Anda di halaman 1dari 9

Memperhatikan

- 89 -
PD PRT & PO ANSOR 2016
- 90 -
PD PRT & PO ANSOR 2016
PERATURAN ORGANISASI
GERAKAN PEMUDA ANSOR

TENTANG
TATA CARA LARANGAN PERANGKAPAN JABATAN

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Gerakan Pemuda Ansor selanjutnya disebut GP Ansor adalah
organisasi otonom Nahdlatul Ulama yang didirikan pada 10
Muharram 1353 Hijriyah atau bertepatan dengan 24 April 1934
Masehi di Banyuwangi, JawaTimur sesuai ketentuan Peraturan
Dasar dan Rumah Tangga.
2. Jabatan dalam kepengurusan GP Ansor adalah komponen dalam
susunan kepengurusan Organisasi yang mencerminkan bidang
kerja, hak, kewajiban, wewenang dan tanggung jawab yang
dibebankan kepada seseorang melalui mekanisme organisasi dan
keberadaannya ditetapkan dengan Surat Keputusan Organisasi
yang berwenang.
3. Jabatan Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor dan Jabatan
Ketua di tingkat masing-masing dapat dibedakan menjadi
jabatan Mandataris berdasarkan hasil Kongres, atau Kongres
Istimewa, Konferensi atau Konferensi Istimewa, Rapat Anggota
atau Rapat Anggota Istimewa, dan jabatan non mandataris
berdasarkan hasil Rapat Pleno yang dikenal dengan Jabatan Pjs.
serta jabatan berdasarkan pelimpahan fungsi-fungsi jabatan
tertentu, yang dikenal dengan jabatan PLH atau jabatan Ad
Interim.

Pasal 2
1. Jabatan dalam kepengurusan GP Ansor dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Jabatan Pengurus Harian
b. Jabatan Pengurus Departemen
c. Jabatan Pengurus Semi Otonom
- 91 -
PD PRT & PO ANSOR 2016
d. Jabatan Pengurus Dewan Penasehat
e. Jabatan Pengurus Dewan Instruktur
2. Gabungan Jabatan Pengurus Harian dan Jabatan Pengurus
Departemen disebut Jabatan Pengurus Pleno.

Pasal 3
Jabatan Pengurus Harian terdiri dari :
a. Jabatan Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor atau Jabatan
Ketua di masing-masing tingkatan
b. Jabatan Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor.
c. Jabatan Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat GP Ansor atau
Jabatan Sekretaris di masing-masing tingkatan.
d. Jabatan Bendahara Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, atau
Jabatan Bendahara di masing-masing tingkatan.
e. Jabatan Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor atau Jabatan Wakil Ketua
di masing-masing tingkatan.
f. Jabatan Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat GP Ansor atau
Jabatan Wakil Sekretaris di masing-masing tingkatan.
g. Jabatan Wakil Bendahara Umum Pimpinan Pusat GP Ansor atau
Jabatan Wakil Bendahara di masing-masing tingkatan.

Pasal 4
Jabatan Pengurus Departemen adalah Jabatan Anggota
Departemen sesuai nama Departemen yang ada.

Pasal 5
Jabatan Pengurus Semi Otonom terdiri dari:
1. Jabatan Kepala, Wakil Kepala dan para Asisten untuk Barisan
Ansor Serbaguna.
2. Jabatan Ketua, Sekretaris, Bendahara dan anggota untuk
Lembaga Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor, Lembaga
Kursus dan Pelatihan, Lembaga Keuangan Mikro Syariah, dan
Pandu Ansor.
3. Jabatan Kepala, Sekretaris, Bendahara, Deputi dan anggota untuk
Barisan Ansor Anti Narkoba.

- 92 -
PD PRT & PO ANSOR 2016
Pasal 6
Jabatan Dewan Penasehat GP Ansor terdiri dari Jabatan Ketua,
Jabatan Wakil Ketua, Jabatan Sekretaris, Jabatan Wakil Sekretaris
dan Jabatan Anggota sesuai struktur Kepengurusan di masing-
masing jenjang pengurus.

Pasal 7
Jabatan Dewan Instruktur GP Ansor terdiri dari Ketua, Sekretaris
dan Anggota yang dibentuk di tingkat Pimpinan Pusat, Pimpinan
Wilayah dan Pimpinan Cabang.

