Anda di halaman 1dari 21

ARTIKEL JURNAL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. S DENGAN KASUS


KUSTA PADA Ny. M DI DESA CURAHDAMI WILAYAH
KERJA UPT PUSKESMAS SUKORAMBI
JEMBER

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Ahli Madya Keperawatan

Oleh:
DITA RAHMA DANIAR
NIM : 1701021024

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
ARTIKEL JURNAL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. S DENGAN KASUS


KUSTA PADA Ny. M DI DESA CURAHDAMI WILAYAH
KERJA UPT PUSKESMAS SUKORAMBI
JEMBER

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Ahli Madya Keperawatan

Oleh:
DITA RAHMA DANIAR
NIM : 1701021024

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii


PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iv
LEMBAR PENGUJI ARTIKEL..................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... 1
ABSTRAK ........................................................................................................ 2
PENDAHULUAN .......................................................................................... 2
MATERIAL DAN METODE......................................................................... 4
PEMBAHASAN ............................................................................................. 4
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. S DENGAN KASUS
KUSTA PADA Ny. M DI DESA CURAHDAMI WILAYAH
KERJA UPT PUSKESMAS SUKORAMBI
JEMBER

Oleh :
Dita Rahma Daniar 1), Dwi Yunita Hariyanti. 1)Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember. 2) 3) Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jember

Jl. Karimata 48 Jember Telp : (0331) 33240 Fax : (0331) 337957 Email :
fikesunmuhjember.ac.id Website : http://fikes.unmuhjember.ac.id Email:
rdita0209@gmail.com

ABSTRAK

Dukungan keluarga yang di berikan keluarga merupakan suatu bentuk intervensi yang
melibatkan keluarga sebagai support system penderita. Seperti di ketahui bahwa keluarga
merupakan unit yang paling kecil dan paling dekat dengan pasien kusta. Hal tersebut yang
menyebabkan peran keluarga sangatlah besar dalam memberikan dukungan bagi pasien
dalam menjalani pengobatan dan keperawatan yang biasanya memerlukan waktu hingga
berbulan-bulan, sehingga apabila keluarga tidak memberikan dukungan baik secara fisik
maupun psikologis maka penderita kusta tidak akan dapat menjalani pengobatannya hingga
tuntas. Diharapkan dukungan keluarga bagi penderita kusta selalu meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang baik dalam memberikan pelayanan pada penderita
kusta. Serta bagi keluarga dan masyarakat tidak enggan mencarikan informasi untuk keluarga
maupun warganya yang menderita penyakit kusta. Peran perawat puskesmas adalah sebagai
konselor yang mampu membimbing pasien yang terkena kusta serta diharapkan mampu
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh pasien dengan memberikan edukasi dan
pemahaman pada keluarga dan pasien tentang penyakit kusta.
Kata Kunci : Support System : Dukungan keluarga sangat penting untuk kesembuhan pasien.
2

ABSTRACT

Family support given by the family is a form of intervention that involves the family as a
support system for sufferers. As it is known that the family is the smallest unit and closest to
leprosy patients. This causes the family's very large role in providing support for patients in
undergoing treatment and nursing which usually takes up to months, so that if the family does
not provide support both physically and psychologically then lepers will not be able to
undergo treatment completely. It is expected that family support for leprosy sufferers always
increases knowledge, skills and good attitudes in providing services to lepers. And for
families and communities not reluctant to find information for families and citizens who
suffer from leprosy. The role of the puskesmas nurse is as a counselor who is able to guide
patients affected by leprosy and is expected to be able to solve problems faced by patients by
providing education and understanding to families and patients about leprosy.
Keywords : Support System : Family support is very important for healing patients.
3

