JURNAL BASICEDU
Research & Learning in Elementary Education
https://jbasic.org/index.php/basicedu
Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Berbasis Android pada Konsep Sistem
Peredaran Darah di Sekolah Dasar
Abstrak
Penelitian ini didasari oleh minimnya penggunaan media pembelajaran saat proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru, sehingga siswa menjadi jenuh dan kurang memahami konsep yang diajarkan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran mobile learning berbasis android, pemahaman
konsep anak didik setelah menggunakan media pembelajaran mobile learning berbasis android, dan respon
anak didik terhadap penggunaan media pembelajaran mobile learning berbasis android. Metode penelitian
yang digunakan pada metode penelitian pengembangan (Research and Development) dari Borg and Gall yang
terdiri 6 tahapan yaitu analisis masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi/uji ahli, revisi produk dan
uji coba produk (uji skala terbatas). Penelitian ini dilakukan di SDN Taman Baru 1 dengan subjek penelitian
di kelas V dengan 25 anak didik pada uji coba terbatas dengan menggunakan instrument berupa lembar angket
validasi ahli, soal pertanyaan sebanyak 5 butir soal dan angket respon anak didik. Hasil uji validasi oleh ahli
memperoleh rata-rata skor 84% yang termasuk dalam kategori “Sangat Layak”. Pemahaman konsep anak
didik setelah menggunakan media didapatkan dari hasil skor pretest dan posttest yang dihitung yakni sebesar
0,8 dengan kategori “Tinggi”. Respon anak didik terhadap penggunaan media pembelajaran dengan rata-rata
skor 83,8% dengan kategori “Sangat Baik”.
Kata kunci: IPA, mobile learning, android
Abstract
The background is on the lack use of the learning media during learning process conducted by teachers, so
students feel uninterested and less understanding of the learning concept. This research aims to find out the
validity of android-based mobile learning media, understanding the students’ concept after using android-
based mobile learning media, and students’ responses to the use of android-based mobile learning media.
This research is using the Research and Development method, referring to Borg and Gall’s development
model consisted of 6 stages of development processes, namely problems’ analysis, data collection, product
design, validation, product revisions, and product trials test (limited scale trials). The study conducted at SDN
Taman Baru 1 with taken the fifth-grade students as subjects consisted of 25 students to accomplished the
limited trial testusing instruments in the form of expert validation questionnaires, 5 questions and student
response questionnaires. The validation test results by the experts obtained an average score of 84% with a
very worthy category. The understanding students’ concept after using the learning media obtained from pre-
test and post-test scores calculated of 0,8 included in the high indicator. Students’ responses to the use
learning media gained an average score of 83,8% with a very worthy category.
Keywords: science, mobile learning, android
ditemukan dikelas V Tahun Ademik 2019/2020 Berangkat dari hal tersebut mobile learning
seperti anak didik kurang mengetahui dan berbasis android pada konsep sistem peredaran
memahami organ dalam sistem peredaran darah, darah adalah suatu produk yang mempunyai tujuan
anak didik kurang mampu dalam memahaminya mengetahui kelayakan media pembelajaran mobile
bagaimana proses-proses yang terjadi pada sistem learning berbasis android, pemahaman konsep
peredaran darah, permasalahan hal tersebut terlihat anak didik setelah menggunakan media
dari ketuntasan anak didik yang kurang mencapai pembelajaran mobile learning berbasis android,
standar yang telah ditentukan yakni sebanyak 15 dan respon anak didik terhadap penggunaan media
dari 25 anak didik. pembelajaran mobile learning berbasis android.
