbentuknya “Garwani” yaitu Gerakan waniya Indonesia.
F. Analisis
20 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
Mahasiswa Islam (HMI), Kesatuan Aksi Muslim Mahasiswa Indonesia (KAMMI),
dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Masing-masing mempunyai
pandangan yang berbeda mengenai keadilan dan kesetaraan gender.
Praktik kepemimpinan yang mungkin biasa kita lihat selama ini telah banyak
dipegang oleh kaum laki-laki. Tetapi menurut konteks di HMI perempuan juga
diperkenankan (jika dinilai layak dan sanggup) mengusulkan diri sebagai pemimpin
maupun ketua. Tetapi dalam HMI sendiri berpendapat peran wanita dengan laki-laki
itu di ibaratkan bukan 50:50, melainkan 40:60. Maksudnya wanita itu tidak harus
melakukan segala aktifitas yang di geluti oleh pria. Begitu juga sebaliknya.
Bukannya tidak diperkenangkan melainkan dititikberatkan kondisi lingkungannya.
“Jika seorang perempuan menjadi pemimpin boleh saja, tetapi harus tetap
mengingat fitrahnya sebagai seorang perempuan. Setara bukan berarti
perempuan bisa berambisi menjadi sama seperti laki-laki. Adapun jika dalam
21 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
pekerjaan seorang istri menjadi atasan dan suami menjadi bawahan. “Tetapi
hal itu seharusnya dihilangkan jika sudah di rumah dan menjalankan
kewajiban dan menerima hak masing-masing”, begitulah yang dikatakan Mas
Taufiq. Jadi antara hak dan kewajiban juga berbeda, dan kewajiaban selain
berdasarkan atas statusnya juga berdasarkan atas jenis kelaminnya, karena hal
tersebut secara alamiah atau kodrathi akan menurunkan secara langsung
22 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
dalil Al-Quran dari surat An-Nisa ayat 34 yang menjelaskan bahwa laki-laki
adalah pemimpin bagi kaum laki-laki. Karena Allah telah memberikan
kelebihan bagi mereka dari kelebiha yang lainnya dan banyak juga hadist
yang mendukung bahwa laki-laki itu diberi kelebihan. Dalam
penempatannya, perempuan Berbeda dalam hal menuntut ilmu karena jelas
menurut agama islam ”setiap orang muslim wajib untuk menuntut ilmu”.
Mereka tidak setuju dengan budaya patriarki atau pun dikatakan bahwa
perempuan itu lebih rendah dari kaum laki-laki. Dalam KAMMI perempuan
dipandang istimewa dan dimuliakan. Dikatakan oleh beliau bahwa pada saat
diskusi perempuan dan laki-laki terdapat sekat yang memisahkan keduanya.
Hal tersebut diperuntukan untuk menghormati kaum wanita. Mereka juga
menekannkan untuk perempuan agar lebih menutup aurotnya dengan
memakai kerudung yang panjang menutupi bagian dada. Itu juga untuk
melindungi keistimewaan perempuan sendiri. Di dalam strukturalnya sendiri
wanita juga mendapat perannya dalam segi intelektual dan kepengurusan
dalam organisasi. “Peran wanita dalam organisasi tidak dibedakan dalam segi
intelektual, wamita tetap bisa menjadi pemimpin dalam arti di bawah laki-laki,
seperti ketuanya laki-laki dan sekretarisnya perempuan, ketua bidangnya laki-laki
kemudian sekretarisnya perempuan” tutur beliau. Dalam pogram kerjanya sendiri,
cukup dipisahkan antara wanita dan laki-laki. Selain yang tadi, perempuan seaan-
akan mempunyai otonom tapi bukan dalam hal memiliki lembaganya sendiri di
dalam organisasi KAMMI. Melainkan bergerak sesaui mereka sendiri, seperti
kegiatan yang diadakan oleh para pengurus atau anggota KAMMI yaitu, seminar
tentang hijab, pendidikan, dan lainnya.
Setelah pencarian yang panjang dalam menyusuri jejak HMI dan KAMMI.
Kami muali dipusingkan dengna minimnya para pengurus PMII yang ingin
kami wawancarai seputar KKG tersebut, malahan kebanyakan dari
anggotanya bahkan para pengurus pun kurang berkenan meluangkan
waktunya untuk diwawancarai. Sampai kami menemui Mas Muhabin selaku
anggota PMII rayon Moh. Hatta dari fakultas Ekonomi.
23 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
Menurut beliau gender ialah status sosial laki-laki dan perempuan yang
dilihat dari segi sosial bukan dilihat dari segi biologis. Dalam hal ini dapat
kita garis bawahi tanpa melihat segi biologis. Jadi apa-apa yang dilakukan
perempuan dan apa-apa yang dilakukan laki-laki itu selama tidak melanggar
norma-norma dan hukum yang berlaku tidak dapat disalahkan. Intinya laki-
laki dan perempuan itu sederajat. Menurut beliau PMII sendiri sangat setuju
akan adanya kesetaraan dan keadilan gender tidak peduli perempuan atau
laki-laki asalkan wanita itu mampu, amak wanita bisa setara dengan laki-laki
bahkan dalam hal memimpin pun.
