Anda di halaman 1dari 6

SMART GREEN CAMPUS: KAMPUS RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS

TEKNOLOGI

Di negeri tercinta Indonesia ini, usia pelajar SMA serta sederajatnya


tentu telah memasuki masa remaja. Yang artinya, dalam hal pemikiran pun
sudah cukup dewasa. Hal ini bisa dilihat dari cara mereka menentukan
keputusan tentang bagaimana kelanjutan perjuangan mereka setelah lulus
jenjang sekolah. Ada yang memutuskan untuk terjun ke dunia kerja, entah
itu melalukan persiapan pelatihan terlebih dahulu sebelum masuk ke dunia
kerja, atau bahkan langsung terjun masuk dunia kerja. Juga ada yang belum
puas untuk terus melanjutkan pendidikan studi. Entah itu studi yang berbasis
klasik, seperti pondok pesantren, maupun studi yang berbasis akademik
perguruan tinggi. Bagaimana mereka menentukan apakah mereka
melanjutkan ke universitas, institut, atau politeknik, perguruan tinggi negeri
atau swasta, perguruan tinggi umum maupun yang berbasis agama, pasti
masing-masing individu calon mahasiswa baru sudah memiliki
pandangannya masing-masing.

Nah, salah satu perguruan tinggi dari PTKIN yang menarik perhatian
kali ini adalah Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Ya, kampus ini
terletak di Kota Semarang. Sebuah kota yang menjdi pusat peradaban di Jawa
Tengah. Sudah barang tentu para mahasiswa barunya memiliki pandangan
dan alasan-alasan yan kuat mangapa mereka memilih jalan untuk menjadi
seorang penempuh pendidikan di universitas ini.

Salah satu universitas papan atas di Perguruan Tinggi Keagamaan


Islam Negeri (PTKIN), yang tidak lain membuatnya menjadi salah satu
perguruan tinggi islam negeri ternama di Indonesia. Tak hanya itu,
bersumber dari website walisongo.ac.id dari sisi akreditasi pun, UIN
Walisongo tak bisa dipandang sebelah mata. Dari 43 program studi, 49%
diantaranya telah terakreditasi A, demikian juga dengan akreditasi institusi
universitas yang juga berpredikat A.

Di samping itu terdapat hal-hal menarik yang menjadi alasan


mahasiswa baru memilih UIN Walisongo. Alasannya karena tagline-nya
“Smart and Green Campus”. Sebuah tagline yang menggagaskan sebuah
suasana kampus yang tidak hanya green atau ramah lingkungan, tetapi juga
smart. Yang berarti bukan hanya jiwa yang smart tetapi sistemnya yang juga
smart. Hal itu dibuktikan dengan fasilitas yang ada di kampus sudah
menggunakan smart technology dan ramah lingkungan.

Konsep Green mulai populer sejak 1992 dengan istilah Green School,
sampai pada tahun 2007 baru muncul istilah Green Campus yang diuji pada
Tongji University di mana konsep green dan teknologi ekologi telah
dimasukkan ke dalam praktek pembangunan kampus, operasional, energy
dan sumber daya yang menjadikannya sebuah model yang sukses tentang
kampus yang hemat.

Menurut Humblet, Sebuah kampus hijau (Green Campus) adalah


komunitas pendidikan tinggi yang meningkatkan efisiensi energi, konservasi
sumber daya dan meningkatkan kualitas lingkungan dengan mendidik untuk
keberlanjutan dan menciptakan hidup sehat dalam lingkungan belajar.
Penggunaan teknologi untuk menunjang kampus yang ramah
lingkungan (Green Campus berbasis teknologi informasi) merupakan konsep
yang berdasar pada perkembangan teknologi informasi untuk sebuah
kampus. Teknologi informasi tersebut adalah teknologi yang mampu
menghasilkan dokumen dan informasi tanpa menggunakan kertas (Paper
Less). Dengan dukungan teknologi informasi, sumber daya manusia yang
memiliki kesadaran terhadap penyelamatan lingkungan dan peraturan dari
lembaga perguruan tinggi yang menunjang pada pelaksanaan kampus ramah
lingkungan. Konsep Green Campus berbasis Teknologi Informasi memiliki
beberapa komponen pendukungnya diantaranya:

1. Soft Document
Perkembangan teknologi informasi yang mampu menghasilkan
dokumen tanpa kertas (paper less) merupakan teknologi yang mampu
mengefisiensikan penggunaan kertas pada proses kegiatan di kampus.
Setiap tahunnya kampus menghasilkan dokumen dalam proses
kegiatannya seperti dokumen presensi, dokumen bukti transaksi,
dokumen laporan kegiatan kampus, dokumen kebijakan kampus, dan
dokumen lain yang setiap tahun dihasilkan. Dengan mengalihkan
dokumen kertas menjadi Soft Document (dokumen lunak). Soft
Document adalah sebuah dokumen yang dihasilkan oleh teknologi
informasi tanpa harus dicetak, namun dapat diterima oleh yang
berkepentingan. Dokumen ini dapat diaplikasikan dari sebuah
program yang mampu mengirim informasi lewat sms, email maupun
layar monitor kepada yang membutuhkannya. Sebagai contoh bukti
transaksi yang dapat dikirim lewat sms, laporan yang dapat dilihat
lewat layar komputer dan bisa disetujui oleh pihak terkait, laporan
presensi yang dihasilkan dari peralatan finger print yang dapat berupa
Soft Document tanpa harus dicetak.
2. Online Document
Pada kegiatan perkuliahan menghasilkan beberapa laporan
mahasiswa yang berasal dari kegiatan penelitian atau penugasan dari
dosen. Laporan ini dapat dialihkan menuju pada bentuk dokumen
secara online. Dosen dan mahasiswa dapat mengunakan sarana online
untuk menampung tugas-tugas dan hasil karya mahasiswa dan dosen
sendiri. Dengan cara ini pengunaan kertas dapat diminimalkan.
Sebagai contoh jika sebuah kelas terdiri dari 35 mahasiswa yang
menghasilkan laporan setiap minggunya, laporan ini tentunya terdiri
minimal 10 lembar kertas, jika jumlahkan ada 350 lembar kertas yang
terkumpul pada seorang dosen untuk satu tugas. Perlu diketahui
bahwa dalam satu kampus ada beberapa orang dosen apalagi jika
kampus itu besar pasti akan mengkonsumsi jumlah kertas yang
banyak. Jika seluruh perguruan tinggi di Indonesia dapat beralih ke
Online Document maka akan terjadi penurunan jumlah pemakaian
kertas dan tentunya juga akan menyelamatkan beberapa pohon yang
seharusnya ditebang.
3. Elektronic Book
Buku merupakan sarana utama dalam proses pembelajaran,
teknologi buku online (Ebook) sudah beberapa tahun ini dimanfaatkan
oleh masyarakat maupun perguruan tinggi namun belum secara
maksimal digunakan. Dengan teknologi ebook penggunaan buku dapat
semakin ditekan. Sebagai contoh dari sebuah web dosen yang
memanfaatkan fasilitas online dalam pengelolaan sarana pendukung
perkuliahan seperti modul, buku dan tugas yang dikumpulkan dan
disebarkan secara online (Danuri, M, 2015). Selain mudah didapat dan
murah penggunaan ebook juga dapat memberikan kontribusi yang
besar terhadap penurunan jumlah pemakaian kertas.
4. IT Support
Teknologi informasi memberikan kemudahan dan efisiensi
pada setiap kegiatan, yang seharusnya diarahkan pada kegiatan
kampus yang hijau. Penerapan teknologi ini dapat diterapkan pada
komponen Soft Document, Online Document, Elektronic Document.
Dukungan teknologi informasi menjadi bagian utama dari proses
kegiatan yang terjadi di kampus. Pembangunan sistem informasi
kampus yang memiliki konsep Green Campus harus lebih nyata di
rencanakan dan dikembangkan sehingga teknologi ini benar-benar
bermanfaat untuk mendukung pelaksanaan Green Campus. Sistem
tersebut antara lain sistem informasi akademik, sistem presensi,
sistem pelaporan hasil studi, sistem agenda dosen, sistem diskusi
online , sistem jurnal online dan sistem pendukung kegiatan kampus
yang lain.
5. SDM Support
Kesadaran akan pentingnya Green Campus dalam upaya
penyelamatan lingkungan hidup harus semakin ditingkatkan, setiap
elemen dari perguruan tinggi harus dapat memberikan kontribusi
setiap saat dalam kegiatannya di sebuah kampus. Dosen, mahasiswa,
karyawan dan elemen perguruan tinggi harus memiliki kesadaran
pentingnya penyelamatan lingkungan hidup.
6. Regulation Support
Pelaksanaan konsep kampus hijau (Green Campus) perlu didukung
sebuah peraturan dari perguruan tinggi khususnya dan pemerintah
pada umumnya. Perlu adanya aturan yang jelas untuk pelaksanaan
konsep ini, misalnya bagi setiap dosen yang diharuskan memiliki
sebuah website untuk menampung tugas, materi dan pengumpulan
berkas yang lain secara online sehingga tercipta suasana lingkungan
yang paper less. Peraturan dapat diimplementasikan kepada setiap
elemen yang ada disebuah perguruan tinggi dan diberikan dukungan
material bagi pelaksanaannya. Bila dimungkinkan perguruan tinggi
memilik sebuah departemen khusus yang mengelola dan bertanggung
jawab pada pelaksanaan Green Campus.
Perkembangan teknologi seharusnya dapat dimanfaatkan bagi
kesejahteraan umat manusia menuju pada kesadaran akan pentingnya
menyelamatkan lingkungan hidup. Perguruan tinggi dapat ikut berperan
dalam kegiatan penyelamatan lingkungan dengan melakukan beberapa
perubahan yang mengarah pada pengurangan penggunaan kertas (paper
less) dan menuju pada konsep Green Campus.

Anda mungkin juga menyukai