Anda di halaman 1dari 1

School, 09.

43 AM

“Dis, bisa anter gue?”

Kepala yang Gladys tempel di meja kini terangkat untuk menatap Jeno di depan mejanya sekilas, lalu
kembali menempelkan pipi kanannya ke permukaan meja.

“Kemana jeeeennnn?” suara yang di keluarkan Gladys seolah menjelaskan bahwa ia kini sedang tidak
bersemangat dalam melakukan apapun.

“Ketemu ketua OSIS SMK” Jelas jeno singkat

Perlu di ketahui bersama, bahwa sekolah Gladys dan Jeno ini ada di lingkungan kompleks pendidikan
Yayasan Bina Bangsa. Di sana terdapat 3 lembaga pendidikan yang masih di bawah naungan Yayasan
Bina Bangsa di antaranya SMP Bina Bangsa, SMA Bina Bangsa dan SMK Bina Bangsa.

“Ngapain siiiihhh, males ah di sana cowok semua”

Mengingat jurusan yang tersedia di SMK adalah otomotif, maka rata-rata murid SMK Bina Bangsa
memang di dominasi oleh laki-laki. Bahkan mungkin hampir seluruh murid SMK adalah laki-laki. Karena
sepenglihatan Gladys saat kebetulan melewati lingkungan SMK, ia hanya melihat 2-3 murid perempuan
di SMK.

“Ini loh diiiisss, ngasih surat ajuan peminjaman Soundsystem” Jeno menggerak-gerakkan sebuah amplop
putih berisi surat di hadapan wajah Gladys yang kini matanya sudah tertutup rapat.

“Jen? Ngga bisa pulang sekolah aja? Ini bentar lagi jam istirahat, pasti di sana rame banget deh.” Kini
Gladys menutup seluruh wajah menggunakan buku paket Geografi.

“Lagian kenapa ngga sama Rena aja sih? Dia kan sekertaris OSISnya, heran deh gue. Kenapa lo malah
ngurusin sesuatu tentang OSIS malah sama gue?” Gladys berseru di balik buku yang menutupi wajah.

“Ayo ah dis, gue gamau nerima penolakan apapun ya, anak IPA masih ada kelas soalnya. Lagian ini
Soundsystem juga bakal di pake sama anak anak PMR juga kan buat seminar minggu depan? Apa ngga
usah gue bantu pinjemin aja? Biar lo sama anak anak PMR yang nyari sendiri?”

Mendengar serentetan kalimat yang di lontarkan Jeno membuat kepala Gladys perlahan terangkat, tentu
masih diiringi dengan rasa malasnya. Ancaman Jeno sukses membuatnya membuang rasa magernya
dengan terpaksa.

“ Jelek banget ancaman lo” Ujarnya berjalan mendahului Jeno.

“ Lagian males banget kalo gue ajak “ Jeno kini mulai mensejajarkan langkahnya.

“ Bukan males ya, heran aja gitu. Sekertaris OSIS kan Rena, kenapa selalu gue yang nemenin elu
ngurusin sesuatu? “

Anda mungkin juga menyukai