Anda di halaman 1dari 17

Absensi Digital Mahasiswa Berbasis Face

Recognition

Oleh:
Nabila Farah Marshela
NPM 2011011017

Dosen Pengampu:
Alih Aji Nugroho, SAP., MPA

Ujian Akhir Semester Inovasi Sektor Publik

Administrasi Pembangunan Negara


STIA LAN Jakarta Tahun 2020
I. Permasalahan
Dari berbagai pandangan para ahli terkait definisi inovasi sampai pada cakupan inovasi
tersebut ditemukan beberapa poin penting. Menurut Lynn (1997) “Inovasi [dalam
pemerintahan] adalah didefinisikan dengan benar sebagai transformasi asli, mengganggu
dan mendasar dari suatu tugas inti organisasi. Inovasi mengubah struktur yang dalam dan
mengubah secara permanen.” Dari pernyataan tersebut kurang memperhatikan karakter
evolusioner dari perubahan yang digambarkan sebagai inovasi. Ini bukan untuk
mengatakan bahwa tidak ada kesadaran yang tajam bahwa seseorang harus bisa
membedakan perubahan biasa dari inovasi itu sendiri.

Dari pandangan Osborne dan coklat (2005;2013), “Pengenalan kebaruan ke dalam suatu
sistem biasanya, tetapi tidak selalu, secara relatif dan dengan penerapan (dan terkadang
penemuan) dari ide baru. Hal ini menghasilkan proses transformasi yang menimbulkan
diskontinuitas dalam hal subjek itu sendiri (seperti produk atau jasa) dan/atau
lingkungannya (seperti organisasi, pasar atau komunitas).

Dari adanya perbedaan kedua perspektif inovasi tersebut, dapat diketahui bagaimana
perbedaan inovasi di sektor publik dan sektor swasta. Bahkan konsep inovasi sektor
publik yang paling maju pun tidak membahas secara rinci bagaimana mekanisme seleksi
dan proses lain terjadi yang memungkinkan kita membedakan inovasi dari perubahan
biasa. Apa yang membuat satu reformasi atau layanan baru menjadi inovasi, dan yang
lainnya tidak? Seringkali ada konotasi normatif yang terlibat dalam membedakan inovasi
dari perubahan: karena inovasi itu baik, reformasi yang berhasil haruslah inovatif.

Merangkum dari 150 diskusi tentang konseptualisasi inovasi sektor publik dan inovasi
secara umum, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Inovasi terlalu sering didefinisikan dari sudut pandang normatif (sebagai sesuatu yang
mengarah pada
Peningkatan signifikan dalam penyampaian layanan publik) daripada proses yang
menjelaskan bagaimana perubahan besar terjadi di sektor publik.
2. Dalam mendefinisikan inovasi, literatur sebagian besar berfokus pada tingkat
organisasi atau kebijakan, tetapi dalam melakukannya telah mengabaikan yang lebih
luas, tingkat sektor publik, kendala dan pendukung. Apa yang diperdebatkan di sini
adalah bahwa ada kebutuhan untuk perspektif sistemik yang melampaui instrumen
atau keputusan tunggal dan yang akan menawarkan kerangka kerja untuk mengukur
perubahan dalam rutinitas inti pada tingkat organisasi atau kebijakan.
Absensi merupakan kegiatan berupa pencatatan kehadiran seseorang dengan kurun waktu
yang telah ditetapkan dan tercantumnya dalam sebuah dokumen yang dibuat sebagaimana
mestinya guna sebagai acuan untuk menentukan sebuah keputusan dalam lingkup penilaian.
Sampai saat ini absensi masih di terapkan dan sebagai acuan kegiatan belajar mengajar di
bangku Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Terkait kegiatan absensi ini, masih banyak
ditemukan di beberapa Perguruan Tinggi dengan menggunakan absen manual sehingga
terkesan sangat tertinggal oleh jaman yang semakin modern. Dengan adanya absen manual di
zaman canggih seperti sekarang terkesan kurang efektif dan efisien karena masih banyaknya
ditemukan kecurangan oleh mahasiswa. Sistem absensi mahasiswa yang berjalan di beberapa
Universitas kebanyakan masih memakai sistem absensi manual. Ketika melakukan sistem
absensi, kebanyakan mampus masih melakukan sistem absen pada sebuah kertas yang bisa
dengan mudah untuk dimanipulasi oleh mahasiswa yang tidak bertanggungjawab jawab.
Mahasiswa pada zaman ini masih melakukan, menitip atau menduplikat absen tergantung
pada tiap dosen yang masuk pada jam mata kuliah yang sedang berlangsung.