Berdasarkan hasil observasi terlihat kendala Media pembelajaran adalah perangkat atau
dalam hal penggunaan media yang belum dapat suatu alat berupa gambar, suara, dan audiovisual
meningkatkan pemahaman anak didik, itu yang membantu meringankan dan mempermudah
disebabkan karena guru hanya menggunakan pemahaman anak didik dan guru untuk menangkap
media yang kurang bervariasi, dan terkesan materi ajar yang akan disampaikan serta memberi
monoton juga guru tidak melakukan inovasi- gambaran nyata atau real guna mempertajam
inovasi dan kreativitas dalam proses belajar seperti pemahaman anak didik mengenai materi yang
cuma memanfaatkan buku pelajaran yang sudah disampaikan. Menurut (Daryanto, 2010:12) media
disediakan oleh pihak sekolah untuk dijadikan pembelajaran adalah seluruh objek baik manusia,
sebagai media dan sumber penuh dalam proses benda bahkan lingkungan sekitar yang dapat
pembelajaran dan akhirnya membuat anak didik dijadikan sarana untuk mengantarkan atau
jenuh dan culas untuk memahami konsep yang meneruskan pesan dalam pembelajaran sehingga
telah disampaikan. dapat membangkitkan ketertarikan, keinginan,
Mobile learning berbasis android ini daya pikir dan perasaan anak didik pada kegiatan
berisikan uraian atau materi, soal latihan dan belajar untuk menggapai tujuan.
pembahasan hingga game tentang konsep sistem Tanggapan (Jamaludin & Rachmatullah,
peredaran darah mata pelajaran IPA kelas 5 yang 2018:125) dalam kegiatan mengajar yang
tersusun secara sistematis agar mempermudahkan dilakukan oleh pendidik media pembelajaran
anak didik dalam mencari informasi mengenai memiliki fungsi sebagai berikut: (1) sebagai sarana
sistem peredaran darah tersebut. Mobile learning pembantu, (2) sebagai sumber belajar, (3) memikat
berbasis android pada konsep sistem peredaran perhatian anak didik, (4) memperlaju proses
darah diharapkan dapat menjadi bahan penunjang belajar mengajar, (5) menaikkan mutu atau
pembelajaran guru di dalam kelas agar kualitas belajar.
pembelajaran dapat lebih variatif sekaligus Menurut (Sutikno & Fathurrohman,
memudahkan anak didik memahami konsep pada 2010:67) macam-macam media dilihat dari
saat proses pembelajaran. jenisnya, media dibagi kedalam media auditif,
media visual dan media audiovisual. Tanggapan dapat melampaui kemajuan 30 Windows ataupun
Rudy Brets (Sanjaya, 2012:212), klasifikasi media, Apple.
yaitu: (1) Media gerak audiovisual, semacam: film Berikut ini adalah beberapa perkembangan
bersuara, kaset video, film televisi. (2) Media semi versi dari android: (1) Android 1.0 Apple Pie
bergerak, semacam: huruf jangkauan jauh. (3) dimunculkan 23 September 2008. (2) Android 1.1
Media visual bergerak, semacam: film bisu. (4) Banana Bread dimunculkan 9 Februari 2009 (3)
Media visual tidak bersuara, semacam: halaman Android 1.5 Cupcake dimunculkan 30 April 2009
tercetak, foto, mikrofon, slide tanpa suara. (5) (4) Android 1.6 Donut dimunculkan 15 September
Media audio, semacam: radio, televisi, pita radio 2009 (5) Android 2.0/2.1 Éclair dimunculkan 26
(6) Media cetak, semacam: buku, modul, bahan Oktober 2009 (6) Android 2.2 Froyo dimunculkan
ajar mandiri. 10 Mei 2010 (7) Android 2.3 Gingerbread
Mobile learning dijelaskan sebagai edukasi dimunculkan 6 Desember 2010 (8) Android 3.0/3.1
yang dilakukan dengan menggunakan perangkat Honeycomb dimunculkan 22 Februari 2011 (9)
tanpa kabel semacam handphone, personal digital Android 4.0 Ice Cream Sandwich dimunculkan
assistans (PDAs), atau laptop (O’Malley et al., 2011 (10) Android 4.1/4.2 Jelly Bean dimunculkan
2005:7). Mobile learning adalah pilihan dimana 2013 (11) Android 4.4 KitKat dimunculkan 2014
layanan pembelajaran harus bisa dilakukan dimana (12) Android 5.0 Lolipop (13) Android 6.0
dan kapanpun (Darmawan, 2011:15). Klasifikasi Marshmallow dimunculkan Juni 2015 (14)
M-Learning yaitu berdasarkan: (1) Jenis perangkat Android 7.0 & 7.1: Nougat dimunculkan Juni 2016
yang digunakan. (2) Menggunakan teknologi (15) Android 8.0 & 8.1: Oreo dimunculkan
nirkabel. (3) Jenis informasi yang dapat diakses. Agustus 2017.
