Anda di halaman 1dari 4

1

Seminar Nasional Sistem Informasi, Informatika Dan Keamanan Siber


(SEINASI-KESI)
Jakarta-Indonesia, 1 Desember 2018

Aplikasi Mobile Absensi Mahasiswa Menggunakan


Fingerprint

Amir Syarifudin, Muchlis Widyoprakoso, Syaiful


Syafani, Andiko Nurutama Gunawan, Bagus Aries
Setiawan, M. Rizky Angga Nugroho
Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
email: amirelrasyid@gmail.com, instagrammoechlis@gmail.com,
syaifulsyafani@gmail.com, andiko.gunawan@gmail.com, baris75@gmail.com,
rizky.angga101@gmail.com
Jl. Rs. Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12450, Indonesia

Abstrak

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di zaman modern


ini, tentunya masyarakat tidak lepas dari kehidupan alat canggih dan internet.
Bahkan sekarang handphone/smartphone sudah menjadi bagian dari gaya hidup
masyarakat. Hampir semua orang dapat dipastikan sudah memiliki handphone.
Selain untuk berkomunikasi, mereka dapat mengakses berbagai hal-hal baru melalui
jaringan internet yang ada pada layanan handphone. Bahkan sudah ada alat yang
dapat mengidentifikasi sidik jari seseorang. Alat pengidentifikasi sidik
jari(Fingerprint Scanner) ini akan sangat efektif jika digunakan untuk presensi
mahasiswa. Dengan adanya internet dan sistem yang mengaturnya serta dilengkapi
aplikasi berbasis mobile yang dapat diakses oleh seluruh mahasiswa, dosen serta
orangtua mahasiswa yang bersangkutan. Cara ini diharapkan lebih efektif dan efisien
karena presensi mahasiswa dapat dipantau langsung oleh dosen maupun
orangtua/wali mahasiswa.
Metode ini diharapkan lebih efektif dan efisien daripada metode yang telah
digunakan sebelumnya. Karena mengingat perkembangan teknologi saat ini sudah
berkembang pesat. Internet sudah bukan merupakan hal yang asing bagi khalayak
umum. Maka dari itu untuk mencapai hasil yang maksimal, tentunya dibutuhkan
peran dari berbagai pihak antaralain melibatkan dukungan pemerintah, mahasiswa,
orangtua mahasiswa, serta dosen dan pihak kampus yang bersangkutan.