Pada saat melakukan pengisian absensi di setiap mata kuliah, mahasiswa memberikan
keterangan berupa paraf pada sebuah lembar dokumen yang telah di sediakan oleh pihak
kampus. Sistem absensi yang masih manual ini mengakibatkan kurangnya keaslian dari data
kehadiran mahasiswa. Absensi kehadiran juga berpengaruh pada proses penilaian
perkuliahan. Sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan oleh masing-masing pihak
Universitas. Biasanya absensi ini berpengaruh terhadap penilaian hasil studi mahasiswa yang
dilaksanakan oleh dosen pengampu mata kuliah. Umumnya tingkat kehadiran mahasiswa
pada saat mengikuti perkuliahan mencapai sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh persen)
dari seluruh rangkaian pembelajaran tatap muka yang dijadwalkan dalam kalender akademik.
Penilaian perkuliahan bisa dilaksanakan terhadap mahasiswa yang memenuhi persyaratan
administrasi akademik dan tingkat kehadiran dalam kegiatan perkuliahan mencapai sekurang-
kurangnya 80% (delapan puluh persen) karena alasan, dengan didukung dengan bukti tertulis
yang sah.

Saat ini, pertumbuhan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mengubah hampir
setiap aspek kehidupan manusia khususnya pada bidang pendidikan dan diakui sebagai
bagian paling efektif dan penting dari respons kemanusiaan terhadap sebagian besar masalah
manusia, secara global.Dinamika sosial-teknis karena menyangkut “masa depan pendidikan”
berkaitan erat dengan transformasi dan penggunaan teknologi digital atau pendidikan digital
dan menyerukan metode atau praktik yang efektif untuk mempercepat implementasi dan
analisis strategi belajar mengajar. Studi ini meramalkan cakrawala yang akan segera terjadi
terutama dalam upaya untuk solusi segera untuk beberapa kebutuhan paling mendesak yang
telah di identifikasi melalui jurnal ini. Selain itu, IPTEK dan dan inovasi dianggap
memainkan peran penting dalam membangun masa depan yang lebih tangguh, berkelanjutan,
dan inklusif, dan fakta bahwa pentingnya peningkatan investasi dalam sebuah penelitian dan
pengembangan (R&D).
Perangkat mobile seperti layaknya smartphone mewabah dengan cepat di tangan
masyarakat. seiring dengan didukungnya pengembangan aplikasi mobile yang kian inovatif
dan berkembang, menjadikan smartphone semakin digemari oleh berbagai kalangan. Aplikasi
yang dibangun guna mendukung konten dari smartphone tersebut tergolong sangat beragam,
mulai dari hiburan atau permainan, alat hitung, pengolahan gambar, pemutar musik dan
video, media sosial, dan lain sebagainya. Aplikasi pendukung konten smartphone
memungkinkan untuk mempermudah hampir segala aspek kegiatan yang dijalani pengguna,
baik itu hiburan, bisnis kerja, dan juga aspek lainnya. Perangkat mobile telah mampu
melakukan pengolahan file digital yang umum digunakan dalam hampir segala aspek
perkuliahan. Keunggulan lain yang dimiliki oleh perangkat mobile adalah tingkat mobilitas
yang tinggi, sehingga pengolahan file tersebut dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Terkait dengan permasalahan berkas absensi yang memiliki resiko kerusakan yang tinggi dan
kemampuan perangkat mobile yang mampu mengoah berkas digital yang memungkinkan
untuk menangani permasalahan sistem absensi yang ada, maka munculah dasar pemikiran
pembuatan aplikasi yang dapat menangani permasalahan pada absensi mahasiswa yang sering
terjadi dalam dunia perkuliahan. Aplikasi dalam penelitian ini diterapkan pada Platform
Android dimana merupakan platform yang umum digunakan oleh masyarakat luas pada saat
ini, serta menggunakan bahasa Pemrograman Java sebagai bahasa pemrograman standar pada
android. Kemampuan android sebagai perangkat yang canggih, dirasa sangat mampu untuk
menangani permasalahan yang ada. Aplikasi yang dibangun diharapkan mampu menangani
pengolahan data dalam sistem absensi sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan
seperti data rekapitulasi, serta mengatasi permasalahan kerusakan data absensi.