(4) Jenis akses (daring/luring). (5) Lokasi. (6) Jenis (TIM EMS, 2015:6-7) memperlihatkan fitur
komunikasi (7) Dukungan untuk standar M- Android sebagai berikut: (1) peluang untuk
Learning. mengembangkan aplikasi memiliki prospek di
(Lee, 2012:2) android adalah sistem operasi dunia industri sebagai seorang pengembang, (2)
seluler yang memodifikasi Linux. Awal sederhanakan proses pengembangan aplikasi
dikembangkan dengan nama yang sama, yaitu android dengan berbagai API yang sepenuhnya
Android inc. Pada 2005 google menengok berapa dapat diakses dan siap digunakan (3) platform
banyak pengguna daring menggunakan perangkat terbuka (4) android dapat berjalan dilayar dengan
seluler dan melihat masa depan yang cerah untuk ukuran dan resolusi berbeda.
dunia seluler jadi google membeli android dan Menurut (TIM EMS, 2015:7-8) kelebihan
mulai mengembangkannya. Tanggapan (Seng, android adalah sebagai berikut: (1) multitasking,
2011:4) kemajuan android makin cepat dan stabil (2) layar beranda ponsel menampilkan
merilis terbitan baru untuk menyenangkan pemberitahuan diikuti dengan indikator atau suara
pengguna dan bahkan sekarang posisis android yang berkedip, (3) mendukung ribuan aplikasi
terverifikasi melalui situs Goole Play, (4) gunakan pada desain pengembangan yang dilakukan oleh
widget di home screen, untuk mempermudah dan (Sugiyono, 2011:408) yang dimodifikasi meliputi
mempercepat dalam membuka aplikasi. 6 langkah yaitu, Analisis Masalah, Pengumpulan
Selanjutnya Tanggapan (TIM EMS, 2015:7-8) Data, Desain Produk, Validasi / uji Ahli, Revisi
kelemahan android adalah sebagai berikut: (1) Produk dan Uji Coba Produk. Dibawah ini
limbah pendayagunaan baterai, (2) konsentrasi merupakan langkah-langkah dalam penelitian dan
Google, karena android merupakan open source pengembangan (R&D) ditunjukan pada bagan
dari Google, (3) degan tidak mendukung sebagai berikut:
penggunaan J2ME, ini karena android hanya
menggunakan bahasa dan pustaka serta UI berbeda Analisi Desain Produk
Pengumpu Mobile learning
s
dengan J2ME, (4) keamanan masih lemah. Untuk lan Data berbasis Android
Masala
beberapa vendor antivirus mempersipkan aplikasi h
Tanggapan (Depdiknas, 2006:124) masalah yang terdiri dari tiga tahap yaitu: (1)
“pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan analisis kurikulum ini dilakukan untuk
ilmu pengetahuan yang tidak hanya penguasaan menentukan kurikulum yang digunakan disekolah.
sekumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, (2) Analisis materi ini dilakukan untuk
atau prinsip, tetapi juga proses penemuannya. menentukan materi yang masih kurang dipahami
Selama proses pembelajaran lebih ditekankan pada oleh anak didik dan akan digunakan dalam
pengalaman langsung dengan tujuan pegembangan pengembangan media mobile learning berbasis
kompetensi untuk penelitian ilmiah dan android. (3) Analisis kebutuhan yang untuk
Penelitian ini dilakukan di SDN Taman dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur
Baru 1 Tahun Ajaran 2019/2020 dimulai dari 02 untuk merencanakan pengembangan suatu produk
Maret 2020 s/d 31 Agustus 2020. Desain penelitian yang dapat menghasilkan suatu bahan ajar yang
pengembangan yang akan ditempuh mengarah dapat dimanfaatkan oleh guru dan anak didik. Data
yang dikumpulkan pada tahap ini berupa studi dengan jumlah anak didik yang 25 orang atau yang
literatur dari data analisis kurikulum, analisis disesuaikan kebutuhan. Pada uji coba produk ini
materi, serta analisis kegiatan belajar mengajar anak didik diberikan lembaran angket untuk
materi sistem peredaran darah untuk analisis mengetahui respons, penilaian anak didik terhadap
kebutuhan mobile learning berbasis android mobile learning berbasis android sistem peredaran
menggunakan kuisioner, wawancara tidak darah serta soal untuk melihat apakah ada
terstruktur pada materi sistem peredaran darah. perbedaan pada pemahaman anak didik terhadap
Tahap desain produk, desain ini masih materi sistem peredaran darah setelah
bersifat hipotetis. Ini dianggap hipotesis karena menggunakan media mobile learning berbasis
efektivitasnya belum terbukti, dan akan diketahui android ini.
setelah lulus tes. Desain setiap produk harus Teknik pengumpulan data digunakan untuk
disajikan pada gambar kerja, pembuatan desain ini mengumpulkan data pada penelitian ini adalah: (1)
meliputi cover, materi, video animasi, soal latihan, wawancara tidak terstruktur, (2) observasi tidak
profil pengembang, daftar pustaka, KD dan terstruktur (3) lembar kuisioner, Pembuatan
indikator dan glosarium. kuesioner ini digunakan pada tahapan analisis
Tahap Validasi/uji ahli, sebelum di uji kebutuhan. (4) Lembar angket, yang diserahkan
cobakan produk yang telah dikembangkan, harus kepada ahli media dan ahli materi untuk
melewati tahapan validasi (uji ahli) terlebih menghasilkan perkiraan dan saran atau masukan
dahulu. Tujuannya agar mengetahui apakah mobile sebagai dasar revisi produk agar hasil temuan
learning berbasis android tersebut telah memenuhi penelitian dapat digunakan untuk menentukan
kriteria atau belum. Uji ahli untuk validasi mobile kelayakan produk. (5) Tes, untuk mengukur sejauh
learning berbasis android ini dilaksanakan dalam 2 mana pemahaman materi anak didik. (6)
kategori, yaitu: (1) ahli media (2) ahli materi. Pada Dokumentasi digunakan untuk melihat catatan atau
masing-masing ahli tersebut dilakukan oleh 2 file yang dibuat selama penelitian.