Menurut HTI gender didefinisikan sebagai peranan dan status antara lai-laki
dan perempuan yang tidak bisa disamakan karena mempunyai peranan
sendiri. Jadi dapat dikatakan mereka setuju apabila keadilan gender itu
diterapkan kepada perempuan dan laki-laki. Sedangkan laki-laki dan
perempuan tidak bisa dikatakan setara sebab laki-laki dan perempuan itu
tealah diberikan fitrahnya sendiri oleh Allah SWT. Dalam islam kesetaraan
dan keadilan gender menurut mereka telah terlaksana, bahkan sudah sesuai
dengan kaidah-kaidah yang selama ini digembor-gemborkan. Menurut
mereka, istilah gender di Indonesia itu tidak ada, melainkan semua itu berasal
dari Barat. Menurut mereka terjadinya deskriminasi terhadap kaum wanita
24 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
khususnya itu terjadi bukan karena ketidak sesuaiannya perannan atau tatanan
struktur sosial pada saat itu di Indonesia, melainkan karena ketidak
berpegangan pada hukum-hukum islam. “Islam tidak pernah mendeskreditkan
wanita. Wanita diberi kebebasan yang sama dengan laki-laki, misal wanita mau jadi
Profesor, Doktor, Rektor, Pemilik Perusahaan atau yang lain-lain Islam tidak
melarang, karena Wanita dalam Islam diberi hak yang sama” demikian lah menurut
beliau. Ia juga menuturkan bahwa dahulu ada putri Kisrah dalam kerajaan Mesir
yang berkeinginan menjadi pemimpin di negara tersebut, lalu Rosulullah bersabda
Artinya : Tidak akan beruntung suatu kaum kalau menjadikan perempuan itu
pemimpin
Dalam HTI perempuan boleh menjadi kepala atau pemimpin selama bukan dalam
HAMKAM, artinya mereka tidak boleh menjadi Kholifah atau semacamnya, wali
(Gubernur), Amil (Bupati/ walikota). Sedangkan selebihnya diperbolehkan. Dalam
HTI sendiri juga mempunyai program kerja yang berbeda antara laki-lai dan
perempuan. Hal ini terbukti dengan ketika kami menanyai salah seorang beberapa
anggota HTI wanita, dan ternyata mereka tidak mengetahui anggota dari kaum pria.
Kegiatan.nya pun dipidah antara laki-laki dan permpuan. “Apresiasi Islam pada
wanita sangat besar, Islam memberi kedudukan yang tinggi untuk wanita” tuturnya.
Jadi kesimpulannya dalam pereanannya itu permpuan dan laki-laki sudah
mempunyai perannanya sendiri. Dan tidak perlu lagi untuk disetarakan, karena hak
dan kewajiban telah diatur sebenarnya, sedangkan yang namanya adil tidak harus
setara.
G. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam hasil observasi kali ini, Dari Hasil wawancara
yang kami dapatkan, Hampir semua Organisasi yaitu PMII,HMI,KAMMI
setuju dengan adanya kesetraan gender. Sedangkan HTI setuju dalam
keadilan saja, Namun jika mengenai kesetaraan mereka tidak menyetujuinya,
Karena menurut mereka permaslahan gender sendiri akibat tidak berpegang
pada hukum-hukum islam. Contohnya dalam pemerintahan wanita tidak dapat
ikut menjadi HAMKAM. Berbeda dengan label PMII, HMI,KAMMI,
25 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
H. Saran
Penulisan hasil observasi yang bertema Konsep Keadilan dan Kesetaraan
Gender Menurut Pandangan Aktifis masih jauh dari sempurna. Hal ini
disebabkan karena beberapa faktor seperti kekurangan para penulis laporan
atau pun kendala-kendala lain sewaktu observasi. Sehingga dari para penulis
laporan hasil observasi meminta saran yang membangun sebagai seorang
akademis.
Pesan yang kami samapaikan agar lebih dipersiapkan lagi kedepannya baik
pertanyaan yang diajukan, pengenalan objek observasi, pematangan bahan
yang diujikan, dan peralatan-peralatan yang kerap dibutuhkan pada waktu
observasi jika kedepannya terdapat kesamaan topik observasi yang dilakukan.
Mudah-mudahan dengan adanya saran dan keritik dari pembaca akan
menambah wawasan kami untuk selalu memperbaiki diri. Selain itu, dari para
penulis sendiri mengajak untuk mengambil manfaat dari setiap perbedaan
yang ada disekitar kita. Karena ada banyak jalan menuju Roma.
26 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
I. Dokumentasi
27 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
Dokumentasi saat wawancara dengan anggota HTI
28 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r
DAFTAR PUSTAKA
Fauzia, Amelia. 2004. Realita dan Cita Kesetaraan Gender di UIN Jakarta.
Jakarta: Mc Gill IAIN-Indonesia Social Equity Project.
Relawati, Rahayu. 2011. Konsep dan Aplikasi Penelitian Gender. Bandung: Muara
Indah.
29 | K e a d i l a n d a n K e s e t a r a a n G e n d e r