Anda di halaman 1dari 15

Absensi Digital Mahasiswa Berbasis Face

Recognition

Oleh:
Nabila Farah Marshela
NPM 2011011017

Dosen Pengampu:
Alih Aji Nugroho, SAP., MPA

Ujian Akhir Semester Inovasi Sektor Publik

Administrasi Pembangunan Negara


STIA LAN Jakarta Tahun 2020
I. Permasalahan
Dari berbagai pandangan para ahli terkait definisi inovasi sampai pada cakupan
inovasi tersebut ditemukan beberapa poin penting. Menurut Lynn (1997) “Inovasi [dalam
pemerintahan] adalah didefinisikan dengan benar sebagai transformasi asli, mengganggu
dan mendasar dari suatu tugas inti organisasi. Inovasi mengubah struktur yang dalam dan
mengubah secara permanen.” Dari pernyataan tersebut kurang memperhatikan karakter
evolusioner dari perubahan yang digambarkan sebagai inovasi. Ini bukan untuk
mengatakan bahwa tidak ada kesadaran yang tajam bahwa seseorang harus bisa
membedakan perubahan biasa dari inovasi itu sendiri. Dari pandangan Osborne dan
coklat (2005;2013), “Pengenalan kebaruan ke dalam suatu sistem biasanya, tetapi tidak
selalu, secara relatif dan dengan penerapan (dan terkadang penemuan) dari ide baru. Hal
ini menghasilkan proses transformasi yang menimbulkan diskontinuitas dalam hal subjek
itu sendiri (seperti produk atau jasa) dan/atau lingkungannya (seperti organisasi, pasar
atau komunitas).
Dari adanya perbedaan kedua perspektif inovasi tersebut, dapat diketahui bagaimana
perbedaan inovasi di sektor publik dan sektor swasta. Bahkan konsep inovasi sektor
publik yang paling maju pun tidak membahas secara rinci bagaimana mekanisme seleksi
dan proses lain terjadi yang memungkinkan kita membedakan inovasi dari perubahan
biasa. Apa yang membuat satu reformasi atau layanan baru menjadi inovasi, dan yang
lainnya tidak? Seringkali ada konotasi normatif yang terlibat dalam membedakan inovasi
dari perubahan: karena inovasi itu baik, reformasi yang berhasil haruslah inovatif.
Merangkum dari 150 diskusi tentang konseptualisasi inovasi sektor publik dan inovasi
secara umum, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Inovasi terlalu sering didefinisikan dari sudut pandang normatif (sebagai sesuatu yang
mengarah pada
Peningkatan signifikan dalam penyampaian layanan publik) daripada proses yang
menjelaskan bagaimana perubahan besar terjadi di sektor publik.
2. Dalam mendefinisikan inovasi, literatur sebagian besar berfokus pada tingkat
organisasi atau kebijakan, tetapi dalam melakukannya telah mengabaikan yang lebih
luas, tingkat sektor publik, kendala dan pendukung. Apa yang diperdebatkan di sini
adalah bahwa ada kebutuhan untuk perspektif sistemik yang melampaui instrumen
atau keputusan tunggal dan yang akan menawarkan kerangka kerja untuk mengukur
perubahan dalam rutinitas inti pada tingkat organisasi atau kebijakan.
Absensi merupakan kegiatan berupa pencatatan kehadiran seseorang dengan kurun waktu
yang telah ditetapkan dan tercantumnya dalam dokumen yang telah dipersiapkan dengan baik
untuk menjadi tolok ukur pengambilan keputusan yang akan dievaluasi. Sampai saat ini,
kehadiran masih berlaku dan menjadi tolok ukur dalam proses belajar mengajar di sekolah
dasar dan perguruan tinggi. Terkait kegiatan absensi ini, masih banyak ditemukan di beberapa
Perguruan Tinggi dengan menggunakan absen manual sehingga terkesan sangat tertinggal
oleh jaman yang semakin modern. Dengan adanya absen manual di zaman canggih seperti
sekarang terkesan kurang efektif dan efisien karena masih banyaknya ditemukan kecurangan
oleh mahasiswa. Sistem absensi mahasiswa yang berjalan di beberapa Universitas
kebanyakan masih memakai sistem absensi manual. Ketika melakukan sistem absensi,
kebanyakan mampus masih melakukan sistem absen pada sebuah kertas yang bisa dengan
mudah untuk dimanipulasi oleh mahasiswa yang tidak bertanggungjawab jawab. Pada zaman
ini mahasiswa ditemukan masih melakukan, menitip atau menduplikat absen tergantung pada
tiap dosen yang masuk pada jam mata kuliah yang sedang berlangsung.
Pada saat melakukan pengisian absensi di setiap mata kuliah, mahasiswa memberikan
keterangan berupa paraf pada sebuah lembar dokumen yang telah di sediakan oleh pihak