orang dosen. Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Analisis
Tahap revisi desain, pada tahapan ini Kebutuhan
dilakukan revisi dan hasil validasi dari para tim Kriteria Indikator
ahli untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan. Tipe smartphone Kepemilikan smartphone
yang dimiliki Jenis smartphone
Setelah lulus uji coba akan dimungkinkan untuk Penggunaan Awal menggunakan
mengetahui kelemahan-kelemahan dalam smartphone smartphone
Durasi penggunaan
pengembangan yang sedang berlangsung, smartphone perhari
Pemanfaatan Keperluan dalam
dilakukan dengan memberikan kritik dan saran smartphone menggunakan smartphone
melalui sebuah instrumen penelitian. Aplikasi yang sering
digunakan
Tahap uji coba produk, dilaksanakan dengan Penggunaan aplikasi media
pembelajaran
skala terbatas di SDN Taman Baru 1 pada kelas V
keterangan :
Persentase Penilaian (%) Interpretasi
<20 % Sangat Kurang g : rata-rata gain
21%-40% Kurang
41%-60% Cukup S post : rata-rata posttest
61%-80% Baik S pre : rata-rata pretest
81%-100% Sangat Baik
(Dimodifikasi dari Purwanto, 2017:103) S maks : skor maksimal
3) Tes Pemahaman Nilai yang diperoleh kemudian di
interpretasikan sesuai dengan kriteria dibawah ini:
Tabel 10. Skor Penilaian Pemahaman Konsep
Tabel 11. Kriteria Kategori Interpretasi
Skor Deskripsi
4 − Jawaban dari tugas sangat Rentang Skor Kriteria
Superior spesifik. (N-gain) ≥ 0,7 Tinggi
− Informasi yang diajukan sahih 0,7 > (N-gain) ≥ 0,3 Sedang
dan lengkap serta (N-gain) < 0,3 Rendah
memperlihatkan pemahaman (Dimodifikasi dari Nurhairunnisah & Sujarwo, 2018:1)
yang lengkap.
− Jawaban diungkapkan dengan
tulisan yang lancar
3 − Jawabannya memberi jawaban
Memuaskan untuk tugas itu.
HASIL DAN PEMBAHASAN materi dengan kompetensi dasar yang termuat pada
Pada tahap awal pembuatan media mobile kurikulum 2013. Tujuan dilakukan analisis materi
learning berbasis android ini dimulai dengan tahap yaitu agar materi dalam media pembelajaran
analisis masalah. Tahapan ini meliputi kegiatan mobile learning berbasis android sesuai dengan
analisis kurikulum, analisis materi dan analisis kompetensi dasar yang terdapat pada materi Sistem
kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan Peredaran Darah yang terdapat di tema 4.
observasi, wawancara tidak terstruktur dengan wali Tahap pengumpulan data dilakukan dengan
kelas, menyebarkan kuisioner serta melakukan cara studi literatur dan studi lapangan. Studi
pretest kepada anak didik kelas V di SDN Taman literatur diawali dengan penetapan KD yaitu 3.4
Baru 1. Hasil observasi dan wawancara tidak Menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya
terstruktur di SDN Taman Baru 1 hanya memakai pada hewan dan manusia serta cara memelihara
buku paket serta LKS yang disediakan pemerintah kesehatan organ peredran darah manusia. dan
juga sesekali menggunakan media gambar yang materi sistem peredaran darah pada kurikulum
dicetak dan juga belum dilengkapi dengan alat-alat 2013. Referensi yang digunakan pada analisis
penunjang untuk media pembelajaran seperti materi yaitu buku Tema 4 Sehat Itu Penting untuk
proyektor. Untuk pemahaman anak didik beberapa SD/MI Kelas 5 Semester Ganjil dan IPA Asik,
anak didik sudah memahami materi akan tetapi Mudah dan Menyenangkan 5A. Penerbit Grasindo
sebagiannya masih ada yang kurang memahami dan Kandel. Sedangkan untuk memperoleh data
materi sistem peredaran darah. Berdasarkan lapangan diambil dengan studi lapangan yakni
kuisioner dan pretest memang belum seluruhnya observasi pembelajaran, wawancara tidak
memahami materi sistem peredaran darah hal ini terstruktur pada guru kelas V SDN Taman Baru 1,
terlihat dari rentan nilai yang diperoleh anak didik penyebaran angkat dan pretest pada anak didik
pada pretest yakni 35-70. Sedangkan untuk kelas V SDN Taman Baru 1.
