Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

Disusun Untuk Memenuhi Makalah


Mata Kuliah : Kewirausahaan

Disusun Oleh Kelompok 3:


NAELI NURUL AULIA (120.067)
SITI NURAINAH (120.071)

Dosen Pengampu:
WANGIMAN, A.Ma,SH,SE,M.MPd

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PAYAKUMBUH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat,
karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Analisis
Bisnis dan Studi Kelayakan Bisnis” dengan lancar meskipun masih ada
kekurangan didalamnya kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bpk.
Wangiman, A.Ma,SH,SE,M.MPd Selaku dosen mata kuliah Kewirausahaan yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi
perbaiki makalah yang baik kedepannya, mengingat tidak ada yang sempurna
tanpa kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan
bermanfaat bagi kami sendiri selaku penulis maupun pembaca. Demikian yang
dapat kami sampaikan, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dalam
penulisan makalah ini, kami mohon maaf.

Payakumbuh, 7 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Hambatan Memasuki Industri ................................................................... 3
B. Membeli Perusahaan Yang Sudah Ada ..................................................... 3
C. Waralaba .................................................................................................. 5
D. Perlindungan Hukum: Paten, Merek Dagang, dan Hak Cipta .................... 8
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................................ 10
B. Saran ...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Para Wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi pada
tindakan dan bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar
tujuan. Wirausaha adalah orang yang selalu berubah dan berkembang.
Mempunyai sikap positif, kreatif, inovatif, dan citra diri yang sehat.Pada
hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri
dalam menjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan
pribadinya, keluarganya,msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi
banyak diantara kita yangt idak berkarya dan berkarsa untuk mencapai
prestasi yang lebih baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan
pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya.
Berdasarkan pemahaman kewirausahaan di atas,maka seorang wirausaha
harus membuat perencanaan yang tepat untuk memulai sebuah usaha. Dengan
melakukan perencanaan usahamaka akan dapat diukur kelayakan suatu usaha
yang akan dilakukan. Pengetahuan tentang kewirausahaan dan perencanaan
usaha sangat diperlukan bagi para fasilitator/pendamping masyarakat dalam
hal mendorong tumbuhnya wirausaha berbasis potensi lokal yang ada.
Cirikhas dari pendampingan kewirausahaan ini adalah munculnya wirausaha-
wirausaha yang beretika. Artinya tidak hanya mengejar keuntungan semata
tetapi juga harus berkontribusi secara adil pada semua pelaku yang terlibat
dalam usaha tersebut dan menjaga keberlanjutan lingkungan yang ada.

B. Rumusan Masalah
1. Apa hambatan memasuki industri?
2. Bagaimana membeli perusahaan yang sudah ada?
3. Apa itu waralaba?
4. Apa perlindungan hukum: paten, merek dagang, dan hak cipta?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hambatan memasuki industri
2. Untuk mengetahui membeli perusahaan yang sudah ada
3. Untuk mengetahui waralaba
4. Utuk mengetahui perlindungan hukum: paten, merek dagang, hak cipta

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Hambatan dalam memasuki industri


Menurut peggy lambing, ada beberapa hambatan untuk memasuki industry
baru, yaitu yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan kepada perusahaan
baru masih kurang menentang perusahaan yang sudah ada justru lebih
bertahan karena telah lama mengetahui sikap dan kebiasaan pelanggannya.
b. Biaya perubahan, yaitu biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali
para karyawan dan pengganti alat serta sitem yang lama.
c. Tanggapan dari pesaing yang secara agresif akan mempertahankan pangsa
pasar yang ada. 1

2. Membeli perusahaan yang sudah ada


Membeli perusahaan baru memiliki risiko yang sedikit karena
kemungkinan gagal lebih kecil, waktu lebih sedikit, dan tenaga kerja yang
diperlukan. Di samping itu, membeli perusahaan yang sudah ada juga
memiliki peluang harga yang relative lebih rendah di banding dengan merintis
usaha baru. Namun demikian, membeli perusahaan yang sudah ada juga
mengandung kerugian dan permasalahan, baik eksternal maupun internal.
1. Masalah eksternal, yaitu lingkungan seperti banyaknya pesaing dan ukuran
peluang pasar. Beberapa pertanyaan mendasar dalam menghadapi
lingkungan eksternal ini,misalnya: apakah perusahaan yang dibeli
memiliki daya saing harga di pasar, khususnya dalam harga dan kualitas?
Bagaimana segmen pasarnya? Sejauh mana agresivitas pesaingnya?
Apakah ada industry yang dominan? Bagaimana ukuran dan pertumbuhan
pasarnya? apakah ada perubahan teknologi yang dapat memengaruhi

1
Peggy A Lambing. Kewirausahaan. New Jersey: Prentice-Hall, 2003),h. 45

3
perusahaan yang dibeli? Setiap pembelian perusahaan harus
memperhatikan lingkungan yang memengaruhinya.