PENDAHULUAN informasi tentang cara mencegah


Dukungan keluarga yang di berikan kecacatan pada penderita kusta.
keluarga merupakan suatu bentuk Penyakit kusta merupakan suatu
intervensi yang melibatkan keluarga penyakit infeksi kronik yang disebabkan
sebagai support system penderita. Seperti oleh bakteri Mycobacterium Leprae yang
di ketahui bahwa keluarga merupakan unit pertama kali menyerang syaraf tepi,
yang paling kecil dan paling dekat dengan selanjutnya dapat menyerang kulit,
pasien kusta. Hal tersebut yang membrane mukosa, saluran pernafasan
menyebabkan peran keluarga sangatlah bagian atas, mata, dan jaringan tubuh
besar dalam memberikan dukungan bagi lainnya kecuali susunan saraf pusat.
pasien dalam menjalani pengobatan dan Penderita kusta membawa dampak yang
keperawatan yang biasanya memerlukan cukup parah bagi penderitanya, dampak
waktu hingga berbulan-bulan, sehingga tersebut dapat berbentuk kecacatan yang
apabila keluarga tidak memberikan menyebabkan perubahan bentuk tubuh.
dukungan baik secara fisik maupun Dampak dari kecacatan tersebut sangatlah
psikologis maka penderita kusta tidak akan besar yaitu umumnya penderita kusta
dapat menjalani pengobatannya hingga merasa malu dengan kecacatannya, segan
tuntas. Diharapkan dukungan keluarga berobat karena malu, merasa tekanan
bagi penderita kusta selalu meningkatkan batin, dan merasa rendah diri (Rahmad, H.
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang 2013).
baik dalam memberikan pelayanan pada Peran perawat puskesmas adalah
penderita kusta. Serta bagi keluarga dan sebagai konselor yang mampu
masyarakat tidak enggan mencarikan membimbing pasien yang terkena kusta
informasi untuk keluarga maupun serta diharapkan mampu menyelesaikan
warganya yang menderita penyakit kusta. permasalahan yang dihadapi oleh pasien
Informasi yang diberikan kepada penderita dengan memberikan edukasi dan
kusta meliputi pentingnya berobat dan pemahaman pada keluarga dan pasien
meminum obat secara teratur untuk tentang penyakit kusta. Pengobatan kusta
kesembuhan penderita kusta, penderita yang memerlukan tenggang waktu yang
kusta rutin berobat atau mengecek lama disertai kepatuhan terhadap prosedur
kondisinya ke tenaga kesehatan, dan pengobatan, dibutuhkan pendekatan yang
4

khusus seperti kunjungan rumah yang sistem immun yang menurun serta tidak
berkala, mengontrol kesehatan pasien dan menjaga kebersihan rumahnya mampu
memberikan dukungan melalui promosi meningkatkan resiko penularan kepada
kesehatan dan pendampingan dalam upaya orang lain. Alasan tersebut yang
pengobatan dan pencegahan penularan menjadikan peneliti tertarik untuk
kusta. melakukan penelitian tentang dukungan
Pengetahuan adalah hasil tahu manusia keluarga dalam meningkatkan harga diri
terhadap suatu objek melalui pengindraan dan meningkatkan pengetahuan pada
yang dimiliki oleh manusia, pengetahuan penderita kusta.
adalah domain penting yang memengaruhi MATERIAL DAN METODE
kesehatan individu. Semakin baik Pendekatan
pengetahuan seseorang akan suatu proses keperawatan yang terdiri dari
permasalahan kesehatan maka semakin pengkajian, analisis data, diagnosis
baik pula upaya peningkatan kesehatan keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
yang dilakukan oleh seseorang. Penularan dan evaluasi.
penyakit kusta pada keluarga dan Tempat dan waktu pelaksanaan
masyarakat terdekat dipicu oleh tingkat pengambilan kasus
pendidikan penderita. Hingga saat ini Pengambilan kasus ini dilakukan di
belum ada modifikasi program untuk puskesmas Sukorambi kabupaten Jember.
peningkatan pengetahuan para penderita Waktu untuk pengambilan kasus
kusta, perilaku kurang menjaga kebersihan dilaksanaan pada bulan Maret sampai
lingkungan rumahnya serta pola hidup dengan April 2020.
yang kurang sehat seperti cara Teknik pengumpulan data
mengkonsumsi makanan yang tidak benar Penulis menggunakan metode deskripsi
contohnya saat memasak sayur, sayur tidak yang berbentuk studi kasus dengan cara
dicuci terlebih dahulu langsung direbus pemecahan masalah, sedangkan teknik
ada juga yang memakan sayuran mentah, pengumpulan data yang dilakukan dengan
hal ini bisa menjadi pemicu terjadinya :
kusta di daerah Curah Dami. Potensi 1. Wawancara
penularan bisa terjadi saat penderita kusta Wawancara dilakukan dengan
berinteraksi dengan masyarakat lain percakapan langsung dengan klien.
dimana masyarakat yang sebelumnya tidak 2. Observasi
mengalami penyakit kusta bersentuhan,
5