kepemilikan smarphone 20 dari 25 anak didik Pada awal pengembangan dan sebelum uji
memiliki smarphone sendiri dan 5 anak didik coba produk, peneliti membuat desain awal produk
lainnya masih ikut menggunakan smarphone milik Mobile learning berbasis Android Sistem
orang tuanya. Peredaran Darah untuk sekolah dasar. Berikut
Analisis kurikulum dilakukan dengan adalah gambaran dari Mobile learning berbasis
mendeskripsikan Kompetensi Inti (KI) dan Android Sistem Peredaran Darah:
Kompetensi Dasar (KD) menjadi indikator a. Media : Multimedia / Media Audiovisual
pembelajaran. Aspek tersebut perlu diidentifikasi b. Ukuran Download : 94,75 MB
karena setiap aspek kompetensi dasar c. Versi : 2508.0
membutuhkan jenis materi yang berbeda dalam d. OS : Minimal Android 5.0 (Lolipop)
proses belajar (Amri & Ahmadi, 2010:63). e. Isi : Menu utama, Profil, Kompetensi, Sumber,
Analisis materi dilakukan dengan menyesuaikan Setiap bagian sub materi, VIRASI (Video
Rata-rata
No Aspek Ahli Materi NP(%) Kategori Sangat
Penilaian Ahli I Ahli II Total Baik
1 Kelayakan 72 49 121
𝑥100%
150
Isi
= 80,7%
82 Berdasarkan tabel tersebut, hasil analisis
2 Kelayakan 46 36 𝑥100%
100
Penyajian data respons anak didik terhadap media mobile
= 82%
3 Penilaian 10 6 16
𝑥100% learning berbasis android memperoleh nilai akhir
20
Kontekstual
= 80%
Jumlah 128 91 219 rata-rata sebesar 83,8 % yang masuk dalam
NP (%) 128 91
𝑥100% 𝑥100% kategori “Sangat Baik”. Hal ini dikarenakan media
135 135
= 94,8% = 67,4%
81,1
tersebut baik dan mudah digunakan pada anak
∑ 𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 81,1%
didik kelas V.
Untuk mengetahui kemampuan pemahaman
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan konsep IPA anak didik setelah menggunakan
bahwa dari ahli materi I diperoleh jumlah 128 dari setelah menggunakan media mobile learning
27 pernyataan dengan persentase nilai 94,8%. berbasis android, digunakan instrumen tes. Tes
Adapun dari ahli materi II diperoleh jumlah 91 dari diberikan terdiri dari dua tahapan yaitu pretest dan
27 pernyataan dengan persentase nilai 67,4%. posttet.
Hasil jumlah keseluruhan validasi 2 ahli yaitu 219
dengan nilai rata-rata keseluruhan yaitu 81,1% S 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − S 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
dengan kategori “Sangat Layak” sehingga dapat S maksimal − S 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
digunakan (Purwanto, 2017:103). 89,6 − 52,6
=
Selanjutnya setelah dilakukan uji coba 100 − 52,6
37
terbatas akan menghasilkan produk akhir berupa =
47,4
media mobile learning berbasis android sebagai
= 0,78
media pembelajaran untuk anak didik kelas V SD
= 0,8
pada mata pelajaran dengan materi Sistem
Berdasarkan perhitungan diatas
Peredaran Darah. Adapun hasil penilaian analisis
menunjukkan bahwa gain skor yang diperoleh dari
data pada respons anak didik disajikan pada tabel
hasil rata-rata pretest dan posttest yakni sebesar
berikut:
0,8 dengan kategori “Tinggi” Dengan demikian
penelitian ini telah menunjukkan hasil positif
Tabel 14. Data Hasil Respons Anak didik
terhadap kemampuan pemahaman konsep anak
Ket Aspek Skor didik pada materi sistem peredaran darah
Media Materi Manfaat
(Nurhairunnisah & Sujarwo, 2018:1).