kampus. Sistem absensi yang masih manual ini mengakibatkan kurangnya keaslian dari data
kehadiran mahasiswa. Absensi kehadiran juga berpengaruh pada proses penilaian
perkuliahan. Sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan oleh masing-masing pihak
Universitas. Biasanya absensi ini berpengaruh terhadap penilaian hasil studi mahasiswa yang
dilaksanakan oleh dosen pengampu mata kuliah. Umumnya tingkat kehadiran mahasiswa
pada saat mengikuti perkuliahan mencapai sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh persen)
dari seluruh rangkaian pembelajaran tatap muka yang dijadwalkan dalam kalender akademik.
Penilaian perkuliahan bisa dilaksanakan terhadap mahasiswa yang memenuhi persyaratan
administrasi akademik dan tingkat kehadiran dalam kegiatan perkuliahan mencapai sekurang-
kurangnya 80% (delapan puluh persen) karena alasan, dengan didukung dengan bukti tertulis
yang sah.
Saat ini, pertumbuhan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mengubah hampir
setiap aspek kehidupan manusia khususnya pada bidang pendidikan dan diakui sebagai
bagian paling efektif dan penting dari respons kemanusiaan terhadap sebagian besar masalah
manusia, secara global.Dinamika sosial-teknis karena menyangkut “masa depan pendidikan”
berkaitan erat dengan transformasi dan penggunaan teknologi digital atau pendidikan digital
dan menyerukan metode atau praktik yang efektif untuk mempercepat implementasi dan
analisis strategi belajar mengajar. Studi ini meramalkan cakrawala yang akan segera terjadi
terutama dalam upaya untuk solusi segera untuk beberapa kebutuhan paling mendesak yang
telah di identifikasi melalui jurnal ini. Selain itu, IPTEK dan dan inovasi dipandang penting
dalam membangun masa depan yang lebih berkelanjutan, berkelanjutan, dan inklusif, dan
investasi R&D semakin penting.
Ponsel seperti smartphone dengan cepat menjadi lebih umum di tangan masyarakat serta
dengan melalui dukungan pengembangan aplikasi mobile yang semakin inovatif dan
berkembang membuat smartphone semakin populer di berbagai kalangan. Aplikasi yang
dibuat untuk mendukung konten smartphone diklasifikasikan dalam berbagai kategori, mulai
dari hiburan atau game, kalkulator, pengolah gambar, pemutar musik dan video, media sosial,
dll. Aplikasi konten yang mendukung ponsel cerdas memfasilitasi hampir semua aktivitas
pengguna, baik itu hiburan, pekerjaan, atau lainnya. Ponsel telah hadir untuk menangani file
digital yang umum digunakan di hampir semua perkuliahan. Kelebihan dari perangkat mobile
yaitu mobilitasnya yang tinggi, sehingga pemrosesan file dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja. Berkaitan dengan masalah file yang ada, yaitu resiko kerusakan yang tinggi, dan
kemampuan perangkat mobile untuk menangani file digital, yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang ada dengan sistem yang ada. dengan absensi mahasiswa yang
sering terjadi di dunia perkuliahan. Aplikasi penelitian ini diimplementasikan pada platform
Android. Saat ini platform yang umum digunakan oleh masyarakat umum, yang
menggunakan bahasa pemrograman Java sebagai standar bahasa pemrograman Android.
Kemampuan Android sebagai perangkat canggih sepertinya sudah sangat mumpuni untuk
menangani masalah yang dihadapi. Diharapkan aplikasi yang dibangun dapat menangani
pengolahan data pada sistem absensi untuk menghasilkan informasi berupa ringkasan
informasi dan mengatasi masalah korupsi data absensi.
Berdasarkan permasalahan dalam penulisan ini, maka saya tertarik untuk mengambil
sebuah ide inovasi yang berkaitan erat dengan kegiatan pembelajaran di lingkungan
universitas dan mengambil tema inovasi “Absensi Digital Mahasiswa Berbasis Face
Recognition. Diharapkan dengan adanya pengembangan inovasi absensi ini, dapat
memberikan manfaat secara langsung kepada pihak yang berkaitan, dalam hal membantu
para tenaga pengajar pada kegiatan mengajar untuk mendapatkan data absensi yang valid.
Sebagaimana diketahui bahwa absensi merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
dalam menjalankan proses kegiatan pembelajaran sehingga dibutuhkan data yang valid untuk
menghindari praktik absensi illegal.