Kata kunci: mahasiswa, presensi, orangtua, dosen, efektif

1 PENDAHULUAN
Setiap orang pasti memiliki titik jenuh yang berbeda-beda. Titik jenuh itulah yang membuat
banyak orang yang mengalihkan aktivitas ke arah kegiatan lain atau bahkan menghindarinya.
Begitu pula dengan mahasiswa, mahasiswa adalah makhluk yang dianugerahkan kesempatan
mengenyam pendidikan tinggi untuk bekal masa depan. Di dalam prosesnya, tak jarang
mahasiswa mengeluhkan penatnya dalam proses belajar atau kesibukan yang ia miliki. Untuk
menghindari masalah tersebut, mahasiswa merasa wajar jika melakukan tindakan titip absen.
Titip absen, lebih tepatnya titip presensi. Absen merupakan ketidakhadiran, sedangkan
presensi adalah daftar kehadiran. Maka kata yang tepat adalah presensi. Tindakan ini adalah
cara yang digunakan mahasiswa untuk mengelabuhi ketidakhadirannya dengan cara meminta
2
rekanya untuk menandatangani daftar kehadirannya. Tindakan ini dinilai kurang disiplin
karena mahasiswa dikategorikan membolos atau tidak dapat mengikuti perkuliahan.
Alasanya dari titip presensi ini beragam, mulai dari tindakan yang sepele hingga kritis.
Mahasiswa yang melakukannya pun bermacam-macam. Kegiatan yang padat seharian atau
bahkan berhari-hari memang menguras banyak tenaga. Ditambah dengan tugas yang banyak
dan beban yang semakin menumpuk, mahasiswa menggunakan alasan lelah dalam melakukan
titip presensi. Yang dilakukannya pun ketika tidak masuk adalah bersantai ria di rumah atau
di kamar kos, mendengarkan musik, tidur, menonton televisi, main game, atau bahkan ngopi
menjadi hal yang nikmat ketika menghindari perkuliahan yang suntuk. Biasanya mereka yang
titip presensi ini tidak sendirian, ada teman lain pun yang ikut hal serupa.
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang mahasiswa miliki, sehingga mahasiswa
menemukan kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Kurangnya kebiasaan pada
pekerjaan yang banyak pun membuat mahasiswa selalu mengeluh sepanjang hari. Tanpa ia
sadari, bahwa ketika bekerja nanti dan lulus dari univesitas, pekerjaan yang ditemui tidak akan
berkurang namun justru akan bertambah. Begitulah persangkaan mahasiswa pada tugas yang
berlebih . Dengan alasan kesulitan mengerjakan, ia merelakan ketidakhadirannya pada kelas
mata kuliah dan meminta rekanya untuk menitipkan prensi. Kalau dilihat dari kejadian
tersebut, rekanya saja mengikuti perkuliahan walaupun memiliki tugas yang berlebih, namun
mengapa ia harus meminta tipsen ? Ini pun juga berhubungan dengan kemalasan yang
seringkali hadir pada diri kita yang jika tidak kita lawan maka menjadikebiasaan diri kita .

2 METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model waterfall

a. Requirements
Dalam melakukan penelitian ini tahap ini merupakan tahap yang paling penting.
Ini melibatkan pengumpulan informasi mengenai solusi akhir dari kebutuhan
dosen, mahasiswa, maupun orang tua mahasiswa serta pemahaman. Hal ini
melibatkan definisi yang jelas mengenai harapan dari produk akhir untuk
memecahkan masalah mahasiswa menitipkan absen. Dalam tahapan ini
dilakukan wawancara terhadap pihak yang terlibat, prototyping, dan
brainstorming.

b. Design
Tahap ini terdiri dari bagaimana perangkat lunak akan dibangun, dengan kata
lain perencanaan solusi perangkat lunak. Para pemangku kepentingan yang
terlibat dalam modul ini adalah para perancang sistem. Desain perangkat lunak
mungkin mencakup desain sistem dan desain komponen.
Spesifikasi kebutuhan dari tahap sebelumnya akan dipelajari dalam fase ini dan
desain sistem disiapkan. Desain Sistem membantu dalam menentukan
perangkat keras(hardware) dan sistem persyaratan dan juga membantu dalam
mendefinisikan arsitektur sistem secara keseluruhan.

c. Implementation
Pada tahap ini, perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai
serangkaian program atau unit program. Pengujian melibatkan verifikasi bahwa
setiap unit memenuhi spesifikasinya.
3

3 HASIL DAN PEMBAHASAN


Ada beberapa cara yang bisa dilakukan pihak kampus sehingga mahasiswa yang malas ini tidak
akan bisa berani melakukan kecurangan kehadiran atau titip presensi. Pertama adalah bila
dikampus masih menggunakan absensi tanda tangan manual berupa kertas absensi maka dosen
yang sedang mengajar dapat memanggil satu persatu mahasiswa yang telah melakukan presensi
tanda tangan. Cara seperti ini sepertinya akan melelahkan para dosen namun setidaknya
mahasiswa yang hadir lebih merasa dihargai dan bagi mahasiswa yang tidak hadir tanpa
keterangan dan memalsukan tanda tangan bisa lebih disiplin.
Yang kedua, dosen hanya cukup menghitung jumlah mahasiswa dan mencocokannya dengan
kertas absensi. Maka akan terlihat kekurangan mahsiswanya dan tanyakan siapa yang tidak
hadir. Tetapi hal ini dinilai kurang efektif, karena tidak semua dosen mau seperti itu.

