Oleh :
Analisis Kebijakan Publik adalah proses penciptaan pengetahuan dari dan dalam proses
penciptaan kebijakan. Pengertian kebijakan merujuk pada tiga hal yakni sudut pandang (point
of view); rangkaian tindakan (series of actions) dan peraturan (regulations). Ketiga hal
tersebut menjadi pedoman bagi para pengambil keputusan untuk menjalankan sebuah
kebijakan. Dari beberapa definisi mengenai kebijakan publik, ada satu definisi yang cukup
komprehensif untuk menjelaskan apa itu kebijakan publik. Definisi tersebut berbunyi “respon
dari sebuah sistem politik terhadap demands/claims dan support yang mengalir dari
lingkungannya”.
Maka dari itu analisis kebijakan publik menurunkan beberapa ciri yakni: (1) analisis
kebijakan publik merupakan kegiatan kognitif, yang terkait dengan proses pembelajaran dan
pemikiran. (2) analisis kebijakan publik merupakan hasil kegiatan kolektif, karena
keberadaan sebuah kebijakan pasti melibatkan banyak pihak, dan didasarkan pada
pengetahuan kolektif dan terorganisir mengenai masalah-masalah yang ada. (3) Analisis
kebijakan merupakan disiplin intelektual terapan yang bersifat reflektif, kreatif, imajinatif dan
eksploratori. (4) analisis kebijakan publik berkaitan dengan masalah-masalah publik, bukan
masalah pribadi walaupun masalah tersebut melibatkan banyak orang. Dalam mengkritisi
kebijakan publik, terdapat dua pendekatan yaitu:
(1) Analisis proses kebijakan (analysis of policy process), dimana dalam pendekatan ini,
analisis dilakukan atas proses perumusan, penentuan agenda, pengambilan keputusan,
adopsi, implementasi dan evaluasi dalam proses kebijakan. Jika dilihat dari item
analisisnya, pendekatan ini lebih melihat kandungan (content) sebuah proses
kebijakan.
(2) Analisis dalam dan untuk proses kebijakan (analysis in and for policy process),
dimana dalam pendekatan ini, analisis dilakukan atas teknik analisis, riset, advokasi
dalam sebuah proses kebijakan. Nampaknya, pendekatan ini cenderung melihat
prosedur proses kebijakan.
Hasil analisis kebijakan adalah informasi yang relevan bagi pihak-pihak yang akan
melaksanakan kebijakan. Analisis bisa dilakukan pada semua tahap proses kebijakan. Pada
tahap agenda setting, analisis dilakukan untuk mengidentifikasi masalah publik dan
memobilisasi dukungan agar masalah publik tersebut menjadi kebijakan publik. Hasil analisis
tahap ini adalah daftar masalah publik yang menjadi agenda pemerintah. Analisis pada tahap
selanjutnya dilakukan untuk menemukan alternatif kebijakan publik dengan menentukan
tujuan, sasaran, program dan kegiatan. Hasil analisis tahap ini adalah pernyataan kebijakan
(policy statement) yang biasanya berupa peraturan perundangan. Analisis pada tahap
selanjutnya mencakup interpretasi dan sosialisasi kebijakan, merencanakan serta menyusun
kegiatan implementasi kebijakan. Hasil analisis pada tahap ini adalah aksi kebijakan (policy
action). Analisis berikutnya adalah evaluasi implementasi kebijakan dengan memperhatikan
tingkat kinerja dan dampak sebuah implementasi kebijakan. Hasil analisisnya berupa
informasi kinerja yang akan menjadi dasar tindakan apakah kebijakan tersebut akan
diteruskan atau sebaliknya. Kegagalan sebuah kebijakan publik disebabkan oleh beberapa
kesalahan antara lain kesalahan dalam perumusan masalah publik menjadi masalah
kebijakan, kesalahan dalam formulasi alternatif kebijakan, kesalahan dalam implementasi
atau kesalahan dalam evaluasi kebijakan. Oleh karena itu analisis kebijakan dalam tiap tahap
merupakan satu hal yang krusial untuk mencegah kegagalan sebuah kebijakan.
Padahal kesiapan akan literasi (literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains,
literasi keuangan, literasi digital, literasi budaya dan kewarganegaraan) yang digandeng
dengan karakter (karakter moral: iman, takut akan tuhan, jujur, rendah hati, karakter kinerja:
ulet, kerja keras, tangguh, tidak mudah menyerah, tuntas) dan dilengkapi dengan kompetensi
(berpikir kritis, kreatif, komunikatif, kolaborasi atau kerjasama) merupakan perisai yang
sangat dibutuhkan untuk membantu membentengi kedaulatan bangsa dari gempuran
masyarakat dunia dalam kancah ekonomi, sosial, politik, hukum dan sektor kehidupan
lainnya di negara kita (Batubara, 2018).
Untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan lebih jauh meningkatkan indeks
literasi di Indonesia dibutuhkan peran segenap komponen, baik itu masyarakat perorangan,
kelompok, lembaga, dan usur-unsur pemerintah yang ada guna melakukan sosialisasi
pentingnya menumbuhkan dan memposisikan kegiatan membaca sebagai bagian dari
kebutuhan diri. Di era sekarang membaca tidak harus dengan menggunakan buku fisik,
namun bisa dilakukan dengan smartphon masing-masing yang dimiliki masyarakat. Sehingga
tidak ada alasan untuk tidak meningkatkan pengetahuan dengan tersebarnya buku-buku
digital dan artikel jurnal yang ada di portal-portal perpustakaan digital maupun di link jurnal-
jurnal ilmiah bereputasi sebagai bahan bacaan. Pada akhirnya mudahnya mendapatkan bahan
bacaan yang baik ini harus dijadikan aktivitas wajib dan dilakukan sebagai kebiasaan dan
rutinitas yang dirangsang setiap waktu.
Kebijakan Public Offline
Adapun gambaran metode pelaksanaan kegiatan, seperti tertera pada bagan berikut
(Batubara, et al, 2021; Nurmalina, et al, 2021; Zati, et al, 2021):
PERENCANAAN PELAKSANAAN REFLEKSI
a. Buku Digital
5. Literature.org http://literature.org
6. Feedbooks http://www.feedbooks.com/publicdomain
8. manybooks.net
9. bookboon.com
10. getfreeebooks.com
11. ebookdirectory.com
12. ebooklobby.com
13. free-ebooks.net
14. Bookyards.com
15. com.onlinecomputerbooks.qirina.com
16. books.google.com
17. opendirectory.com
18. https://z-lib.org/
b. Artikel Jurnal
1. https://scholar.google.com/
2. https://www.researchgate.net/search
3. https://www.scilit.net/
4. https://www.base-search.net/
5. https://www.neliti.com/id/
6. https://garuda.ristekbrin.go.id/
7. https://www.worldcat.org/
8. https://doaj.org/search/
9. https://app.dimensions.ai/discover/publication
Gambar 1. Tampilan Perpustakaan Digital
b. https://tldrthis.com/
Melihat pentingnya peningkatan kemampuan literasi yang salah satu usahanya dengan
membiasakan membaca buku ini, publik mempunyai ide untuk menjalin kerjasama dengan
Asosiasi Dosen Perguruan Tinggi Indonesia untuk melakukan pendampingan penguatan
literasi staf dan jaksa yang ada dengan teknik resume buku digital dengan aplikasi-aplikasi
yang mampu merangkum 1 buah buku menjadi 5-15 halaman saja. Kenapa teknik resume
buku digital yang dipilih karena tingginya kesibukan keseharian dalam menjalankan
kehidupan. Sehingga waktu untuk membaca sangat terbatas, dengan alasan ini perlu di
berikan metode membaca kilat yaitu dengan membaca rangkuman buku, sehingga dengan
waktu yang terbatas mampu menyelesaikan membaca dan dapat megambil kesimpulan isi
atau intisari 1 buku perhari.
Dengan kegiatan dan hasil pelatihan pengembangan indeks literasi melalui teknik
resume buku digital dalam penguatan kelembagaan di era industri 4.0 dan sosiety 5.0
diharapkan mampu menghasilkan dan luaran: (1) membangun kebiasaan membaca walaupun
waktu terbatas, (2) tidak terfokus dengan buku fisik dan bisa beralih ke buku-buku format
digital, (3) membangun kebiasaan mengunjungi perpustakaan-perpustakaan digital, (4)
kemampuan menggunakan aplikasi resume buku digital sehingga mendapatkan intisari satu
buku. Kegiatan dan pelaksanaan program ini akan dilakukan secara berkelanjutan, dan
komprehensif guna meningkatkan indeks literasi dalam membangun kualitas sumber daya
manusia Indonesia di tengah-tengah persaingan global yang semakin ketat.
Sumber :
http://driyamedia.bumimanira.org/2016/01/23/analisis-kebijakan-publik/
Lubis, A., Vestikowati, E., & Anggoro, T. (2022). Pelaksanaan Program Layanan Elektronik
Perpustakaan Daerah Pada Masa Pandemi Covid-19 Oleh Dinas Kearsipan Dan
Perpustakaan Kota Banjar.