Pengumpulan data dengan Berdasarkan riwayat kesehatan


pengamatan secara langsung dan keluarga saat ini, di dapatkan bahwa
sistematis. Tn. S selaku kepala keluarga tidak
3. Studi Dokumentasi memiliki masalah kesehatan hanya
Pengumpulan data didapat dari terkadang mengalami demam, flu, dan
pemeriksaan diagnosis, perutnya sakit, Anggota keluarga yang
laboratorium, dan catatan mencari nafkah yaitu Tn. S sebagai
kesehatan lainnya. petani dan Tn. H sebagai buruh
4. Pemeriksaan Fisik penghasilan yang didapat ± Rp.
Pengumpulan data dengan 1.500.000,-/bulan, tetapi kebutuhan
melakukan pemeriksaan fisik dari yang dikeluarkan tiap bulan Rp.
ujung rambut sampai kaki (head 2.200.000,-/bulan, Tn. S mengatakan
to toe) dengan metode inspeksi, pendapatan perbulan masih kurang
palpasi, perkusi, dan auskultasi. untuk biaya hidup digunakan untuk
PEMBAHASAN makan sehari-hari, kebutuhan pokok,
Pada bab ini penulis akan membahas membayar listrik, dan juga untuk
proses asuhan keperawatan keluarga pada berobat Ny. M terkadang masih tidak
keluarga Tn. S di wilayah kerja Puskesmas cukup, meskipun Ny. A sang menantu
Sukorambi Kabupaten Jember. Pengkajian juga membantu kebutuhan ekonomi
dilakukan pada tanggal 18 Maret sampai dengan membuka warung kecil.
dengan 18 april 2020 pada keluarga Tn. S Sedangkan Ny. M mengalami sakit
dengan kasus kusta. kusta kurang lebih 3 tahun, Pasien
A. Pengkajian menderita kusta selama 2 tahun dan
Asuhan keperawatan keluarga pada telah dinyatakan sembuh, saat ini
keluarga Tn. S dilakukan pada memasuki tahun ke tiga dan pasien
tanggal 20 Maret 2020 pada pukul masih mengkonsumsi obat sebagai
10.00 WIB. Keluarga Tn. S termasuk upaya pencegahan. Gejala awal yang
tipe Nuclear Family yang terdiri dari dirasakan Ny. M setelah klien
ayah, ibu, dan anak yang diperoleh membantu Tn. S di sawah lalu
dari keturunannya atau adopsi atau merasakan gatal-gatal pada tangan
keduanya. Tidak ada masalah yang kaki selama 7 hari, Ny. M juga
ditemukan berkaitan dengan tipe mengatakan penyakitnya
keluarga Tn. S. menimbulkan bercak-bercak, dan
6

warna putih seperti panu, kaki bila rumah Tn. M terlihat tampak tidak
dibuat duduk dibawah terlalu lama beraturan, kotor, berdebu dengan
telapak kaki sakit untuk menapak, dan desain rumah yang kurang layak
hampir semua kulit tubuh ada bercak dengan lantai keramik.
keputihan mati rasa. Ny. M Hasil pengkajian fungsi perawatan
mengatakan setelah dinyatakan kesehatan keluarga, didapatkan bahwa
menderita kusta Ny. M cenderung keluarga Tn. S kurang memahami
menutup diri (malu), tidak mengikuti tentang penyakit kusta. Hal ini di
kegiatan di masyarakat seperti sebabkan karena tingkat pendidikan
sebelumnya serta jarang keluar rumah. yang rendah (hanya sebatas SD)
Hasil pengkajian lingkungan rumah sehingga sulit untuk mengenali gejala
keluarga Tn. S didapatkan awal penyakit kusta yang saat ini
karakteristik rumah Tn. S sebagai diderita oleh Ny. M.
berikut: luas rumah 11,5 x 10 m2 B. Diagnosis
dengan tipe rumah semi permanen 1. Ketidakefektifan manajemen
bentuk kotak persegi dibangun kesehatan keluarga berhubungan
dibawah pohon bambu lebat, milik Tn. dengan Kesulitan ekonomi : 3 2/3
S sendiri, jumlah ruangan rumah Tn. S 2. Ketidakefektifan pemeliharaan
terdiri dari 6 ruangan, terdapat 2 kesehatan keluarga berhubungan
kamar, ruang tamu,ruang keluarga, dengan sumber daya tidak cukup
ruang dapur, kamar mandi, hanya 6 (Manusia) : 3 1/3
ventilasi yang terdapat diruang 3. Kesiapan peningkatan koping
tamu/depan, kamar dan kamar mandi keluarga berhubungan dengan
sehingga rumah selalu gelap dan pola hidup tidak sehat : 3
lembab, tidak terdapat genteng kaca C. Perencanaan
untuk menerangi ruangan maka rumah Perencanaan adalah penyusunan
Tn. S gelap kurang pencahayaan. Tn. rencana asuhan keperawatan yang
S mengatakan tidak mampu membeli terdiri dari komponen tujuan umum,
genteng kaca, keluarga Tn. S memiliki tujuan khusus, kriteria, rencana
kamar mandi lengkap dengan septic tindakan dan evaluasi standar untuk
tank umum (swadaya), kondisi menyelesaikan masalah keperawatan
dibelakang kamar mandi dan dapur keluarga berdasarkan prioritas dan
tampak kotor dan kumuh, lingkungan tujuan yang telah ditetapkan.
7

