Oleh:
DITA RAHMA DANIAR
NIM : 1701021024
Oleh:
DITA RAHMA DANIAR
NIM : 1701021024
Oleh :
Dita Rahma Daniar 1), Dwi Yunita Hariyanti. 1)Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember. 2) 3) Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jember
Jl. Karimata 48 Jember Telp : (0331) 33240 Fax : (0331) 337957 Email :
fikesunmuhjember.ac.id Website : http://fikes.unmuhjember.ac.id Email:
rdita0209@gmail.com
ABSTRAK
Dukungan keluarga yang di berikan keluarga merupakan suatu bentuk intervensi yang
melibatkan keluarga sebagai support system penderita. Seperti di ketahui bahwa keluarga
merupakan unit yang paling kecil dan paling dekat dengan pasien kusta. Hal tersebut yang
menyebabkan peran keluarga sangatlah besar dalam memberikan dukungan bagi pasien
dalam menjalani pengobatan dan keperawatan yang biasanya memerlukan waktu hingga
berbulan-bulan, sehingga apabila keluarga tidak memberikan dukungan baik secara fisik
maupun psikologis maka penderita kusta tidak akan dapat menjalani pengobatannya hingga
tuntas. Diharapkan dukungan keluarga bagi penderita kusta selalu meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang baik dalam memberikan pelayanan pada penderita
kusta. Serta bagi keluarga dan masyarakat tidak enggan mencarikan informasi untuk keluarga
maupun warganya yang menderita penyakit kusta. Peran perawat puskesmas adalah sebagai
konselor yang mampu membimbing pasien yang terkena kusta serta diharapkan mampu
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh pasien dengan memberikan edukasi dan
pemahaman pada keluarga dan pasien tentang penyakit kusta.
Kata Kunci : Support System : Dukungan keluarga sangat penting untuk kesembuhan pasien.
2
ABSTRACT
Family support given by the family is a form of intervention that involves the family as a
support system for sufferers. As it is known that the family is the smallest unit and closest to
leprosy patients. This causes the family's very large role in providing support for patients in
undergoing treatment and nursing which usually takes up to months, so that if the family does
not provide support both physically and psychologically then lepers will not be able to
undergo treatment completely. It is expected that family support for leprosy sufferers always
increases knowledge, skills and good attitudes in providing services to lepers. And for
families and communities not reluctant to find information for families and citizens who
suffer from leprosy. The role of the puskesmas nurse is as a counselor who is able to guide
patients affected by leprosy and is expected to be able to solve problems faced by patients by
providing education and understanding to families and patients about leprosy.
Keywords : Support System : Family support is very important for healing patients.
3
khusus seperti kunjungan rumah yang sistem immun yang menurun serta tidak
berkala, mengontrol kesehatan pasien dan menjaga kebersihan rumahnya mampu
memberikan dukungan melalui promosi meningkatkan resiko penularan kepada
kesehatan dan pendampingan dalam upaya orang lain. Alasan tersebut yang
pengobatan dan pencegahan penularan menjadikan peneliti tertarik untuk
kusta. melakukan penelitian tentang dukungan
Pengetahuan adalah hasil tahu manusia keluarga dalam meningkatkan harga diri
terhadap suatu objek melalui pengindraan dan meningkatkan pengetahuan pada
yang dimiliki oleh manusia, pengetahuan penderita kusta.
adalah domain penting yang memengaruhi MATERIAL DAN METODE
kesehatan individu. Semakin baik Pendekatan
pengetahuan seseorang akan suatu proses keperawatan yang terdiri dari
permasalahan kesehatan maka semakin pengkajian, analisis data, diagnosis
baik pula upaya peningkatan kesehatan keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
yang dilakukan oleh seseorang. Penularan dan evaluasi.
penyakit kusta pada keluarga dan Tempat dan waktu pelaksanaan
masyarakat terdekat dipicu oleh tingkat pengambilan kasus
pendidikan penderita. Hingga saat ini Pengambilan kasus ini dilakukan di
belum ada modifikasi program untuk puskesmas Sukorambi kabupaten Jember.
peningkatan pengetahuan para penderita Waktu untuk pengambilan kasus
kusta, perilaku kurang menjaga kebersihan dilaksanaan pada bulan Maret sampai
lingkungan rumahnya serta pola hidup dengan April 2020.