Berdasarkan permasalahan dalam penulisan ini, maka saya tertarik untuk mengambil
sebuah ide inovasi yang berkaitan erat dengan kegiatan pembelajaran di lingkungan
universitas dan mengambil tema inovasi “Absensi Digital Mahasiswa Berbasis Face
Recognition. Diharapkan dengan adanya pengembangan inovasi absensi ini, dapat
memberikan manfaat secara langsung kepada pihak yang berkaitan, dalam hal membantu
para tenaga pengajar pada kegiatan mengajar untuk mendapatkan data absensi yang valid.
Sebagaimana diketahui bahwa absensi merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
dalam menjalankan proses kegiatan pembelajaran sehingga dibutuhkan data yang valid untuk
menghindari praktik absensi illegal.

II. Teori atau Konsep

2.1 Teori Judul


2.1.1 Absensi
Absensi menurut Nugroho dalam Santoso dan Yulianto (2017:67) Absensi adalah
sebuah pembuatan data untuk daftar kehadiran yang biasa digunakan bagi sebuah lembaga
atau instansi yang sangat perlu membutuhkan sistem seperti ini. Absensi menuaikan sebuah
sistem yang harus dipergunakan sebagai konsep sistem absensi, disaat sistem membutuhkan
sebuah data maka sistem akan dijadikan sebagai aplikasi yang sanggup menjalankan dan
membuat data absensi tersebut.
2.1.2 Android
Menurut Hermawan (2011 : 1), Android merupakan OS (Operating System) Mobile
yang tumbuh ditengah OS lainnya yang berkembang dewasa ini. OS lainnya seperti Windows
Mobile, I-Phone OS, Symbian, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, OS yang ada ini berjalan
dengan memprioritaskan aplikasi inti yang dibangun sendiri tanpa melihat potensi yang
cukup besar dari aplikasi dari pihak ketiga. Oleh karena itu, adanya keterbatasan dari aplikasi
pihak ketiga untuk mendapatkan data asli ponsel, berkomunikasi antar proses serta
keterbatasan distribusi aplikasi pihak ketiga untuk platform mereka.
2.1.3 Konsep Dasar Platform Android
Platform Android merupakan software stack untuk perangkat mobile yang mencakup sistem
operasi, middleware dan aplikasi kunci. Pengembangan aplikasi Android dapat dilakukan
melalui Android Standard Development Key (Android SDK) dengan sintaks yang berbasis
pemrograman Java. Aplikasi Android ini tidak berjalan pada kernel system operation
melainkan pada sebuah virtual machine yang dirancang khusus untuk digunakan pada system
embedded yang dinamakan Dalvik.