6. Pertahankan lingkungan
Diagnosis 1 yaitu ketidakefektifan tempat tidur seperti sprei
manajemen kesehatan keluarga bersih atau ganti sprei sesuai
berhubungan dengan kesulitan kebutuhan pasien.
ekonomi yang bertujuan manajemen 7. Motivasi keluarga untuk selalu
kesehatan keluarga efektif dalam rutin berobat ke pelayanan
waktu 4x kunjungan dengan kriteria kesehatan (Padila, 2013).
standard yaitu keluarga dapat
mengatur ulang sumber keuangan Diagnosis 2 yaitu ketidakefektifan
dan pengeluaran termasuk untuk pemeliharaan kesehatan keluarga
biaya kesehatan, keluarga dapat berhubungan dengan sumber daya
mengenal sumber pendapatan yang tidak cukup (manusia) yang
ada dilingkungan rumahnya, bertujuan pemeliharaan kesehatan
keluarga mengenal dukungan keluarga efektif dalam waktu 4 x
pelayanan kesehatan yang bisa kunjungan dengan kriteria standard
diakses, dapat menata tatanan rumah yaitu keluarga mampu mengetahui
dengan genteng kaca dan jendela. pengertian dari penyakit kusta,
Berkaitan dengan diagnosis tersebut, Meningkatkan kemampuan
disusun rencana intervensi berupa: mengenai cara pencegahan
1. Berdiskusi bersama keluarga penularan penyakit kusta, keluarga
tentang mengatur ulang sumber memperhatikan dampak yang
keuangan dan pengeluaran. ditimbulkan oleh penyakit Ny. M,
2. Berikan kesempatan keluarga mempertahankan status kesehatan
untuk bertanya. keluarga. Berkaitan dengan
3. Bantu keluarga untuk diagnosis tersebut, disusun rencana
mengetahui sumber ekonomi intervensi berupa:
yang ada di wilayah tersebut. 1. Diskusi bersama keluarga
4. Dampingi keluarga untuk tentang pengertian dan
mengatur ulang sumber pencegahan penularan
pendapatan dan pengeluran. penyakit kusta.
5. Anjurkan perencanaan kembali 2. Bantu keluarga memutuskan
pengeluaran keluarga terutama rutin ke pelayanan kesehatan
untuk biaya kesehatan. atau tidak.
8