II. Teori atau Konsep

2.1 Teori Judul


2.1.1 Absensi
Absensi menurut Nugroho Santoso dan Yulianto (2017:67) Absensi adalah
pembuatan data peserta, biasanya digunakan untuk lembaga atau lembaga yang memang
membutuhkan sistem tersebut. Presensi memotong sistem, yang seharusnya digunakan
sebagai konsep sistem presensi, ketika sistem membutuhkan data, sistem digunakan sebagai
aplikasi yang dapat menjalankan dan membuat data presensi.
2.1.2 Android
Menurut Hermawan (2011:1), Android merupakan sistem operasi seluler (Operating
System) yang tumbuh diantara sistem operasi lain yang berkembang saat ini. Sistem operasi
lain seperti Windows Mobile, I-Phone OS, Symbian dan banyak lagi. Namun, sistem operasi
saat ini lebih memilih aplikasi inti yang dibangun sendiri, tidak melihat potensi signifikan
dari aplikasi pihak ketiga. Oleh karena itu, aplikasi pihak ketiga memiliki batasan pada
akuisisi data seluler, komunikasi antar proses, dan distribusi aplikasi pihak ketiga di platform
mereka.
2.1.3 Konsep Dasar Platform Android
Platform Android adalah perangkat lunak untuk perangkat seluler yang mencakup
sistem operasi, middleware, dan aplikasi inti. Aplikasi Android dapat dikembangkan
menggunakan kunci pengembangan Android standar (Android SDK), yang sintaksnya
didasarkan pada pemrograman Java. Aplikasi Android ini tidak berjalan di kernel sistem
operasi, melainkan di mesin virtual yang dirancang khusus untuk digunakan di sistem
tertanam yang disebut Dalvik.
2.2. Teori Khusus
2.2.1. Data Base
Pengertian dari database menurut Bambang Hariyanto dalam jurnal Minarni dan
Susanti (2014:105 ) adalah :”kumpulan data (elementer) yang secara logis sangat berkaitan
erat dalam mempresentasikan fenomena/fakta secara terstruktur dalam domain tertentu untuk
mendukung aplikasi dalam system tertentu”. Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa database adalah kumpulan dari suatu data yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya, yang berdasarkan sebuah skema atau struktur tertentu, yang kelak dapat
dimanfaatkan kembali dengan cepat, dan praktis. Suatu database biasanya terdiri dari file,
record, field data, dan characters.