2.2. Teori Khusus


2.2.1. Data Base
Pengertian dari database menurut Bambang Hariyanto dalam jurnal Minarni dan
Susanti (2014:105 ) adalah :”kumpulan data (elementer) yang secara logis sangat berkaitan
erat dalam mempresentasikan fenomena/fakta secara terstruktur dalam domain tertentu untuk
mendukung aplikasi dalam system tertentu”. Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa database adalah kumpulan dari suatu data yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya, yang berdasarkan sebuah skema atau struktur tertentu, yang kelak dapat
dimanfaatkan kembali dengan cepat, dan praktis. Suatu database biasanya terdiri dari file,
record, field data, dan characters.
a) Characters
Merupakan bagian data yang terkecil, dapat berupa karakter numerik, huruf ataupun
karakterkarakter khusus (special characters) yang membentuk suatu item data/field.
b) Field
Memrepresentasikan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari data,
seperti misalnya nama, alamat dan lain sebagainya. Kumpulan dari field membentuk
suatu record.
 field name : harus diberi nama untuk membedakan field yang satu dengan
lainnya.
 field representation : tipe field (karakter, teks, tanggal, angka, dsb), lebar field
(ruang maksimum yang dapat diisi dengan karakterkarakter data).
 field value : isi dari field untuk masing-masing record.
c) Record
Kumpulan dari field membentuk suatu record. Record menggambarkan suatu unit
data individu yang tertentu. Kumpulan dari record membentuk suatu file. Misalnya
file personalia, tiap-tiap record dapat mewakili data tiap-tiap mahasiswa.
d) File
File terdiri dari record-record yang menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis.
Misalnya file mata kuliah yang berisi data tentang masing-masing mata kuliah yang
ada.
e) Database
Kumpulan dari file / table membentuk suatu database.

2.2.2 Android Package (APK)


Menurut jurnal Harison, Busran, Putra (2016 : 198) Android Package umumnya
digunakan menyimpan sebuah aplikasi atau program yang akan dijalankan pada perangkat
Android. APK pada dasarnya seperti zip file, karena berisi dari kumpulan file, dapat
diperoleh melalui berbagai metode, seperti menginstal sebuah aplikasi melalui Market,
download dari sebuah situs web, atau membuat sendiri dengan bahasa Java.

2.2.3 Data Flow Diagram


Sukamto et. al (2014:70), “Data Flow Diagram (DFD) atau dalam bahasa Indonesia
menjadi Diagram Alir Data (DAD) adalah representasi grafik yang menggambarkan aliran
informasi dan transformasi informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari
masukan (input) dan keluaran (output).
a. Proses (Process)
Aktivitas atau fungsi yang dilakukan untuk alasan bisnis yang
spesifik, biasa berupa manual maupun terkomputerisasi.
b. Aliran Data (Data Flow)
Satu data tunggal atau kumpulan logis suatu data, selalu
diawali atau berakhir pada suatu proses.
c. Penyimpanan Data (Data Store)
Kumpulan data yang disimpan dengan cara tertentu. Data yang mengalir disimpan
dalam data store. Aliran data di-update atau ditambahkan ke data store.
d. Entitas (Entity)
Orang, organisasi, atau sistem yang berada di luar sistem tetapi berinteraksi
dengan sistem

2.3 Teori Program

2.3.1. HTML
Suryana et. al (2014:29), “HyperText Markup Language (HTML) adalah bahasa yang
digunakan untuk menulis halaman web.” Sibero (2013:19), “HyperText Markup Language
atau HTML adalah bahasa yang digunakan pada dokumen web sebagai bahasa untuk
pertukaran dokumen web.” Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa HTML
(HyperText Markup Language) merupakan bahasa yang sering digunakan untuk membuat
halaman web. Sibero (2013:19) menjelaskan bahwa struktur dokumen HTML sebagai
berikut:

2.3.2 PHP (PHP Hypertext Preprocessor)


Sibero (2013:49), “PHP adalah pemrograman interpreter yaitu proses penerjemahan
baris kode sumber menjadi kode mesin yang dimengerti komputer secara langsung pada saat
baris kode dijalankan. PHP disebut sebagai pemrograman Server Side Programming, hal ini
dikarenakan seluruh prosesnya dijalankan pada server.”
Wahana Komputer (2014:33), “PHP merupakan bahasa berbentuk script yang
ditempatkan di dalam server baru kemudian diproses. Kemudian hasil pemrosesan dikirimkan
kepada web browser klien. Bahasa pemrograman ini dirancang khusus untuk membentuk web
dinamis.”
Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa PHP adalah bahasa
pemrograman web yang mampu menerjemahkan kode dan memproses sehingga
menghasilkan tampilan website.
2.3.3 Face Recognition
Identifikasi (pengenalan) wajah atau face recognition adalah sebuah tugas yang dikerjakan
oleh manusia secara rutin dan mudah dalam kehidupan seharihari. Penelitian dan
pengembangan ilmu pengenalan wajah berkembang secara otomatis atas dasar ketersediaan
desktop kuat dan rendah biaya serta embeddedsystem yang telah menciptakan minat yang
sangat besar dalam pengolahan citra digital dan video. Motivasi penelitian dan
pengembangan dari pengenalan wajah termasuk dalam lingkup otentikasi biometric,
pengawasan, interaksi manusiakomputer, dan manajemen multimedia (Li & Jain, 2005:1).
Pengenalan wajah adalah salah satu ilmu yang terdapat di dalam computer vision, di
mana sebuah komputer dapat menganalisa suatu citra wajah yang terdapat di dalam sebuah
gambar dan dapat menemukan identitas atau data diri dari citra wajah tersebut dengan
membandingkan terhadap data-data citra wajah yang sudah disimpan sebelumnya di dalam
database. Pada umumnya face recognition dilakukan dari sisi depan dengan pencahayaan
yang merata ke seluruh wajah. Akan tetapi muncul beberapa permasalahan, seperti posisi
wajah, skala atau jarak wajah, orientasi, umur, dan ekspresi wajah. Sistem face recognition
pada umumnya mencakup empat modul utama (Li & Jain, 2005:2), yaitu: deteksi, alignment,
ekstraksi fitur dan pencocokan. Proses lokalisasi dan normalisasi (deteksi wajah dan
alignment) adalah langkahlangkah sebelum proses pengenalan wajah (ekstraksi fitur wajah
dan pencocokan) dilakukan.
Deteksi wajah adalah langkah awal untuk melakukan identifikasi wajah atau face
recognition. Sebuah pendeteksi wajah yang ideal seharusnya mampu mengidentifikasi dan
menemukan lokasi dan luas semua wajah yang ada di dalam sebuah gambar tanpa
memperhatikan pose, skala, orientasi, umur, dan ekspresi (Li & Jain, 2005:13). Deteksi wajah
melakukan segmentasi area citra wajah dengan bagian latar (background).
Proses alignment bertujuan untuk memperoleh akurasi yang lebih baik dan tinggi
untuk lokalisasi dan normalisasi citra wajah sebab deteksi wajah menyediakan batas lokasi
dan skala dari setiap citra wajah yang dapat terdeteksi. Setelah sebuah wajah dilakukan
normalisasi, ekstraksi fitur dilakukan untuk mengambil data yang efektif yang berguna untuk
memisahkan antara citracitra wajah dan orang-orang yang berbeda satu sama lain dan cukup
stabil untuk bermacam-macam geometric dan fotometrik. Pencocokan wajah dilakukan
dengan cara melakukan pencocokan fitur yang telah diekstraksi dari citra wajah masukan
dengan kumpulan data latihan dan uji coba citra wajah yang telah tersimpan sebagai database
wajah.
Berikut proses recognition bekerja pada sistem absensi mahasiswa
Tahapan-tahapan dalam face recognition yang akan dilakukan oleh mahasiswa

