INTERPRETIF
PROGRAM STUDI
AKUNTANSI TEORI
AKUNTANSI
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
melimpahkan rahmat dan hidyahNya kepada kita semua sehingga makalah yang berjudul
“PENGUNGKAPAN DAN SARANA INTERPRETIF” ini dapat diselesaikan dengan tepat
pada waktunya. Walaupun saya sadar bahwa makalah masih jauh apa yang menjadi harapan
dari pembimbing. Namun sebagai awal pembelajaran dan agar menambah semangat, bukan
sebuah kesalahan jika saya mengucapkan kata syukur.. Kesalahan dalam makalah ini jelas
ada. Namun bukanlah kesalahan yang tersengaja melainkan karena khilafan dan kelupaan.
Dari kesemua kelemahan tersebut kirannya dapat dimaklumi.
Dan ucapan terimakasih kepada :
1. Ibu Septiana . Selaku dosen serta pembimbing kami dalam menyelesaikan
makalah ini
2. Teman teman yang telah membantu kami dalam terselasinya makalah kami
dengan tepat waktunya.
Demikian, harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan
menambah referensi yang baru sekaligus ilmu pengetahuan yang baru pula, amin.
Penyusun
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
2.1 KONSEP PENGUNGKAPAN.............................................................................................5
2.1.1 PIHAK YANG DI TUJU..............................................................................................6
2.1.2 FUNGSI DAN TUJUAN...............................................................................................6
2.1.3 KELUASAN DAN KERINCIAN PENGUNGKAPAN..............................................6
2.1.4 KENDALA PENGUNGKAPAN..................................................................................7
2.1.5 PENGUNGKAPAN SUKARELA...............................................................................8
2.1.6 REGULASI PENGUNGKAPAN.................................................................................8
2.1.7 YANG PERLU DIUNGKAPKAN...............................................................................9
2.1.8 METODE PENGUNGKAPAN..................................................................................10
2.2 SARANA INFERPRESTASI.............................................................................................13
2.2.1 MASALAH YANG TERJADI...................................................................................14
BAB III......................................................................................................................................18
PENUTUP.................................................................................................................................18
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengertian pengungkapan dalam arti sempit menurut Suwardjono,
“Pengungakapan berarti penyampaian informasi relevan selain melalui statemen
keuangan.” Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menentukan luasnya
pengungkapan tujuan pengungkapan, manfaat pengungkapan dan biaya yang harus
ditanggung dalam penyusunannya. Faktor regulasi juga menjadi bagian penting dari
pengungkapan, jika perusahaan memperoleh dananya dari publik atau pasar modal.
Metode pengungkapan yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan
telah diatur dalam standar akuntansi atau peraturan lain yang mengatur pengungkapan
tersebut. Informasi yang dapat disajikan dalam pengungkapan statemen keuangan
diantaranya adalah catatan kaki, penjelasan dalam kurung, istilah teknis, lampiran,
komunikasi manajemen dan catatan dalam laporan auditor.
Pengungkapan yang sampai sekarang masih menjadi pembahasan teoritis
adalah pengungkapan perubahan nilai dan kedudukannya dalam pelaporan keuangan.
Dalam Suwardjono telah dijelaskan bahwa, pengungkapan perubahan nilai dapat
dilakukan dengan memisahkan dan tetap menyajikan secara terpisah hasil perubahan
penilaian aset berdasarkan kos historis dengan penilaian berdasarkan selain kos
historis, hal tersebut dimasudkan agar kualitas keterandalan dan keberpautan masih
teteap terjaga antar informasi tersebut.
Menurut Patton dan Littleton juga menyatakan bahwa pengungkapan sarana
interpretif dalam pelaporan keuangan sah-sah saja, jika rerangka akuntansi pokok atas
dasar kos tetap dipertahankan.
e. Pengungkapan Wajib
pengungkapan ini harus dipertimbangkan atas dasar apakah informasi yang
sama sebenarnya dapat diperoleh pemakai dari sumber lain ( secara online
melalui internet ).