Pasal 8
Rangkap Jabatan terjadi apabila nama seseorang tercantum dalam
2 (dua) atau lebih Surat Keputusan Organisasi yang menetapkan
Susunan Pengurus Organisasi yang bersangkutan dalam masa
khidmat yang bersamaan sebagian atau seluruhnya.

BAB II
TUJUAN
Pasal 9
Peraturan Organisasi Gerakan Pemuda Ansor mengenai tata cara
larangan perangkapan Jabatan ditetapkan sebagai pedoman bagi
seluruh jajaran Gerakan Pemuda Ansor dalam menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan perangkapan Jabatan agar tercipta
tertib orgnisasi dalam rangka membangun tatanan organisasi yang
kokoh.

BAB III
JABATAN YANG DILARANG UNTUK DIRANGKAP
Pasal 10
1. Jabatan pengurus harian pada satu tingkat kepengurusan
Gerakan Pemuda Ansor tidak dapat dirangkap dengan jabatan
pada tingkatan kepengurusan Gerakan Pemuda Ansor lain dan
dengan jabatan pengurus harian di kepengurusan Nahdlatul
Ulama dan dengan organisasi kemasyarakatan pemuda lain yang
asas, sifat dan tujuannya bertentangan dengan Nahdlatul Ulama.
2.Jabatan yang dilarang untuk dirangkap dalam kepengurusan GP
- 93 -
PD PRT & PO ANSOR 2016
Ansor adalah seluruh kelompok jabatan yang dilarang oleh
Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga GP Ansor, Aturan
Dasar dan Aturan Rumah Tangga Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama yaitu :
a. Seluruh jabatan pengurus antar jenjang kepengurusan di
lingkungan GP Ansor kecuali jabatan Dewan Penasehat,
jabatan Dewan Instruktur dan jabatan penunjukan tim
Careteker dari tingkat organisasi GP Ansor yang berwenang.
b. Seluruh jabatan pengurus GP Ansor dengan jabatan
pengurus harian di Nahdlatul Ulama termasuk Banom-
Banomnya kecuali jabatan Dewan Penasehat.
c. Seluruh jabatan pengurus harian GP Ansor dengan seluruh
jabatan pengurus Harian di Ormas atau Organisasi
Kepemudaan lain yang asas, sifat dan tujuannya
bertentangan dengan Nahdlatul Ulama.
d. Jabatan Ketua Umum dan Ketua GP Ansor di semua
tingkatan dengan jabatan pengurus harian pada semua
tingkatan kepengurusan Badan Otonom Nahdlatul Ulama.
e. Jabatan Ketua Umum dan Ketua GP Ansor di semua
tingkatan dengan jabatan pengurus harian Lembaga dan
atau Badan Khusus Nahdlatul Ulama.
f. Jabatan Ketua Umum dan Ketua GP Ansor di semua
tingkatan dengan jabatan Ketua Partai Politik di semua
tingkatan.
g. Jabatan Ketua Umum dan Ketua GP Ansor di semua
tingkatan dengan jabatan Ketua Organisasi yang berafiliasi
kepada Partai Politik.