Pada proses ini dijelaskan beberapa step face recognition sebelum dan sesudah proses
deteksi wajah berlangsung
a) Proses Registrasi Mahasiswa Ke Dalam Web Ataupun Aplikasi
Sebelum melakukan proses deteksi wajah pada citra diperlukan mengisi data diri
terlebih dahulu sebelum memulai pendeteksian wajah, pengisian data ini diperlukan
agar proses absensi dapat berjalan. Pada gambar 4 proses ini mahasiswa mengisi data
diri sesuai dengan identitas yang sudah disediakan pada aplikasi, kemudian dengan
menekan tombol create maka proses penyimpanan data pada gambar wajah dan
identitas mahasiswa sudah tersimpan
b). Konversi Citra Ke Grayscale
Setelah hasil dari konversi RGB kemudian di konversi ke citra grayscale dengan
menggunakan method gray = Cv2.cvtColor(img, cv2.COLOR_BGR2GRAY) yang membuat
gambar citra yang tadinya berwarna dikonversi ke citra gray. Berikut merupakan contoh
tahap gambar dari konversi citra ke grayscale. Pada gambar 5 merupakan citra gambar wajah
dari kamera raspberry pi nightvision yang sebelum dilakukan proses registrasi. Gambar wajah
di atas merupakan gambar yang sudah memakai proses fitur haarcascade dari library Open
CV yang selanjutnya akan di konversi ke citra grayscale dengan .enggunakan metode local
binary pattern histogram (LBPH) seperti pada gambar 6.
Pada gambar 6 merupakan gambar yang sudah di potong dan di convert ke grayscale.
Histogram yang dimaksud disini merupakan sebagai bentuk visualisasi ketajaman dan
kecerahan gambar citra pada wajah.

5) Proses Pengenalan Wajah (Face Recognition)


Dalam penelitian ini digunakan algoritma pengenalan wajah dengan algoritma Local Binnary
Pattern Histogram (LBPH) yang diawali dengan menyiapkan dataset yang di dalamnya
terdapat citra gambar wajah dan database untuk informasi data mahasiswa.selanjutnya
diimplementasikan algoritma LBPH dengan menggunakan library OpenCV. Jika ingin
mendapatkan citra dari LBPH maka digunakanlah fungsi trainer.py yang sudah diisi dengan
fungsi Cv2.face_createLBPHFaceRecognizer()atau Cv2.createLBPHFaceRecognizer().
Kemudian digunakan kelas recog_face untuk pengenalan wajah yang telah di train dari data
Trainer.Py dan nama dari database sekalian memakai fungsi predict() untuk menentukan
pengenalan wajah dari ID dan Confidence. dalam hal ini fungsi ID yang dari database yang
menjadi patokan dalam fungsi pengenalan wajah untuk menentukan nama yang akan keluar
sebagai mahasiswa yang dikenali, Setelah dikenali maka identitas mahasiswa juga muncul
pada tabel di atas frame. Pada contoh gambar 7 pada proses pengenalan wajah telah berhasil
didapatkan sebuah wajah dan juga beserta identitas mahasiswa bernama Bayu beserta
identitas Nama, Nim dan keterangan pada tabel di atas.

Menurut Cao (2005:7), face recognition merupakan proses penganalisa karakteristik dari
bentuk muka yang tidak berubah, seperti:
• Bagian atas dari rongga mata
• Area di sekitar tulang pipi
• Sisi kiri dan kanan dari mulut

III. Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam pengembangan inovasi ini adalah dengan
menggunakan metode kualitatif data sekunder. Dimana perancangan metodelogi pada tugas
ini terdiri dari studi pustaka, pengumpulan data, perancangan sistem berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan , implementasi, dan analisa hasil. Berikut penjelasan dari metode yang
digunakan:
1. Studi Pustaka
Penelitian yang dilakukan berdasarkan pada materi-materi tambahan sebagai
bahan rujukan, diantaranya adalah beberapa jurnal nasional maupun internasional
yang berkaitan dengan kasus maupun metode yang peneliti lakukan, buku yang
menunjang penelitian dan juga materi-materi dari internet. Jurnal yang digunakan
merupakan jurnal yang dipublikasi dalam kurung waktu kurang lebih lima tahun
terakhir.
2. Pengumpulan Data
Dalam proses memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
dilakukan dengan cara observasi yang dilakukan selama bulan April 2018 di
Fakultas Teknik Program Studi Informatika Universitas Islam Majapahit.
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem absensi
yang sedang berjalan saat ini dan juga data contoh wajah dari beberapa mahasiswa
di universitas tersebut.
3. Perancangan Sistem
Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti membutuhkan beberapa data dan
wajah mahasiswa dengan inputan wajah mahasiswa. Ukuran pixel wajah yang
akan dilakukan pada penelitian ini adalah 320 × 240 untuk ukuran awal kemudian
akan dilakukan proses ekstraksi ciri wajah akan diubah ukurannya menjadi 50 ×
50. Kemudian uji coba akan dilakukan dengan beberapa pose, atribut, dan juga
intesitas cahaya. Input data wajah mahasiswa menggunakan kamera webcam
dengan rasio 1,5 MP. Pada proses deteksi wajah dan pengenalan wajah dilakukan
pelatihan dari data training yang berjumlah 25 data citra. Data tersebut merupakan
data dari 5 mahasiswa dengan masing-masing mahasiswa menginputkan 5 wajah
dengan sudut berbeda.
4. Implementasi
Pada tahap ini meliputi pembuatan program yang terdiri dari pembuatan script dan
interface aplikasi serta uji coba untuk mendapatkan nilai tingkat akurasi dari
deteksi wajah, pengenalan wajah, dan aplikasi secara keseluruhan. Uji validitas
dilakukan untuk menguji tingkat kehandalan aplikasi yang dibangun.
5. Analisa
Hasil Analisa hasil dari sistem absensi mahasiswa berdasarkan citra wajah adalah
bagaimana aplikasi mampu mengenali wajah mahasiswa dalam berbagai ekspresi
diantaranya marah, senang, sedih, dan kaget, serta dalam kondisi menggunakan
atribut kacamata. Selain dalam berbagai ekspresi dan menggunakan atribut.
Analisa hasil juga meliputi bagaimana hasil deteksi wajah pada ruangan dengan
tingkat pencahayaan yang berbeda, pada penelitian ini dilakukan pengujian pada
ruangan kelas dengan tingkat pencahayaan kurang (>200 lux) dan bagaimana jika
deteksi dilakukan pada kondisi ruang dengan pencahayaan yang bagus (≥200 lux)
dan juga ruangan dengan pencahayaan >400 lux, dan juga memperhatikan sudut
pengambilan gambar saat deteksi wajah.
IV. Analisis dan Pembahasan
Aplikasi Absensi Mahasiswa merupakan aplikasi yang berjalan pada perangkat mobile
dengan Platform Android, bertujuan untuk menangani kegiatan absensi mahasiswa yang
terjadi pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Aplikasi juga dilengkapi dengan
modul rekapitulasi absensi yang bertugas untuk mengolah data absensi dan menampilkannya
dalam bentuk file siap pakai sebagai acuan dalam penilaian mahasiswa. Aplikasi dilengkapi
dengan modul update jadwal pertemuan yang menangani permasalahan perubahan jadwal
pertemuan mingguan sebagaimana yang terjadi pada proses perkuliahan.
4.1 Entitas Relationship Diagram
Entitas yang terdapat pada aplikasi absensi ini terdiri dari : entitas mahasiswa, entitas dosen,
entitas matakuliah dan entitas perkuliahan.
1. Entitas Dosen.
Entitas dosen merupakan entitas yang berisikan tentang detail data yang dimiliki oleh
masing-masing dosen yang berkaitan dengan aplikasi absensi ini. Entitas Dosen
memiliki beberapa atribut yaitu NIP sebagai primary key, nama_dosen, password,
Id_jenis kelamin.
2. Entitas Matakuliah.
Entitas matakuliah merupakan entitas yang berisikan tentang detail data yang dimiliki
oleh masing-masing mata kuliah. Entitas mata kuliah memiliki beberapa atribut yaitu
Id_perkuliahan, id_matkul, nip, semester,tahun ajaran
3. Entitas Mahasiswa
4. Entitas mahasiswa merupakan entitas yang berisikan tentang detail data yang dimiliki
oleh setiap mahasiswa dan berkaitan dengan penggunaan aplikasi absensi ini. Atribut
yang dimiliki oleh entitas mahasiswa yaitu NIM, nama_mahasiswa, id_jenis kelamin.
5. Entitas Perkuliahan
Entitas perkuliahan merupakan entitas yang terbentuk dari relasi antara entitas dosen
dengan entitas mata kuliah.
Entitas perkuliahan, pada kenyataannya merupakan perlambangan dari jadwal pertemuan
suatu matakuliah yang diampu oleh entitas dosen, dan diikuti oleh entitas mahasiswa. Entitas
ini berisikan tentang data rincian dari jadwal pertemuan suatu mata kuliah yaitu
id_det_perkuliahan, id_perkuliahan, tanggal_perkuliahan, jam_mulai, jam_selesai, materi
yang di sampaikan, hingga hari dan jam pengganti mata kuliah.