Epstein dan Pava dalam Evans (2003) menghasilkan temuan yang dapat menjadi
pertimbangan penyusun standar untuk menentukan tingkat pengungkapan yang
sebenarnya tidak perlu diungkapkan sebagai berikut:
i. Analisis tentang perubahan hasil operasi terutama laba atau rigi, laba
kotor penjualan, dan biaya administrasi.
ii. Analisa tentang likuiditas, sumber pendanaan, penggunaan
pinjaman, serta analisis investasi.
iii. Harapan manajemen masa dating tentang konsisi politik, sosial, dan
ekonomi dan hal-hal yang mungkin terjadi akibat ketidakpastian
kondisi sekarang.
iv. Tanggapan dan harapan manajemen kejadian atau perubahan
nonfinansial yang memengaruhi operasi manajemen.
v. Rencana-rencana perubahan kejadian penting di masa datang.
vi. Rencana pengeluaran capital serta riset dan pengembangan.
vii. Analisis laporan keuangan yang diwujudkan dalam bentuk rasio dan
tren beserta
7) Catatan dalam laporan auditor
Pengungkapan yang dinilai auditor telah memadai dan wajar sesuai PABU
secara otomatis akan tercermin dalam statemen keuangannya. Pengungkapan
oleh auditor berkaitan dengan hal:
a. Perubahan akuntansi dan konsistensi
b. Keraguan tentang kelangsungan perusahaan
c. Persetujuan atas penyimpangan dari PABU
d. Penekanan suatu hal dalam statemen atau kejadian
e. Pengaitan nama auditor dengan statemen keuangan takauditan
f. Statemen keuangan komparatif yang salah satu diaudit auditor lain.
g. Pembatasan lingkup audit dan independensi auditor
Pengangguran Sementara
Kalau fasilitas fisis tertentu tidak digunakan karena alasan musim atau
lainnya maka pengangguran sementara fasilitas tersebut tidak dapat
dijadikan alasan untuk melakukan pengurangan besar kos aset. Demikian
juga halnya dengan pengurangan intensitas penggunaan sama sekali tidak
dapat dijadikan alasan untuk pengurangan kos menjadi rugi.
Fluktuasi nilai atau harga aset tidak dapat disangkali lagi sangat penting
yang tercermin dalam perubahan harga-harga barang secara keseluruhan.
Gejala perubahan tingkat harga lebih berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan dan perubahan nilai uang mengakibatkan untung atau rugi yang
cukup besar.
Dengan uraian tentang sarana interpretif disimpulkan bahwa rerangka akunansi
pokok memang memiliki kelemahan karena adanya perubahan nilai yang terjadi
karena fluktuasi harga atau karena perubahan daya beli. Buku besar harus tetap
dipelihara karena berisi kos aktual atau historis sedangkan revisi dapat dilakukan
dengan menyediakan buku besar secara terpisah untuk mencatat revisi dan berfungsi
sebagai akun penambahan (adjunct accounts) atau akun penilaian (valuation
accounts.).
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengungkapan laporan keuangan dalam arti luas berarti penyampaian (release)
informasi. Sedangkan menurut para akuntansi memberi pengertian secara terbatas yaitu
penyampaian informasi keunagan tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan
biasanya laporan tahunan. Informasi itu sekaligus menjadi bahan untuk keperluan
pengungkapan informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan
biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap.
Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) informasi yang diharuskan oleh peraturan
yang berlaku, dalam hal ini peraturan dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam). Sedangkan pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi yang
dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku
atau pengungkapan melebihi yang diwajibkan..
Perusahaan akan melakukan pengungkapan melebihi kewajiban pengungkapan
minimal jika mereka merasa pengungkapan semacam itu akan menurunkan biaya
modalnya atau jika mereka tidak ingin ketinggalan praktik-praktik pengungkapan yang
kompetitif. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan akan mengungkapkan lebih sedikit
apabila mereka merasa pengungkapan keuangan akan menampakkan rahasia kepada
pesaing atau menampakkan sisi buruk perusahaan di depan berbagai pihak.