yang kurang sehat seperti cara Teknik pengumpulan data
mengkonsumsi makanan yang tidak benar Penulis menggunakan metode deskripsi
contohnya saat memasak sayur, sayur tidak yang berbentuk studi kasus dengan cara
dicuci terlebih dahulu langsung direbus pemecahan masalah, sedangkan teknik
ada juga yang memakan sayuran mentah, pengumpulan data yang dilakukan dengan
hal ini bisa menjadi pemicu terjadinya :
kusta di daerah Curah Dami. Potensi 1. Wawancara
penularan bisa terjadi saat penderita kusta Wawancara dilakukan dengan
berinteraksi dengan masyarakat lain percakapan langsung dengan klien.
dimana masyarakat yang sebelumnya tidak 2. Observasi
mengalami penyakit kusta bersentuhan,
5
warna putih seperti panu, kaki bila rumah Tn. M terlihat tampak tidak
dibuat duduk dibawah terlalu lama beraturan, kotor, berdebu dengan
telapak kaki sakit untuk menapak, dan desain rumah yang kurang layak
hampir semua kulit tubuh ada bercak dengan lantai keramik.
keputihan mati rasa. Ny. M Hasil pengkajian fungsi perawatan
mengatakan setelah dinyatakan kesehatan keluarga, didapatkan bahwa
menderita kusta Ny. M cenderung keluarga Tn. S kurang memahami
menutup diri (malu), tidak mengikuti tentang penyakit kusta. Hal ini di
kegiatan di masyarakat seperti sebabkan karena tingkat pendidikan
sebelumnya serta jarang keluar rumah. yang rendah (hanya sebatas SD)
Hasil pengkajian lingkungan rumah sehingga sulit untuk mengenali gejala
keluarga Tn. S didapatkan awal penyakit kusta yang saat ini
karakteristik rumah Tn. S sebagai diderita oleh Ny. M.
berikut: luas rumah 11,5 x 10 m2 B. Diagnosis
dengan tipe rumah semi permanen 1. Ketidakefektifan manajemen
bentuk kotak persegi dibangun kesehatan keluarga berhubungan
dibawah pohon bambu lebat, milik Tn. dengan Kesulitan ekonomi : 3 2/3
S sendiri, jumlah ruangan rumah Tn. S 2. Ketidakefektifan pemeliharaan
terdiri dari 6 ruangan, terdapat 2 kesehatan keluarga berhubungan
kamar, ruang tamu,ruang keluarga, dengan sumber daya tidak cukup
ruang dapur, kamar mandi, hanya 6 (Manusia) : 3 1/3
ventilasi yang terdapat diruang 3. Kesiapan peningkatan koping
tamu/depan, kamar dan kamar mandi keluarga berhubungan dengan
sehingga rumah selalu gelap dan pola hidup tidak sehat : 3
lembab, tidak terdapat genteng kaca C. Perencanaan
untuk menerangi ruangan maka rumah Perencanaan adalah penyusunan
Tn. S gelap kurang pencahayaan. Tn. rencana asuhan keperawatan yang
S mengatakan tidak mampu membeli terdiri dari komponen tujuan umum,
genteng kaca, keluarga Tn. S memiliki tujuan khusus, kriteria, rencana
kamar mandi lengkap dengan septic tindakan dan evaluasi standar untuk
tank umum (swadaya), kondisi menyelesaikan masalah keperawatan
dibelakang kamar mandi dan dapur keluarga berdasarkan prioritas dan
tampak kotor dan kumuh, lingkungan tujuan yang telah ditetapkan.