2. Masalah-masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam


perusahaan, misalnya masalah citra atau reputasi perusahaan, seperti
masalah karyawan, konflik antara manajemen dan karyawan yang sukar
diselesaikan oleh pemilik yang baru,masalah lokasi, dan masalah masa
depan perusahaan lainya.
Sebelum melakukan kontrak jual beli, terdapat beberapa aspek yang harus
di pertimbangkan dan dianalisis oleh pembeli. Menurut Zimmerer, aspek-
aspek tersebut meliputi hal-hal berikut.
1. Pengalaman apa yang dimiliki untuk mengoperasikan perusahaan
tersebut?
2. Mengapa perusahaan tersebut berhasil, tetapi kritis?
3. Di mana lokasi perusahaan tersebut?
4. Berapa harga yang rasional untuk membeli perusahaan tersebut?
5. Apakah membeli perusahaan tersebut akan lebih menguntungkan dari pada
merintis sendiri usaha baru ?
Tidaklah mudah untuk membeli perusahaan-perusahaan yang sudah ada.
Seorang wirausahawan yang akan membeli perusahaan selain harus
mempertimbangkan berbagai ketrampilan, kemampuan, dan kepentingan
pembelian, juga harus memperhatikan sumber-sumber potensial perusahaan
yang akan dibeli, diantaranya mencakup hal-hal berikut.
1. Pedagang perantara penjual peruahaan yang akan dibeli.
2. Bank Investor yang melayani perusahaan.
3. Kontak-kontak perusahaan, seperti pemasok, distributor, pelanggan dan
lainnyayang erat kaitannya dengan kepentingan perusahaan yang akan di
beli.
4. Jaringan kerja sama bisnis dan social perusahaan akan dibeli.
5. Daftar majalah dan jurnal perdagangan yang digunakan oleh perusahaan
yang akan dibeli.

4
Beberapa aspek yang harus di pertimbangkan dalam membeli perusahaan,
yaitu alasan pemilik untuk menjual perusahaan, potensi, aspek legal, dan
kondisi keuangannya. Zimmerer tampak lebih eksplisit dari pada lambing
mengenai alasan mengapa seseorang membeli perusahaan. Menurutnya, ada
lima hal kritis untuk menganalisis perusahaan yang akan dibeli,yaitu
mencakup hal-hal berikut.
1. Alasan pemilik menjual perusahaan.
2. Potensi produk dan jasa yang dihasilkan.
3. Aspek legal yang dimiliki perusahaan.
4. Kondisi keuangan perusahaan yang akan dijual.
Setelah menganalisis perusahaan yang akan dibeli, langkah-langkah yang
harus diambil dalam pembelian suatu perusahaan mencakup hal-hal berikut.
1. Yakin bahwa anda tidak akan merintis usaha baru.
2. Tentukan jenis perusaahaan yang diinginkan dan apakah Anda
mampumengelolanya.
3. Pertimbangkan gaya hidup yang anda inginkan.
4. Pertimbangkan lokasi yang anda inginkan.
5. Pertimbangkan kembali gaya hidup.
6. Jejaki penyandang dana sebelumnya.
7. Persiapkan bahwa anda akan menjadi pedagang.
8. Tetapkan perusahaan yang ingin anda beli.
9. Pilihlah penjual terbaik.
10. Adakan penelitian sebelum anda menyetujuinya.
11. Buatlah surat perjanjian dalam bentuk spesifik, misalnya jangka waktu
pembayaran berakhir.
12. Jangan lupa untuk menilai karyawan.
13. Yakin bahwa harga yang di tawarkan itu mencerminkan nilai perusahaan.
3. Waralaba
Waralaba (franchising) adalah kerja sama manajemen untuk menjalankan
perusahaan cabang atau penyalur. Inti dari waralaba adalah memberi hak
monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk.