a) Characters
Merupakan bagian data yang terkecil, dapat berupa karakter numerik, huruf ataupun
karakterkarakter khusus (special characters) yang membentuk suatu item data/field.
b) Field
Memrepresentasikan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari data,
seperti misalnya nama, alamat dan lain sebagainya. Kumpulan dari field membentuk
suatu record.
 field name : harus diberi nama untuk membedakan field yang satu dengan
lainnya.
 field representation : tipe field (karakter, teks, tanggal, angka, dsb), lebar field
(ruang maksimum yang dapat diisi dengan karakterkarakter data).
 field value : isi dari field untuk masing-masing record.
c) Record
Kumpulan dari field membentuk suatu record. Record menggambarkan suatu unit
data individu yang tertentu. Kumpulan dari record membentuk suatu file. Misalnya
file personalia, tiap-tiap record dapat mewakili data tiap-tiap mahasiswa.
d) File
File terdiri dari record-record yang menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis.
Misalnya file mata kuliah yang berisi data tentang masing-masing mata kuliah yang
ada.
e) Database
Kumpulan dari file / table membentuk suatu database.

2.2.2 Android Package (APK)


Menurut jurnal Harison, Busran, Putra (2016 : 198) Android Package umumnya
digunakan menyimpan sebuah aplikasi atau program yang akan dijalankan pada perangkat
Android. APK pada dasarnya seperti zip file, karena berisi dari kumpulan file, dapat
diperoleh melalui berbagai metode, seperti menginstal sebuah aplikasi melalui Market,
download dari sebuah situs web, atau membuat sendiri dengan bahasa Java.

2.2.3 Data Flow Diagram


Sukamto et. al (2014:70), “Data Flow Diagram (DFD) atau dalam bahasa Indonesia
menjadi Diagram Alir Data (DAD) adalah representasi grafik yang menggambarkan aliran
informasi dan transformasi informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari
masukan (input) dan keluaran (output).
a. Proses (Process)
Aktivitas atau fungsi yang dilakukan untuk alasan bisnis yang
spesifik, biasa berupa manual maupun terkomputerisasi.
b. Aliran Data (Data Flow)
Satu data tunggal atau kumpulan logis suatu data, selalu
diawali atau berakhir pada suatu proses.
c. Penyimpanan Data (Data Store)
Kumpulan data yang disimpan dengan cara tertentu. Data yang mengalir disimpan
dalam data store. Aliran data di-update atau ditambahkan ke data store.
d. Entitas (Entity)
Orang, organisasi, atau sistem yang berada di luar sistem tetapi berinteraksi
dengan sistem

2.3 Teori Program

2.3.1. HTML
Suryana et. al (2014:29), “HyperText Markup Language (HTML) adalah bahasa yang
digunakan untuk menulis halaman web.” Sibero (2013:19), “HyperText Markup Language
atau HTML adalah bahasa yang digunakan pada dokumen web sebagai bahasa untuk
pertukaran dokumen web.” Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa HTML
(HyperText Markup Language) merupakan bahasa yang sering digunakan untuk membuat
halaman web. Sibero (2013:19) menjelaskan bahwa struktur dokumen HTML sebagai
berikut:
2.3.2 PHP (PHP Hypertext Preprocessor)
Sibero (2013:49), “PHP adalah pemrograman interpreter yaitu proses penerjemahan
baris kode sumber menjadi kode mesin yang dimengerti komputer secara langsung pada saat
baris kode dijalankan. PHP disebut sebagai pemrograman Server Side Programming, hal ini
dikarenakan seluruh prosesnya dijalankan pada server.”
Wahana Komputer (2014:33), “PHP merupakan bahasa berbentuk script yang
ditempatkan di dalam server baru kemudian diproses. Kemudian hasil pemrosesan dikirimkan
kepada web browser klien. Bahasa pemrograman ini dirancang khusus untuk membentuk web
dinamis.”
Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa PHP adalah bahasa
pemrograman web yang mampu menerjemahkan kode dan memproses sehingga
menghasilkan tampilan website.