7
6. Pertahankan lingkungan
Diagnosis 1 yaitu ketidakefektifan tempat tidur seperti sprei
manajemen kesehatan keluarga bersih atau ganti sprei sesuai
berhubungan dengan kesulitan kebutuhan pasien.
ekonomi yang bertujuan manajemen 7. Motivasi keluarga untuk selalu
kesehatan keluarga efektif dalam rutin berobat ke pelayanan
waktu 4x kunjungan dengan kriteria kesehatan (Padila, 2013).
standard yaitu keluarga dapat
mengatur ulang sumber keuangan Diagnosis 2 yaitu ketidakefektifan
dan pengeluaran termasuk untuk pemeliharaan kesehatan keluarga
biaya kesehatan, keluarga dapat berhubungan dengan sumber daya
mengenal sumber pendapatan yang tidak cukup (manusia) yang
ada dilingkungan rumahnya, bertujuan pemeliharaan kesehatan
keluarga mengenal dukungan keluarga efektif dalam waktu 4 x
pelayanan kesehatan yang bisa kunjungan dengan kriteria standard
diakses, dapat menata tatanan rumah yaitu keluarga mampu mengetahui
dengan genteng kaca dan jendela. pengertian dari penyakit kusta,
Berkaitan dengan diagnosis tersebut, Meningkatkan kemampuan
disusun rencana intervensi berupa: mengenai cara pencegahan
1. Berdiskusi bersama keluarga penularan penyakit kusta, keluarga
tentang mengatur ulang sumber memperhatikan dampak yang
keuangan dan pengeluaran. ditimbulkan oleh penyakit Ny. M,
2. Berikan kesempatan keluarga mempertahankan status kesehatan
untuk bertanya. keluarga. Berkaitan dengan
3. Bantu keluarga untuk diagnosis tersebut, disusun rencana
mengetahui sumber ekonomi intervensi berupa:
yang ada di wilayah tersebut. 1. Diskusi bersama keluarga
4. Dampingi keluarga untuk tentang pengertian dan
mengatur ulang sumber pencegahan penularan
pendapatan dan pengeluran. penyakit kusta.
5. Anjurkan perencanaan kembali 2. Bantu keluarga memutuskan
pengeluaran keluarga terutama rutin ke pelayanan kesehatan
untuk biaya kesehatan. atau tidak.
8
keluarga. Yang kedua afektif yaitu hidup sehat, afektif yaitu mampu
mampu mengenal pengertian dan menerapkan pola hidup sehat,
cara pencegahan penyakit kusta. psikomotor mampu menerapkan pola
Yang ketiga psikomotor bias hidup sehat, menjaga kebersihan
menjelaskan kembali informasi yang lingkungan dan PHBS.
telah diberikan, membersihkan SIMPULAN DAN SARAN
rumah, sistem buka tutup pintu, A. Kesimpulan
jendela, genteng, meminum obat Asuhan keperawatan keluarga pada
secara teratur, dan PHBS. keluarga Tn. S dengan kasus kusta
pada Ny. M di desa Curah Dami
Evaluasi diagnosis ketiga Kesiapan wilayah kerja UPT. Puskesmas
peningkatan koping keluarga Sukorambi Jember telah
berhubungan dengan pola hidup dilaksanakan pada tanggal 18
tidak sehat yaitu S : Keluarga Tn. S Maret 2020 sampai 18 April 2020
mengatakan mampu berkomitmen dengan baik.
dalam penerapkan pola hidup sehat, 1. Pengkajian keperawatan
Ny. M mengatakan, Tn. S menerima keluarga didapatkan Hasil
penyakit yang diderita Ny. M, Tn. S pengkajian riwayat kesehatan
berharap agar Ny. M cepat sembuh, keluarga saat ini di dapatkan
penyakitnya tidak kambuh lagi, bahwa Tn. S selaku kepala
keluarga Tn. S mengatakan keluarga tidak memiliki
memahami sepenuhnya tentang masalah kesehatan hanya
penyakit kusta. O : keluarga Tn. S terkadang mengalami demam,
tampak bisa menerapkan pola hidup flu, dan perutnya sakit.
sehat, keluarga Tn. S tampak sudah Anggota keluarga yang mencari
mampu meningkatkan kesadaran nafkah yaitu Tn. S sebagai
dan motivasi keluarga untuk petani dan Tn. H sebagai buruh
berperilaku hidup sehat. A : Masalah penghasilan yang didapat ± Rp.
teratasi. P : Intervensi dihentikan. 1.500.000,-/bulan, tetapi
Evaluasi standard yang dibagi kebutuhan yang dikeluarkan
menjadi 3 kognitif yaitu mampu tiap bulan Rp. 2.200.000,-
meningkatkan kesadaran dan /bulan,serta keluarga Tn. S
motivasi keluarga untuk berperilaku tidak menerapkan pola hidup
13