DFD Level 0 Sistem Aplikasi Absensi

Penggunaan absensi fingerprint berbasis mobile ini akan membantu memperjelas kehadiran
mahasiswa kepada pihak kampus, dosen bahkan kepada orangtua mahasiswa. Agar informasi
yang disampaikan bisa lebih mudah dipahami seluruh pihak yang bersangkutan akan diberikan
akses untuk login ke dalam web/aplikasi sistem informasi akademik universitas yang telah
ditambahkan fitur kehadiran mahasiswa yang akan diupdate setiap harinya.
Oleh karena itu absensi dengan cara ini dianggap lebih efektif dan akurat. Mengapa harus
menggunakan aplikasi? Ini dikarenakan di era modern ini mobilephone dengan internet sudah
erat kaitannya dengan kehidupan seseorang sehari-hari dan dapat memberikan informasi
kepada semua pihak yang bersangkutan.

4 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Absensi Fingerprint
Berbasis Aplikasi Mobile ini diharapkan lebih efektif. Mesin absensi fingerprint wireless dapat
digunakan oleh seluruh mahasiswa, dan aplikasi mobile dapat digunakan oleh seluruh pihak
universitas, yaitu dosen dan orangtua/wali mahasiswa dengan mudah melalui aplikasi mobile
maupun dalam web.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), saat ini penggunaan
alat bantu yang lebih modern dapat digunakan lebih efektif. Dalam hal ini, pihak universitas,
dosen, orangtyua/wali mahasiswa, serta mahasiswa itu sendiri akan lebih dimudahkan dalam
mengakses serta mengontrol kegiatan belajar mahasiswa dalam kelas.
Banyak pihak yang akan diuntungkan dengan berjalannya metode ini, selain sebagai metode
4
untuk absensi mahasiswa. Metode ini juga dapat membantu memberantas kecurangan
mahasiwa dalam absensi kehadiran.
Scanning sidik jari dilakukan dengan alat elektronik (dalam hal ini mesin absensi sidik jari
wireless). Hasil scanning lalu disimpan dalam format digital pada saat registrasi atau
enrollment atau pendaftaran sidik jari. Setelah itu, rekaman sidik jari tersebut diproses dan
dibuatkan daftar pola fitur sidik jari yang unik. Pola fitur sidik jari yang unik tersebut kemudian
disimpan dalam memory atau database. Pola sidik jari yang unik ini disebut dengan istilah
minutiae. Pada saat identifikasi, pola minutiae tersebut kemudian dicocokkan dengan hasil scan
sidik jari.
Akses aplikasi dapat digunakan oleh pihak universitas, dosen, orangtua/wali mahasiswa, dan
mahasiswa itu sendiri dalam web/aplikasi sistem informasi akademik universitas.
Apabila terlaksana dengan baik, diharapkan metode ini dapat memberantas kecurangan
mahasiswa dalam absensi kelas yang sudah menjamur dikalangan mahasiswa. Metode ini
dirasa sangat efektif, karena diakses melalui aplikasi/web di mobilephone/pc yang mana semua
kalangan saat ini hampir sudah menggunakannya. Seluruh pihak yang bersangkutan dapat
mengakses aplikasi dengan mudah.

Referensi

[Online] www.definisi-pengertian.com/2015/08/definisi-pengertian-teknologi-
menurut-ahli.html
[Online] www.kaskus.co.id/thread/536fbd6aa3cb17c3488b45ef/fenomena-titip-
absen-mahasiswa/
[Online] www.kompasiana.com/armandhani/mengatasi-mahasiswa-yang-
memalsukan-daftar-kehadiran-kuliah_54f358f2745513982b6c7223

Anda mungkin juga menyukai