Total 163 162 94 419
Skor Pada tahap awal yaitu analisis masalah
Nilai
Akhir 81,5 81 94 83,8 % dilakukan dengan analisis kebutuhan, analisis
(%) kurikulum dan analisis materi. Selanjutnya
dilakukan uji ahli oleh 2 tim ahli yaitu, ahli media para ahli validasi pada penambahan logo
dan ahli materi dengan masing-masing ahli di UNTIRTA pada aplikasi, pemilihan ikon next,
validator oleh 2 orang dosen. Validasi dilakukan back, home, dan menu untuk dijadikan tombol. Hal
dengan tujuan apakah produk yang dikembangkan tersebut sudah diperbaiki oleh peneliti sehingga
layak untuk digunakan dalam pelajaran IPA di hal-hal yang sebelumnya belum sesuai kriteria
sekolah dasar atau tidak layak untuk digunakan. sudah terpenuhi dan mencapai kriteria yang
Hasil validasi media berdasarkan ahli sebagai ditentukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
berikut: (Rohinah, 2016:68) menyatakan bahwa
kemudahan dalam mengakses aplikasi membuat
Tabel 15. Rerata Skor Validasi Ahli anak didik menjadi lebih tertarik dalam
menurut (Sanjaya, 2012:135) kriteria penyusunan adanya kenaikan di nilai pretest dan posttest yang
materi dalam pengembangan media yaitu harus dilakukan anak didik.
sahih atau valid dan menarik minat anak didik. Hal ini sejalan dengan pernyataan (Sudjana
Sahih atau valid artinya materi yang disajikan and Riyai 2010:2) yang menyatakan bahwa media
benar-benar telah sesuai dengan gambar yang edukasi akan membuat pengajaran lebih memikat
digunakan, selain itu penyajian materi media perhatian anak didik sehingga dapat menanamkan
mobile learning berbasis android harus menarik motivasi belajar dan juga dapat memberikan materi
anak didik untuk mempelajarinya lebih lanjut. pengajaran menjadi lebih jelas sehingga anak didik
Uji coba terbatas dilakukan kepada anak dapat lebih memahami dan membuat anak didik
didik kelas V SD Taman Baru 1 dengan jumlah 25 menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
peserta duduk. Proses pembelajaran dilakukan Sedangkan (Purnama, Sesunan, and Ertikanto
dengan anak didik diberikan file apk kepada anak 2017:71) menyatakan bahwa media pembelajaran
didik melalui media sosial whatsapp dan kemudian yang dilengkapi latihan, tutorial, dan simulasi bisa
di pasang pada smarphone masing-masing anak memudahkan anak didik sehingga dapat
didik. Kemudian anak didik diarahkan dalam menambah dalam pemahaman konsep dan berpikir
penggunaan mobile learning berbasis android kritis.
mulai dari bagian VIRASI, RATERI juga Hasil pengisian angket respons anak didik
MALATI pada setiap sub materi yang disajikan. tersebut diperoleh skor pada masing-masing aspek
Kemudian dilakukan sesi tanya jawab dengan yaitu, aspek penyajian media memperoleh
peneliti. Setelah itu peneliti membagikan posttes persentase sebesar 81,5%, aspek penyajian materi
yang berjumlah 5 soal dan angket yang berisi 20 dengan persentase 81%, dan aspek manfaat dengan
pernyataan yang terdiri dari 3 aspek yaitu, aspek persentase 94%. Dari ketiga aspek hasil persentase
penyajian media, penyajian materi dan manfaat. tersebut diperoleh rata-rata skor sebesar 83,8%
Hasil tes pemahaman konsep anak didik dengan kategori “Sangat Baik” untuk hasil dari
menampakkan adanya peningkatan dalam angket respons anak didik.
pemahaman konsep anak didik yang dilihat dari Penilaian respons anak didik terhadap media
hasil pretest dan posttes yang sudah dilakukan mobile learning berbasis android pada aspek
dengan rata-rata nilai sebesar 52,6 dan 89,6. penyajian media memperoleh persentase sebesar
Selain itu peningkatan pemahaman konsep anak 81,5% termasuk dalam kategori “Sangat Baik”.
