Anda di halaman 1dari 4

Contoh: Gabungan 4 Literasi

Bencana Gempa Bumi di Palu dan Donggala Tahun 2018


Bencana gempa yang mengguncang Palu dan Donggala di Sulawesi Tengah pada tahun
2018, juga menimbulkan fenomena likuifaksi atau banyak yang menyebut 'tanah bergerak'
sendiri. Tercatat ada ribuan rumah yang terkena dampak likuifaksi dengan luas ratusan
hektar.
Ahli Geologi, Dr.Eng.Imam Achmad Sadisun dari ITB menjelaskan, fenomena likuifaksi secara
sederhana dapat diartikan sebagai perubahan material yang padat (solid), dalam hal ini
berupa endapan sedimen atau tanah sedimen, yang akibat kejadian gempa, material tersebut
seakan berubah karakternya seperti cairan (liquid). Likuifaksi hanya bisa terjadi pada tanah
yang jenuh air (saturated). Air tersebut terdapat di antara pori-pori tanah dan membentuk apa
yang seringkali dikenal sebagai tekanan air pori. Dalam hal ini, tanah yang berpotensi
likuifaksi umumnya tersusun atas material yang didominasi oleh ukuran pasir. 
Puluhan ribu jiwa menjadi korban gempa di Palu dan Donggala. Secara terperinci Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan jumlah korban gempa tersebut adalah
sebagai berikut:

Sumber: https://www.mongabay.co.id/2018/10/04/foto-begini-kerusakan-dampak-gempa-dan-tsunami-di-kota-palu/
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menyebutkan korban jiwa yang
meninggal tersebar di Kota Palu 2.141 orang, Kabupaten Sigi 289 orang, Donggala 212 orang
dan Parigi Moutong 15 orang atau berjumlah total 2.657 orang. Selain itu ada korban hilang 667
orang, korban jiwa tak teridentifikasi 1.016, sehingga total korban jiwa 4.340 orang. Berikut
adalah data mengenai kondisi kerusakan rumah terdampak gempa.

Kabupaten
PALU SIGI DONGGALA PARIGI MOUTONG
Kategori
RINGAN 17.293 10.612 7.989 4.191
SEDANG 12.717 6.480 6.099 826
BERAT 9.181 128 7.215 533
HILANG 3.673 302 75 0

Untuk meringankan beban korban gempa, penggalangan bantuan dilaksanakan di seluruh


Indonesia baik oleh secara pribadi maupun secara berkelompok. Selain bantuan materil,
masyarakat juga mengadakan doa bersama. Beberapa diantaranya adalah doa bersama yang
diselenggarakan pada penutupan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-43 Tingkat Kabupaten
Bengkalis, doa bersama menyambut HUT ke-73 TNI, dan doa bersama di beberapa madrasah
(MIN 21 Jakarta, MTsN 2 Kota Palu, MAN 2 Parepare, MTsN 1 Tegal, dan MTsN 9 Boyolali).

Cintoh: Literasi membaca

 Indikator : Peserta didik mampu menemukan informasi tersurat pada teks informasi.

Soal :

 Indikator: Peserta didik mampu menyusun simpulan atau membuat koneksi antarbagian
pada teks informasi.
Soal:

Contoh: Literasi Sosbud

 Indikator: Peserta didik mampu menemukan pengetahuan faktual yang terkait dengan
nilai berpartisipasi aktif dalam integrasi nasional dalam konteks religius.

 Indikator: Peserta didik mampu menganalisis pengetahuan prosedural yang terkait


dengan nilai mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dalam
konteks personal.

Soal:

Contoh: Literasi Sains

 Indikator: Peserta didik mampu menentukan arah gerakan gempa bumi.


 Indikator: Peserta didik mampu menentukan gejala fisik dari penyebab adanya gempa
bumi.
Soal:
Contoh: Literasi Numerasi

Soal

Anda mungkin juga menyukai