5
Waralaba merupakan cara memasuki dunia usaha yang sangat popular di
seluruh dunia.Produk-produk waralaba telah menjadi produk global. Diler
mobil, motor, bahan bakar, dan alat rumah tangga lainnya berkembang di
seluruh dunia. Format bisnis waralaba telah memberikan fasilitas jasa yang
luas bagi para diler, seperti pemasaran, periklanan, pelatihan, standar
produksi, dan pengerjaan manual serta bimbingan pengawasan kualitas. Logo-
logo dariusaha waralaba terlihat di pusat-pusat perdagangan, seperti di
Jakarta, Bandung, Surabaya, bahkan sampai kota-kota kecil lainnya.
Waralaba merupakan kerja sama manajemen yang biasanya berkembang
dalam perusahaan ritel. Seperti telah dikemukakan, “franchisee” adalah
persetujuan lisensi menurut hokum antara suatu perusahaan (pabrik)
penyelenggara dengan penyalur atau perusahaan lain untuk melaksanakan
usaha. Perusahaan yang memberi lisensi disebut franchisior dan penyalur/
terwarlaba disebut franchisee. Dalam warlaba, perusahaan yang diberi hak
monopoli menyelenggarakan perusahaan seolah-olah merupakan bagian dari
perusahaan pemberi lisensi yang dilengkapi dengan nama produk, merek
dagang, dan prosedur penyelenggaraannya secara standar. Perusahaan induk/
perwarlaba (franchisior) mengizinkan franchisee untuk menggunakan nama,
tempat/ daerah, bimbingan, latihan karyawan, periklanan, dan perbekalan
material yang berlanjut. Dukungan awal meliputi salah satu atau keseluruhan
dari aspek-aspek berikut.
1. Pemilihan tempat.
2. Rencana bangunan.
3. Pembelian peralatan.
4. Pola arus kerja.
5. Pemilihan karyawan.
6. Periklanan.
7. Grafik.
8. Bantuan pada acara pembukaan.
Selain dukungan awal bantuan lain yang berlanjut dapat pula meliputi
fakor faktor berikut.

6
1. Pencatatan dan akuntansi
2. Konsultasi
3. Pemeriksaan dan standardisasi
4. Promosi
5. Pengendalian kualitas
6. Nasihat hokum
7. Penelitian
8. Material lainnya
Dalam kerja sama waralaba, perusahaan induk memberikan bantuan
manajemen secara berkesinambungan. Keseluruhan citra, pembuatan, dan
teknik pemasaran diberikan kepada perusahaan franchisee. Tidak sedikit
bentuk waralaba yang dilakukan antar Negara, misalnya Mc Donald’s,
Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut, Coca-Cola, Hoka-Hoka Bento, dan lain
sebagainya. Dalam bidang lain, bentuk kerja sama ini adalah dalam bidang
elektronik obat-obatan dan hotel.
Dasar hukum penyelenggaraan waralaba adalah kontrak antara kerja sama
antara perusahaan franchisior (perusahaan induk) dengan franchisee
(perusahaan penyalur) perusahaan induk dapat saja membatalkan perjanjian
tersebut apabila perusahaan diajak kerja sama melanggar persyaratan yang
telah ditetapkan dalam persetujuan.
Keuntugan kerja sama Warlaba
Menurut Zimmerer, ada beberapa keuntungan dari kerja sama warlaba,
yaitu mencakup hal-hal sebagai berikut.2
1. Pelatihan, pengarahan dan , pengawasan yang berlanjut dari franchisor.
2. Bantuan finansial
3. Keuntugan dari penggunaan nama , merek, dan produk yang telah dikenal.
Sementara itu menurut Peggy Lambing, keuntungan waralaba meliputi
hal-hal berikut.
1. Bantuan awal yang memberikan kemudahan

2
Zimmerer, Thomas W. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba
Empat,2008),h.98

7
2. Basis yang mempertimbangkan proses keberhasilan
3. Mendapat pengakuan dengan segera
4. Daya beli
5. Cakupan periklanan dan pengalaman.
6. Perbaikan operasional
Kerugian kerja sama Waralaba
Kerugian yang mungkin terjadi menurut Zimmerer adalah sebagai berikut.
1. Program latihan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
2. Pembatasan kreativitas penyelenggaraan perusahaan farnchisee
3. Franchisee jarang memiliki hak untuk menjual perusahaannya kepada
pihak lain tanpa menawrkan terlebih dahulu kepada pihak franchisior.