2.3.3 Face Recognition


Pengenalan wajah adalah tugas yang dilakukan seseorang secara rutin dan mudah dalam
kehidupan sehari-hari. Penelitian dan pengembangan pengenalan wajah secara otomatis
mengalami kemajuan karena ketersediaan komputer desktop dan sistem tertanam yang kuat
dan terjangkau, yang telah menciptakan minat besar dalam pemrosesan gambar dan video
digital. Insentif R&D untuk pengenalan wajah meliputi verifikasi biometrik, pelacakan,
interaksi manusia-komputer, dan manajemen multimedia (Li dan Jain, 2005:1). Pengenalan
wajah adalah salah satu ilmu computer vision, dimana komputer dapat menganalisis citra
wajah yang terdapat pada suatu citra dan menemukan identitas atau informasi pribadi citra
wajah tersebut dengan cara membandingkannya dengan informasi citra wajah yang direkam
sebelumnya. Basis data. Pengenalan wajah biasanya dilakukan dari depan dengan cahaya
seragam di seluruh wajah. Namun, muncul beberapa masalah seperti posisi wajah, interval
atau jarak wajah, orientasi, usia, dan ekspresi wajah. Sebuah sistem pengenalan wajah
umumnya mencakup empat modul utama (Li dan Jain, 2005:2), yaitu: deteksi, penyelarasan,
ekstraksi fitur, dan pencocokan. Proses lokalisasi dan normalisasi (deteksi dan penyelarasan
wajah) merupakan langkah-langkah sebelum proses pengenalan wajah (ekstraksi dan
pencocokan fitur wajah). Pengenalan wajah adalah langkah pertama dalam pengenalan wajah.
Detektor wajah yang ideal harus dapat mengenali dan menemukan letak dan luas seluruh
wajah dalam sebuah citra, tanpa memandang posisi, skala, arah, usia dan ekspresi (Li dan
Jain, 2005:13). Deteksi wajah mengelompokkan area gambar wajah di latar belakang. Tujuan
dari proses penyelarasan adalah untuk mencapai akurasi yang lebih baik dan lebih tinggi
dalam lokalisasi dan normalisasi citra wajah, karena pengenalan wajah memberikan batasan
lokasi dan skala untuk setiap citra wajah yang dikenali. Setelah normalisasi wajah, ekstraksi
fitur dilakukan untuk mendapatkan informasi efektif yang berguna untuk membedakan antara
wajah dan citra manusia, serta cukup stabil untuk variasi geometrik dan fotometrik yang
berbeda. Pencocokan wajah dilakukan dengan menggabungkan fitur yang diekstraksi dari
citra wajah input dengan data pelatihan yang disimpan dalam basis data wajah dan citra
wajah uji.
Berikut proses recognition bekerja pada sistem absensi mahasiswa