3. Berikan kesempatan keluarga dalam waktu 4x kunjungan dengan


untuk bertanya. kriteria standard yaitu keluarga
4. Bantu keluarga untuk mampu berkomitmen dalam
memutuskan merawat keluarga penerapan pola hidup sehat,
dengan menggunakan air keluarga mampu meningkatkan
hangat untuk merendam tangan kesadaran dan motivasi keluarga
atau kaki yang terkena kusta. untuk berperilaku hidup sehat,
5. Dorong keluarga untuk keluarga mampu menerapkan pola
menjadwalkan dan hidup dengan benar. Berkaitan
menyiapkan obat tepat waktu. dengan diagnosis tersebut, disusun
6. Sediakan P3K dirumah. rencana intervensi berupa:
7. Dorong pasien dan keluarga 1. Diskusi bersama keluarga
yang kontak erat dengan tentang penerapan pola hidup
pasien untuk rutin kontrol yang sehat.
kesehatannya. 2. Berikan kesempatan keluarga
8. Jelaskan pada keluarga untuk untuk bertanya.
menghindari faktor pencetus 3. Dorong keluarga menerapkan
gejala kusta dirumah, rumah prilaku hidup bersih dan sehat.
tidak sehat, kotor, berdebu, 4. Motivasi keluarga untuk
gelap, lembab. menjaga pola hidup sehat.
9. Anjurkan keluarga menambah 5. Dorong keluarga untuk
genteng kaca dan jendela menjadwalkan periksa ke
sebagai pencahayaan. pelayanan kesehatan.
10. Informasikan kepada keluarga 6. Dorong keluarga untuk
tentang pentingnya rutin membuat jadwal pola hidup
berkunjung ke pelayanan sehat sejak sekarang.
kesehatan (Padila, 2013). 7. Bantu keluarga untuk
memutuskan rutin periksa ke
Diagnosis 3 yaitu kesiapan pelayanan kesehatan atau
peningkatan koping keluarga tidak.
berhubungan dengan pola hidup 8. Anjurkan keluarga untuk
tidak sehat yang bertujuan untuk menerapkan pola hidup sehat.
peningkatan koping keluarga siap 9. Anjurkan keluarga untuk selalu
9

mengontrol kesehatan ke perencanaan yang telah dibuat untuk


pelayana kesehatan. masing-masing diagnosis
10. Bantu keluarga untuk keperawatan pada diagnosis yang
menemukan cara membuat pertama ketidakefektifan manajemen
lingkungan rumah menjadi kesehatan keluarga berhubungan
sehat. dengan kesulitan ekonomi tindakan
11. Anjurkan keluarga yang akan dilaksanakan adalah
membersihkan rumah dan berdiskusi bersama keluarga tentang
mengatur rumah agar terlihat mengatur ulang sumber keuangan
rapi. dan pengeluaran, memberikan
12. Ajarkan menata tatanan rumah kesempatan keluarga untuk bertanya,
dengan genteng kaca dan membantu keluarga untuk
jendela. mengetahui sumber ekonomi yang
13. Motivasi kepada keluarga ada di wilayah tersebut,
untuk memanfaatkan fasilitas mendampingi keluarga untuk
kesehatan (Padila, 2013). mengatur ulang sumber pendapatan
dan pengeluran, menganjurkan
D. Pelaksanaan perencanaan kembali pengeluaran
Pelaksanaan merupakan aktualisasi keluarga terutama untuk biaya
dari perencanaan yang telah di susun kesehatan, mempertahankan
sebelumnya. Pada saat kegiatan lingkungan tempat tidur seperti sprei
implementasi, perawat perlu bersih atau ganti sprei sesuai
melakukan kontak sebelumnya (saat kebutuhan pasien, memotivasi
mensosaliasikan diagnosis keluarga untuk selalu rutin berobat
keperawatan), untuk pelaksanaan ke pelayanan kesehatan.
terdiri dari waktu, kapan, berapa
lama, dan materi. Kegiatan ini Pelaksanaan diagnosis yang kedua
bertujuan agar keluarga dan perawat yaitu dengan berdiskusi bersama
mempunyai kesiapan secara fisik dan keluarga tentang pengertian dan
psikis pada saat implementasi. pencegahan penularan penyakit
kusta, membantu keluarga
Penulis melakukan tindakan memutuskan rutin ke pelayanan
keperawatan keluarga sesuai dengan kesehatan atau tidak, memberikan
10