didik dapat dilihat dari gain skor yang diperoleh Hal ini sesuai dengan pemaparan (Susilana and
dari rata-rata pretest dan posttest yakni sebesar 0,8 Cepi 2007:187) bahwa anak didik cenderung lebih
dengan kategori “Tinggi” Dengan demikian menyukai hal menarik semacam warna memikat,
penelitian ini telah menunjukkan hasil positif gambar divisualisasikan dalam bentuk kartun atau
terhadap kemampuan pemahaman konsep anak animasi menarik sehingga dapat meningkatkan
didik pada materi sistem peredaran darah karena hasil belajar.
Penilaian respons anak didik terhadap media kategori “Sangat Layak”. Bedasarkan hasil
mobile learning berbasis android pada aspek tersebut, produk akhir yang berupa media
penyajian materi memperoleh persentase sebesar mobile learning berbasis android pada materi
81% termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. Hal sistem peredaran darah yang dihasilkan layak
ini sesuai dengan pemaparan (Sanjaya 2012:) digunakan untuk kegiatan pendidikan anak
kriteria penyusunan materi dalam pengembangan didik kelas V SD.
media yaitu harus sahih atau valid dan menarik 2. Pemahaman konsep anak didik setelah
minat. Sahih atau valid artinya materi yang menggunakan media Mobile learning Berbasis
disajikan harus benar-benar telah sesuai dengan Android pada mata pelajaran IPA konsep
sumber yang digunakan sehingga membantu Sistem Peredaran Darah didapatkan dari hasil
pemahaman anak didik. skor pretest dan posttest yang dihitung yakni
Penilaian respons anak didik terhadap media sebesar 0,8 dengan kategori “Tinggi” Dengan
mobile learning berbasis android pada aspek demikian penelitian ini telah menunjukkan hasil
manfaat memperoleh persentase sebesar 94% positif terhadap kemampuan pemahaman
termasuk dalam kategori “Sangat Baik”. Hal ini konsep anak didik pada materi sistem peredaran
sesuai pemaparan (Arsyad 2014:21-25) bahwa darah.
media pembelajaran harus mempunyai manfaat 3. Respon anak didik terhadap penggunaan media
bagi penggunanya, seperti dapat melibatkan anak pembelajaran berupa Mobile learning Berbasis
didik dalam proses pembelajaran yang berlangsung Android sebagai media penunjang
nantinya selain itu juga dapat mendorong rasa pembelajaran. Pada uji coba produk dengan
ingin tahu dan sikap kreatif anak didik. rata-rata skor 83,8% dengan kategori “Sangat
Baik”.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan DAFTAR PUSTAKA
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: Amri, Sofan, and Lif Khoirul Ahmadi. 2010.
Jakarta Pustakaraya Proses Pembelajaran
1. Kelayakan media mobile learning berbasis
Inovatif Dan Kreatif Dalam Kelas.
android sebagai media penunjang pembelajaran
Arikunto, Suharsimi. 2012. Rineka Cipta Prosedur
untuk anak didik sekolah dasar kelas 5 konsep Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Edisi
Revisi).
Sistem Peredaran Darah diperoleh dari hasil
Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran.
validasi tim ahli yakni ahli media dan ahli
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
materi. Hasil penilaian ahli media memperoleh Darmawan, Deni. 2011. Teknologi Pembelajaran.
rata-rata skor 86,2 % yang sesuai dengan Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
kategori “Sangat Layak”. Hasil penilaian ahli Daryanto. 2010. Media Pembelajaran.
Yogyakarta: Gava Media.
materi memperoleh rata-rata (Sudjana and
Depdiknas. 2006. “Panduan Penyusunan
Riyai 2010)skor 81.1 % yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.”