Tahapan-tahapan dalam face recognition yang akan dilakukan oleh mahasiswa

Pada proses ini dijelaskan beberapa step face recognition sebelum dan sesudah proses
deteksi wajah berlangsung
a) Proses Registrasi Mahasiswa Ke Dalam Web Ataupun Aplikasi
Sebelum melakukan proses deteksi wajah pada citra diperlukan mengisi data diri
terlebih dahulu sebelum memulai pendeteksian wajah, pengisian data ini diperlukan
agar proses absensi dapat berjalan. Pada gambar 4 proses ini mahasiswa mengisi data
diri sesuai dengan identitas yang sudah disediakan pada aplikasi, kemudian dengan
menekan tombol create maka proses penyimpanan data pada gambar wajah dan
identitas mahasiswa sudah tersimpan
b). Konversi Citra Ke Grayscale
Setelah hasil dari konversi RGB kemudian di konversi ke citra grayscale dengan
menggunakan method gray = Cv2.cvtColor(img, cv2.COLOR_BGR2GRAY) yang membuat
gambar citra yang tadinya berwarna dikonversi ke citra gray. Berikut merupakan contoh
tahap gambar dari konversi citra ke grayscale. Pada gambar 5 merupakan citra gambar wajah
dari kamera raspberry pi nightvision yang sebelum dilakukan proses registrasi. Gambar wajah
di atas merupakan gambar yang sudah memakai proses fitur haarcascade dari library Open
CV yang selanjutnya akan di konversi ke citra grayscale dengan .enggunakan metode local
binary pattern histogram (LBPH) seperti pada gambar 6. Pada gambar 6 merupakan gambar
yang sudah di potong dan di convert ke grayscale. Histogram yang dimaksud disini
merupakan sebagai bentuk visualisasi ketajaman dan kecerahan gambar citra pada wajah.
5) Proses Pengenalan Wajah (Face Recognition)
Dalam penelitian ini digunakan algoritma pengenalan wajah dengan algoritma Local
Binnary Pattern Histogram (LBPH) yang diawali dengan menyiapkan dataset yang di
dalamnya terdapat citra gambar wajah dan database untuk informasi data
mahasiswa.selanjutnya diimplementasikan algoritma LBPH dengan menggunakan library
OpenCV. Jika ingin mendapatkan citra dari LBPH maka digunakanlah fungsi trainer.py yang
sudah diisi dengan fungsi Cv2.face_createLBPHFaceRecognizer()atau
Cv2.createLBPHFaceRecognizer(). Kemudian digunakan kelas recog_face untuk pengenalan
wajah yang telah di train dari data Trainer.Py dan nama dari database sekalian memakai
fungsi predict() untuk menentukan pengenalan wajah dari ID dan Confidence. dalam hal ini
fungsi ID yang dari database yang menjadi patokan dalam fungsi pengenalan wajah untuk
menentukan nama yang akan keluar sebagai mahasiswa yang dikenali, Setelah dikenali maka
identitas mahasiswa juga muncul pada tabel di atas frame. Pada contoh gambar 7 pada proses
pengenalan wajah telah berhasil didapatkan sebuah wajah dan juga beserta identitas
mahasiswa bernama Bayu beserta identitas Nama, Nim dan keterangan pada tabel di atas.
Menurut Cao (2005:7), pengenalan wajah adalah proses menganalisis fitur wajah yang tidak
berubah, seperti: • Bagian atas rongga mata • Sekitar pipi • Sisi kiri dan kanan mulut

III. Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam pengembangan inovasi ini adalah
penggunaan metode kualitatif dari data sekunder. Jika metodologi perancangan
untuk tugas ini terdiri dari tinjauan pustaka, pengumpulan data, perancangan
sistem berbasis penelitian, implementasi dan analisis hasil. Penjelasan mengenai
metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Studi Pustaka
Penelitian didasarkan pada bahan tambahan sebagai bahan referensi, termasuk
beberapa jurnal nasional dan internasional yang terkait dengan kasus dan metode
peneliti, buku-buku pendukung penelitian, dan juga bahan online. Majalah yang
digunakan adalah majalah yang terbit sekitar lima tahun terakhir.
2. Pengumpulan Data
Mendapatkan data yang diperlukan untuk penelitian ini, observasi dilakukan
selama April 2018 di program studi Informatika Universitas Islam Majapahit,
Fakultas Teknologi. Penelitian ini membutuhkan informasi kinerja sistem absensi
saat ini serta data dari sejumlah sampel wajah universitas.
3. Perancangan Sistem
Penelitian yang dilakukan peneliti membutuhkan beberapa data dan wajah siswa
yang disematkan pada wajah siswa. Ukuran piksel wajah pada penelitian ini
adalah 320 × 240 pada ukuran aslinya, kemudian dilakukan prosedur ekstraksi
fitur wajah menjadi 50 × 50. Kemudian dilakukan eksperimen dengan pose, fitur,
dan juga intensitas cahaya yang berbeda. Memasukkan data wajah siswa
menggunakan kamera web 1,5 MP. Selama pengenalan wajah dan pengenalan
wajah, pelatihan dilakukan dari data pelatihan, yang berjumlah 25 data gambar.
Datanya adalah 5 siswa dan setiap siswa memasukkan 5 wajah dari sudut yang
berbeda.
4. Implementasi
Langkah ini melibatkan pembuatan program yang terdiri dari pembuatan dan
pengujian skrip dan interface untuk mendapatkan keakuratan pengenalan wajah,
pengenalan wajah, dan seluruh aplikasi. Validasi menguji kehandalan aplikasi
yang dibangun.
5. Analisa
Menganalisis hasil sistem absensi siswa berbasis wajah menceritakan bagaimana
aplikasi dapat mengenali wajah siswa dalam berbagai ekspresi seperti marah,
gembira, sedih dan kaget, serta dalam kondisi berkacamata. Dan dalam ekspresi
yang berbeda dan dengan bantuan atribut. Analisis hasil juga mencakup cara kerja
pengenalan wajah pada tingkat cahaya yang berbeda dan juga di ruangan dengan
pencahayaan >2 00 lux, serta mempertimbangkan sudut pengambilan gambar
dalam pengenalan wajah.