kesempatan keluarga untuk bertanya, periksa ke pelayanan kesehatan,


membantu keluarga untuk mendorong keluarga untuk membuat
memutuskan merawat keluarga jadwal pola hidup sehat sejak
dengan menggunakan air hangat sekarang, membantu keluarga untuk
untuk merendam tangan atau kaki memutuskan rutin periksa ke
yang terkena kusta, mendorong pelayanan kesehatan atau tidak.,
keluarga untuk menjadwalkan dan menganjurkan keluarga untuk
menyiapkan obat tepat waktu, menerapkan pola hidup sehat,
menyediakan P3K dirumah, menganjurkan keluarga untuk selalu
mendorong pasien dan keluarga yang mengontrol kesehatan ke pelayana
kontak erat dengan pasien untuk kesehatan, membantu keluarga untuk
rutin kontrol kesehatannya, menemukan cara membuat
menjelaskan pada keluarga untuk lingkungan rumah menjadi sehat,
menghindari faktor pencetus gejala menganjurkan keluarga
kusta dirumah, rumah tidak sehat, membersihkan rumah dan mengatur
kotor, berdebu, gelap, lembab, rumah agar terlihat rapi,
menganjurkan keluarga menambah mengajarkan menata tatanan rumah
genteng kaca dan jendela sebagai dengan genteng kaca dan jendela,
pencahayaan, menginformasikan memotivasi kepada keluarga untuk
kepada keluarga tentang pentingnya memanfaatkan fasilitas kesehatan.
rutin berkunjung ke pelayanan
kesehatan. E. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi
Pelaksanaan diagnosis yang ketiga adalah perbandingan yang sistimatis
yaitu dengan berdiskusi bersama dan terencana tantang kesehatan
keluarga tentang penerapan pola keluarga dengan tujuan, kreteria
hidup tidak sehat, memberikan hasil yang telah ditetapkan dan
kesempatan keluarga untuk bertanya, evaluasi dengan metode SOAP untuk
mendorong keluarga menerapkan mengetahui keefektifan tindakan
prilaku hidup bersih dan sehat, keperawatan. Evaluasi pada kasus
memotivasi keluarga untuk menjaga keluarga Tn. S mulai ada perubahan
pola hidup sehat, mendorong pada kunjungan ketiga serta
keluarga untuk menjadwalkan kunjungan terakhir pada tanggal 10
11

April 2020 masalah yang dialami dan pengeluaran, psikomotor yaitu


teratasi. bisa mengenal dukungan pelayanan
kesehatan yang diakses dan
Evaluasi pada diagnosis mengatur keuangan.
ketidakefektifan manajemen
kesehatan keluarga berhubungan Evaluasi pada diagnosis kedua
dengan kesulitan ekonomi yaitu S : Ketidakefektifan pemeliharaan
Keluarga Tn. S mengatakan akan kesehatan keluarga berhubungan
mempertimbangkan sumber dengan sumber daya tidak cukup
pendapatan dan pengeluaran dalam (manusia) yaitu S : Keluarga Tn. S
perbulan dengan sebisa mungkin, mengatakan memahami penyakit
keluarga mengatakan menyanggupi kusta yang dialami Ny. M, keluarga
untuk membawa pasien ke pelayanan Tn. S mampu meningkatkan
kesehatan. O : Keluarga tampak pengetahuannya mengenai cara
mengetahui sumber pendapatan yang pencegahan kusta, keluarga Tn. S
dilingkungan rumahnya, keluarga mengatakan sering membersihkan
tampak mengetahui mengenai lingkungan sekitar. O : Keluarga Tn.
informasi pelayanan kesehatan, S tampak mampu mempertahankan
keluarga Tn. S tampak bisa menata status kesehatan keluarga, keluarga
tatanan rumah dengan baik, Ny. M Tn. S tampak memperhatikan
mengatakan rutin mengontrol dampak yang ditimbulkan oleh
kesehatan ke petugas kesehatan penyakit Ny. M. A : Masalah
terdekat dirumahnya, dan ke teratasi. P : Intervensi dihentikan.
puskesmas jika obatnya habis . A : Evaluasi standard yang dibagi 3
Masalah teratasi. P : Intervensi yang pertama kognitif yaitu mampu
dihentikan. mengetahui pengertian penyakit
Evaluasi standard yang didapatkan, kusta, mampu meningkatkan
dibagi menjadi 3, kognitif yaitu pengetahuan mengenai cara
adanya perencanaan kembali pencegahan penularan penyakit
pengeluaran keluarga terutama untuk kusta, keluarga memperhatikan
kesehatan, afektif yaitu mampu dampak yang ditimbulkan oleh
memahami proses penyakit dan penyakit Ny. M, mampu
mengatur ulang sumber keuangan mempertahankan status kesehatan
12