4.2 Hasil Penggunaan Absensi Digital


Aplikasi Absensi ditujukan untuk menangani berbagai kegiatan absensi mahasiswa dalam
setiap jadwal pertemuan suatu matakuliah. Tampilan dari aplikasi ditunjukkan pada gambar 6
yang terdiri dari 3 menu utama, yaitu tombol Dosen Login, tombol Absensi Mahasiswa, dan
tombol Statistic Absensi.Tombol Dosen Login digunakan pihak dosen untuk masuk ke dalam
aplikasi dan menjalankan modul yang tersedia untuk pihak dosen. Dosen yang berhasil
masuk kedalam aplikasi memiliki hak akses terhadap modul buat pertemuan, modul
perubahan jadwal pertemuan, serta modul Cetak Rekap Absensi. Aplikasi menampilkan
daftar matakuliah yang diampu, serta list mahasiswa yang terabsen dalam matakuliah tersebut
seperti yang ditampilkan pada Gambar 7.

Tombol Absensi Mahasiswa merupakan tombol yang digunakan oleh mahasiswa untuk
melakukan proses absensi mahasiswa. Mahasiswa diberikan tampilan daftar pertemuan pada
waktu tersebut yang telah didaftarkan oleh pihak dosen.
Gambar 8 menunjukkan tombol absensi yang digunakan mahasiswa untuk absensi, serta
konfirmasi dari sistem yang menyatakan bahwa proses absensi telah sukses.

Aplikasi Absensi mampu menangani sebagian besar proses absensi yang berlangsung dalm
lingkup perkuliahan mahasiswa. Aplikasi berjalan pada perangkat mobile dengan Platform
Android yang mana telah umum digunakan sehingga mempermudah user dalam penggunaan
aplikasi. Aplikasi yang dibangun dilengkapi dengan modul tambahan untuk menangani
permasalahan yang terjadi dalam kegiatan absensi seperti perubahan jadwal pertemuan.
Aplikasi telah mampu mengolah data absensi menjadi informasi rekapitulasi data absensi
yang digunakan sebagai suatu acuan bagi pihak dosen untuk melakukan penilaian terhadap
mahasiswa. Perkembangan data yang relatif kecil serta rentang waktu recycle data yang
relatif pendek, menjadikan aplikasi ramah terhadap penggunaan ruang memory.

Namun dalam penggunaan nya, masih ditemukan beberapa kesulitan dalam pengenalan
wajah yang masih sering ditemukan, seperti:

• Noise dan blur yang disebabkan oleh ketidaksempurnaan kamera handphone

• Skala: Ukuran wajah terhadap citra

• Perubahan bentuk: Posisi wajah, ekspresi, usia


• Intensitas cahaya: Pencahayaan, efek pantulan sinar

• Gangguan: kacamata, janggut, dan kumis

Referensi
Rahmayanti, L., Rosita, Y. D., & Hanum, D. (n.d.). SISTEM ABSENSI MAHASISWA
BERDASARKAN CITRA WAJAH MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL
COMPONENT ANALYSIS [Review of SISTEM ABSENSI MAHASISWA
BERDASARKAN CITRA WAJAH MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL
COMPONENT ANALYSIS].

(1 C.E., April). Rancang Bangun Aplikasi Absensi Mahasiswa pada Platform Android (A. A.
R. O. Diar Danur C., I. N. I. N. Piarsa, & A. A. K. Oka Sudana, Eds.) [Review of Rancang
Bangun Aplikasi Absensi Mahasiswa pada Platform Android].

Anda mungkin juga menyukai