IV. Analisis dan Pembahasan


Aplikasi absensi merupakan aplikasi yang berjalan pada perangkat mobile
pada platform Android yang bertujuan untuk menangani kegiatan absensi siswa
pada saat proses belajar mengajar. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan modul
absensi yang bertugas mengolah data kehadiran dan menampilkannya sebagai file
yang dapat digunakan untuk referensi dalam penilaian siswa. Aplikasi ini
dilengkapi dengan modul update jadwal rapat yang dapat mengatasi masalah
pergantian jadwal rapat mingguan selama proses perkuliahan.
4.1 Entitas Relationship Diagram
Entitas yang terdapat pada aplikasi absensi ini terdiri dari : entitas mahasiswa, entitas
dosen, entitas matakuliah dan entitas perkuliahan.
1. Unit Dosen
Merupakan unit yang memuat informasi detail yang dimiliki oleh setiap dosen terkait
permintaan kehadirannya. Fakultas memiliki beberapa atribut yaitu NIP sebagai
primary key, nama_dosen, password, ID gender.
2. Unit Matakuliah
Unit matakuliah merupakan unit yang berisikan tentang detail data yang dimiliki oleh
masing-masing mata kuliah. Unit mata kuliah memiliki beberapa atribut yaitu
Id_perkuliahan, id_matkul, nip, semester,tahun ajaran
3. Unit Mahasiswa
Unit mahasiswa merupakan unit yang berisikan tentang detail data yang dimiliki oleh
setiap mahasiswa dan berkaitan dengan penggunaan aplikasi absensi ini. Atribut yang
dimiliki oleh unit mahasiswa yaitu NIM, nama_mahasiswa, id_jenis kelamin.
4. Unit Perkuliahan
Unit perkuliahan merupakan unit yang terbentuk dari relasi antara entitas dosen
dengan entitas mata kuliah.
Ruang kuliah sebenarnya adalah simbol dari jadwal pertemuan mata kuliah, yang
dikelola oleh fakultas dan diikuti oleh mahasiswa. Entitas ini berisi informasi detail mengenai
jadwal pertemuan mata kuliah yaitu id_det_course, id_course, date_lecture, start_hour,
finish_hour, menyampaikan materi hingga tanggal dan waktu perubahan mata kuliah.
4.2 Hasil Penggunaan Absensi Digital
Aplikasi Kehadiran dirancang untuk menangani berbagai kegiatan partisipasi siswa
dalam jadwal pertemuan setiap kelas. Tampilan aplikasi ditunjukkan pada Gambar 6 yang
terdiri dari tiga menu utama yaitu tombol Login Asisten Profesor, tombol Absensi Mahasiswa
dan tombol Statistik Absensi. modul yang tersedia untuk dosen. Fakultas yang berhasil
melakukan transisi ke aplikasi memiliki hak akses ke Modul Rapat, modul Ubah Jadwal
Rapat dan modul Cetak Rekap Kehadiran. Aplikasi menampilkan baik daftar mata kuliah
yang diajarkan maupun daftar mahasiswa yang tidak hadir pada mata kuliah tersebut, seperti
terlihat pada Gambar 7.