4. Perlindungan hukum terhadap perusahaan: paten, merek dagang, dan


hak cipta
Bebrapa hak perlindungan perusahaan yang bisa diperoleh adalah hak
paten, hak cipta, merek dagang dan identitas perusahaan lainnya. 3
a) Paten
Paten adalah suatu pengakuan dari lembaga yang berwenang atas
penemuan produk yang diberi kewenangan untuk membuat menggunakan
dan menjual penemuannya selama paten tersebut masih dalam jaminan.
Pemeberian hak monopoli atas produk tersebut dimaksukan untuk
mendorong kreatiftas dan inovasi para penemu.
Untuk mendapatkan hak paten, alat yang diciptakan harus betul-betul
baru (bukan produk perbaikan). Suatu alat tdiak dapat diberikan hak paten
apabila alat tersebut telah dipublikasikan sebelum mengajukan hak paten.
Hak paten hanya diberikan kepada penemu yang sebenarnya, bukan
kepada seseorang yang menemukan penemuan orang lain. Penemu yang
telah diberikan hak paten tidak boleh di duplilkasi dan dijual oleh
siapapun tanpa izin(lisensi) dari penemunya.
Ada beberapa langkah untuk mendapat hak paten yaitu;

3
Suryana. Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses. (Jakarta: Salemba Empat,2013)h.56

8
1. Tetapkan bahwa yang ditemukan betul-betul baru
2. Dokumnetasi produk yang telah ditemukan tersebut.
3. Telusuri paten-paten yang telah ada.
4. Pelajari hal telusuran
5. Mengajukan lamaran paten yang berisi hal-hal sebagai berikut
a. Pernyataan yang memuat betul-betul alat itu adalah asli
b. Deskripsi penemuam disebut spesifikasi dan batas penemuan
disebut klaim.
c. Yang mengidentifikasi sifat-sifat penemuan-penemuan baru.
b) Merek Dagang
Merek dagang (brand name) merupakan istilah khusus dalam
perdagangan atau perusahaan. Merek dagang pada umunya berbentuk
simbol, nama, logo, slogan, atau tempat dagang yang oleh perusahaan
digunakan untuk menunjukan keorsinilitasan produk atau membedakannya
dengan produk lain di pasar. Merek dagang (trade-mark) pada umumnya
dijadikan simbol perusahaan di pasaran. Untuk menetapkan merek, harus
dipilih kata yang khas, mudah dikenal dan diingat serta unik bagi
pelanggan sehinggan menjadi merek terkenal.
c) Hak Cipta
Hak cipta (copyright) adalah hak istimewa guna melindungi pencipta
dari keorsinilan ciptaannya, misalnya karangan, music, lagu, dan hak
untuk memproduksi, memperbaiki, mendistribusikan, atau menjual. Jadi,
hak cipta adalah hak istimewa guna melindungi pencitpa dari
keorsinilotasan ciptaanya.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hambatan memasuki industry
a. Sikap dan kebiasaan pelanggan.
b. Biaya perubahan
c. Tanggapan dari pesaing yang secara agresif akan mempertahankan
pangsa pasar yang ada.
2. Membeli perusahaan yang sudah ada
Membeli perusahaan baru memiliki risiko yang sedikit karena
kemungkinan gagal lebih kecil, waktu lebih sedikit, dan tenaga kerja yang
diperlukan. Di samping itu, membeli perusahaan yang sudah ada juga
memiliki peluang harga yang relative lebih rendah di banding dengan
merintis usaha baru.
3. Waralaba
Waralaba (franchising) adalah kerja sama manajemen untuk
menjalankan perusahaan cabang atau penyalur. Inti dari waralaba adalah
memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari perusahaan
induk.
4. Perlindungan hukum: paten, merek dagang, dan hak cipta
Paten adalah suatu pengakuan dari lembaga yang berwenang atas
penemuan produk yang diberi kewenangan untuk membuat menggunakan
dan menjual penemuannya selama paten tersebut masih dalam jaminan.
Pemeberian hak monopoli atas produk tersebut dimaksukan untuk
mendorong kreatiftas dan inovasi para penemu.
Merek dagang (brand name) merupakan istilah khusus dalam
perdagangan atau perusahaan. Merek dagang pada umunya berbentuk
simbol, nama, logo, slogan, atau tempat dagang yang oleh perusahaan

10
digunakan untuk menunjukan keorsinilitasan produk atau membedakannya
dengan produk lain di pasar.
Hak cipta (copy right) adalah hak istimewa guna melindungi pencipta
dari keorsinilan ciptaannya, misalnya karangan, music, lagu, dan hak
untuk memproduksi, memperbaiki, mendistribusikan, atau menjual.
B. Saran
Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kesalahan. Menyadari kekurangan itu kami mohon dengan kerendahan hati
untuk memberikan segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca
bagi kesempurnaan makalah ini

11
DAFTAR PUSTAKA

Lambing. Peggy A. 2003. Kewirausahaan. New Jersey: Prentice-Hall


Suryana. 2013. Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:
Salemba Empat.
Zimmerer, Thomas W. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil.
Jakarta: Salemba Empat

12

Anda mungkin juga menyukai