keluarga. Yang kedua afektif yaitu hidup sehat, afektif yaitu mampu
mampu mengenal pengertian dan menerapkan pola hidup sehat,
cara pencegahan penyakit kusta. psikomotor mampu menerapkan pola
Yang ketiga psikomotor bias hidup sehat, menjaga kebersihan
menjelaskan kembali informasi yang lingkungan dan PHBS.
telah diberikan, membersihkan SIMPULAN DAN SARAN
rumah, sistem buka tutup pintu, A. Kesimpulan
jendela, genteng, meminum obat Asuhan keperawatan keluarga pada
secara teratur, dan PHBS. keluarga Tn. S dengan kasus kusta
pada Ny. M di desa Curah Dami
Evaluasi diagnosis ketiga Kesiapan wilayah kerja UPT. Puskesmas
peningkatan koping keluarga Sukorambi Jember telah
berhubungan dengan pola hidup dilaksanakan pada tanggal 18
tidak sehat yaitu S : Keluarga Tn. S Maret 2020 sampai 18 April 2020
mengatakan mampu berkomitmen dengan baik.
dalam penerapkan pola hidup sehat, 1. Pengkajian keperawatan
Ny. M mengatakan, Tn. S menerima keluarga didapatkan Hasil
penyakit yang diderita Ny. M, Tn. S pengkajian riwayat kesehatan
berharap agar Ny. M cepat sembuh, keluarga saat ini di dapatkan
penyakitnya tidak kambuh lagi, bahwa Tn. S selaku kepala
keluarga Tn. S mengatakan keluarga tidak memiliki
memahami sepenuhnya tentang masalah kesehatan hanya
penyakit kusta. O : keluarga Tn. S terkadang mengalami demam,
tampak bisa menerapkan pola hidup flu, dan perutnya sakit.
sehat, keluarga Tn. S tampak sudah Anggota keluarga yang mencari
mampu meningkatkan kesadaran nafkah yaitu Tn. S sebagai
dan motivasi keluarga untuk petani dan Tn. H sebagai buruh
berperilaku hidup sehat. A : Masalah penghasilan yang didapat ± Rp.
teratasi. P : Intervensi dihentikan. 1.500.000,-/bulan, tetapi
Evaluasi standard yang dibagi kebutuhan yang dikeluarkan
menjadi 3 kognitif yaitu mampu tiap bulan Rp. 2.200.000,-
meningkatkan kesadaran dan /bulan,serta keluarga Tn. S
motivasi keluarga untuk berperilaku tidak menerapkan pola hidup
13

sehat seperti pola makan yang pemeliharaan kesehatan


tidak teratur, tidak bergizi keluarga berhubungan dengan
(seadanya), jarang sumber daya tidak cukup
membersihkan lingkungan (manusia), kesiapan
rumah Tn. M terlihat tampak peningkatan koping keluarga
tidak beraturan, kotor, berdebu. berhubungan dengan pola
Ny. M tampak masih tidak bisa hidup tidak sehat.
mengatur lingkungan
rumahnya, dapat dilihat dari 3. Perencanaan diagnosis yang
tatanan perabotan rumah, pertama ketidakefektifan
pencahayaan rumah kurang, manajemen kesehatan keluarga
terdapat banyak baju yang berhubungan dengan kesulitan
bergantungan yang dapat ekonomi yaitu bantu dampingi
menyebabkan sarang nyamuk. keluarga untuk mengatur ulang
Serta jika tidak ada menantunya sumber pendapatan dan
Ny. M jarang membersihkan pengeluran, anjurkan
rumahnya. Serta Ny. M perencanaan kembali
mengatakan jarang kontrol dan pengeluaran keluarga terutama
tidak paham dengan penyakit untuk biaya kesehatan.
yang dialaminya, Ny. M Diagnosis yang kedua
mengatakan setelah dinyatakan ketidakefektifan pemeliharaan
menderita kusta Ny. M kesehatan keluarga
cenderung menutup diri (malu), berhubungan dengan sumber
tidak mengikuti kegiatan di daya tidak cukup (manusia)
masyarakat seperti sebelumnya yaitu diskusi bersama keluarga
serta jarang keluar rumah. tentang pengertian dan
pencegahan penularan penyakit
2. Diagnosis keperawatan yang kusta, , informasikan kepada
ditemukan yaitu keluarga tentang pentingnya
ketidakefektifan manajemen rutin berkunjung ke pelayanan
kesehatan keluarga kesehatan. Diagnosis yang
berhubungan dengan Kesulitan ketiga kesiapan peningkatan
ekonomi, ketidakefektifan koping keluarga berhubungan
14