Tombol Absen Siswa merupakan tombol yang digunakan siswa untuk mengatur
absensi siswa. Mahasiswa mendapatkan gambaran tentang pertemuan-pertemuan yang
direkam oleh dosen pada saat itu.
Gambar 8 menunjukkan tombol absensi yang digunakan oleh mahasiswa dan
konfirmasi yang diterima dari sistem bahwa proses absensi berhasil.

Aplikasi
ini menangani sebagian besar proses partisipasi yang terjadi dalam kuliah mahasiswa.
Aplikasi berjalan pada platform Android di perangkat seluler, yang umumnya digunakan
untuk membuat aplikasi lebih mudah digunakan. Aplikasi bawaan dilengkapi dengan modul
tambahan yang menangani masalah terkait peserta seperti penjadwalan ulang rapat. Aplikasi
dapat mengolah informasi absensi menjadi ringkasan informasi absensi, yang digunakan
sebagai acuan guru dalam mengevaluasi siswa. Pengembangan data yang relatif kecil dan
waktu daur ulang data yang relatif singkat membuat ruang memori aplikasi ramah.

Namun dalam penggunaan nya,ternyata masih ditemukan beberapa kesulitan dalam


pengenalan wajah yang masih sering ditemukan, seperti:

• Noise dan blur yang disebabkan oleh ketidaksempurnaan kamera handphone


• Skala: Ukuran wajah terhadap citra

• Perubahan bentuk: Posisi wajah, ekspresi, usia

• Intensitas cahaya: Pencahayaan, efek pantulan sinar

• Gangguan: kacamata, janggut, dan kumis

V. Kesimpulan dan Saran


Dengan dirancangnya system absensi digital bagi mahasiswa diharapkan dapat
mengatasi segala bentuk permasalahan yang kerap terjadi. Terkait pengembangan
inovasi ini, agar kedepannya dapat lebih berkembang dengan segala bentuk
masukan-masukan berupa inovasi, agar dalam pelaksanaannya inovasi ini terus
berjalan dan memiliki nilai perkembangan yang bagus.

Referensi
Rahmayanti, Li., Rosita, Y. D., & Hanum, D. (n.d.). Sistem Absensi Mahasiswa Berdasarkan

Citra Wajah Menggunakan Metode Principal Component Analysis(CPA).

(1 C.E., April). Rancang Bangun Aplikasi Absensi Mahasiswa pada Platform Android (A. A.
R. O. Diar Danur C., I. N. I. N. Piarsa, & A. A. K. Oka Sudana, Eds.) [Review of Rancang
Bangun Aplikasi Absensi Mahasiswa pada Platform Android].
Setiono, P. R., Sompie, S. R. U. A., & E.l Najoan, M. (2020). Aplikasi Pengenalan Wajah

Untuk Sistem Absensi Kelas Berbasis Rasperry Pi. Vol.5(No.3).

Danur C., A. A. R. O., Piarsa, I. N., & Sudayana, A. A. K. O. (2016). Rancang Bangun

Aplikasi Absensi Mahasiswa Pada Platform Android, Vol.4. https://doi.org/2252-3006

Fukugawa, N. (2022). Effects of Incorporating Public Innovation Intermediaries on

Technology Transfer Performance: Evidence from Patent Licensing of Japan’s

Kohsetsushi.

Kattel, R., Cepilovs, A., Drechsler, W., Kalvet, T., Lember, V., & Tõnurist, P. (n.d.). Can We

Measure Public Sector Innovation? A Literature Review.

Morris, T. H., & Rohs, M. (2021). Digitization Bolstering Self-Directed Learning for

Information Literate Adults–a Systematic Review.

Anda mungkin juga menyukai