BAB IV
MEKANISME PELARANGAN RANGKAP
JABATAN
Pasal 11
1. Apabila terjadi rangkap jabatan atas diri seseorang Pengurus
GP Ansor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Peraturan
Organisasi ini kecuali jabatan Ketua Umum Pimpinan Pusat
Gerakan Pemuda Ansor Mandataris Kongres maupun Kongres
Istimewa atau Ketua di masing-masing tingkatan Mandataris
Konferensi maupun Konferensi Istimewa atau Rapat Anggota
- 94 -
PD PRT & PO ANSOR 2016
maupun Rapat Anggota Istimewa, maka yang bersangkutan
diberi kesempatan untuk memilih jabatan pengurus dalam
tenggang waktu 3 (tiga) bulan sejak yang bersangkutan
merangkap jabatan.
2. Pilihan jabatan tersebut disampaikan melalui surat kepada
Pimpinan Organisasi GP Ansor yang menerbitkan Surat
Keputusan Pengurus di-maksud dan tembusannya
disampaikan kepada Pimpinan Organisasi lain yang jabatannya
dirangkap.
3. Apabila yang bersangkutan tidak menentukan sikap dalam
tenggang waktu tersebut sebagaimana dimaksud ayat (1),
maka pimpinan Organisasi GP Ansor yang dimaksud segera
mengirim surat peringatan pertama kepada yang
bersangkutan.
4. Apabila dalam tengggang waktu 1 (satu) bulan sejak
peringatan pertama dikirim, yang bersangkutan tidak
menentukan sikap atau menentukan sikap tetapi tidak
memuaskan, maka pimpinan organisasi GP Ansor yang
bersangkutan akan mengirimkan surat peringatan kedua
kepada yang bersangkutan.
5. Apabila dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari sejak
peringatan kedua dikirim yang bersangkutan tidak
menentukan sikap atau menentukan sikap tetapi tidak
memuaskan, maka pimpinan organisasi GP Ansor yang
bersangkutan segera menyelenggarakan rapat pengurus
harian guna membahas masalah tersebut dan untuk
selanjutnya akan diterbitkan Surat Keputusan tentang
pengesahan pemberhentian terhadap pengurus yang
bersangkutan.
6. Rapat dimaksud dalam ayat 5 pasal ini juga harus dilakukan
apabila yang bersangkutan menentukan pilihan dalam
tenggang waktu yang disyaratkan.
7. Apabila yang bersangkutan dalam suratnya menyatakan untuk
tetap dalam jabatan di kepengurusan organisasi GP Ansor,
maka yang bersangkutan wajib menyampaikan surat
pengunduran diri secara resmi kepada Pimpinan Organisasi
lain yang tidak dipilihnya dengan tembusan kepada Pimpinan
Organisasi yang jabatannya dipilih.
8. Apabila yang bersangkutan dalam suratnya menyatakan untuk
- 95 -
PD PRT & PO ANSOR 2016
memilih jabatan pengurus di organisasi lain, sekalipun yang
bersangkutan tidak menyatakan keluar dari organisasi GP
Ansor, maka pimpinan organisasi GP Ansor yang bersangkutan
akan segera menyelenggarakan Rapat Pengurus Harian guna
membahas masalah tersebut untuk selanjutnya diterbitkan
Surat Keputusan Tentang Pemberhentian yang bersangkutan
dari jabatan di organisasi GP Ansor.
9. Penerbitan Surat Keputusan Tentang Pengesahan
Pemberhentian seseorang dari jabatan pengurus dibahas
dalam Rapat Pengurus Harian dengan mempertimbangkan
efektifitas, efesiensi dan manfaat bagi kinerja Gerakan Pemuda
Ansor.
10. Surat Keputusan pemberhentian dari pengurus organisasi
dimaksud akan disampaikan kepada yang bersangkutan dan
tembusannya dikirim kepada Pimpinan Organisasi yang
jabatannya dipilih serta kepada lembaga terkait.
11. Sejak ditetapkannya pemberhentian seseorang dari jabatan
dalam struktur kepengurusan Gerakan Pemuda Ansor, maka
terjadilah lowongan jabatan dan pengisian jabatan selanjutnya
akan diatur dengan Peraturan Organisasi Gerakan Pemuda
Ansor Tentang Tata Cara Pergantian Pengurus dan Pengisian
Lowongan Jabatan Antar Waktu.

BAB V
PENUTUP

Pasal 12
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan organisasi
ini akan diputuskan kemudian oleh Pimpinan Pusat.
2. Dengan diterbitkannya Peraturan Organisasi ini, maka
Peraturan Organisasi Nomor : 06/KONBES-XVIII/VI/2012
tentang Tata Cara Larangan Perangkapan Jabatan dinyatakan
dicabut dan selanjutnya tidak berlaku lagi.
3. Peraturan Organisasi ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dan
apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
4. Agar setiap pengurus GP Ansor mengetahui dan memahami
Peraturan Organisasi ini, maka setiap tingkat kepengurusan GP
- 96 -
PD PRT & PO ANSOR 2016
Ansor diwajibkan menyosialisasikan Peraturan Organisasi ini.

Ditetapkan di : Cirebon
Tanggal : 27 Sya’ban 1437 H
3 Juni 2016

KONFERENSI BESAR XX
GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2016
Pimpinan Sidang Pleno II

M. Nuruzzaman Saleh Ramli


Ketua Sekretaris

- 97 -
PD PRT & PO ANSOR 2016

Anda mungkin juga menyukai