Pengertian Paragraf
Pengertian Paragraf
Hakikat[sunting | sunting sumber]
Paragraf merupakan bagian kecil dari suatu karangan. Sebuah karangan dapat terbentuk
dengan adanya paragraf di dalamnya. Kualitas suatu karangan ditentukan oleh keterampilan
dalam menulis paragraf.[6] Tujuan utama dari pembentukan paragraf adalah untuk memudahkan
pembaca dalam memahami gagasan-gagasan utama yang berbeda tetapi berkaitan satu sama
lain di dalam karangan. Tiap paragraf hanya dapat berisikan satu gagasan utama sehingga
gagasan utama lainnya dapat diketahui pada paragraf lain. Tujuan lain dari pembentukan
paragraf adalah memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar. Perhentian ini
memberikan waktu bagi pembaca untuk dapat memahami gagasan yang terkandung di dalam
setiap paragraf.[7]
Kriteria[sunting | sunting sumber]
Kesatuan[sunting | sunting sumber]
Kesatuan di dalam paragraf berarti hanya terdapat satu gagasan utama atau satu topik utama di
dalam satu paragraf. Gagasan utama harus bersesuaian dan tidak bertentangan dengan
kalimat-kalimat lain di dalam paragraf.[11] Apabila dalam paragraf tersebut terdapat satu saja
gagasan atau penjelasan yang menyimpang dengan ide pokok, maka paragraf tersebut
dikatakan tidak memiliki kesatuan atau keutuhan. [12]
Kesinambungan[sunting | sunting sumber]
Kesinambungan di dalam paragraf diamati melalui hubungan antarkalimat yang sesuai
dengan logika berpikir. Paragraf yang logis dapat dibentuk melalui penggunaan urutan yang
wajar atau melalui pengulangan kata kunci. Selain itu, kesinambungan di dalam paragraf juga
dapat terbentuk melalui penggunaan kata ganti orang, kata ganti penunjuk, dan kata sambung.
[13]
Dengan demikian, semua kalimat yang ada pada suatu paragraf harus saling berkaitan dan
saling mendukung. Bahkan, agar paragraf tersebut memenuhi unsur kesinambungan, tidak
boleh ada satu kalimat pun yang tidak memiliki kaitan dengan kalimat lainnya. [12]
Kelengkapan[sunting | sunting sumber]
Gagasan utama atau kalimat topik di dalam paragraf dapat dipahami dengan mudah jika
informasi yang ada disampaikan dengan memadai dan lengkap. Kelengkapan gagasan utama
dapat dilakukan dengan mengembangkan kalimat penjelas. Paragraf dengan informasi yang
lengkap juga dapat dibuat dengan melakukan pengulangan pada gagasan utama dari paragraf
sebelumnya.[14] Sebuah paragraf dapat dikatakan sebuah paragraf yang lengkap apabila memiliki
kalimat topik, kalimat-kalimat penunjang, dan kalimat penyimpul. [12]
Keberurutan[sunting | sunting sumber]
Dalam menulis paragraf, penulis harus menggunakan pola penulisan yang menyampaikan
informasi secara berurutan. Umumnya, penulisan paragraf dapat disusun dengan urutan waktu
atau urutan tempat. Selain itu, pola penulisan juga dapat disusun berdasarkan urutan umum ke
khusus atau urutan khusus ke umum. Penulisan paragraf juga dapat menggunakan
pola pertanyaan ke jawaban, pola akibat ke sebab, ataupun pola sebab ke akibat. [15] Paragraf
dikatakan runtut apabila ide-ide yang diungkapkan dalam paragraf tersebut tersusun secara
runtut atau urut dan sistematis, sehingga tidak ada ide yang melompatlompat. Adanya penyajian
ide-ide secara urut dan sistematis akan memudahkan pembaca memahami pesan-pesan yang
hendak disampaikan dalam paragraf tersebut. Dengan adanya penyampaian ide-ide secara
berurutan dan sistematis pada suatu paragraf, pembaca akan mudah dan cepat memahami isi
paragraf.[12]
Konsistensi sudut pandang[sunting | sunting sumber]
Sudut pandang dalam paragraf yaitu cara penulis menetapkan sudut pandang pemikirannya.
Sebelum menulis suatu paragraf, penulis harus menetapkan sudut pandang yang akan
diterapkannya. Sudut pandang penulis tidak dapat diganti-ganti dengan sudut pandang lainnya.
Pengamatan terhadap sudut pandang penulis di dalam paragraf dapat diketahui melalui
penggunaan identitas diri maupun tanpa identitas diri. [16]
Memasukkan[sunting | sunting sumber]
Praktik di Amerika secara umum adalah menandakan paragraf baru dengan memasukkan baris
pertama (tiga hingga lima spasi), dengan baris kosong antara paragraf, sementara penulisan
bisnis menggunakan baris kosong dan tanpa masukan (hal ini biasanya dikenal
sebagai "paragraf blok"). Untuk karya tulis masukan dan tanpa baris kosong digunakan. Banyak
terbitan buku menggunakan alat untuk memisahkan paragraf lebih jauh ketika ada perubahan
adegan atau waktu. Spasi tambahan ini, khususnya ketika terjadi pada page break, dapat
mendatangkan sebuah asteris, tiga asteris, sebuah dingbat istimewa, atau simbol khusus yang
dikenal sebagai asterisme.
Detil[sunting | sunting sumber]
Dalam sastra, sebuah "detail" adalah sebagian kecil informasi di dalam paragraf. Sebuah detail
biasanya muncul untuk mendukung atau menjelaskan ide pokok. Dalam kutipan berikut
dari Lives of the English Poets karya Dr. Samuel Johnson, kalimat pertama adalah ide pokok,
bahwa Joseph Addison adalah "pakar kehidupan dan kelakuan" yang hebat. Kalimat berikutnya
adalah detail yang mendukung dan menjelaskan ide pokok dalam cara yang spesifik.
As a describer of life and manners, he must be allowed to stand perhaps the first of the first rank.
His humour, which, as Steele observes, is peculiar to himself, is so happily diffused as to give the
grace of novelty to domestic scenes and daily occurrences. He never "o'ersteps the modesty of
nature," nor raises merriment or wonder by the violation of truth. His figures neither divert by
distortion nor amaze by aggravation. He copies life with so much fidelity that he can be hardly
said to invent; yet his exhibitions have an air so much original, that it is difficult to suppose them
not merely the product of imagination. [butuh rujukan]