dengan pola hidup tidak sehat 2. Bagi petugas kesehatan


yaitu motivasi keluarga untuk Petugas kesehatan mampu
menjaga pola hidup sehat, memberikan dan meningkatkan
dorong keluarga untuk pelayanan dalam asuhan
membuat jadwal pola hidup keperawatan keluarga, terutama
sehat sejak sekarang. dalam komunikasi keperawatan
dan informasi yang ada dalam
4. Pelaksanaan yang penulis masyarakat. Petugas kesehatan
lakukan kepada Ny. M untuk juga harus melakukan observasi
ketiga diagnosis keperawatan atau mengontrol kesehatan
dapat terlaksanakan dengan masyarakat supaya dapat
baik dan tidak ada kendala mencegah terjadinya penyakit
apapun, dimana menular seperti penyakit kusta
pelaksanaannya dilakukan 4x ini.
kunjungan. 3. Bagi masyarakat
Masyarakat yang memiliki
5. Evaluasi dari ketiga diagnosis keluarga dengan penyakit kusta
keperawatan yaitu tujuan mampu memberikan motivasi
tercapai secara keseluruhan dan dukungan untuk menambah
sesuai dengan kriteria hasil semangat keluarga yang
yang sudah ditentukan. terkena, sehingga keluarga dan
Evaluasi ketiga diagnosis ini pasien tidak merasa dikucilkan
tercapai pada kunjungan dan psikologis pasien tetap
terakhir pada tanggal 10 April terjaga.
2020. 4. Bagi pembaca
B. Saran Menjadi referensi untuk
1. Bagi Puskesmas melakukan asuhan keperawatan
Puskesmas lebih meningkatkan secara mandiri.
promosi kesehatan mengenai DAFTAR PUSTAKA
penyakit kusta, serta membuat Achjar. 2010. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Keluarga
rencana kunjungan berkala
Jakarta. Jakarta: CV Sagung
pada keluarga dengan penderita Seto.
Friedman. 2010. Buku Ajar
kusta.
Keperawatan Keluarga:
15

Riset, Teori, dan Praktik Edis psikososial keluarga pada


kei 5. Jakarta: EGC. anggota keluarga dengan
Masyarakat, Universitas Negeri penyakit kusta di kabupaten
Semarang, Vol. 9 No. 2 Pekalongan. Universitas
Tahun 2014 Indonesia. Available at:
Muttaqin. 2010. Pengantar Asuhan http://download.portalgaruda.
Keperawatan Klien Dengan org/article.p
Ganguan Sistem hp?article=4463&val=426.
Kardiovaskuler, Jakarta : Rohmah, N. 2017.Dokumentasi
Salemba Medika Proses Keperawatan, Jember
Padila. 2012. Buku Ajar :Fakultas Ilmu Kesehatan
Keperawatan Keluarga, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta :Nuha Medika. Jember.
Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Rohmah, N &Walid, S. 2014. Proses
Penyakit Dalam, Yogyakarta Keperawatan:
:Nuha Medika. TeoridanAplikasi, Jogjakarta
Purwanto, H. 2014, Cara Penemuan : AR-RUZZ Media.
Penderita Kusta Baru Dan Sulidah. 2016, Hubungan
Tingkat Kecacatan Di Pengetahuan Dan Sikap
Provinsi Lampung, Jurnal: Masyarakat Terkait Kusta
Kesehatan ,Volume IV, Terhadap Perlakuan
Nomor 2,Oktober 2014, hlm Diskriminasi Pada Penderita
371-380. Kusta. Jurnal : Medika
Puspita, H. 2013. Pengantar Studi Respati ,vol. XI, No. 3,
Keluarga,Bogor : IPB Press. Desember 2016, hal.1340 –
Rahmad, H. 2013. Program 1346
Pemberantasan Penyakit Zakaria, A. 2017.Asuhan
Kusta di Indonesia, Jakarta: Keperawatan Keluarga
Balai Penerbit FKUI. pendekatan Teori dan
Rahayu, D., A., 2014. Pengaruh Konsep, Purwokerto : CV
psikoedukasi keluarga IRDH.
terhadap dukungan

Anda mungkin juga menyukai