Landasan Etika Foto Jurnalistik
Landasan Etika Foto Jurnalistik
Seperti yang kita ketahui Dasar-Dasar Jurnalistik adalah hal-hal mendasar tentang dunia
jurnalistik yang meliputi tiga hal: Wawasan atau Pengetahuan (knowledge) Keahlian atau
Keterampilan (Skill) jurnalistik. Etika atau Sikap (attititude).
Adapun Dasar Hukum yang mengatur tentang jurnalistik yaitu Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
Adapun pasal Kode etik jurnalistik berada dalam Pasal 13 ayat (1) tidak boleh bertentangan
dengan kode etik sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini. Pegawai Negeri Sipil
yang melakukan pelanggaran Kode Etik dikenakan sanksi moral.
Wartawan harus menaati kode etik jurnalistik sesuai dengan Pasal 7 ayat (2) UU 40/1999
tentang Pers, wartawan adalah profesi yang memiliki dan harus menaati Kode Etik
Jurnalistik.
(Hukumonline.com)
Ada beberapa peraturan dan etika untuk menyiarkan foto itu kepada publik seperti adanya
beberapa hak pokok individu yang dilindungi undang-undang dan hukum yang sangat
prinsipil untuk melindungi seserang antara lain:
1. Gangguan atas pengambilan foto dimana hak privacy seseorang memang diperlukan
2. Penggunaan foto untuk kepentingan sebuah produk tertentu
3. Sepihak sehingga menyebabkan seseorang terlihat buruk
4. Pengambilkan foto yang memang terjadi akan tetapi foto tersebut bersifat pribadi atau
bisa memalukan seseorang
Dengan adanya batasan-batasan di atas maka kita dapat mengetahui, kapan kita bisa
melakukan pemotretan yang nantinya dapat kita siarkan kepada publik.
3. Ruang pengadilam
Biasanya dalam sidang–sidang tertentu dibuat aturan khusus, apabila sidang tengah
diperkarakan peristiwa besar. Misalnya mereka hanya memberikan kesempatan kepada para
wartawan foto pada tiga kesempatan kepada para wartawan yakni sebelum sidang dimulai,
saat istirahat dan saat persidangan selesai.